Anda di halaman 1dari 14
Menimbang Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEMAT.AN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA TIMUR, a. bahwa Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus dipenuhi sesuai cita-cita bangsa; b. bahwa dalam rangka pemenuhan hak hidup se‘at dan sejahtera bagi Ibu dan anak periu tindokan yang sarius can sistematis dari berbagui Komponen untuk bersama-sama_bempaitisipasi rnelakukan percepatan perbaikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak; ¢. bahwa berdasarkan pertimbingan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tenteng Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak; 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Dasrah-daerah Tingkat | Sali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republi: Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonusia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Menusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomer 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3386); 3. Undang-Lindang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Repubtik indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomior 4235); 4, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lemtaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389): 5. Undang-Undang Nomo; 23 Tahun 2904 tentang Pengiapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); 8. Undang-Undang Nomor 29 Tanun 2004 ‘entang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambaiian |embaran Negara Republik Indonesia Normor 4431); 7 10. 1 12, 13, 14. 16. 16, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahian Daerah (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambuhan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tehun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indenesia Nornor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintznan Dagrah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 3€ Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara’ Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 50531; Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaya Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lemnbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan |.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4538); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerat. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tombahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4593}: Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah KabupatenvKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nornor 82, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik 'ndonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Noinor 51 Tahur. 2009 tentang Pekerjaan (efarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 124, Tarabahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5044); Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang Lrusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Sumba Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba ‘imur Tahun 2008 Nomor 151, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 161); ” Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sumba Timur (Lembaran Caerah Kabupaten Suraba vimur Tahun 2008 Nomor 155, Tambahan Lembaran Daerah Kebupaten Sumba Timur Nomor 165); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT OAERAH KABUPATEN SUMBA TiMUR dan BUPATI SUMBA TIMUR MEMUTUSKAN: Meretapkan PERATURAN DAERAH TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANA\. BAB! KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Kabupaten Sumba Timur. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Suma Timur. 3. Bupati adalah Bupati Sumba Timur. 4. Dias Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, 5. Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak yang selanjutnya disebut Revolusi KIA adalah tindakan yang serius dan sistematis untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dengan cara = cara yang luar biasa. 6. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara ‘isi, mantal, spiritual, maupun sosial yang ‘memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sos.al dan ekonomi. 7. Ibu adalah wanita hamil sejak mengalami terlambat datang bulan (emenorea) sampei dengan 42 hari ssot:lah persalinan 8. Ibu bersalin adalah setiap ibu yang mengalami secanghalan kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau lebih buian, disusul dengan penyeluaran plasenta dan selaput janin dari tuduh ibu. 9. Ibu nifas adalah seorang iby yang mengalemi masa setelah keluarnya plasenta dan berakhir ketika alat ~ alat kandungan kembali seperti keadaan sebelun hamil, biasanya berlangsung selama 42 hari. 10. Kematan ibu adalah kematian seorang perempuan yang disebabkan secara langsung karena proses kehamilan, proses persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan 11 Bayi baru lah yang selanjutnya cisebut neonatus adalah bay’ yang berumur antara 0 sampai dengan 2B hari 12, Bayi adalah anak yang berumur 0 sampai dengan | hari menjelang ulang tahun yang pertam 13, Balta adalah anak yang berumur 0 sampai t hari menjelang uiang tahun yang ke lima. 14, Anak adalah seseorang yang berusia 0 sainpai dengan 1 hari menjelang vlang vahun yang ke delegan betas. 15, Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu1, dan memiliki waktu untuk mengelola kegiatan posyandu 16. Dukun bersalin adalah seseorang yang memiliki remampuan menolong persalinan yang kemampuannya diperoleh tidak melalui pendidikan formal. 17. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kopala keluarga dan beberapa orang ‘yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu 2tap dalam keadaan sling ketergantungan 18. Fasiltas kesehatan yang momadai © lava fasias kesehaten yang memiliki Surber Daya Manusia, Bangunan, Peralatan, ob! hahan. perbekainn den sistem serta anggaran yanc) memadal bagi peliyanan kesehatan lou dan Anak 19. Pusat Kesehatan Masyarsiat yan: selanjutova disingkat Puskasmas adalah unit ¢elayanan Kesehatan yang bertangnuina jawab renyelongg wrekan pelayanan kesahatan ti sunt wiayeh ker, 20. Pelayanan Obstetri Neon>!~' Fmerae--y Casar vanq salanjutaya disingkal PONS asakah palayanan Untuk menanggulangi fis. = kaw. Eegewaticratar kabidanan (Shatetea ey Bayi Baru Lair (Neonatus). 21. Pusat Kesehatan Masyorviat PAT yang selonjutnye disngket Puskesmas PONED adalah Pus cesmas dengan fasilias rawat itp yang mempu memberikan pelayanan rutin dan pefranganan dasar kegawatdaruratan kebirdanan 'an Neonalus cecara purnawaktu (24 jars) rllengkani dengan fFuangan rawat inag, peralatnn, obat ~ -atan terstandar, dan sumner caya manusia yang memadai 22, Rumah Sakit adalah tempat pelayaran Kesehainn.yang menyelengcirakan ficlayanan medis dusar ddan spesialistk, pelayanan renunjar~ meclik, ¢-layanan Instalast dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat nop. 23, Pelavanan Obstetri Neona'7) Emerc -rry Kompahansit yang, selanjutnya lisinakal PONE adalah Keglatan disamping marsniy ~elaks: “74am selteuh pelavanan POND di Rumah Sokit Kabupaten Uuntue aspek Obstetr ditam'-h den sn matakut an transiusi clay beslab ©: seilanghan untuk aspek bayi ditambah denamn melak~-nakan porowatan bayl dengan Legialan pernwatan bayi untuk aspek secara intensif ole!) hidaniporarat emergency setian saat 24. Rumeh Sakit PONEK acialan rumah skit yang ditunjang dengan koterserliaan alat dan ienaga sesuai dengan ketentuan, yang mampu me herkan pelayanan Komprehencif kegawatdaruralan kebidanan dan Neonatus 25. Pembiayaan kesehatan ibu dan anak adalah anosaran yang dibutuhkan dalam pelayanan paripurna bagiibu hamil, ibu bersalin, ib Nifas, Pay, Baia an Anak 28, Tenaga Kesehatan arlaiah sotian -rrcq van> mengatdi di tide bese esta mem pengatahuan dar atau kete-a~pilan mselatni penctidikan dibidaay kesnhaten: yar a usuik jens tertentu memeriukan kewenangan wntuk melabi:kan upaya Pesehatan. 27, Pos Pelayanan Terpadu yang selanjut»ya disingkat! Posyandu adaiah upaya Kesehatan bersumoer dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang memaerikan upaya relayanan kesehatan masyarakat yang meliputi lima program prioritas, yaitu Kelwarga Berencana, kesehatan iby dan anak, iz, imunisasi, dan penanggulangan aiare 28, Bidan adalah setiap perempuan yang lolah mungikuti_prograrn pondiclikawy kabedonwn dan hi'us ujian ssesuai dengan persyaratan yang berlat 29, Polayanan kesehatan adalah sogata kngiatan pal-yanan kecenate.n yarry eer! «3° parla se.seorang dalam rangka observasi, diannasis, ponjovat7n, ay prlayanan kesehatan fainnya Pokjanal adalah Kelompok Xorja Opcrasional masyaraket cli tingkat Kecamatan yong dibentuk oleh Camat : 31, Pokja adalah Kelompck kerja sosial macyaraat dlingkat Desa/Kelurahan yang dibentuk oleh Kepala DesaiLurah 32. Program Perencangan Persalian dan Penceganan Komplikasi yang selanjtinyat dicobut PAK adalah program perencanaan yang dibuat oleh keluarge ibu hamil BABI RUANG LI !GKUP- 8 sal 2 Ruang lingkup Peraturan Daerah ini menaatur tentang sistem, grosadur dan mekanisine jaminan dan kualitas polayanan kesehatan yang optimal, menyeiurun, dan terpadu bagi Ibis Hamil, thu Berselin, Ibu Nifas, Bayi, Bata, dan Anak. : BAB It! ASAS,MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Penyelenygaraan Revolusi KIA berasaskan perikemanusiaen, kescimbangan, manfaal, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadian, genoer dan non diskrminalif dan aorma-norma agama. . Pasal 4 Maksud dari Revolusi KIA adalah memberikan kepastian jamin in can perinduaan eeliyanei Kesehatan agi Ibu Hamil, lou Bersalin, Ibu Nifas, Bayi, Galita, fan Anak yang herknadilar. Lanpa Ciskriminasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai Kemanusiaan untuk mendapatkan pr.layanan yar Pasal § Tu'uan penyelenggaraan Revolusi KIA acalah perbaikan fasililas aan kualitas pelaysnan kesehatan untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan anzk serte meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orany agar tervujud deiaia! kesohatan masy wckat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan cumber daya rianusia yan prods if sec.ifa sosial dan ekonomis di daerah BAB IV KESEHATAN IBU DAN ANAK Pasal 6 (1) Penurunan angka kematian ibu dan anek waji dilakukan sec (2) Setiap ibu perlu mendapat pelayanen yang memadai sojak mengalam teria 42 hari setelan persalinan. (3) Seiap anak pert mendapat pelayanan xesehatan vang nema menjelang ulang tahun yang ke 18. revolusio fat ulan sampai dengan sanca dengan 1 hati Pasal 7 Pelayanan KIA dilaksanakan melalui a. optimalisasi pemienuhan dan pemantaatan fasilas keschetan yang msinadaidan b. Per,yusunan program P4k Pasal 8 (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksu¢ oalain Pasal * melipvii @. pemeriksaan kehamilan sesual standar pelayanan Febidanan da. penangnan koninlikasi pada iby hamil; pertolongan persalinan normal dan komplikasi; pomeriksaan ibu nifas dan penanganan kom!ikasi pada ib sifas; pelayanan keluarga berencang; p-layanan gawat daruratidan pelayanan rujukan, (2) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 melipit a. perawatan bayi, baita dan anak normal; b. perawatan bay, balita dan anak sak ©. penanganan gawat darurat;dan d._pelayanan rujukan. Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah, badan usahz danvatau peroranaan yang menyediakan fasiitas nelayanan esehatan sesuei standar pelayanan pada seliap fingkalar sana polayanan kesealan (2) Standar pelayanan kesehatan sebanaimana dimaxsid padi ayal (1) costal ¥ “ontuan perundang vundangan. Pasal 10 (1) Bieya pelayanan KIA dalam rangka Revolusi KIA cibebarikan pada Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. . : (2) Biaya Pelayanzn KIA selain sebagdimana dimaxsud pade ayal (1) depat juga bersumbar dori suniber- ~ sumber lain yang sah dan tidak mengikat BABY HAK DAN KEWAJIBAN Bayian Kesate Hak Pasal 11 Setiap ibu dan bayi berhak menoapat pelayanan kesehatar yang adil dan wnerata, meliput a. informasi kesehetan yang mudah, cepat, tepat can memadai: b._pelyanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinamowigan c, keamanan dan kenyamanan dalam pelayanan kesehalan; an 4. suilsidibiaya pelayanan kesehatan bagi keluarga mis\in Pasal 12 (1) Setiap Tenaga kasehatan berhak a. mendapat keamanan dan kenyamanan delam meiaksanakan pelayanan KIA b, mendapat imoalan jasa atas pelayanan Kesehatan yang t2!3h dibeiixan) c,_mendapat insentif khusus, fasitas tambahan berupa sarang transportasi can tempat tinggal yang layak; 4d. mendapat pendidikan dan pelatihan lanjutan sesuai derg.an poralurar py vndangansdan @. mendapat sarana dan prasarana penunjang pelayanan kIA yang la (2) Ketentuan lebih tanjut mengenai insentif khucus sebagaimana dimaksud pada ayal (1) huruf ¢ diatur dengan Peraturan Bupati, Pasar 13, (1) Setiap rang dan/atau komponien masvarakat yang terlbat dalam peleyanan KIA beihak meodapatkan pengetanuan tentang KIA (2) PokjanalPokja Posyandu dan kader posyandy berhar mecdapatkan bs wa operasional yang memadai sesuai dengan kemampuan kevangan daerah (3) penetapan posyandu dan kader posyandu citetaplen dengan Keputusan Nupati agian Kedua Kewajban Pagal 14 Pemerintah Daerah berkewajiban a menyediakan tenaga Kesehatan dan penyuluh lapangar: helucraa berenzana secara meniadal dan merata, b. misningkatkan status Puskesmas menjadi Puskesmas PONED secara bertahap’ c._menjamin tersedianya sarana dan prasarana velayanan KIM 4d. menyiapkan pembiayaan upaya KIA yang bersuinher dari pomerintah dre sumber pendapatan lainnye yang sah; dan fe. melaksanakan pembinaan dan pengendalian erhadap pelaksanaan pelaynan KIA secara berkala dan terkoordinir. flan mengupayakan Pasal 15 Dinas Kesehatan berkewajivan a, molakukan analsis kebutuhan tenaga Kesehatan dan mengusuikar, kepada Bupali berdasarkan Kebutuhan tenaga pada tempat-tempat pelayanan kesenatan, b. memfungsikan tenaga kesehatan yang ditetapkan lah Hupati sestia’ dengan kewenangan yang diberikan kepadanya; ¢ menyusun laporan kinerja program KIA sesual dengan standa palayanan nnimal yang telan ditetenkan; d-melaksanakan peningkatan status Pushesmas menjadi Puskesmas PONED sacara hertahap; manyusun perencanaan pembangunan/sengadaan sarana dan prasarana keschatan berdasarkan urutan priorias Kebutuhan masing-masin wilayah pelayanan keschatan: membangun rumah tunggu pada setiap Puskesmas PONEL secara bertahap mengadakan peralatan medis, obat dan perbekalan KIA sesara bertahap disetian jenjang pelayanan; memfasiltasi penyiapan sarana dan prasarana Pos yandu secara beriahian mengembangkan sistem komunikasi yang efaktif dan otision dalam rangka «ujukan pelayanan Kesehatan di tingkat Puskesinas dan kelurahaniiesa menyusun perencanaan pembiayaan setiap tahun anggaran secara prop xsional delam upaya peningketan KIA, ‘melaksanakan pembinaan tethadap pelayanan KIA di Puskasmas, Pusti, Pali dos, dan Posyandu; ‘mentesiitasi penyusunan Peraturan Desa tentang dexa SIAGA; melaksanakan penanggulangan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada setiap ibu hail, rmelaksanaxan penanggulangan kekiirangan gii parla seliap Balta melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP); dan menyusun standar operasional prosedur (80>) pertolongan persalinan. posg-r Pasal 16 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) berkewajiban: renfasiltasi peryusunan Peraturan Desa tentang desa in sci memfasilitesi penyiapan sarana dan prasarana Posyandv secara bertahap; renyiapkan biaya operasional posyandu, pokjanal/pokjn; melaksanakan pelatinan dan pembinaan ‘erhadap Kader pasyandu, dan memfasiltasi pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kinenja posyand. Pasal 17 Badan Pemberdayaen Perempuan dan Keluarga Berencana berauwaja a. meinfaslitasi penyiapan sarana dap praserana program Feluarca berencana b. melakukan anelisis kebutuhan tenaga PLKB dan mengusuikan kepavla Gupati beriesarkan xebytuhan dilapangan, ¢, memfungsikan tenaga PLKB yang ditetapkan oleh Bepali szsuai dencan kewenanyjan yang diberikan kepadanya; 4. meayiapkan biaya operasional program keluarga berencara; e._meaksanakan pembinaan terhadap tenaga PLKBidan f. meiakuken evaluasi dan membuat leporan kinerja nroyram keluarga brerencana secara berkala, . . + Pagal 18 Dinas Kependudukari can Catatan Sipil berkewajiban a. meryiapkan sarana dan prasarana Sistem Informasi Admiaisu asi Kependudukan , melakukan pencatatan dan pelaporan kepencuaukan; ©, melakukan pembinaan terhadap petugas pencatat di tingket kecamatan can K¢ luralanidesa-dan . 4. rmolakukan evaluasi dan membuat laporan kinerja program pencatatan kenend idukan ~ Pas Pemerintah kecamatan berkewajiban a, melaksanakan koordinasi lin'as unit kerja yang ade oi wilayalinya dalara pelayanan KIA; b, melaksanakan Koordinasi pemanfaatan posyandu sebagai wedah Komunikasi dan koordinasi program; ¢. melaksanakan sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dan Patunjuk Teknis (juknis) tentang KIA epada masing-masing anggota pokjaleokjanal; d, meningkatkan informasi KIA melalui media komunikasi; 6, memfasilitasi kegiatan pokjanalipokja: f. melaksanakan monitoring dan evaluasi program KIA tingkat Kecamatan; 4g. melaksanakan koordinasi dalam perencanaan penganggeran KIA dengan soktor teksts h. melibatkan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PYK) dalam rogram KIA di tingkat Kecamatan;dan memfasilitasi peinbinaan peran serta inasyarakat dalam pelayanan KIA, Pasal 20 (1) Rumah Sakit berkewaiiban: @.-meningkatkan pelayanan KIA yang berkualitas; b._membangun dan mengatur pemanfaatan rumah tunggu .-menerima rujskan kasus ibu hamil Ibu bersalin, hayi, dar baitoresito tinggi dari Puskesmasy d. memiasiliasi kegiatan pendidikan can pelatinan bsgi tenaga kaschatan dalan rangka pelaksanaan program XI; dan fe. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanoan program KIA (2) Ketentuan mengerai pengaturan_penianfaatan rumah tunggu sevageimana dimaksud pada ayet (1) huruf b diatur lebih lanjut dencian Peraturan Bupa Pasal 21 Puskesmas barkewaiiban . a, melaksanzkan pelayanan KIA yang berkualilas; b. mengatur peman‘aatan rumah tunggu ¢. melaksanakan rujukan kasus itu hamil, ibu bersalin, bavi, dan babta resiko t PONEK; 4, melaksanakan sosialisasi piogram desa; €._mengembangkan sistem perencanaan KIA secara terpadu meizlui minilokakatya di tingkat kecamatan; {. memfasiitasi kemitraan bidan dengan dukun bersalin g. melakukan koordinasi dengan kader, dan dukun bersalin delan rangka pelaksanaan pro fh, melibatkan tokoh masyarakat, tokon agama, tokoh adat alain kegiatan yang berwibungsn dengan program KIA; i. melaksanakan pembinaan dan pengawesan terharap teneqa Kesehatan di Kelurabi j. Tielaksanakan evaluasi dan pelaporan prograrn KIA. igi Ke rumah sakit kepada tenaye Kesehatan di tingkat kecamatan dan Kelurahan/ lesa; dan Pasal 27 Pemerintah Kelurahan/Desa berkewajiban a, melaksanakan program kelurahan (es mandiri dan siaga, b, melaksanakan 9ertemuan koordinasi secara rutin denga.s bidan, kader pasyandu, PKK, tokoh mmasyarakat, lokoh agama, dan pemangku kepeniingan lainnya tentane program Ki, ¢. mengharuskan ibu hamil untuk memeriksakan kandunganniya ke posyandu dan melahirkan ‘i fasilitas Kesehatan yang memadai 4d, melaksanakan pembinaan bagi aparatur kelurahanidesa, kader ¢an biden dalam pelaksenaan program KAD, ._me akvkan pendataan kependudukén, termasuk perihat kel f “me batken PKK valam program KIA di desa; g. memfastitasi penyediaan Dana Solidartas Ibu Bersaiin (DASOLIN) yang beisumber dari pemerintah, h, i ih dan kematian ibu dan anak, masyarakat, dan sumber latinya; belerjasama dengan bidan ci Kelurahanidesa uniuk mendata semua dukun hersain melakukan pemekaran Posyandu sesuai dengan jangkauan pelavanan dan sumber daya y den j. menggerakan dan mengembangkan partsifasi, gotong r:yony dan swadaya masyarckat dalam pe-yelenggaraun posyandu. 19 ilk; Pasal 23, PokjanaliPokja Posyandu berkewajiban: a. memfasiitasi mekanisme perencanaan, selaksanaan dan evaluasi d: posyandu b. menyampaikan berbagai data, informasi, dan masalah kepada instansi ctau lembaga terkalt untuk tindak lanjutnya, ¢. memfasiitasi penggerakan dan pengembengan pattisipasi, yong reyong dar dalam pengemhangan posyandu; 4. melaksanakan pembinaan Posyandu paling kurang 3 (tiga) tulan sekaldan ._melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap palaksanaan posyandu aya masyarakat Pasal 24 Setiap Dokter Umum, Dokter Spesials Anak dar Dokter spesiais Obayn berkewajiban a, memberikan pelayanan Kesehatan yang profesional kepada ibu tamil, ‘bu hersalin, ibu nifas, bayi baiita, dan Anak b _memberikan upaya pelayanan kesehatan yang bersifat .romalil, preventil, ali. relabiltatf, kepada iby ham, ibu bersatin, iu nifas, bay, Bata, dan Anak; dan 6. memotivasiibu hamil agar melahirkan ditasilias Kesehatan yang memadai Pasal 25 Setiap Bidan di Kelurahanidesa berkewajiban: a. berdomisii di kelurahan/desa tempztnya bertugas b, miemberikan pelayanan xesehatan stendar kepada ibu ham ibu nifas, bay, balita, dan anak; ¢. memotivasi dan merujuk ibu hami! untuk melahirkan difasilitas kesehatan yang memadai; d.-mendampingi keluarga ibu hamil aalem penyusunan P-: fe, memberiken pelayanan kepada setian iui hamil dengar kondisi Kekuranga’ Energi Kronis (KEK), bayi, dan balita kurang gizi yang meliputi: Pemeriksaan penyebab, intervensi fakior penyebad, peinberian makanan tambahan, Pemantayan dan evaluasi perkembangan kesehatan dan status izinya; {. memberiken upaya pelayanan Kesehatan yang bersifat promot, prevent, Kura, rehabiltatf, kepada ibu ham, ibu bersain,ibunifas, bayi, Bata, dan anak; g._ melakukan pendataan dan bermitrs cengan semua dukun bersalin; fh, melakukan kunjungan rumah dalam rangka memberikan rclayanar, perawaten nifas dan reonatus. i, memberikan pelayanan KIA di Posyandu setiap bulan j. _ memberkan pelayanan keluarga berencatia kepada passrgan ria subur k. melaksanakan evaluasi dan pelaporan peleksanaan program KIA |. melakukan pendampingan kepada kader posyandu: dan m. menghadiri pertemuan koordinasi ditingkat desa / kcluratvan dan kecaniatan Pagal 26 Kader posyandu berkewajioan 2. melaksanakan tugas dan fungsinya secera baik den benar yang meliputy: menchadirkan iby bayi dan balta untuk datang ke posyancu, me‘aksanakan pelayanan Ji posyandy dan melakukan kunjungan rumah setelah hari posyandu serta melaporkan hasil Pasyandu setiap bulan; . bekerjasama dengan bidan ai desa dan dukun untuk memberikan pelayanan bagi ibu hal dan ibu melahirkan sesuai dengan peran dan kewenanganvey, ¢. memotivas'ibu hamil untuk meayediakan dana Tabulin; dan 4. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pesyandu ke pokja hanidesa, Pasal 27 Petugas Lapangan Keluarga Berancana deikewajiban a. berdomisil ui kecamatan tempat tugasava, b. melaksanakan kegiatan pendalazn sasaran dan Komunikasi Informasi d:n Edukasi (KI) tentang program KB dan KIA kepada masyarakat . memanfaatkan posyancu sebagai wadah komunikasi dan koordinasi program mendistribusikan alat dan obat Kontrasepsi bekerjasama dengan bidan dan melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program KB Pasal 28, Dukun bersalir, berkewajiban bermitra dengan bidan di desa/pusxesmas dalam pemeriksaan ihu hamil; mengantar dan mendampingi iby harail ke bidan atau ke puskesmas untuk mendapatkan peleyanan; mengantar dan mendampingibu bersalin di fasiltas keschatan yang memadai an mentaati petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk iekais (.Juknis) yang mengatur tentang kemitraan bidan dan dukun, Pagal 29 Setiap Ibu hamil, ibu Bersain, bu Nifas dan ibu menvusui berkewajiban a, memeriksakan kehamilannya paling kurang 4 (empat) Kali salaina kehamilan yaitu pada trimester I (satu) sebanyak 1 (satu) kali, Trimester Il (dua) sebanyak t (catu) kali dan Trimester Il (tiga) sebanyak 2 (dua) kali; b, melahirkan di sarana pelayanan kesehatan yang memadai, menyusui anaknya secara rutin sejak bayi dilahirkan sempai anak berumur 2 (dua) tahun: dan memberikan air susu ibu saja sejek bayi dilahirkan sarnpai anak herumur 6 (enam) bulan, kecuali kareng alasen medis yang dinyatakan oleh dokter. Pasa! 30 Setiap keluarga yeng mempunyai itu ham, bayi,ibu nifas den balta berkewajiban a. _membawalmengajak ibu hamil, bayi dan balita ke posyardu setiap bulan untuk mendapat pelayanan kesehatan; b. -menyusun P4K; ¢. mendampirgi bu hamil untuk melabirkan di fasiltas Kesehatan yang memadai, 4, _menyiapkan dana Tabungan lbu Bersalin (TABULIN); dan @, _menyiapkan pendonor darah dalam membantu iby hamil Pagal 3¢ Setiap orang berkewajiban membantu iby hamil dalam penyediaan sarana transportasi dan pengumpulan DASOLIN, Paset.32 Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Kesehatan berkeyliban a, memberikan pendampingan dan motvasi kepada masyarakat dalam Kaiten peningkatan KIA; >. _memfasiitasi pelayanan KIA; dan +. melakukan kerjasama dengan pemeriniah dalam pelayanan KIA Pagal 33 Lembaga penyelenggara kesehatan swasta berkewaiiten 2. melakukar kerjasama dengan penverintah daerah dalam pelaksanaan KIA: b. menfasilitasi pembinaan dan pelaksanaan pelayanan KIA: can ¢ melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam pelaksarzan pembinaan pelayanan KIA, BAB VII LARANGAN Pasal 34 (1) Setiap dukui bersalin dilarang melaksanakan praktek petayanan persalinan (2) Setiap tenaga Kesehatan diarang memterikan pertclongan persalinan dilvar fasites pelayanan kesehatan yang memadai (3) Setiap orang dilarang menghalangi ibu bersalin d,fasilitas Kesehatan yang memadal BAB Vil SANKSI Pasal 35, ‘Setiap orang yang teribat dalam pelayanan KIA yang oleh karona kelalaiannya mengakibatkan pasien ibu atau anak terlantar atau meninggal dunia dtuntut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan : BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 ‘Sebelum fasilitas kesehatan memadai dipenuhi, maka perto‘ongan persalinan dapat dilakukan pada puseesmas yang ada, Pasal 37, Peraturan Dzarah ini mulai berlaku pada tanggal dluncangkan, Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pangundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur. . Ditetenkan ci Waingapu pada tanggal 1!) Januari 2041 APATI SUMBA TIMUR, Diundangkan di Waingapu pada tanggal 10 Januari 2011 SEKRETARIS DAERAH KABURATEN SUMBA TIMUR, Cn UMBU HAMAKONDA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2011 NOMOR 3, ALLAN ET a PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEA TI’ IUR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG: REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK UMUM Pembangunan kesehaian aityjukan untuk meningkatkar kesadaran, kemavan dan kesejahteraan hidup bagi setiap orang deiam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu upaya kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan sebagai hak asasi nianusia harus diwujudkan dalam bentuk penberian berbagai kesehaian kepada soluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan oembangunan kesehatan yang belkuaiitas dan terjangkau oleh masyaraket. Pemberian Otonomi kepada daeiah pada hakekatnya morupakan pemberian kewenangan untuk rengurus sendiri urusan pemerintahan dibidang Pelayanan, pembinaen dan pembangunan dalam rangka peningkatan kesajahteraan masyerakat, Namun kaitan dalam pembanguran pelayanan kesehatan terutama kesehatan Ibu dan anak masih jauh dari harapan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematiar. bayi sehinqga perlu tindakantupaya serius dan sistematis dari Pemerintah, Swasta dan masyarakat agar berupaya yang lua’ biasa untuk menurunkan angka kamatan bu dan angka Komatian bayi dengan jalan melaksanakan pelayanan Kesehatan yang memariai sehingga peru menetapkan Pereturan Daerah Kabupaten Sumba Timur tentang Revolusi Kesehatan Ibu dan anak, * PASAL DEM! PASAL Pesal‘ Cukup jelas, Pasal 2 Cukup jelas. Pasal3 + Cukup jelas. : Pasal 4 . Cukupjelas. Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 7 Cuukup jelas. Pasal9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas, Pasal 12 + Cukup jelas. Pasal 13 CCukup jelas. Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jel. Pasal 17 Cukup jelas. Pacal 18 ‘Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 ‘Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jes. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jes. Pasal 30 ‘Cukup jelas. Pasal 31 ‘Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pesal 34 Cukup jelas. Pasal 35, Cukup jelas. Pasal 36 ‘Cukup jelas. Pasal37 Cukup jela ‘TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABLIPATEN SUMBA TIMUR NOMOR .....2%4.

Anda mungkin juga menyukai