Anda di halaman 1dari 86

Bakteri Gram-

negatif
Escherichia coli
Salmonella

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl &
MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl &
MIKAL
Escherichia coli

Coliform —
enterobacteria
which ferment
lactose
PENYAKIT BAKTERIAl &
MIKAL
ESCHERICHIA COLI

 Famili Enterobacteriaceae
 6 spesies Escherichia, hanya E. coli yang
patogen
 Batang Gram negatif
 Flagela peritrichous
 Galur invasif bersifat non motil
 Fakultatif anaerobik
 Tidak membentuk spora

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
 Flora normal saluran usus
 E. coli di air  petunjuk adanya pencemaran
tinja
 Menyebabkan :
- septicaemia pada anak sapi, babi, anjing,
domba
- diare pada hewan baru lahir
- edema pada babi
- opportunistik  UTI, abses, pneumonia

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Characteristics

Morphology
• usually motile, produce
peritrichous flagella
• some produce polysaccharide
capsules
• grow well on non-selective
media, forming smooth,
colourless colonies 2-3 mm in
diameter in 18h on nutrient
agar
• temperature (15-45℃)

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
ANTIGEN

 K antigen (capsules)
 H antigen (flagella)
 Adhesin (fimbriae atau pili)
 O antigen (lipopolisakarida)
 Protein

 80 K antigen, 171 O-group, 56 H antigen

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Many strains Serotypes
Antibody – antigen rxn

 O antigen
 Somatic (on LPS)
 171 antigens
 H antigen
 Flagella
 56 antigens
 K antigen
 Capsule and or
fimbrial antigen
 80 antigens O18ac:H7:K1

18th O antigen 1st K antigen


7th H antigen
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
FACTOR VIRULENSI

ADHESIN (dikenal sebagai fimbriae atau pili)


 Protein yang memperantarai perlekatan
 Faktor virulensi yang penting bila bakteri ada
di permukaan mukosa
 Beberapa tipe adhesin E. coli :
1. F4 (K88), F5 (K99), F6 (987P), F17, F41
 ETEC
2. F17 (seperti CS31A)
 EIEC
3. CS31A (seperti F17)
 EIEC PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Lanjutan :

4. AAF (aggregative adherence fimbriae)


 enteroaggregative E. coli
5. Bfp (bundle forming pilus)
 enteropathogenic E. coli
6. Curli
 extracelluler matrix protein
7. OmpA (outermembrane protein A)
 enterohemorhagic E. coli

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


CAPSULE
 Capsular polysaccharides (K antigen)
 EIEC
 Melindungi outermembrane dari kerusakan membran,
menghambat perlekatan ke dan penelanan oleh sel
fagosit inang

DINDING SEL
 Lipopolisakarida
 Lipid A

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


ENTEROTOKSIN
 Heat Labile Toxin (LT)
 Heat Stable Toxin (ST)
 Enteroaggregative E. coli heat stable enterotoxin 1
(EAST1)

LABILE TOXIN (LT)


- terdiri dari 2 sub unit : A dan B
- sub unit B adalah multimer yang berikatan pada
ganglioside
pada permukaan sel epitel usus inang
- diikuti dengan translokasi sub unit A memasuki
membran
sel inang
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Lanjutan :

- Secara serologi ada 2 subklas LT : LT I dan LT II


- LT I : isolat E. coli dari manusia (LTh-1)
isolat E. coli dari babi (LTp-1)
- LT II : isolat E. coli dari sapi, kerbau lumpur, manusia,
pangan

STABLE TOXIN (ST)


- terdiri dari : STa dan STb

EAST 1
- mirip dengan STa

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


ENTEROTOXIN LAIN :
 Shiga and Shiga like Toxin (SLT)
- disebut juga Vero Toxin
- terdiri dari 2 tipe : SLT-I dan SLT-II
 Cytotoxic Necrotizing Factor (CNF)
- ada 2 tipe : CNF1 dan CNF2
 Plasmid-encoded toxin (Pet)
 Cytolethal distending toxin (Cdt)

HEMOLYSIN
 Alpha hemolysin
 Enterohemolysin
 Cytolysin A

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Characteristics
Biochemical reaction
• aerobic or anaerobic --can grow in
the presence or absence of O2.
• typically oxidase-negative
• most strains ferment lactose &
glucose with the production of acid
and gas
• IMViC reaction : + + - -
distinguish!
PENYAKIT BAKTERIAl &
MIKAL
Reactions on TSI agar slantsi

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
Characteristics
Colonies on selective media
• blue and
violet
colonies on
EMB agar

• red colonies
on MacConkey
agar

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Pathogenic E. coli
• Five classes (virotypes) of E. coli that
cause diarrheal diseases are now
recognized:
• enterotoxigenic E. coli (ETEC),
enteroinvasive E. coli (EIEC),
enterohemorrhagic E. coli
(EHEC), enteropathogenic E. coli
(EPEC), enteroaggregative E. coli
(EAggEC).
PENYAKIT BAKTERIAl &
MIKAL
Colibacillosis
 Adalah kelompok penyakit yang sebagai
penyebab infeksi utama ialah E.coli pada
saluran usus kecil
 Menyerang semua hewan, terutama umur
muda

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Animal
Pig
- Gut Oedema : Odema Disease : BowI
oedema
- Young pigs cause enteric colibacillosis
± Cow
- Secunder Infection Omphalitis, Arthritis,
Cystitis,
Mastitis, Pyelonephritis
± Avian
- Hjarre’s Disease : Colligranuloma
- Omphalitis, Peritonitis, Salphingtis
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Penyakit E.coli extraintestinal

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Penyakit E.coli extraintestinal

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Penyakit E.coli extraintestinal

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Penyakit E.coli extraintestinal
 E.coli menyebabkan oportunis sekunder
pneumonia
 E.coli juga sering diisolasi dari kulit, baik
secara murni maupun bercampur dengan
bakteri lainnnya.

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Diseases caused by E. coli
• E. coli is responsible for three types
of infections in humans:
intestinal diseases
(gastroenteritis).
urinary tract infections (UTI),
neonatal meningitis,

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
Pathogenic E. coli

PENYAKIT BAKTERIAl &


MIKAL
Uropathogenic E. coli UPEC
 Most common form of extraintestinal E.
coli infection
 Acute symptomatic UTI
 12% of all men
 10-20% of women
 100,000 patients hospitalized for renal
infections

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Neonatal Meningitis E. coli NMEC
 Meningitis in an infection of the fluid and membranes that cover the
brain and spinal cord
 Bacteria
 Viruses
 Fungi
 E. coli incites between 1/4 and 1/3 of meningitis cases in newborns
 Less than 2% of cases of meningitis at all other ages
 Approximately 1 out of 5 newborns with E. coli meningitis dies
 Survivors frequently sustain permanent brain damage
 The majority of cases occur in premature babies
 K-1
 80% of NMEC E. coli strains produce K-1 capsular antigens
 K1 capsular polysaccharide
 O18ac:H7:K1
 Inhibits phagocytosis
 Siderophore production
 Sequesters Fe
 Endotoxin
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
SALMONELLA

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Salmonella :
- batang langsing, tidak berspora, tidak berkapsel
- motil (kecuali S. pullorum dan S. gallinarum)
- Gram negatif
- Tumbuh baik pada media umum
- Media MCA : pucat, tidak fermentasi laktosa
- Media TSIA : basa/asam/+/+,-
- Gula-gula : laktosa, sukrosa : -
glukosa, manitol, maltosa : +/-
- Urea : -
- Gelatin : -
- Indol : -

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Dua spesies  S. enterica dan S. bongori
 S. enterica  enam subspesies
 S. enterica subsp. enterica (I)

 S. enterica subsp. salamae (II)

 S. enterica subsp. arizonae (IIIa)

 S. enterica subsp. diarizonae (IIIb)

 S. enterica subsp. houtenae (IV)

 S. enterica subsp. indica (VI)

 S. bongori (V)  dulu S. enterica subsp. bongori

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Secara epidemiologik dan pathogenic diversity
 lebih dari 2000 serologic variants (serovars,
serotipe) untuk S. enterica

 Serovar (serotipe)  dinamai seperti spesies


 Cara pernulisan S. enterica subsp. enterica
serovar Typhimurium  Salmonella ser.
Typhimurium atau Salmonella Typhimurium

 Penyebab penyakit gastrointestinal dan


septikemia

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Lebih dari 2000 serotipe (serovar)
 Nama dari serotipe diawali dengan huruf kapital
 Nama subspesies tidak penting, yang ditulis nama
serotipe
 S. enterica subspesies enterica serotipe Typhimurium
akan ditulis : S. Typhimurium
 Biovar : galur dari serotipe yang mempunyai ciri
biokimia berbeda.
Contoh : S. cholerasuis lazimnya H2S negatif,
S. cholerasuis kurzendorf H2S positif
 S. bongori dan S. enterica subspesies II sampai VII
terutama berkaitan dengan vertebrata berdarah dingin
 S. enterica subspesies I umumnya ditemukan di
mamalia dan burung
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
 Serotipe yang punya induk semang spesifik :
Manusia : - Salmonella typhi
- Salmonella paratyphi A, B, C
- Salmonella sendai
Unggas : - Salmonella pullorum
- Salmonella gallinarum
Babi : - Salmonella cholera suis
Sapi : - Salmonella dublin
Kambing, Domba : - Salmonella abortus ovis
Kuda : - Salmonella abortus equi

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


ANTIGEN
 O (somatik)  LPS  tahan panas
 H (flagela)  protein  tidak tahan panas
 Vi (virulensi)  S. typhi  gangguan aglutinasi
Keragaman antigen O  penampilan koloni
Perubahan koloni S (smooth)  R (rough)  tidak virulen

Cara Penulisan :
 Antigen O : angka
 Antigen H (fase 1) : huruf kecil
 Antigen H (fase 2) : angka
 Contoh : S. cholerasuis : 6,7 c 1,3

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Tipe Antigen :
- Ag somatik (O) : termostabil
kode angka Romawi I, II
- Ag flagellar (H) : termolabil, ada 2 fase :
fase 1 : kode huruf kecil a, b
fase 2 : kode angka 1, 2
- Ag sifat virulensi S. typhi kode Vi, tidak tahan
panas
- Ag S (smooth), R (rough), M (mucoid) dan K
(kapsular)
 Identifikasi serotipe –> KAUFMANN-WHITE
SCHEMA

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
 Di alam kuman tak tahan hidup lama, terutama keadaan
kering
- tinja tikus, suhu kamar tahan 148 hari
- S. typhi (air kran steril) : 0⁰ C tahan 8 minggu
37⁰ C tahan 1 minggu
- dibawah sinar matahari  mati beberapa jam
- kamar gelap  tahan 20 hari
- mati : suhu pasteurisasi
fenol 0.6 %  10 -12 menit
KMnO4 1%  2 menit
HgCl2 1:20.000  3 menit

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Anatomi Seluler dan Komposisi
 Satu tipe kapsuler  Vi (untuk virulensi), walau kebanyakan
tidak memproduksi kapsul
 Komposisi antigenik polisakarida dari LPS  menentukan
serovar
• Jenis dan jumlah gula bersama linkage antara mereka 
menentukan determinan antigenik yang termasuk antigen O
 Antigen O dan antigen permukaan flagela (antigen H) 
menentukan serovar

 Produk Seluler
 RpoS mengandung RNA polymerase  ditemukan pada
plasmid Spv (Salmonella virulence)

 Tiga adhesin yang berbeda  interaksi Salmonella dan sel


target (berbagai mammalian cell lines)
• Tipe 1  common fimbriae: dikode gen fim
• Plasmid-encoded fimbriae  dikode gen pef
• Long polar fimbriae  dikode gen lpf (afinitas ke sel M, sel epitel
usus)

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Gen invasin  mengkode protein yang terlibat dalam pengambilan
Salmonella oleh sel target
 Protein  induksi membrane ruffles  perubahan actin cytoskeleton 
Salmonella terperangkap  masuk ke sel
 Gen invasin  sip : Salmonella invasion proteins; sop : Salmonella
outer proteins
 Gen invasin  kromosom (PI)

 Salmonella  sekresi tiga eksotoksin  mempengaruhi sel epitel


usus
 Yang menderegulasi sintesis cyclic nucleotide (LT-like toxin)
• Salmonella enterotoxin (Stn)  peptida aktif; meningkatkan level cAMP 
aliran ion dan cairan ke lumen usus  diare
 Yang mengganggu sintesis protein
• Cytotoxin  kematian sel karena menghambat sintesis protein
 Yang memiliki aktivitas fosfolipase A
• Aliran cairan dengan aktivitasnya pada jalur asam arakhidonat

 Salmonella  menghasilkan siderophore (kondisi iron terbatas)

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PULLORUM (PENYAKIT BERAK KAPUR)

• Disebabkan: Salmonella pullorum , bakteri


Gram (-), bentuk batang
• Merupakan penyakit infeksius, bersifat
fatal terutama pada ayam umur 2-3
minggu
• Pada anak ayam mortalitas 90%
• Ayam dewasa yg sembuh menjadi
karrier

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PULLORUM (PENYAKIT BERAK KAPUR)

• Menyerang unggas lain: kalkun, itik,


ayam mutiara dan burung puyuh
• Penularan:-kontak langsung via hewan
sakit, tempat telur, kenderaan, alas
kadang (litter), mesin tetas.—secara
vertikal via telur dari ayam karier

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Gejala Klinis
 Anak ayam terlihat lemah, sayap terkulai, tidak
nafsu makan, dan mati
 Ayam sulit defekasi, karena penggumpalan
kotoran seperti kapur disekitar anus
 Pada ayam dewasa gejala tidak jelas. Jengger
atau pial pucat, kotoran melekat di sekitar anus.
 Produksi dan daya tetas telur menurun

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


Diagnosa
 Atas dasar Gejala Klinis, patologi dan data
epidemiologi
 Di Lab.: isolasi agen penyebab, uji serologi

Diagnosa Banding
◊ Aspergillosis
◊ Coccidiosis

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Pasteurella
 Pasteurellaceae  tiga genus: Pasteurella, Actinobacillus, dan
Haemophilus
 Pasteurella  coccobacilli, nonmotil, gram-negatif, fakultatif
anaerob, oksidase positif, mereduksi nitrat, dan memecah
karbohidrat dengan fermentatif
 Kebanyakan parasit komensal pada hewan

 Morfologi, Pewarnaan, Struktur, dan Komposisi


 Sel berukuran 0,2 × sampai 2,0 mm
 Bipolar  dengan pewarnaan Wright
 Kapsul  P. multocida, P. haemolytica, dan P. trehalosi  basis untuk
spesifisitas
 Kapsul  acidic polysaccharide; pada P. multocida tipe A  asam
hyaluronat
 Adhesin  strain P. multocida dan P. haemolytica
 Dinding sel  terutama LPS dan protein
 Beberapa protein  diatur oleh iron (diekspresikan dalam kondisi iron
terbatas)

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


SPESIES SUMBER SPESIES SUMBER
P. aerogenes Gastoenteritis dan P. mairi Aborsi babi,
aborsi babi septikemia anak babi
P. anatis Isi usus bebek normal P. multocida Pneumonia dan
kondisi respiratori
P. caballi Pneumonia kuda
ruminan, babi, dan
P. canis Pneumonia anjing, kucing; kondisi mulut
kondisi yang kucing
berhubungan dengan
mulut anjing P. pneumotropica Pneumonia rodensia
P. stomatis Penumonia anjing,
P. dagmatis Saluran respiratori kondisi mulut anjing
anjing
P. gallinarum Saluran respiratori P. testudinis Saluran respiratori
unggas Desert Tortoise dan
Box turtle
P. haemolytica Pneumonia ruminan
P. langaa Saluran respiratori P. trehalosi Pneumonia dan
unggas septikemia ruminan

P. lymphangitidis Bovine lymphangitis P. volantium Unggas

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Produk Sel
 Memproduksi sejumlah substansi yang berhubungan dengan
patogenisitas
 Paling penting  kapsul, LPS, iron-regulated outer membrane
proteins, toxic outer membrane proteins, adhesins, leukotoxin,
dan enzim yang terlibat dalam virulensi (hyaluronidase,
neuraminidase)
 Kapsul  antifagositik dan melindungi outer membrane dari
serangan kompleks komplemen
 Jumlah kapsul  sebanding dengan jumlah iron yang tersedia
• In vivo  jumlah iron sangat rendah, kapsul sedikit terbentuk
 Kapsul asam hyaluronat  sebagai adhesin untuk sel epitel
saluran respiratori pada P. multocida strain avian
 LPS  respon inflamatori mengikuti interaksinya dengan LPS-
binding protein pada permukaan makrofag
 LPS  toksik terhadap sel endotel saluran respiratori
 Beberapa dan mungkin semua pasteurellae memproduksi
adhesin (dan mungkin lebih dari satu jenis)
• Fimbria tipe 4  strain avian P. multocida
• Ekspresi mungkin tergantung kondisi lingkungan

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Adhesin diekspresikan ketika mikroba di permukaan sel epitel;
direpresikan ketika mikroba di dalam sel target
 Beberapa strain avian  produksi siderophore (multicidin)

 P. haemolytica : Maenhaemia haemolytica produksi


leukotoksin (Lkt)
• Lkt  protein 104 kDa
• Konsentrasi tinggi  efek sitotoksik leukosit
• Konsentrasi rendah  aktivasi leukosit
• Kematian leukosit  apoptosis
• Aktivasi makrofag  pelepasan sitokin TNF dan IL-1
• Stimulasi leukosit polimorfonuklear  pelepasan H2O2
• H2O2 oleh sel endotel alveolar dengan adanya ion Fe2+  radikal
hidroksil
• Radikal hidroksil  membunuh sel: akumulasi cairan edema dan
fibrin

 P. multocida (mengekspresi kapsul tipe D)  produksi toksin


(Pmt) dikenal juga: toksin dermonekrotik, osteolitik, atau
turbinate atrophy toxin
• Pmt  mitogen untuk osteoblast
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
 Strain avian P. multocida  ekspresi outer membrane protein yang
toksik terhadap sel fagositik
 P. multocida  hyaluronidase dan neuraminidase
• Hyaluronidase  spekulasi: aktif in vivo dan mendukung kemampuan
mikroba menyebar melalui jaringan
• Neuraminidase  postulasi: peran dalam kolonisasi permukaan epitel
dengan menghilangkan residu terminal asam sialat dari musin

 Karakteristik Pertumbuhan
 Tumbuh baik bila ada darah dan serum
 Inkubasi overnight  koloni berdiameter ~ 1 mm, jelas, smooth atau
mucoid
 P. haemlytica dan P. trehalosi  hemolisis pada agar darah ruminan

 Resistensi
 Biakan mati dalam 1 atau 2 minggu
 Mati dengan disinfektan, panas (50oC 30 menit), dan cahaya ultraviolet
 P. multocida  bertahan hidup dalam karkas burung berbulan-bulan
 Pasteurella dari darah hewan meningkat resistensinya terhadap
penisilin, tetrasiklin, dan sulfonamid
 Gen resisten  dikode plasmid

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Variabilitas
 P. multocida  5 serotipe kapsular (A-F) dan 11 somatik
(1-11) yang terjadi dalam 20 kombinasi berbeda
 Agar gel immunodiffusion  16 tipe
 Serotipe  spesifisitas host dan patogenisitas

 Reservoir
 Pada membran mukosa spesies host yang peka

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
Mycobacterium
 Tuberculosis  penyakit granulomatous kronik yang disebabkan
Mycobacterium spp.
 M. tuberculosis  tuberculosis primata
 M. bovis  mamalia lain
 M. avium  unggas dan burung
 Spesifisitas host  relatif
 Morfologi dan Pewarnaan
 Dominan bentuk batang dengan lebar 0,5 mm dan panjang bervariasi
 Tidak memiliki spora, flagella, dan kapsul
 Mycobacteria secara sitokimiawi gram positif  sering resisten dengan
pewarnaan Gram
 Pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen)  sekali terwarnai mereka
tahan dekolorisasi dengan 3% HCl dalam etanol
 Mycobacteria  dapat diwarnai zat warna fluoresen (auramin-rhodamin

 Struktur dan Komposisi


 Dinding sel mycobacteria  kaya lipida
 Lipida  sifat tahan asam, patogenik, dan imunogenik

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Mycoside permukaan (kebanyakan glikolipid dan
peptidoglikolipid)  menentukan karakteristik koloni, spesifisitas
serologik, dan kepekaan terhadap bakteriofag
• Dianggap instrumental untuk bertahan hidup dalam makrofag

 Lapisan subsurface asam mikolat dan esternya  membentuk


lipida dinding sel; sifat tahan asam
 Wax D  autolisat M. tuberculosis
• Mengandung elemen semua bagian dinding sel
• Memiliki aktivitas adjuvant
• Mengaktivasi makrofag
• Stimulasi respon imun berperantara sel termasuk delayed-type
hypersensitivity
• Induksi pembentukan granuloma
• Cord factor (dimycolyl trehalose)  imobilisasi neutrofil, sebagai
adjuvant, induksi respon granuloma, penyebab rusaknya
mitochondria (ketidakseimbangan respirasi seluler)

 Sulfolipid (sulfatid) dan fosfolipid (phosphatidyl inositol


mannoside: PIM)  mencegah respiratory burst dan fusi
fagolisosom; dan mengganggu fungsi reactive oxygen
intermediates yang mengikuti ingesti bakteri oleh makrofag

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Mycobactin  amin dinding sel; terlibat dalam perolehan iron
 Tuberkulin  peptida bakterial yang dilepas ke dalam media
biakan selama pertumbuhan bakteri
• Penyebab delayed-type hypersensitivity selama infeksi
• Untuk reagen diagnostik  tuberculin test

 Tidak ada eksotoksin yang diproduksi

 Karakteristik Pertumbuhan
 Bakteri aerob yang tumbuh baik pada media organik kompleks
• Ogawa  mengandung telur
• Lowenstein-Jensen  mengandung telur dan tepung kentang
• Zat warna malachite green menghambat kontaminan
• Oleic acid-albumin  Middlebrook’s 7H10 agar

 Keberadaan gliserol  mendukung pertumbuhan M.


tuberculosis dan M. avium, tetapi tidak M. bovis

 Waktu generasi  lebih dari 12 jam; membutuhkan beberapa


minggu sampai koloni terlihat

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Tween 80  agen pembasah mempercepat pertumbuhan pada media
cair dan
 M. avium tumbuh lebih cepat dari tipe mamalia
 Spesies mamalia tumbuh pada 33 – 39oC; dan spesies avian  25 -
45oC; kondisi optimum mendekati temperatur atas

 Resistensi
 Bertahan hidup terhadap 1N NaOH atau HCl selama 15-30 menit
 Resisten terhadap banyak antimikroba, zat warna bakteriostatik, dan
disinfektan
 Disinfekan fenolik  paling efektif
 Tahan kekeringan dan bertahan hidup dalam waktu lama di tanah
 Mati dengan sinar matahari, iradiasi ultraviolet, dan pasteurisasi

 Variabilitas
 Secara genetik, basili tuberkel mamalia varian dari satu spesies
 M. tuberculosis  manusia, sapi, dan murine
 Strain vaksin BCG (bacille de Calmette et Guerin)  modifikasi M. bovis

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


 Reservoir
 Sumber bakteri  individu penderita tuberculosis
 Manusia  M. tuberculosis; Sapi (liar dan domestik)  M. bovis
 Unggas (liar dan domestik)  M. avium
 Sapi
 Biasa diinfeksi M. bovis; Infeksi M. avium umum subklinis
 M. tuberculosis  lesio minor dan nonprogresif
 Kuda
 Jarang terinfeksi; relatif lebih sering dengan M. avium daripada M. bovis
 Babi
 M. bovis  penyakit progresif
 M. tuberculosis  tidak melewati lymph nodes regional
 M. avium  viscera, tulang, dan meninges
 Domba dan Kambing
 Peka terhadap M. bovis dan kurang terhadap M. avium
 Resisten terhadap infeksi progresif M. tuberculosis
 Anjing dan Kucing
 Mudah terinfeksi M. bovis dan jarang M. avium
 Anjing peka M. tuberculosis
 Primata
 Peka M. tuberculosis dan M. bovis
 Resisten M. avium

PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL


PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL
PENYAKIT BAKTERIAl & MIKAL

Anda mungkin juga menyukai