Elisabeth D. Harahap
Bagian Mikrobiologi
FK UKRIDA
BAKTERI ENTERIK BATANG GRAM NEGATIF
2% 3%
4%
4%
Escherichia
Klebsiella
45% Enterobacter
20% Proteus
Enterobacter E. coli
Serratia
Citrobacter
Other
22%
Klebsiella
Bakteri enterik yang merupakan flora normal di
saluran cerna, contoh:
Escherichia, Enterobacter , Klebsiella, Proteus
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada bagian
tubuh lainnya.
Endotoxin
Capsule
Antigenic phase variation
Type III secretion system
Sequestration of growth factors
Resistance to serum killing
Antimicrobial resistance
Faktor virulensi pada Enterobacteriaceae
Endotoksin aktivitas toksin ini tergantung
pada komponen lipid A dari lipopolisakharida
yang dilepas pada saat lisis sel.
Efek patofisiologik :
aktivasi komplemen yang menyebabkan
pelepasan sitokin, lekositosis,
trombositopenia
“disseminated intravascular coagulation”,
demam, menurunnya sirkulasi darah tepi,
shock dan mati.
Kapsul Enterobacteriaceae yang berkapsul
dapat terhindar dari fagositosis.
Penyakit
Septikemia (intra-abdominal infection
perforasi usus)
Infeksi saluran kemih (UTI) 80%
sistitis, pyelonephritis, prostatitis
Neonatal meningitis ( strain berkapsul / Ag K)
Gastroenteritis (ETEC, EPEC, EIEC, EHEC, EAEC)
umumnya di negara berkembang
Transmisi
Habitat normal : usus manusia dan hewan
Dapat berkolonisasi pada bagian bawah uretra
dan vagina
Penularan : endogen dan eksogen (fecal-oral)
Faktor virulensi
Endotoksin Lipopolisakharida
Kapsul Ag K1
Adhesin
- Colonization factor antigen
(CFA/I, CFA/II, dan CFA/III)
- Aggregative adherence fimbriae
(AAF/I dan AAF II)
- Bundle-forming pili (Bfp)
- Intimin
- P pili (berikatan dgn antigen P darah)
- Ipa protein (invasion plasmid antigen)
- Dr fimbriae ( berikatan dgn antigen Dr darah)
Eksotoksin
- Heat stable toxin (STa dan STb)
- Heat labile toxin ( LT-1 dan LT-2)
- Hemolysin
- Shiga toxin ( Stx-1 dan Stx-2)
Patogenesis
Berbagai faktor virulensi telah diidentifikasi
Endotoksin terdapat pada semua strain
Adhesin berperan pada UTI
Faktor kolonisasi pada infeksi saluran cerna
Kapsul neonatal meningitidis
Enterotoksin gastroenteritis
Ada 5 grup E. coli penyebab gastroenteritis :
Identifikasi Laboratorium :
• Tidak meragi laktosa
• Ureasa positif dan Oksidasa negatif
• “bipolar staining” (Wayson)
• Anaerob fakultatif
• Bergerak pada 25⁰ C ; tidak bergerak pada 37⁰ C
Transmisi :
Patogenesis
Infeksi oral (melalui makanan, minuman)
atau kontak dengan hewan/produk hewan
terinfeksi.
C. jejuni sensitif asam lambung.
dengan menelan 104 mo
menimbulkan infeksi
Bakteri memperbanyak diri dalam usus kecil
menembus epitel usus inflamasi tinja dgn
sel darah merah dan lekosit.
Kadang-kadang aliran darah demam enterik
Manifestasi klinis
- kejang perut, diare disertai darah,
sakit kepala, dan demam.
- C. jejuni biasanya sensitif Eritromisin
Infeksi Campylobacter jejuni dapat menyebabkan
Guillain-Barré Syndrome (GBS)