Kompas Brunton, sebuah alat yang umum digunakan para kartografer dan surveyor di seluruh dunia
Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan
jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat. Berbagai titik
tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta, batas
wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan
sebuah pekerjaan. Surveyor menggunakan berbagai
elemen matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sejarah
o 1.1Ilmu ukur wilayah modern
2Metode surveying
3Referensi
4Pranala luar
Sistem triangulasi modern dikembangkan oleh pakar matematika Belanda Willebrord Snell, yang
pada tahun 1615 telah mensurvey wilayah dari Alkmaar ke Bergen op Zoom, sejauh kurang lebih 70
mil (110 kilometer), menggunakan serangkaian titik yang membentuk 33 segitiga secara
keseluruhan. Theodolite ditemukan oleh Jesse Ramsden pada tahun 1787 dan menjadi awal
perkembangan yang pesat dari ilmu ukur wilayah modern. Sebelumnya sudah ada alat yang serupa
dengan akurasi yang lebih lemah, yang dikembangkan oleh Leonard Digges, Joshua Habermel,
dan Jonathan Sisson[4] Theodolite buatan Ramsden digunakan oleh tim Great Trigonometric
Survey yang memetakan India hingga gunung Everest yang dimulai pada tahun 1801. Pemetaan
yang dilakukan tim ini memiliki banyak dampak secara ilmiah dan ekonomi dan menjadi awal
industrialisasi oleh pemerintahan kolonial Inggris dengan pembangunan kanal, jalan, dan rel secara
massa.
Metode surveying[sunting | sunting sumber]
Dalam sejarahnya, jarak diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan tali atau rantai yang
direntangkan, contoh rantai Gunther. Cara kuno seperti ini mengharuskan surveyor harus
memutuskan alat ukurnya ketika berhadapan dengan tanah miring.
Pengukuran sudut umumnya menggunakan kompas yang menghasilkan sudut antara satu titik
dengan titik lainnya relatif terhadap kutub utara kompas sehingga nilainya dapat berupa 0 hingga
359. Pengukuran yang lebih teliti akan mendapatkan detik sudut.
Keay J (2000), The Great Arc: The Dramatic Tale of How India was Mapped and Everest was Named,
Harper Collins, 182pp, ISBN 0-00-653123-7.
Pugh J C (1975), Surveying for Field Scientists, Methuen, 230pp, ISBN 0-416-07530-4
Genovese I (2005), Definitions of Surveying and Associated Terms, ACSM, 314pp, ISBN 0-9765991-0-4.