TINJAUAN PUSTAKA
tahun 30-an. Di AS sendiri filosofi mutu dan MMT di masa itu tidak begitu
mendapat perhatian. Tetapi dalam tahun 50-an, sesudah Perang Dunia II,
Total Quality Control (TQC) atau Pengendalian Mutu Total. Sejak penerapan
tersebut, industri jepang maju dengan pesat, sehingga pada tahun 80-an para
Dalam bahasa Indonesia (BI), mutu disebut juga kualitas. Kata kualitas
masuk ke dalam BI dari bahasa Inggris, yaitu qualitydan kata ini sesungguhnya
berasal dari bahasa Latin, yaitu qualitas yang masuk ke dalam bahasa Inggris
(kamus komprehensif) bahasa Inggris, kata itu mempunyai banyak arti. Tiga di
antaranya : (1) suatu sifat atau atribut yang khas dan membuat berbeda; (2)
13
14
standar tertinggi sifat kebaikan; dan (3) memiliki sifat kebaikan tertinggi.
(Tampubolon, 2001:106).
dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
2001:4)
yang konvensional maupun yang lebih strategik, kita boleh menyatakan bahwa
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. (Gaspersz, 2001:5)
2001:6)
2001:6)
efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
(Gaspersz, 2001:6)
(Gaspersz, 2001:7)
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu
untuk menciptakan produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.
(Gaspersz, 2001:9)
tentang mutu, walaupun kontroversi, ialah Quality is Free (Mutu Tidak Mahal)
dan Zero Defects (Tanpa Cacat). Pandangan ini dituangkannya dalam dua
19
topik besar yaitu Vaksin Mutu dan Empat Belas Langkah Crosby. (Tampubolon,
2001:57)
dibudayakan oleh setiap karyawan dan pimpinan. Kelima ramuan itu adalah
2001:58).
mutu, melakukan lagi. Keempat belas langkah di atas tidaklah harus diterapkan
sesuai urutan di atas, namun dapat disesuaikan dengan situasi yang sedang
Modern
melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat dengan
jalan menyortir produk yang baik dari yang jelek, kemudian mengerjakan ulang
inspeksi ini dipandang dari perspektif sistem kualitas modern adalah sia-sia,
kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik yang akan diuraikan
Dari tiga guru manajemen mutu (Juran, Deming dan Crosby) tersebut
Total Quality Management (TQM), Kerangka Kerja Mutu The Toyota Way,
pendek.
tersembunyi.
orang lain.
Prinsip 11. Hormati jaringan mitra dan pemasok Anda dengan memberi
Prinsip 12. Pergi dan lihat sendiri untuk memahami situasi sebenarnya
(genchi genbutsu).
24
Prinsip 14. Menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa
(kaizen).
2013:12)
18001
makanan (food chain) yang berdampak pada keamanan dari produk akhir.
(Gaspersz, 2013:339)
dapat digunakan oleh semua organisasi dalam rantai pasokan makanan (food
29
ISO 9001, ISO 14001, ISO 22000, tetapi hanya sebagai petunjuk untuk
tanggung jawab sosial dari organisasi apa saja tanpa memandang ukuran dan
(Gaspersz, 2013:473)
ISO 28000 cocok untuk semua ukuran dan jenis organisasi yang
dan petunjuk generik tentang manajemen risiko dan dapat diterapkan pada
lain-lain. Serupa dengan ISO 26000, ISO 31000 juga tidak dimaksudkan untuk
kompetensi individual yang terlibat dalam proses audit, termasuk orang yang
DMAIC
dalam program Six Sigma atau Lean Six Sigma. (Gaspersz, 2013:629)
2006:2)
31
(profit) melalui menangani isu-isu bisnis yang serius yang mungkin telah ada
untuk jangka waktu lama. Kekuatan pendorong di balik pendekatan Six Sigma
yaitu Komite Penerapan Metode Statistik, Sub Komite SC 7, yaitu Sub Komite
2013:646)
2.3. Berbagai Ukuran yang Lazim Digunakan dalam Metode Six Sigma
2.3.1. Konsep Deffects Per Million Opportunities (DPMO) dan Six Sigma
kegagalan per sejuta kesempatan. Target dari pengendalian kualitas Six Sigma
unit output yang cacat dari sejuta unit output yang diproduksi, tetapi
hanya 3,4 kegagalan per satu juta kesempatan (DPMO). (Gaspersz, 2002:7)
metode yang ada pada six sigma yang terdapat pada tahap Measure, berikut
1000000-normsdist((USL-XBAR)/S)*1000000+normsdist((LSL-
XBAR/S)*1000000
521) :
oleh karena itu variasi penyebab-khusus menjadi tidak ada lagi dalam
proses itu.
dapat ditentukan.
memiliki :
UCL, dan yang satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang
pada peta itu jatuh atau berada di luar batas-batas kontrol atau
34
Keterangan :
CL = Garis Tengah (Central Line)
UCL = Batas Kontrol Atas (Upper Control Line)
LCL = Batas Kontrol Bawah (Lowe Control Line)
35
pangsa pasar, dan lain-lain. Berdasarkan alasan ini, pengukuran kinerja proses
program-program Lean-Sigma.
(USL LSL) / 6s, dimana USL = Upper Spesification Limit, LSL = lower
Spesification Limit dan s adalah simpangan baku proses dari produk yang
berada pada tingkatan yang terbaik dengan hasil 3,4 DPMO yang setara
indeks kapabilitas proses yang setara dengan tingkat sigma sebagai berikut :
36
Cp Kapabilitas Proses
2.3.3.1. Proses dengan Dua Batas Kendali (Batas Kendali Atas dan
spesifikasi dengan dua batas kendali. Dua batas kendali ini dimaksudkan
bahwa proses yang ada menghendaki adanya standar untuk batas atas atau
UCL (Upper Control Limit) dan juga batas bawah atau LSL (Lower Spesification
Limit). Kedua batas tersebut harus dipenuhi untuk mewujudkan proses produksi
2.3.3.2. Proses dengan Satu Batas Kendali (Batas Kendali Atas atau
sisi saja, UCL atau LCL, dimana UCL (Upper Control Limit) digunakan untuk
pengendalian nilai USL (Upper Spesification Limit), atau LCL (Lower Control
Limit) digunakan untuk pengendalian nilai LSL (Lower Spesification Limit). Peta
Catatan : UCL harus lebih kecil dari USL (UCL < USL) atau LCL
harus lebih besar dari LSL (LCL > LSL atau LSL < LCL).
untuk melakukan analisis Six Sigma dan perbaikan mutu sehingga dapat
terkait dengan Six Sigma dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini :
utama dari sebuah perusahaan karena mutu produk sangatlah erat kaitannya
Kualitas sebuah produk dalam hal ini cacat atau tidaknya produk
tepung terigu yang dihasilkan oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills. Penelitian ini
akan menilai bagaimana pengendalian mutu dari tepung terigu yang diproduksi.
Beberapa varian produk akan diteliti melalui sampel produk yang diperoleh dari
(CTQ) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah data diperoleh barulah
terkait dengan mutu produk yang telah dinilai. Berikut gambar skema kerangka
In Process Tepung
Terigu
Berbagai Varian
Produk Tepung
Terigu
DPMO
Sigma
Kapabilitas
Proses
Kesimpulan
2.6. Hipotesis
1. Diduga proses produksi tepung terigu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills
ditetapkan.
2. Diduga pengendalian mutu produk pada PT. Eastern Pearl Flour Mills
(DPMO) atau setara dengan 5,22 6,0 Sigma ukuran kualitas produk