Generator 3 Fase
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik
21 Mei 2017
DISUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada ALLAH SWT karena berkat nikmat,
anugerah, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapan menyelesaikan penulisan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan judul GENERATOR 3 FASE
Makalah ini merupakan tugas lanjutan dari sebuah mata kuliah teknologi maritime
yang di berikan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna Sebab penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan yang terbaik. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan isi yang
disajikan. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Generator .......................................................................................................... 2
2.3. Motor Listrik 3 Fase ......................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. GENERATOR
N = Jumlah Lilitan
= Fluksi Magnet
2
Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi
magnetik yang berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor
itu.
B
B C
A C
A D
D
B B
A
C C A
D D
Keterangan gambar :
Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu
putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai
dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik.
3
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan
kanan :
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan
Saklar
Komutator
Dioda
Sistem Saklar
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul tegangan
yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di hubungkan, maka tegangan
menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap
setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan di hasilkan tegangan searah
gelombang penuh.
Sistem Komutator
4
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga
tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul
tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang
timbul adalah tegangan arus searah gelombang penuh.
Sistem Dioda
Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
5
dengan magnet remanen
Dimana :
n = ecepatan putar
, Bila(Konstanta), maka :
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung
dari mesin. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang
mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada
kedua kutub.
6
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.
7
b. Generator Shunt
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga
arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya
denganhubungan-hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa
magnetik, seperti carauntuk memberikan sisa magnetik
8
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan,
hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau
komutator kotor.
c. Generator Kompon
d. Kompon Panjang
9
e. Kompon Pendek
10
Generator AC
Generator AC terdiri atas dua bagian utama, yakni stator dan rotor. Stator
adalah bagian diam dari generator yang berfungsi mengeluarkan tegangan bolak-
balik. Stator generator AC terdiri atas badan generator dari material baja.
Fungsinya untuk melindungi bagian dalam dari generator, name plate generator,
dan kotak terminal. Lain lagi dengan inti stator yang dibuat dari material
ferromagnetik berlapis yang mana terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan
stator. Lilitan stator itulah yang menjadi tempat utama menghasilkan tegangan.
Sementara rotor adalah bagian bergerak yang menghasilkan medan magnet yang
nantinya akan menginduksi stator. Rotor berbentuk salient atau kutub sepatu
atau kutub dengan celah udara yang sama rata.
11
2.1.2. Konstruksi Generator Sinkron
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi
motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron . Ada dua struktur kumparan
pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang
mengalirkan penguatan DC atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan atau disebut
kumparan jangkar tempat dibangkitkannya GGL arus bolak-balik. Hampir semua mesin
sinkron mempunyai kumparan jangkar berupa stator yang diam dan struktur medan magnet
berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada
sumber DC luar melalui cincin geser (slip ring) dan sikat arang (carbon brush), tetapi ada
juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation.
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan
kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder seperti pada gambar
2.8a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric(PLTA) atau
Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol.
Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik, yang berbentuk laminasi
agar dimaksudkan untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang
bagus berarti mengandung bahan yang memiliki permeabilitas dan resistivitas tinggi.
Gambar 2.9 memperlihatkan alur stator yang terdapat kumparan jangkar. Kumparan/belitan
jangkar pada stator yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu :
12
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding). b. Belitan berlapis ganda (Double Layer
Winding).
2.1.6.Generator Berbeban
13
Bila generator diberi beban yang berubah -ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada :
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegangan jatuh/fasa dan
I . Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut fluks bocor.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluks jangkar (A) yang berintegrasi dengan fluks yang dihasilkan pada
kumparan medan rotor (F), sehingga akan dihasilkan suatu fluks resultan sebesar R = F
+ A
14
Generator utama memberikan dayanya kepada rel 150 kV. Rel 6,6 kV adalah rel
untuk alat-alat bantu seperti motor penggerak pompa air pendingin dan motor pengisi air
ketel. Rel 400 Volt adalah rel untuk memasok berbagai alat bantu seperti :
1. SEE : Peralatan eksitasi statis yang diperlukan sewaktu strat.
2. SFC : Pengubah frekuensi statis yang diperlukan untuk menstart generator sebagai
motor start.
Pada waktu menstart turbin gas dengan cara menjadikan generator sebagai motor
start, generator tersebut harus dilengkapi dengan komparan asinkron kemudia distart sebagai
motor asinkron. Pada proses start ini, generator tersebut diberi pasokan 400 volt dengan
frekuensi rendah yang diatur oleh SFC. Setelah generator ini mulai berputar sebagai motor
asinkron, frekuensinya secara bertahap dinaikkan sehingga putaran generator terus naik dan
apabila sudah mendekati putaran sinkron kemudian diberi penguatan oleh SEE sehingga
generator ini mencapai tegangan untuk paralel dengan sistem. Kemudian generator tersebut
diparalel dengan sistem melalui proses sinkronisasi. Setelah generator ini paralel dengan
sistem, langkah selanjutnya adalah menghidupkan turbin gas.
Paralel Generator
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau lebih dan
kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan Menghemat biaya
pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.
Sinkronisasi
15
Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus
memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi adalah :
1. Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama.
2. Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan
3. Tegangan antar generator harus sefasa.
Dengan persyaratan diatas berlaku apabila :
1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel.
2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.
3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.
Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih
adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda
sederhana ini adalah lampu lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan
antar fasa.
16
Resistansi Tinggi
a. Lebih sering LV dari MV
b. Kurang dari 10 amp seterusnya
c. Terhindar penghentian mendadak
d. Sedikit kerusakan
Resistansi Rendah
a. Lebih sering MV dari LV
b. kurang dari 1000 amps dalam 10 detik
c. Mati secara aman
d. Kurang kerusakan dari pengkokohan yang didasarkan
Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah
berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-
turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai
urutan fasa a b c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
17
terminal terhadap titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran
atau titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan
magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga
tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga
fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah
phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang.
Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka
pada beban.
18
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan
permasalahannya, oleh karena itu saya hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan
beban dengan sumber listrik yang seimbang.
terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus
pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang
cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.
2.3.4. Tegangan dan Arus pada Rangkaian Tiga Fasa yang Seimbang
Sistem tenaga listrik biasanya disuplay oleh generator berfasa tiga. Biasanya
generator mensuplay beban-beban berfasa tiga yang seimbang, yang artinya bahwa pada
ketiga fasa tersebut terdapat beban yang identik.
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan
dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada
tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang
mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya
mempunyai beda fase sebesar 120listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan
sebesar 60, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, , D).
2.4. DG ISLANDING
Dahulu, jaringan distribusi terdiri dari pengumpan radial yang berasal dari gardu induk.
Beban pasif dihubungkan sepanjang pengumpan. Selain itu, mungkin ada recloser garis
tengah pada pengumpan. Pengumpan memiliki satu sumber - gardu induk. De-memberi
19
energi pada feeder yang menyertai membuka pemutus feeder. Penambahan generator ke
jaringan mengubah situasinya. Perhatikan jaringan yang ditunjukkan pada Gambar. 1, yang
menggambarkan feeder distribusi dengan recloser. Beban agregat dan generator terletak di
hilir feeder. Jika recloser terbuka, maka generator mungkin terus memasok daya ke beban.
Ini dikenal sebagai pulau. Secara umum, islanding tidak diijinkan karena beberapa alasan.
Pertama, islanding merupakan bahaya keselamatan yang mungkin bagi personil operasi.
Seorang pekerja dapat menyimpulkan bahwa sirkuit di hilir dari saklar terbuka tidak
berenergi dan karena itu aman untuk dikerjakan. Studi terhadap risiko ini menyimpulkan
bahwa hal itu dapat ditangani secara memadai dengan mengikuti standar yang disetujui
20
contoh di mana perlindungan interkoneksi DG tidak tersedia atau pemutus DG gagal
beroperasi.
Kejadian penutupan juga dapat terjadi jika pemutus feeder atau pembebas tidak
sengaja dibuka tanpa terlebih dahulu melepaskan hubungan di bagian hilir. Setelah
terbentuknya pulau tersebut, pemutus tersebut ditutup kembali. Bisa dibayangkan bahwa
kesalahan di sirkuit kontrol pemutus feeder atau recloser bisa menghasilkan hasil yang
sama. IEEE 1547 Bagian 4.4.1 menyatakan, "Untuk sebuah pulau yang tidak disengaja
dimana DR memberi energi pada sebagian Area EPS melalui PCC [titik kopling umum],
sistem interkoneksi DR harus mendeteksi pulau tersebut dan berhenti memberi energi pada
Area EPS dalam Dua detik terbentuknya sebuah pulau "[1]. Salah satu cara untuk
mematuhi klausul ini adalah memastikan bahwa DG tidak dapat menyediakan cukup daya
untuk muatan di dalam pulau. Sebagian besar utilitas menggunakan peraturan dua banding
satu - yang berarti bahwa muatan pulau minimum harus dua kali lebih besar dari rating DG
[2]. Akibatnya, tidak mungkin mencocokkan beban dan pembangkitan di dalam pulau, dan
pulau ini tidak berkelanjutan. Untuk aplikasi DG dengan penetrasi yang lebih tinggi,
mungkin sulit atau tidak mungkin untuk memastikan adanya ketidakcocokan yang
signifikan antara beban dan pembangkitan di dalam pulau. Skema anti-pulau diterapkan
untuk memastikan bahwa DG tidak tetap terhubung. Beberapa skema dapat digunakan,
seperti berikut ini: Skema anti-pulau yang pasif mendeteksi kejadian kepulauan dengan
mengukur sinyal sistem daya, seperti voltase atau frekuensi, di DG. Skema pasif telah
terbukti memiliki zona nondeteksi [3]. Dengan kata lain, jika daya nyata dan reaktif
mengalir melalui pemutus islanding adalah nol pada saat sebelum pembukaan, skema pasif
tidak dijamin beroperasi. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa skema pasif dapat
beroperasi untuk ketidakcocokan daya dalam kisaran beberapa persen rating DG kVA [4].
Skema anti-islanding aktif umumnya hanya berlaku untuk DG berbasis inverter.
Biasanya, skema ini memperkenalkan umpan balik positif yang disengaja untuk
mengganggu kestabilan kontrol inverter. Akibatnya, inverter tidak bisa mengatur voltase
atau frekuensi pada nilai nominal bila terputus dari grid. Skema ini bisa dibilang lebih
efektif daripada skema pasif karena zona nondetection mereka lebih kecil atau nol.
Transfer tripping memerlukan pengiriman sinyal perjalanan ke DG saat pemutus arus
21
terbuka. Karena DG terletak jauh, sebuah sistem komunikasi diperlukan. Selain itu, setiap
hulu interrupter yang bisa mengapalkan DG harus mengirimkan sinyal trip trip. Skema ini
lebih rumit jika switch dasi dapat mentransfer DG dari satu feeder ke feeder lainnya.
Singkatnya, reclosing karena operasi manual dan / atau kontrol yang salah hanya mungkin
dilakukan pada sistem dimana islanding berkelanjutan dimungkinkan dan hanya jika skema
anti-islanding telah gagal.
Perhatikan bahwa jika besaran tegangan ditahan konstan pada 1 pu, bila sudutnya
mencapai 60 derajat, tegangan pemutusnya adalah 1 pu, dan pada 180 derajat, Tegangan
pemutusnya adalah 2 pu. Saat perangkat ditutup lagi, voltase ini menggerakkan arus masuk
arus, yang mengalir diantara grid dan DG. Kita dapat membuat perkiraan tentang
kemungkinan sudut untuk peristiwa autoreclose out-phase. Kami berasumsi bahwa
islanding terjadi karena kesalahan, bahwa proteksi DG gagal mendeteksi kesalahan, dan
bahwa ketidakcocokan daya menghasilkan frekuensi kurang dari pickup elemen kurang
frekuensi. IEEE 1547 menentukan tersandung pada 59,3 Hz dalam 0,16 detik untuk
22
generator kurang dari 30 kW. Jika kita asumsikan autoreclose waktu 0,5 detik, maka
perbedaan sudut pada reclosing adalah:
Secara umum, peralatan listrik dapat mengalami kerusakan dalam beberapa cara.
Misalnya, isolasi rusak saat peralatan dioperasikan di atas suhu disainnya. Situasi ini sering
diakibatkan oleh peningkatan kerugian I2R selama overload. Selain itu, pada generator,
motor, dan transformer, kondisi tegangan lebih menyebabkan kejenuhan inti. Arus eddy
yang dihasilkan menyebabkan kerusakan. Potensi kerusakan untuk berbagai komponen
dalam jaringan distribusi dijelaskan pada bagian berikut.
A. Daya Transformator
Arus masuk saat ini setara dengan kesalahan patahan yang terletak di antara sumber
grid dan DG, termasuk transformator gardu induk dan transformator step up DG. Arus
masuk sekarang menghasilkan gaya magnet yang menyebabkan perpindahan konduktor,
kompresi insulasi, dan keausan insulasi.
Salah satu peringkat utama dari pemutus arus atau recloser adalah nilai interrupting-
nya. Nilai ini dinyatakan dalam ampere (simetris) pada tegangan pengenal maksimum.
Sebagai contoh, recloser singlephase dapat memiliki nilai interrupting yang berkisar antara
23
1.250 A (untuk recloser 50 A) sampai 12.500 A (untuk recloser 800 A). Interrupters yang
berada di antara sumber grid dan DG terpapar arus masuk sekarang yang ditentukan oleh
(3), dan arus ini menghasilkan kekuatan mekanis di dalam interrupter. Selain itu, pemutus
arus atau recloser yang membentuk titik terbuka antara grid dan pulau dikenai tegangan
hingga 2 pu melintasi kontak terbuka, seperti yang diilustrasikan pada Gambar. 2. Situasi
ini setara dengan pemutus sinkronisasi di pembangkit listrik. Breaker flashover diketahui
terjadi saat menyinkronkan generator, dan akibatnya, pemutus tersebut sering dilengkapi
dengan skema kegagalan pemutus yang dimodifikasi [8]. IEEE C37.04-1999 menentukan
kemampuan perpindahan arus out-of-phase untuk pemutus arus [9]. Perlu dicatat bahwa
tidak perlu menyertakan spesifikasi ini untuk semua aplikasi. Ini hanya berlaku untuk
pemutus arus yang akan digunakan untuk menghubungkan dua bagian sistem selama
kondisi di luar fase, misalnya pemutus sinkronisasi di stasiun pembangkit. Jika ditentukan,
peringkat yang disukai adalah 25 persen rating arus pendek (simetris) pemutus arus [9].
Terbukti, tidak ada peringkat serupa untuk recloser.
C. Generator Terdistribusi
IEEE C50.12 dan C50.13 mencantumkan persyaratan untuk generator sinkron besar.
NEMA MG1 mencakup generator yang lebih kecil. Dokumen-dokumen ini berhati-hati
terhadap sinkronisasi yang buruk karena nilai arus dan torsi yang tinggi. Sudut penutup
pemutus maksimum 10 derajat ditentukan. Torsi transien tinggi dapat menyebabkan
kegagalan kopling. Hal ini juga dapat menyebabkan isolasi koil / bar retak [10]. Standar
tersebut mengharuskan generator dirancang untuk menahan hubung singkat tiga fase di
terminalnya saat beroperasi pada voltase pengenal dan voltase 1.05 volt.
Namun, telah ditunjukkan pada [11] bahwa torsi transien dapat melebihi kesalahan tiga
fasa dengan faktor 2 sampai 3 kali selama acara sinkronisasi di luar fase. Torsi ini
menyebabkan tekanan mekanis pada generator dan penggerak utama. Torsi maksimum
diproduksi pada sudut 120 derajat daripada nilai 180 derajat yang menghasilkan arus
masuk arus maksimum [12]. Akibatnya, dalam tulisan ini, kita menggunakan torsi puncak
daripada arus masuk sekarang sebagai ukuran potensi kerusakan pada generator dan motor.
Simulasi komputer digunakan untuk menentukan nilai puncak torsi.
D. Beban
Beban pasif, seperti pemanasan atau pencahayaan, yang terhubung di dalam
pulau tidak terpengaruh oleh arus masuk saat ini karena reklamasi out-ofphase. Namun,
24
kasus motor sangat berbeda. Selama islanding, motor tetap sinkron dengan DG yang
terhubung. Jika, pada saat bersamaan, ada pergeseran sudut antara DG dan sistem, maka
motor mengalami torsi sementara dengan cara yang sama seperti DG terpengaruh. ANSI
C50.41 membahas motor induksi di dalam pembangkit dan mendefinisikan batasan untuk
rekluksi di luar fase yang dinyatakan sebagai nilai volt-perhertz di pemutus terbuka.
Namun, tidak ada batasan yang sama untuk motor di luar pembangkit. NEMA MG1,
bagaimanapun, mencatat nilai torsi breakdown untuk motor induksi kecil (lihat Tabel 2).
25
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pada dasarnya semua tranformator adalah sama yaitu suatu alat untuk memindahkan
daya dari suatu rangkaian kerangkaian yang lain secara elektromagnetik dengan
frekuensi yang tetap. Daya listrik yang dihasilkan pada stasiun
pembangkit harus mengalami beberapa tahap pendistribusian sebelum daya
itu dapat digunakan oleh beban listrik.
Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Motor Induksi 3 fasa
2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian
yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada
celah udara yang jaraknya sangat kecil
26
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
28