Anda di halaman 1dari 6

Memahami peran Nursing Advocacy dan

Pengambilan Keputusan Legal Etis

Ilmu Keperawatan Dasar I

Nama Kelompok
Laila Purnama Sari
M. Luthfi
Ratih Mutya Dewi
Riad Harian Sandi
Riesty Dwi Andriani

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

PONTIANAK

TAHUN 2012/2013
Nursing Advocacy dan Pengambilan Keputusan Legal Etis

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan
baik.

Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan


pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di
mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawatan. Namun
sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang
diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan
yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang
dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.

Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan,
karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan
menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai
diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan
tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata.

Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling
berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan
sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam
memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena
berbagai faktor).
Pembahasan

A. Nursing Advocacy

Definisi perawat advokat proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang
dibuat.

Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pendeketan tradisional maupun profesional.

Definisi perawat advokat menurut beberapa ahli:

1. Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun.
2. FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting.
3. GADOW menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal
keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara
bebas menentukan nasibnya sendiri.

Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan,meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.

Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan keperawatan kepada
klien mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Peran perawat sebagai advokasi

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak
klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:

1. penyakit yang dideritanya;


2. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
3. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
4. alternatif terapi lain beserta resikonya;
5. prognosis penyakitnya;
6. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;
7. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
8. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
9. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);
10. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya;
11. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
12. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
13. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
14. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
15. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;
16. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;
17. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan;
18. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
19. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang menangani;

B. Pengambilan Keputusan Legal Etis

Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan suatu tantangan bagi
seorang manajer. Dalam era global dan serba cepat ini, langkah untuk mengambil keputusan
harus cepat dan tepat pula.

Definisi pengambilan keputusan

1. Suatu tindakan pemilihan, dimana pimpinan menetukan suatu kesimpulan tentang apa
yang harus dilakukan/ tidak dilakukan dalam suatu situasi tertentu.

2. Merupakan pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.

3. Penyelesaian masalah,yaitu menghilangkan adanya ketidakseimbangan antara yang


seharusnya dengan yang terjadi.

Pengambilan keputusan adalah tugas terpenting dari semua tugas yang membentuk fungsi
kepemimpinan manajerial. Sebelum mengambil suatu keputusan, diperlukan informasi-
informasi pendukung, misalnya informasi mengenai:
laporan anggaran
laporan sensus pasien
catatan medis
catatan personil pegawai
laporan jumlah waktu sakit pegawai, dan
waktu libur

pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang tidak tergesa-gesa. Suatu rangkaian
tahapan yang dianalisis, diperlukan, dan dipadukan, hingga dihasilkanlah ketepatan serta
ketelitian dalam menyelesaikan masalah.

Berdasarkan kebutuhan, jenis keputusan yang dipakai adalah:

1. Keputusan strategis, keputusan yang dibuat oleh eksekutif tertinggi.


2. Keputusan administratif, yaitu keputusan yang dibuat manajer tingkat menengah
dalam menyelesaikan masalah yang tidak biasa dan mengembangkan teknik inovatif
untuk perbaikan jalannya kelembagaan.
3. Keputusan operasional, yaitu keputusan rutin yang mengatur peristiwa harian yang
dibuat sesuai dengan aturan kelembagaan, dan peraturan-peraturan lainnya.

Berdasarkan situasi yang mendorong dihasilkannya suatu keputusan , keputusan manajemen


dibagi menjadi dua macam:

1. Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang diperlukan dalam situasi menghadapi


masalah. Masalah yang biasa dan yang terstruktur memunculkan kebijakan dan
keseimbangan dan peraturan untuk membimbing pemecahan peristiwa yang sama.
Misalnya keputusan tentang cuti hamil.
2. Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak terstruktur dan
bersifat baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu. Misalnya keputusan yang
berkaitan dengan pasien.

Berdasarkan proses pembuatan keputusan, keputusan manajemen juga dapat dibedakan


menjadi dua model:

1. Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses sistematis dalam
pemilihan satu alternative dan beberapa alternatif; perlu waktu yang cukup untuk
mengenal dan menyukai pilihan yang ada.
2. Keputusan model deskriptif (pendekatan, lebih pragmatis) berdasarkan pada
pengamatan dalam membuat keputusan yang memuaskan ataupun yang terbaik.
Penutup

A. Kesimpulan

Dalam suatu pendekatan sistem ada beberapa hal yang berhubungan. Salah satunya adalah
pemecahan masalah. Sebelum membahas pemecahan masalah, kita harus mengetahui apa itu
masalah. Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian
atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi sebuah masalah tidak harus berkaitan
dengan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengertian pemecahan masalah adalah tindakan
memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan
peluang.

Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan.
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan
adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi
terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi
berbagai alternatif dari keputusan.

B. Saran

Sebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun keperawatan
adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus. Oleh sebab itu
baik sekali bila perawat menumbuhkan minat baca untuk menambah wawasan. Perawat juga
harus mampu menemukan masalah-masalah yang sungguh-sungguh terjadi pada klien untuk
menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang memerlukan penanganan segera.

Anda mungkin juga menyukai