Bawaan
Pangan
Foodborne Disease
Apa manfaat mengetahui
penyakit bawaan pangan bagi
pengelola/penjamah pangan?
KLB Keracunan Pangan masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat
Definisi
Penyakit Penyakit bawaan pangan
Bawaan adalah penyakit akibat
Pangan mengonsumsi pangan yang
terkontaminasi
Definisi Keracunan Pangan
• Keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang
terkontaminasi oleh mikroorganisme atau bahan kimia yang dapat
terjadi di sepanjang rantai pangan
atau dapat
pula terjadi
karena
pencemaran
lingkungan
Doc : CDC
Populasi Rentan
1-5
Keracunan Pangan dan Dampaknya
Penyebab Keracunan Pangan
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
4. Toksin (jamur, ikan, alga)
5. Bahan Kimia
2-3
Penyebab KLB di SEAR
KLB Keracunan Pangan di Indonesia*
Agen penyebab keracunan pangan di Indonesia dengan frekuensi kejadian lebih dari 1 kali
Sumber :
Indriani A, Risalia RA, Wilopo SA, et al.
Kajjian Sistematis Agen dan Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di Indonesia Tahun 2000-2015.
2017. UGM-BPOM Paparan Tanggal 8 November 2017.
Konsep “F A T T OM”
oo cc ee i x o
oo ii mm m y i
dd dd pp e g s
ii ee e t
tt rr n u
yy aa r
tt e
uu
rr
ee
F untuk “FOOD” (pangan)
“4 hour rule”
E. coli
Bacillus cereus
Staphylococcus aerus
Salmonella
Vibrio cholera
Contoh beberapa
pangan
yang dipasangkan
dengan
mikroorganisme
19
BAKTERI
1. Escherichia coli
Hamburger yang dibuat dari daging yang terinfeksi, konsumsi • Masak pangan (terutama daging cincang)
daging mentah dan susu, proses memasak yang tidak
mencapai suhu yang benar,
• Mencegah kontaminasi silang, menjauhkan
penjamah makanan yang sedang diare
• Kebersihan perorangan
1. Escherichia coli …
• Menyimpan makanan matang pada suhu ruang, • Masak pangan dengan suhu yang sesuai;
• Menyimpan makanan matang di dalam wadah • Menyajikan pangan dengan suhu yang sesuai dan
besar di dalam kulkas, dinginkan pangan panas dengan cara yang benar
• Menyiapkan makanan beberapa jam sebelum
dihidangkan
3. Staphylococcus aureus
• Masa inkubasi : 1-8 jam (rata-rata 2-4 jam)
• Gejala : Mual, muntah, nyeri perut, diare, letih
• Pangan yang terlibat : produk olahan daging sapi dan unggas,
• Faktor yang berkontribusi : Pendinginan yang tidak cukup,
kebersihan perorangan yang buruk
• Tindakan pencegahan: Mencuci tangan dengan benar terutama
sehabis menyentuh rambut, wajah, atau tubuh lain. Menutup
luka di tangan dan lengan atau bagian lain.
• Menyimpan makanan matang pada suhu ruang, • Tindakan pencegahan: Masak daging unggas dan
• menyimpan makanan dalam jumlah besar di kulkas, olahannya dengan suhu yang benar,
• menyimpan makanan pada suhu hangat, • mencegah kontaminasi silang antara unggas
pemasakan atau pemanasan kembali yang tidak mentah dan pangan siap saji,
mencukupi, • menjauhkan penjamah makanan yang terdiagnosa
• menyiapkan makanan beberapa jam sebelum salmonellosis dari area operasi pengelolaan
menghidangkan, kontaminasi silang, makanan.
• pembersihan alat yang tidak tepat,
• mendapatkan makanan dari sumber yang
terkontaminasi
5. Vibriosis
A. Vibrio parahaemolyticus
• Karakteristik :Vibrio parahaemolyticus dari air laut atau produk laut.
Kebanyakan orang terinfeksi dengan memakan kerang mentah atau
tidak matang, terutama tiram.
• Waktu Inkubasi : 2-48 jam,
• Pangan yang biasanya terlibat :Makanan laut atau kerang mentah,
tercemar,
• Tanda dan Gejala: Sakit perut, diare, mual, muntah, demam
menggigil, sakit kepala. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
terganggu, terutama yang memiliki penyakit hati kronis, cenderung
rentan terhadap vibriosis.
5. Vibriosis…
C. Vibrio cholera
• Karakteristik :V. cholera tipe klasik dan biotipe El Tor , dari feses
orang yang terinfeksi
• Waktu Inkubasi : 1 sampai 3 hari
• Pangan yang biasanya terlibat :Ikan, kerang-kerangan, udang,
sayuran mentah; makanan yang dicuci dengan air yang
terkontaminasi
• Tanda dan Gejala: diare sangat cair (ricewater stools), muntah,
kejang perut, dehidrasi, haus, jatuh pingsan, kekencangan kulit
menurun, jari berkeriput, mata cekung
5. Vibriosis…
Faktor yang berkontribusi Pencegahan
V. Parahaemolyticus dan vulnificus • Masak kerang / tiram sampai matang,
• Makanan laut atau kerang mentah yang tercemar. • simpan pangan di dalam pendingin dengan suhu
• Mengonsumsi makanan laut mentah, terutama yang tepat.
tiram, • Jangan makan kerang mentah atau tidak matang.
• jika terdapat luka terbuka dan terkena air payau • Jika memiliki luka (termasuk luka terbuka dan
meningkatkan kesempatan seseorang untuk goresan)
mendapatkan vibriosis.
• Kontaminasi silang,
Pendinginan yang tidak cukup untuk ikan scombroid • Saat masa penangkapan ikan : ikan
pembentuk scombrotoxin setelah mati harus
segera dibekukan segera. Hal ini penting untuk
mencegah pembentukan scombrotoxin
(histamin), terutama untuk ikan yang terpapar
air hangat atau udara, dan untuk tuna yang
menghasilkan panas di jaringan mereka.
• Saat memasak harus sampai matang untuk
membunuh bakteri yang dapat menghasilkan
histamin tersebut
Bakteri dapat menyebabkan keracunan pangan melalui 3
mekanisme
Intoksikasi
Enterotoksin
Infeksi
1) virus, bakteri, atau parasit menyerang mukosa usus dan / atau jaringan lainnya,
berkembang biak, dan merusak jaringan sekitarnya secara langsung dan
2) bakteri dan virus tertentu menyerang dan berkembang biak di saluran
pencernaan dan kemudian melepaskan racun yang merusak jaringan
sekitarnya atau mengganggu fungsi organ atau jaringan normal