Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah indeks yang

mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

indikator yaitu tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan

ekonomi masyarakat. Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu

produktifitas kinerja masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan

seluruh masyarakat Indonesia (Dinkes, 2009).

Status gizi masyarakat yang rendah tetap harus menjadi fokus perhatian.

Selain prevalensi gizi kurang gizi buruk yang tinggi, berbagai masalah gizi

utama lain yaitu anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium,

kurang vitamin A, dan kurang zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan upaya

pencegahan dan penanggulangannya. Saat ini msih terdapat beberapa daerah

di Indonesia yang masih masyarakat mengalami masalah kesehatan terutama

masalah gizi pada bayi dan balita (Profil Kesehatan Indonesia 2012).

Kasus gizi buruk tersebut terjadi lebih rawan seperti ibu hamil, bayi dan

anak balita dari keluarga miskin. Dibeberapa daerah terutama di perkotaan,

1
2

gizi lebih dan kegemukan terus meningkat, karena perubahan perilaku dan

gaya hidup yang tidak sehat (Depkes R.I 2010).

Berdasarkan data Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 3007 per 100.000

kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI (Survei Demografi, Kesehatan

Indonesia). Hal ini menunjukkan bahwa AKI cenderung terus menurut. Tetapi

bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada

tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, diperkirakan

target tersebut di masa yang akan mendatang sulit tercapai (Profil Kesehatan

Indonesia 2012).

Berdasarkan data 2011, ada 81.25% persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan. Angka ini meningkat 26.56% dalam satu dekade atau

meningkat 76.13% dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 2011, sekitar 90

persen bayi yang mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio, tapi hanya 76%

yang mendapatkan imunisasi Campak. Angka imunisasi meningkat lebih dari

20% jika dibandingkan data 15 tahun lalu.Sedangkan menurut Status Gizi

pada Balita (0-59 Bulan), pada tahun 2005, 3.5% gizi lebih, 68.5% balita gizi

baik, 19.2% gizi kurang, dan gizi buruk 8.8% (Profil Kesehatan Indonesia,

2013).

Di Indonesia pada tahun 2010 terdapat empat masalah gizi utama yaitu

Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA) telah teratasi sebagian dan Anemia

Gizi Besi (AGB). Dengan jumlah balita yang mengalami KEP 29,1%, GAKY

12,8%, KVA 12,8% dan AGB sebanyak 62%. (Depkes R.I 2010).
3

Dari data Dinkes Provinsi Aceh tahun 20012 diketahui bahwa jumlah

penduduk miskin di Provinsi Aceh adalah sebanyak 258.693 jiwa. Dengan

angka prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) 26,8%, Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY) 24,3%, Kekurangan Vitamin A (KVA) 20,1%

dan Anemia Gizi Besi (AGB) pada hamil tahun 2002 sebanyak 58%. Hal ini

merupakan salah satu dari dampak krisis yang melanda masyarakat sehingga

terjadi penurunan daya beli masyarakat terhadap bahan makanan yang banyak

mengandung zat besi sehingga hal ini berpengaruh terhadap status gizi dalam

keluarga termasuk di dalamnya ibu hamil (Dinkes Provinsi Aceh, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pukesmas Mutiara Kabupaten

Pidie dari Januari sampai dengan Juni tahun 2016 jumlah penduduk dalam

wilayah ini pada tahun 2016 adalah 18.323 jiwa, jumlah ibu balita adalah 473

orang, 5% sebanyak 94 orang diantaranya masih ada yang memiliki Lingkar

Lengan Atas (LILA) yang kurang. Keadaan ini sangat memprihatinkan.

Dimana pada saat ini negeri sudah maju tapi masih ada ibu-ibu dalam kondisi

hamil yang masih memiliki keadaan gizi yang kurang baik (Puskesmas

Mutiara, 2016).

Menurut data yang didapatkan dari Bides Gampong lingkok Kecamatan

Titeu 2015 jumlah keluarga yang mempunyai balita sebanyak 24 balita, dan

dengan penghasilan keluarga perbulan yaitu sebesar RP. 1.000.000 ditambah

jumlah anggota keluarga yang rata-rata lebih 3 orang, menambah terpuruknya

kehidupan masyarakat di daerah ini, sehingga yang menjadi korban adalah di

bidang makanan yang bergizi keluarga yang harus dihemat. Selanjutnya


4

pendidikan dan pengetahuan ibu sendiri juga bisa mempengaruhi status

makanan yang bergizi. Mengingat rata-rata pendidikan ibu di daerah ini

masih relatif rendah, sehingga ini membuat pengetahuan ibu tentang pola

makanan terhadap status pada gizi balita di daerah ini masih kurang (Bides,

2016).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

mengenai Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah Gizi

di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan

dalam penelitian ini yaitu Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami

Masalah Gizi di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun

2016.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah

Gizi di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah

Gizi di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun

2016 ditinjau dari tingkat pengetahuan.


5

b. Mengetahui Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah

Gizi di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun

2016 ditinjau dari tingkat pendidikan.

c. Mengetahui Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah

Gizi di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun

2016 ditinjau dari tingkat pendapatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

Menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan melatih penulis dalam

mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan

untuk peneliti lebih lanjut.

2. Untuk Keluarga

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi keluarga yang

memiliki masalah kesehatan mengenai status gizi balita, sehingga dapat

terjadi suatu perubahan prilaku ke arah yang lebih baik.

3. Profesi Keperawatan/ Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau pun informasi

dalam merencanakan program perbaikan gizi, promosi kesehatan,

pelayanan kesehatan dalam pengetahuan ibu.

4. Untuk Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan yang dapat di manfaatkan oleh mahasiswa,

khususnya untuk menambah referensi perpustakaan.


6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat permasalahanyang cukup luas maka penulis membatasi

penelitian pada Karakteristik Keluarga Balita yang Mengalami Masalah Gizi

di Gampong Lingkok Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2016 ditinjau

dari pengetahuan, pendidikan, dan pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai