Allergic 2
Allergic 2
Abstrak
Istilah rhinitis alergi diartikan sebgai peradangan hidung dengan penyebab
alergi tertentu. Meskipun pedoman klinis yang sangat baik untuk pengelolaan
kondisi ini, seringkali terapi yang diberikan tidak memuaskan pada banyak pasien.
Sejumlah alasan untuk fenomena ini adalah mungkin, termasuk adanya penyakit
lokal, pemicu alergi yang terus berlanjut dan tidak dikenali, namun juga patologi
yang komorbid atau tidak terkait di hidung dan sinus. Pemeriksaan yang hati-hati
pada nasal dan wajah adalah wajib dilakukan pada pasien, namun terutama
mereka yang gagal dalam terapi garis pertama untuk rhinitis alergi.
Pendahuluan
Rhinitis alergi (AR) mengacu pada dua area klinis yang signifikan :
1. Rhinitis - peradangan selaput lendir hidung;
2. Alergi - penyebab spesifik rhinitis
Gambar.1 Vague nasal "ketidaknyamanan"; Radang tenggorokan anterior & posterior yang parah;
Beberapa gagal perawatan AR dan "sinus". Durasi bertahun-tahun. (Catatan: "hipereliorisme",
perluasan etinoid ke orbit, penghancuran tulang sinus frontal parah ke fosa kranial anterior.)
Anatomi nasal dan dinamika aliran udara, penyakit peradangan nasal non-
alergi, dinamika muco-ciliary, "siklus hidung" termasuk regulasi suhu dan
masalah pengendalian kelembaban, olahraga, usia dan polutan dan toksin
eksternal memiliki dampak signifikan pada hidung dan responsnya terhadap
pengobatan AR.
Bahkan tanpa menggunakan teknologi pemeriksaan rhinologis yang
tersedia seperti endoskopi hidung dan radiologi modern, pemeriksaan nasal umum
rutin bisa sangat bermanfaat. Sayangnya hal ini jarang dilakukan dalam kasus
rutin. Pelatihan untuk skill ini umumnya juga sangat terbatas. Penulis telah
meninjau masalah praktis ini dan mencoba untuk mengkategorikan pengamatan
klinis umum yang secara klinis sangat dikenali dan cukup spesifik untuk patologi
nasal fisik, terutama bila penyumbatan hidung merupakan gejala yang dominan.
Harus ditekankan, dan tidak diabaikan, bahwa walaupun gejala utama
yang disebutkan di atas adalah gejala AR1 yang lebih spesifik dan geja diagnostik,
namun secara pasti tidak eksklusif. Di permukaan wajah, banyak tanda dan gejala
lain hadir dan beberapa kegagalan dalam hasil pengelolaan AR harus dikaitkan
dengan morbiditas, komplikasi dan kondisi hidung lainnya yang umumnya tidak
didiagnosis.
Gambar 2 : tahun dari kegagalan pengobatan AR pada obstruksi nasal