TUGAS AMDAL
NIM : 212.13.0036
Review mengenai 3 (tiga) Mtode yang digunakan dalam mengevaluasi dampak secara
holistic dalam AMDAL. Terdapat 3 (tiga) contoh metode yang digunakan yaitu, Metode
Fisher and Davies, Metode Leopold, dan metode Matriks Sederhana atau netode checklist.
Lebih jelas mengenai ketiga metode serta pengaplikasiannya dapat dilihat sebagai berikut :
Skala
No Uraian 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7
2 Keadaan parameter SJ J S B SB
lingkungan/ rona lingkungan
awal
Keterangan:
Kepentingan:
STP; Sangat Tidak Penting, TP; Tidak Penting, S; Sedang, P; Penting, SP; Sangat
Penting
Kepekaan:
STP; Sangat Tidak Peka, TP Tidak Peka, S; Sedang, P; Peka, SP; Sangat Peka
Keterangan :
- Contoh yang diambil adalah satu contoh yaitu tingkat kebisingan dari
komponen geofisik kimia. Angka 3 (tiga) pada Skala kondisi RLA (Rona
Lingkungan Awal) adalah angka yang didapat dari hasil uji lapangan yang
kemudian di convert kan ke dalam skala kualitas lingkungan, hasil uji lab
menunjukkan bahwa kondisi tingkat kebisingan di lapangan berada diatas
baku mutu dan dalam kondisi lingkungan sedang sehingga berada pada
angka 3 (tiga) kategori sedang.
- Pada Skala Kepentingan terhadap proyek didapat angka 2 (dua), angka
tersebut didapat dengan melihat nilai kepentingan dampak tingkat
Keterangan :
kegiatan pembangunan gedung utama mall, dan pada tahap operasional yaitu
nomor 2 (dua) tahap kegiatan operasional mall. Angka dua merupakan besaran
dampak yang didapat dari penentuan besaran dampak = SKL(K) SKL(RLA).
RLa RL 1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4
yad
A B c d e f g h i j k l m N O P Q
1 Tingkat 3 3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2,0 -1 -1
kebisingan
Keterangan :
RLA (Rona Lingkungan Hidup Awal) adalah 3 (tiga) kategori sedang, dan RLyad (Rona Lingkungan Hidup yang akan datang) adalah 3
(tiga) kategori sedang nilai ini merupakan nilai asumsi dikarenakan kondisi awal lapangan/proyek sudah tercemar lebih dahulu
sehingga rona awal ketika ada proyek diperkirakan tetap tidak terlalu meningkat significant atau dalam keadaan yang tetap. Kemudian
kondisi yang akan datang dengan proyek adalah 2 (dua), ini didapat dari perhitungan matematis yang kemudian di convert kan kedalam
nilai skala kualitas lingkungan kategori 2 (dua) yaitu buruk. Pada kolom selisih didapan dari pengurangan antara Rona Lingkungan awal
dikurang dengan Kondisi yang akan datang dengan proyek, begitu juga pada kolom dampak didapat dari pengurangan antara Kondisi
yang akan datang dengan proyek dengan Rona Lingkungan yang akan datang. Sehingga nantinya akan didapat hasil dari penjumlahan
total pada kolom dampak, hasil tersebut merupakan kesimpulan secara holistik dari sifat dan besaran dampak yang muncul. Misalkan
yang didapat nanti adal 1 maka kesimpulannya adalah Secara holistik, dampak yang ditimbulkan bersifat negatif tetapi besaran
dampak termasuk kecil (-1). Dimana besarnya dampak dikelompokkan dalam 4 skala : 1 (kecil), 2 (sedang), 3 (besar) dan 4 (sangat
besar).
B. Metode Sederhana
Metode Sederhana yang sangat terkenal dan mudah dalam mengevaluasi adalah
metode checklist Bettelle dan Columbus, Penentuan evaluasi dampak besar dan penting
dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan metode matrik yaitu metode Batelle
sederhana dengan pendekatan deskriptif-kualitatif berdasarkan informasi besaran dan
tingkat kepentingan masing-masing jenis dampak penting hipotetik. Adapun keputusan
tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk
kategori dampak penting yang dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan 4 (empat)
kriteria sederhana berikut :
Apabila P 3 dan besaran dampak 2, maka termasuk dampak penting yang dikelola
(PK)
Apabila P = 1 dan P tersebut adalah kriteria no. 1 (jumlah manusia terkena dampak),
untuk semua besaran baik positif (+) maupun negatif (-), maka termasuk dampak
penting yang dikelola (PK)
Apabila dampak tersebut merupakan dampak positif, maka termasuk dampak penting
yang dikelola (PK)
Diluar ketiga kriteria di atas, dampaknya termasuk dampak tidak penting dan tidak
dikelola (TPK)
Dari matrik dampak besar dan penting dari rencana kegiatan, dapat dilakukan
kajian dampak secara holistik sehingga akan terlihat secara jelas karakteristik lingkungan
yang mengalami perubahan. Kesimpulan hasil evaluasi tersebut kemudian dilakukan
evaluasi kembali untuk melihat kemungkinan adanya kumulatif dampak dalam kesatuan
ruang dan waktu. Dari hasil evaluasi dampak penting akan dapat diperoleh beberapa isu
pokok yang harus dikelola, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
akan dioptimalkan sedangkan dampak negatif akan dicegah atau diminimalkan. Sebagai
contoh adalah Evaluasi dampak dari adanya kegiatan Pembangunan Intermediate Stockpile
Batubara. Matriks Besaran Dampak dan Tingkat Kepentingan Dampak Kegiatan
Pembangunan Intermediate Stockpile Batubara dapat terlihat sebagai berikut :
Rencana Kegiatan Komponen Lingkungan yang Terkena Besaran Kriteria Dampak Penting Kesimpulan
Dampak Dampak Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7 P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
B. KONSTRUKSI
Keterangan :
Lajur Horisontal :
Berisikan nilai besaran dampak, faktor penentu derajad Kepentingan dampak, jumlah nilai derajat kepentingan, dan keputusan
terhadap besar dan pentingnya dampak yang harus dikelola dan dipantau pada RKL dan RPL atau tidak.
Lajur Vertikel :
Berisikan tahapan-tahapan kegiatan, jenis-jenis kegiatan dan/usaha penyebab dampak, dan parameter-parameter lingkungan (fisik-
kimia, biotis, dan sosial ekonomi dan sosaial budaya serta kesehatan mayarakat yang diprakirakan terkena dampak.
Sebagai contoh diambil contoh dampak yaitu tingkat kebisingan, dimana dampak
berupa peningkatan kebisingan dari adanya kegiatan mobilisasi peralatan pada tahap
kontruksi. Pada tabel diatas besaran dampak adalah 1 yang didapat dari pengurangan
SKL(K) SKL(RLA).. Kemudian menentukan sifat penting dampak dengan mengacu kepada
7 kriteria sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan. 7 (tujuh) kriteria dampak penting tersebut adalah seperti berikut :
1. Jumlah manusia yang tekena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dampak dan lamanya dampak berlangsung
4. Komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Bila dalam menilai kepentingan dampak terdapat tiga atau lebih kriteria dampak
penting dari tujuh kriteria tingkat kepentingan dampak ( P 3) maka dampak
tersebut termasuk kriteria dampak penting (P). Sedangkan apabila P 2 maka
dampak tersebut termasuk kriteria dampak tidak penting (TP). Sehingga kesimpulan
dari tabel diatas adalah jumlah P = 4 yang berarti jumlah sifat penting dampak lebih
dari 3. Dimana Hasil evaluasi secara holistik dampak tersebut maka, dampak tersebut
merupakan dampak penting yang dikelola.
C. Metode Leopold
Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik
interaksi dari Leopold". Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna
Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini
dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi
yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk
memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan;
disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk
mengkomumkasikan hasil. Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak
100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh
delapan) komponen lingkungan. Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks
interaksi dari 100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan)
jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88). Seratus jenis aktivitas
proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek. Sedang 88
jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran dari 5
kelompok komponen lingkungan sebagai berikut yaitu Komponen Geofisik kimia,
Komponen Biologi, Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya, Serta Komponen Kesehatan
Masyarakat. Sebagai contoh nantinya dalam metode ini diambil contoh dampak pada
komponen geofisik-kimia yaitu tingkst kebisingan.
Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap
aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak
pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan
atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran
(magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang
diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu merupakan
besaran terkecil sedang sepuluh terbesar. Penentuan besaran dampak berupa skala
didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin
kuntitatif. Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement" atau
pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk dampak negatif
diberi tanda"-".
Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh.Nilai
kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional.
Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang
obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut. Metode matrik
interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu matrik sebagai berikut.
Dengan proyek
No Parameter
lingkungan
1 Tingkat kebisingan 0 0 0 -1/4 0 -1/4 0 0 -1/4 0 Ada dampak negatif dengan penurunan skala.
88
Jumlah Nilai
Nilai Maksimum
Prosen (%)
Skala
Selisih
Selisih Skala
Keterangan :
Nilai -1 merupakan besaran dampak, sedangkan nilai 4 merupakan nilai kepentingan dampak tersebut. Kemudian dari nilai
tersebut akan dihasilkan beberapa nilai yang akan dimasukkan kedalam tabel yang bercetak tebal dibawah, sehingga nantinya akan
didapat besar dampak dari kegiatan tersebut yang digunakan dalam evaluasi secara holistic.