Anda di halaman 1dari 3

Ilmu ukur wilayah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


(Dialihkan dari Ilmu Ukur Tanah)

Insinyur sedang melakukan pengukuran wilayah

Kompas Brunton, sebuah alat yang umum digunakan para kartografer dan surveyor di seluruh dunia

Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan
jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat. Berbagai titik
tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta, batas
wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan
sebuah pekerjaan. Surveyor menggunakan berbagai
elemen matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Sejarah
o 1.1Ilmu ukur wilayah modern
 2Metode surveying
 3Referensi
 4Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Pengukuran wilayah yang sangat mendasar terjadi ketika manusia mulai membangun struktur
besar. Bukti paling awal mengenai praktik pengukuran wilayah dilakukan oleh masyarakat yang
membangun Stonehenge; mereka menggunakan pasak dan tali sebagai media pengukuran
wilayah.[1]
Di peradaban Mesir Kuno, begitu banyak lahan pertanian dibandung di pinggir sungai Nil yang
secara rutin mengalami pasang surut yang mengembalikan kesuburan tanah. Tali digunakan
sebagai pembatas lahan pertanian milik individu. Selain itu, bentuk persegi yang hampir sempurna
dari banyak piramida juga menegaskan penggunaan ilmu ukur wilayah sebagai instrumen
pembangunannya.[2]
Di peradaban Romawi, surveyor merupakan sebuah pekerjaan yang resmi.[3]
Ilmu ukur wilayah modern[sunting | sunting sumber]

Table of Surveying, 1728Cyclopaedia

Sebuah peta hasil ilmu ukur wilayah, tahun 1870

Sistem triangulasi modern dikembangkan oleh pakar matematika Belanda Willebrord Snell, yang
pada tahun 1615 telah mensurvey wilayah dari Alkmaar ke Bergen op Zoom, sejauh kurang lebih 70
mil (110 kilometer), menggunakan serangkaian titik yang membentuk 33 segitiga secara
keseluruhan. Theodolite ditemukan oleh Jesse Ramsden pada tahun 1787 dan menjadi awal
perkembangan yang pesat dari ilmu ukur wilayah modern. Sebelumnya sudah ada alat yang serupa
dengan akurasi yang lebih lemah, yang dikembangkan oleh Leonard Digges, Joshua Habermel,
dan Jonathan Sisson[4] Theodolite buatan Ramsden digunakan oleh tim Great Trigonometric
Survey yang memetakan India hingga gunung Everest yang dimulai pada tahun 1801. Pemetaan
yang dilakukan tim ini memiliki banyak dampak secara ilmiah dan ekonomi dan menjadi awal
industrialisasi oleh pemerintahan kolonial Inggris dengan pembangunan kanal, jalan, dan rel secara
massa.
Metode surveying[sunting | sunting sumber]
Dalam sejarahnya, jarak diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan tali atau rantai yang
direntangkan, contoh rantai Gunther. Cara kuno seperti ini mengharuskan surveyor harus
memutuskan alat ukurnya ketika berhadapan dengan tanah miring.
Pengukuran sudut umumnya menggunakan kompas yang menghasilkan sudut antara satu titik
dengan titik lainnya relatif terhadap kutub utara kompas sehingga nilainya dapat berupa 0 hingga
359. Pengukuran yang lebih teliti akan mendapatkan detik sudut.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Johnson, Anthony, Solving Stonehenge: The New Key to an Ancient Enigma. (Thames & Hudson,
2008) ISBN 978-0-500-05155-9
2. ^ Hong-Sen Yan & Marco Ceccarelli (2009), International Symposium on History of Machines and
Mechanisms: Proceedings of HMM 2008, Springer, hlm. 107, ISBN 1-4020-9484-1
3. ^ Lewis, M. J. T. (2001-04-23). Surveying Instruments of Greece and Rome. Cambridge University
Press. ISBN 9780521792974. Diakses tanggal 30 August 2012.
4. ^ Turner, Gerard L'E. Nineteenth Century Scientific Instruments, Sotheby Publications, 1983, ISBN 0-
85667-170-3

 Keay J (2000), The Great Arc: The Dramatic Tale of How India was Mapped and Everest was Named,
Harper Collins, 182pp, ISBN 0-00-653123-7.
 Pugh J C (1975), Surveying for Field Scientists, Methuen, 230pp, ISBN 0-416-07530-4
 Genovese I (2005), Definitions of Surveying and Associated Terms, ACSM, 314pp, ISBN 0-9765991-0-4.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 Géomètres sans Frontières : Association de géometres pour aide au développement. NGO
Surveyors without borders (Perancis)
 The National Museum of Surveying The Home of the National Museum of Surveying in
Springfield, Illinois
 Land Surveyors United Support Network Global social support network featuring surveyor
forums, instructional videos, industry news and support groups based on geolocation.
 Natural Resources Canada – Surveying Good overview of surveying with references to
construction surveys, cadastral surveys, photogrammetry surveys, mining surveys, hydrographic
surveys, route surveys, control surveys and topographic surveys
 As-builts -– Problems & Proposed Solutions — Discussion on Building Surveys within
Construction industry by Stephen R. Pettee, CCM
 Table of Surveying, 1728 Cyclopaedia
 Google Map with overlays for principal meridians, coordinate zones, NGS Control, USGS
topographic maps and more
 Surveying & Triangulation The History Of Surveying And Survey Equipment
 BASIC programs for surveying and mapping
 NCEES National Council of Examiners for Engineering and Surveying (NCEES)
 International Federation of Surveyors International Federation of Surveyors (FIG)
 RICS Certified RICS Certified Surveyors in Middle East and North Africa(Land Sterling)
 [1] Land Survey Software
 [2] tutorial for Land Survey

Anda mungkin juga menyukai