1. Pengertian
Pembukuan adalah pencatatan secara kronologis dan sistematis dari transaksi-transaksi
keuangan yang ada di UPK agar dapat diperoleh informasi yang lengkap, benar dan tepat
waktu tentang perubahan dan posisi akhir dari setiap jenis kekayaan, Hutang, modal,
pendapatan dan biaya.
2. Manfaat
Manfaat pembukuan adalah tersedianya informasi keuangan pada saat-saat tertentu bagi
pengelola (Pengurus UPK) pemilik sendiri (masyarakat/MAD) maupun pihak-pihak lain yang
terkait (BP-UPK, Program, Pemerintah dan lain-lain)
b. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah dari mana asal kekayaan Pak Herman ?
Ternyata kekayaan Pak Herman tersebut berasal dari : HUTANG sisa kredit Sepeda Motor
dan Sisa Cicilan rumah. Selebihnya adalah miliknya sendiri (dalam bahasa akutansi disebut
MODAL SENDIRI) yang diperoleh dari menabung, warisan dari orang tua dan mertua.
Jadi kekayaan Pak Herman berasal dari HUTANG ditambah MILIKNYA SENDIRI. Kalau
ternak sapinya dijual untuk melunasi sisa kredit speda motornya, maka akan mengurangi
kekayaan dan Hutang keluarga. Kalau menjual ternak sapi untuk didepositokan di Bank
tidak akan mengurangi kekayaan, namun hanya merubah Bentuk kekayaan, dari sapi
menjadi deposito.
c. Agar Dapur tetap mengebul tanpa harus menjual kekayaan yang telah ada, keluarga
perlu memiliki penghasilan atau Pendapatan setiap Waktu (harian, mingguan, bulanan).
Sebagai Pegawai Pabrik, Herman menerima gaji setiap bulan, isteri Herman membuka
usaha warung. Disamping itu meraka juga memiliki sawah dan kebun pisang. Hasil dari
semua sumber itu adalah PENGHASILAN/PENDAPATAN keluarga yang dapat dihitung
secara bulanan.
d. Rumah Tangga Herman, memerlukan BIAYA untuk hidup bagi seluruh anggota keluarga ;
makan, pakaian, pendidikan, kesehatan, transport, rekreasi, dan aneka kebutuhan lainnya.
f. Kalau keluarga Pak Herman terus-menerus hidup dengan pola merugi besar pasak dari
pada tiang alias Tekor, maka akan menjadi jatuh miskin. Untuk menutup biaya hidup bisa
MAKAN MODAL perabotan rumah tangga dijual, ternak dijual, tanah dijual. Kebutuhan
hidup besar yang mendadak seperti sakit, terpaksa mencari utangan, dan lambat laun
namun pasti rumah tangga Pak Herman bisa bangkrut
g. Sebaliknya jika rumah tangga Pak Herman bisa mengelola kekayaan dengan tekun,
disiplin menerapkan hidup surplus dan menabung, berarti menghimpun kekayaan.
Keluarga Herman kekayaannya akan tumbuh dan lambat laun akan semakin kaya.
Inilah hukum alam pemberdayaan ekonomi yang berlaku mutlak bagi siapapun tanpa
mengenal keajaiban dan spekulasi. Jadi secara ekonomi Rumah Tangga, Perusahaan,
Lembaga UPK, Negara pada hakekatnya sama saja.
Belajar dari cerita Keluarga Herman seperti digambarkan diatas, maka kita
menemukan kata kunci untuk memahami dan menguasai secara mudah system
akuntansi :
KATA KUNCI itu adalah :
o KEKAYAAN
o HUTANG
o MODAL (MILIK SENDIRI)
o PENDAPATAN
o BIAYA, dan
o LABA-RUGI yang akan menetukan kehidupan suatu ekonomi akan TUMBUH
berkembang atau bangkrut.
Ternyata, setiap kejadian transaksi, secara otomatis akan merubah kedua sisi persamaan.
Posisi seimbang atau Neraca akan terus tidak berubah, berapa sering dan besarnya transaksi
keuangan yang terjadi, selama pencatatan dilakukan secara imbang berpasangan. Kenyataan
ini menegaskan logika dasar akutansi yaitu :
Kalau KEKAYAAN bertambah, akutansi akan menjelaskan dari mana asalnya, sebaliknya
kalau kekayaan berkurang, akutansi akan memberikan informasi secara rinci ke mana
tujuan nya
Logika dasar itu akan tetap dipergunakan dalam melakukan pencatatan setiap
kejadian transaksi keuangan dalam system akutansi UPK
Rekening adalah formulir yang berbentuk kolom terbagi dua digunakan untuk menempatkan
catatan transaksi yang bersifat menambah atau mengurangi posisi saldo akhir rekening. Ingat
se- rekening dua kolom seperti lagu ndangdut sepondok dua cinta Kolom sebelah kiri
diberi nama Debet dan disebelah Kanan diberi nama Kredit. Secara teknis, tidak mudah
menjelaskan arti, fungsi dan cara penggunaan Debet dan Kredit. Menyamakan dan mengganti
istilah debet kredit dengan Tambah-Kurang atau Masuk-Keluar tidak dapat dilakukan,
karena pasti menyesatkan. Hanya dengan berpedoman pada persamaan dan logika dasar
akutansi pemahaman debet-kredit dapat dengan mudah dijelaskan seperti uraian dalam kotak
dibawah ini.
Konsep dan penalaran dasar akutansi, bertolak dari persamaan realitas ekonomi seperti pada
keluarga Herman bahwa; kekayaan selalu sama dengan Hutang ditambah Modal
(sendiri). Dengan kata lain, Kekayaan selalu dapat dijelaskan dari dari mana sumbernya.
Secara akutansi, transaksi masuk KE rekening kekayaan, harus jelas DARI rekening mana
asalnya. Transaksi keluar DARI rekening kekayaan harus jelas KE rekening mana tujuannya.
Terhadap setiap kejadian transaksi pertanyaan ke rekening mana dan dari rekening
mana dapat selalu diajukan. Dengan begitu, kita dapat mencatat kedalam kolom debet
dan kolom kredit dari rekening-rekening yang terpengaruh oleh kejadian transaksi itu
akhirnya Padanan makna debet-kredityang paling logis adalah, KE untuk Debet dan DARI untuk Kredit .
1 KEKAYAAN (AKTIVA)
1.1 Kas
1.1.1 Kas BPPK
1.1.2 Kas Operasional UPK
1.1.3 Kas Pengembalian UEP
1.1.4 Kas Pengembalian SPP
1.2 Bank
1.2.1 Bank BPPK
1.2.2 Bank Operasional UPK
1.2.3 Bank Pengembalian UEP
1.2.4 Bank Pengembalian SPP
1.3 Pinjaman
1.3.1 Pinjaman UEP
1.3.2 Pinjaman SPP
1.5 Inventaris
Ak. Penyusutan
2. Hutang :
2.1 Hutang pihak III
2.2 Hutang Dana Sosial
2.3 Hutang lain
3 MODAL
3.1 Transfer dari KPPN
3.1.1 APBD
3.1.2 Hibah
3.1.3 Lain-lain
5 BIAYA
5.1 Biaya Operasional
5.1.1. Honor Pengurus UPK
5.1.2 Administrasi dan Umum
5.1.3 Transport
5.1.4 Sewa Kantor
5.1.5 Penyusutan
5.1.6 Lain-lain
Dari daftar yang digambarkan diatas, UPK memiliki penggolongan rekening yang sama. Perbedaan
terletak pada rincian jenis dan nama rekening dari setiap golongan klasifikasi.
Meskipun pada dasarnya setiap pengguna memiliki kebebasan memberikan struktur nomor rekening,
namun untuk menyesuaikan dengan standar yang berlaku umum maka :
Nomor Induk Rekening diklasifikasikan sebagai berikut :