Luka Bakar
Luka Bakar
Tinjauan Teoritis
http://1.bp.blogspot.com/-
ozXkqIEs_WA/UL1wXdg84YI/AAAAAAAAAQ8/WnXbFjfnDYc/s1600/s
kin_type.jpg (diunduh tanggal 31 Mei 2016 pukul 16:45 WIB)
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Integumen berasal dari bahasa Yunani
yang artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut,
kuku,dan kelenjar. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termaksud kuku, rambut,
kelenjar (keringat dan sebaseous) dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal). Kulit merupakan organ tubuh
yang paling luas yang berkontribusi terhadap total bentuk tubuh sebanyak 7
0
/0. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia, dan radiasi ultraviolet. Kulit juga
akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan
(friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik
dilingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barrier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartiipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat
bervariasi. Bagian yang sangat tipis terdapat di sekitar mata dan yang paling
tebal pada telapak kaki dan telapak tangan yang mempunyai cirri khas
(dermatoglipic pattern) yang berbeda pada setiap orang yaitu berupa garis
lengkung dan berbelok-belok, hal ini berguna untukmengidentifikasi
seseorang.
Dua sel yang di temukan dalam epitel kulit :
a. Selutma (terang), merupakan sel serosa yang menempati bagian tengah
sel. Sitoplasmanya mengandung bintik lemak dan granula pigmen. Sel ini
mengeluarkan getah encer mengendung bahan pelarut.
b. Sel-sel musigen (gelap), bertebaran diantara sel-sel serosa yang
mempunyai reticulum endoplasma granular dan granula sekretori
basophil, menghasilkan glikoprotein mukoid. Kontraksi sel ini membantu
pengosongan getah kelenjar dan berfungsi sebagai bangun penyangga
menahan perubahan tekanan osmotik yang memungkinkan bahaya pada
keutuhan susunan kanalikuli intersel.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulitari), dermis (kulit
janngat), dan lapisan subkutan.
a. Epidermis
Kuit aria tau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan
epitel gepeng unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosis) dan sel
melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan selinduk yang
berada di lapisan bawah bermitosis terus, lapisan paling luar epidermis
akan terkelupas atau gugur. Epidermis tersusun oleh sel-sel epidermis
terutama serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis. Epidermis terdiri
beberapa lapis sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan
sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan
sel lapisan tersebut, terdiri dari lima lapis yaitu:
1) Stratum Korneum
Terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan
tidak berinti. Sitoplasma diisi dengan serat keratin, makin keluar,
letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh, yang
terkelupas digantikan oleh sel yang lain. Zat tanduk merupakan
keratin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin
keras. Lapisan tanduk hampir tidak mengandung air karena adanya
penguapan air, elastisnya kecil dan sangat efektif untuk pencegahan
penguapan air dari lapisan yang lebih dalam.
2) Stratum Lusidum
Terdiri dari beberpa lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Sulit
melihat membrane yang membatasi sel-sel itu sehingga lapisannya
secara keseluruhan tampak seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini
ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebal.
3) Stratum Gronulosum
Terdiri dari 2-3 lapis sel pologonal yang agak gepeng inti di tengah,
dan sitoplasma berisi butiran granula keratohialin atau gabungan
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda
asing, kuman, dan bahan kimia kedalam tubuh.
4) Stratum Spinosum (Stratum Akantosum)
Terdiri dari banyak lapisan sel berbentuk kubus dan polygonal, inti
terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang
terpaut pada desmosome (jembatan sel) seluruh sel terikat rapat lewat
serat-serat itu sehingga secara keseluruan lapisan sel-sel berduri.
Lapisan ini untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar, sehingga
harus tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan
atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak
kali.
5) Stratum Malfighi
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas,
inti bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam-asam
amino. Stratum malfighi lapisan terdalam dari epidermis berbatasan
dengan dermis dibawah, terdiri dari selapis sel berbentuk kubus
(batang). Desmosome banyak sekali pada membrane sel merupakan
selinduk epidermis. Sel ini aktif bermitosis terus sampai individu
meninggal. Sebanding dengan terkelupasnya sel pada stratum
korneum, sel induk ini pun menggantinya dengan yang baru dari
bawah. Sejak berbentuksampai terkelupas sampai umur sel 15-30
hari.
Gabungan stratum malfghi dan stratum spinosum disebut stratum
germinatifum. Gabungan ini terletak bergelombang karena lapisan
dermis dibawahnya membentuk tonjolan yang disebut papilla. Batas
germonatifum dengan dermis dibawahnya berupa lapisan tipis
jaringan pengikat yang disebut lamina basalis. Pada stratum malfighi,
diantara sel epidermis terdapat melanosit yaitu sel yang berisi pigmen
melanin yang bewarna coklat dan sedikit kuning. Pada orang berkulit
hitam, melanosit menerobos sampai ke dermis, melanosit ini
mempunyai tonjolan banyak, panjang dan halus menyelusup di antara
sel-sel epidermis stratum germinatifum.
Warna kulit di tentukan oleh factor warna kulitnya sendiri, karena
kandungan karoten (pigmen) darah pada pembuluh darah dermis
memberikan warna kemerahan dan kandungan pigmen melanin
memberikan bayangan coklat. Melanin terletak di dalam lapisan basal dan
bagian bawah lapisan laju Melanosit bertebaran di antara keratinosit lapis
basal, lapis taju, dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan
warna kulit disebabkan oleh perbedaan jumlah dan ukuran melnosom
didalam keratinosit. Pigmentasi kulit bergantung pada beberapa pengaruh
termaksud factor keturunan, hormone, dan lingkungan. Factor genetic
mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis, hormone pemacu
melanosit MSH (melanosit stimulating hormone) merangsang
perpindahan melanosom kedalam cabang-cabang sitoplasma melanosit
dan keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan
kegiatan enzim melanosit, meningkatkan produksi melanin dan
penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.
Sel langerhans adalah sel yang berentuk intang dengan banyak cabang
mirip dendrit terutama ada pada lapisan taju epidermis. Sel ini tampak
seperti sel bening sitoplasmanya mengandung inklusi (suatu sel yang
terpendam dalam sel) mirip batang, disebut granula birbeck. Selain itu
juga terdapat dalam epitel mukosa mulut, esofagus, vagina, di dalam
folikel rambut, sebasea, kelenjar timus, dan linfonodus.
Sel malker bertebaran di dalam epidermis terlihat di dekat stratum
germinativum dan berhubungan dengan ujung-ujung saraf intraepitel.
Bentuk intinya tidak teratur, sitoplasma mengandung berkas longgar
tonofilamen (filamen halus pada sel) mengandung granulasi kecil dan
padat. Sel melker terletak pada keratinosit, di sekitarnya banyak
desmosom, fungsinya sebagai reseptor mekanisme karena sifat
granulanya.
b. Dermis
Batas dermis yang pasti sukar di tentukan karena menyatu dengan
lapisan subkutis (hipodermis). Ketebalannya antara 0,5-3 mm. Beberapa
kali lebih tebal dari epidermis dibentuk dari komponen jaringan pengikat.
Devivat (turunan) dermis terdiri dari bulu, kelenjar minyak kelenjar
lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh ke dalam dermis.
Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi
bagian yang lebih dalam. Pada perbatasan antara kulit ari dan dermis
terdapat tonjolan-tonkolan kulit kedalam epidermis yang disebut papil
kulit jagat. Dermis terdiri dari serat-serat kolagen, serabut-serabut elastis,
dan serabut-serabut retikulum. Serat-serat ini bersama pembuluh darah
dan pembuluh getah bening membentuk anyaman-anyaman yang
memberikan pendarahan untuk kulit. Lapisan dermis terdiri dari :
1) Lapisan papila, mengandung lekuk-lekuk papila sehinga stratum
malfigi juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan
pengikat longgar membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan
stratum spongeosum. Lapisan papila terdiri dari serat kolagen
halus, elastis, dan retikulin yang tersusun membentuk jaringan
halus terdapat dibawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan
penting dalam peremajaan dan pengandaan unsur-unsur kulit.
Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut yang menyisip
ke dalam membran basal dibawah epidermis. Pada umunyan
papil-papil kulit sangat rendah tetapi pada telapak kaki dan telapak
tangan papil tinggi tebal dan bnyak sehingga tampak berhimpitan
membentuk rigi-rigi yang menonjol di permukaan kulit ari dan
membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki. Setiap papil
dinentuk oleh anyaman serabut halus yang mengandung serabut
elastin, pada bagian ini terlihat lengkung-lengkung kapiler dan
ujung-ujung saraf perasa.
2) Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang,
sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah
jalan serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan
dasar dermis meerupakan bahan matrik amorf yang membenam
pada serat kolagen, elastin, dan turunan kulit. Glikosaminoglikans
utama kulit adalah asam hilaruronat, dermatan sulfat dengan
perbandingan yang beragam di berbagai tempat, bahan dasar ini
sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat
yang lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel0sel fibrosa, sel
histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung
rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, se lemak dan otot
penegak rambut.
Unsur utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga terdapat
sel lemak yang berkelompok. Di samping itu juga sel jaringan ikat
bercabang, berpigmen pada lingkungan epidermis yang banyak
mengandung pigmen (misalnya areola mamae dan sekitar anus)
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas
yang dihubungkan dengan folikel. Rambut bertebaran diseluruh dermis
dalam jumlah yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum,
dan sebagian perinium. Kontraksinya menyebabkan kulit daerah yang
bersangkutan mengerut.
c. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) terdiri dari jaringan pengikat
longgar. Komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Pada lapisan
adiposa terdapat susunan lapisan subkutan yang menetukan mobilitas
kulit diatasnya. Bila terdapat lobus lemak yang merata di hipodermis
membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus adiposus. Pada daerah
perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. Pada kelopak mata,
penis, dan skrotum lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian
superfisial hipodermis mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri,
pembuluh vena, anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit dibawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan
mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan dibawahnya.
1) Sirkulasi pada kulit
Jimlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas luar diatur oleh
perubahan jumlah darah yang mengalir melalui kulit. Aliran darah
diakibatkan adanya perangsangan saraf anastomosis yang
berhubungan antara arteri dan venolus. Aliran darah akibat respons
terhadap adanya rangsangan dapat bervariasi. Darah dapat mengalir
melalui anastomosis, kapiler subdermal, dan pleksus vena dari
reservoar (rongga penyimpanan) darah. Kulit merupakan tempat
reaksi pembuluh darah.
a) Reaksi putih
Bila ujung satu objek ditekan pada permukaan kulit maka
perlahan-lahan pada titik tekan terlihat pucat (reaksi putih).
Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan
darah akan terlihat kembali sekitar 15 detik.
b) Tripel respons
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing. Maka
pada sebagian reaksi putih terdapat kemerahan di tempat tersebut
yang diikuti oleh pembengkakan dan bintik kemerahan di sekitar
luka yang disebabkan dilatasi kapiler terhadap tekanan.
Pembengkakan lokal disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
kapiler dan venolus. Kemerahan disebabkan oleh dilatasi
anteriola. Sedangkan denervasi disebabkan oleh hambatan saraf
yang menimbulkan rasa nyeri.
c) Hiperemia aktif
Kelainan jumlah darah dalam satu daerah yang dihidupkan
kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons
pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit, darah
mengalir dalam pembuluh darah yang melebar sehingga membuat
kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia yang
dipengaruhi oleh zat kimia.
4) Kelenjar-Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjat keringat, dan
kelenjar mamae.
a) Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang
bermuara dalam sebuah folikel rambut, tetapi saluran bermuara
langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans
penis, labium minus, kelenjar tersalia pada kelopak mata. Kelenjar
ini tiodak teerdapat pada kulit telapak kaki dan tangan dan terletak
di dalam dermis.
Setiap kelenjar berkapsul jaringan ikat tipis berupa kelenjar
alveolar yang membuat lipid. Setiap alveolus terisi penuh dengan
epitel berlapis terletak diatas membran basa tipis yang permukaan
dalamnya ditempati oleh sederetan sal kubis kecil yang
berhubungan dengan sel-sel basal epidemis pada leher folikel
rambut.
b) Kelenjar keringat
Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang, terdapat pada seluruh
kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan
gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak
tangn dan telapak kaki. Bagian skretori terletak di dalam dermis
atau hipodermis bergabung membentuk massa tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis, berjalan berkelok-kelok
menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai
permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat.
Terdapat dua macam kelenjar keringat:
i. Kelenjar keringat ekrin
Tersebar diseluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian
dalam telinga luar, telapak tanga, telapak kaki, dan dahi.
Badan kelenjar terdapat antara perbatasan kulit ari dan kulit
jangat. Saluran berbelok-belok keluar berada dalam lapisan
jangat, berjalan lurus ke lapisan epidermis, dan bermuara pada
permukaan kulit pada pori-pori keringat.
ii. Kelenjar keringat apokrin
Kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada
ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam, saluran keluarnya berbelok-
belok, kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara pada
folikel rambut. Bersama keringat keluar bagian-bagian sel
kelenjar yang sudah rusak dan berbau khas.
7) Perlemhkapan kulit
a. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung
pembungkus permukaan dorsal falang jari tangn dan jari kaki.
Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis.
Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar lengkungn dan
sedikit miring terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.
Kuku berproferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang
tepat di bawah menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila
dilihat dari atas, diapit oleh lipatan dinding kuku. Disini
terdapat kelenjar keringat dan polikel. Sel-selnya bbanyak
mengandung fibril. Sitoplasma hilang pada tahap akhir setelah
sel menjadi homogen (berstruktur sama), menjadi zat tanduk
dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak pernah dijumpai
granula keratohialin didalam sel matrik dan kerotin kuku. Pada
lapisan dalam matrik kuku mengandung melanosit sehingga
lempenga kuku mungkin berpigmen pada ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu
erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening
sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah di dalam dasar kuku. sel-sel stratum korneum meluas
dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai
epikondrium atau kutikula.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku
menghasilkan geseran lambat lempeng kuku diatas dasar kuku.
Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm perminggu.
Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan dari pada jari
kaki dan bila lempeng kuku dicabut paksa, asalkan matriknya
tidak rusak kuku akan tumbuh kembali.
b. Rambut
Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang
dari epidermis dan tersebar di sekujur tubuh kecuali telapak
kaki, telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, seluruh
lobang dubur dan urogenital. Setiap rambut mempinyai batang
yang bebas dan akar yang tertanam di dalam kulit. Akar
rambut di bungkus oleh foliker rambut yang berbentuk tabung
terdiri dari bagian berasal dari epidermis(epitel) dan bagian
berasal dari dermis (jaringan ikat). Pada ujung bawah folikel
mengembung membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar
sebase dan seberkas otot polos (elektor pili). Kontraksi otot ini
menyebabkan tegaknya rambut. Struktur rambut:
1) Medula: bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari
dua sampai tiga lapis sel kubis mengerut satu sama lain,
dipisahkan oleh ruang berisi udara.
2) Korteks: bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng,
panjang berbentuk, gelondong berbentuk keratin keras.
3) Kutikula: terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih
yaitu kutikula tidak berinti kecuali yang terdapat pada akar
rambut.
Sarung akar dermis:
1) Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang
berjalan memanjang sesuai dengan lapisan retikular
dermis.
2) Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papila
dermis. Lapisan ini padat sel dan mengandung serat
jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.
3) Lapisan dalam berupa sabuk homogen sempit yang disebut
glassy membran basal dibawah epidermis.
Susunan rambut:
1) Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di
luar kulit.
a) Selaput rambut (kutikula) merupakan lapisan yang
paling luar terdiri dari sel-sel tanduk yang tersusun
seperti sisik ikan, dapat di ketahui bila rambut disasak
dengan baik.
b) Kulit rambut: korteks rambut merupakan lapisan kulit
yang paling tebal, terdiri dari lapisan rambut berbentuk
kulparan tersusun memanjang mengandung butir-butir
mielin.
c) Sumsung rambut (medula): bagian yang paling dalam
dibentuk oleh sel tanduk misalnya alis, kumis dan
sebagian tambut kepala.
2) Akar rambut itu merupakan bagian rambut yang
tertanam miring dalam kulit, terselubung oleh kandung
rambut atau folikel rambut. Akar rambut ini tertanam
amat dalam dapat mencapai lapisan hipodermis.
a) Kandung rambut: tabung yang menyelubungi akar
rambut mulai dari permukaan kulit sampai bagian
bawah umbi rambut. Pada selubung ini terdapat
unsur-unsur yaitu dari lapisan dermis dan
epidermis.
b) Papil rambut: bagian bawah folikel rambut
berbentuk lonjong seperti telur yang ujung
bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat tanpa serabut
elastis ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk
menyuplai nutrisi ke umbi rambut.
c) Umbi rambut atau tunas rambut merupakan bagian
akar rambur yang melebar merupakan sebening
yang terus menerus bertambah banyak berkembang
secara mitosis.
9) Fungsi Kulit
a. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolik dan
pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu
tubuh akan naik diatas batas normal. Pada lingkungan suhu
dingin panas harus dipertahankan atau suhu tubuh akan turun
dibawah batas normal.
Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui
evaporasi air (perubahan molekul air) yang di sekresi oleh
kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi
keringat), difusi molkul air melalui kulit. Misalnya:
1) Pada cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak
keluar tetapi tingkat evaporasi sangat rendah sehingga
menyebabkan rasa tidak nyaman. Keringat sebagai salah
satu mekanisme pendinginan hanya akan efisien pada
tingkat kelembapan yang lebih rendah.
2) Pengeluaran keringat dikendalikan melalui sistem saraf,
yang merespons pemanasan atau pendinginan darah secar
berlebihan.
Luka bakar Pajanan air Meluas ke Sangat 7-20 hari Luka bakar ini
partial- panas epidermis nyeri biasanya
thickness dan kedalam sembuh tanpa
lapisan meninggalkan
dermis, jaringan parut.
serta Komplikasi
menimbulka jarang terjadi,
n bula walaupun
dalam mungkin
beberapa timbul infeksi
menit sekunder pada
luka.
Luka bakar Pajanan air Meluas Nyeri Penembuhan Folikel rambut
partial panas, keseluruh dengan beberapa mungkin utuh
thickness kontak dermis. tekana minggu. dan akan
dalam langsung Namun n Memerlukan tumbuh
dengan api, daerah parsial tindakan kembali. Pada
atau disekitarnya debridement luka bakar ini
minyak biasanya untuk selalu terjadi
panas mengalami membuang pembentukan
luka bakar jaringan yang jaringan parut.
derajat mati. Biasanya
kedua diperlukan
superfisial tandur kulit.
yang nyeri.
Luka bakar Pajanan air Meluas ke Saraf Luka bakar Luka bakar
full- panas, epidermis, rusak jenis ini derajat ketiga
thickness. kontak dermis, dan sehing mungkin membentuk
langsung jaringan ga luka memerlukan jaringan parut
dengan api, subkutis. tidak waktu dan jaringan
minyak Kapiler dan terasa berbulan-bulan tampak seperti
panas, uap vena nyeri untuk sembuh kulit yang
panas, agen mungkin kecuali dan diperlukan keras. Resiko
kimia, dan hangus dan dengan pembersihan tinggi untuk
listrik aliran darah tekana secara bedah terjadinya
tegangan ke darah ke n dan kontraktur.
tinggi. daerah dalam. penanduran
tersebut Namun
berkurang ,derah
di
sekitar
luka
bakar
derajat
kedua
Lengan
4 4 4 4 4 4
atas kiri
Lengan
bawah 3 3 3 3 3 3
kanan
Lengan
bawah 3 3 3 3 3 3
kiri
Telapak
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
tangan
kanan
Telapak
tangan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
kiri
Paha
5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5
kanan
Paha kiri 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5
Kaki
5 5 5 5 5 5
kanan
Kaki kiri 5 5 5 5 5 5
Kaki
3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
kanan
Kaki kiri 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Total
http://1.bp.blogspot.com/-
H0vaQiQ05e4/Viw7UG9REwI/AAAAAAAAQjg/_j61f7nTtnA/s1600/dewasa.
png (diunduh pada tanggal 26 mei 2016 pukul 20:56 WIB)
penghitungan luas luka bakar :
Contoh:
6. Patofiologi
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas
langsung atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah,
dapat mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta
metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam beberapa detik saja setelah
terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah jantung akan menurun, mungkin
sebagai akibat dari refleks yang berlebihan serta pengembalian vena yang
menurun. Kontaktibilitas miokardium tidak mengalami gangguan. Segera
setelah terjadi jejas, permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat, sebagai
akibatnya air, elektrolit, serta protein akan hilang dari ruang pembuluh darah
masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat yang luka maupun yang
tidak mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara berlebihan dalam 12 jam
pertama setelah terjadinya luka dan dapat mencapai sepertiga dari volume darah.
Selama 4 hari yang pertama sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat
hilang, dengan demikian kekurangan albumin serta beberapa macam protein
plasma lainnya merupakan masalah yang sering didapatkan. Dalam jangka
waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju
filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi
hormon antideuretika dan aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi
mengakibatkan penurunan pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh
tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih dikonsentrasikan
secara maksimal. Albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan
masalah yang sering didapatkan. Dalam jangka waktu beberapa menit setelah
luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi glomerulus mengalami
penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan
kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang,
b. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem
sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan
basah,mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung
komplikasi infeksi.
c. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-
putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan
mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga
termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh
sendiri (perlu skin graf).
8. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Doenges, 2000, diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka bakar
yaitu :
a. Laboratorium
1) Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya
pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari
15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang
meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht
turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan
oleh panas terhadap pembuluh darah. Leukosit : Leukositosis dapat
terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.
2) GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan
cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan
tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi
karbon monoksida.
3) Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan
dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada
awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat
terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai
diuresis.
9. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan pasien dirawat
melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain
mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan pertama diunit
gawat darurat, penanganan diruang intensif atau bangsal. Tindakan yang
diberikan antara lain adalah terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri. Pasien
dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topical. Pemberian obat-obatan
topical anti microbial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi
akan menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi,
dengan memberikan obat-obatan topical secara tepat dan efektif dapat
mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering kali
masih menjadi penyebab kematian pasien.( Effendi. C, 1999)
Medical Surgical Manajemen
Medis
Awalnya perawatan langsung, manajemen medis klien melibatkan menjaga
jalan napas terbuka, yang memuat tingkat yang memadai oksigenasi,
menggantikan cairan tubuh dan elektrolit, pemantauan fungsi ginjal,
mengendalikan rasa sakit, dan melindungi luka bakar dengan dressing steril
untuk meminimalkan hilangnya tubuh suhu dan risiko infeksi. Dalam kasus
luka bakar yang parah, klien biasanya membutuhkan intubasi endotrakeal dan
pemberian 100% oksigen yang dilembabkan. Sebuah kateter vena sentral
multiport atau dua menanggung kateter vena perifer diperlukan untuk cairan
dan elektrolit pengganti. Sebuah kateter Foley digunakan dan output urin
diukur per jam untuk membantu memantau fungsi ginjal. Nyeri dapat
dikontrol dengan dosis intravena kecil narkotika. trauma emosional dan
psikologis dapat meningkatkan persepsi nyeri. klien akan cemas, tidak hanya
untuk bertahan hidup, tetapi juga tentang penampilan fisiknya efek cedera ini
akan memiliki pada efek. Profilaksis klien menerima tetanus toksoid.
perawatan stabil setelah kondisi klien telah stabil, perawatan berfokus pada
mempromosikan penyembuhan mencegah komplikasi, mengendalikan rasa
sakit, dan fungsi. Selama fase pemulihan, mencegah infeksi merupakan
prioritas penting. Luka bakar mungkin memerlukan pembersihan dan ganti
perban setiap hari. Karena sifat dari cedera, luka bakar mengandung sejumlah
besar jaringan mati bersama dengan cairan, mereka sangat rentan terhadap
infeksi bahkan dengan yang terbaik dari perawatan. Antibiotik dan teknik
aseptik yang ketat sangat penting. Jaringan mati dari ketebalan penuh luka
bakar bentuk kering, eschar kasar gelap (keropeng protein) dalam waktu 48
sampai 72 jam. infeksi dapat sering mulai di bawah eschar, menyebabkan
jaringan peluruhan eschar harus debridement sebelum dapat debriding,
menghapus jaringan mati dan rusak atau bahan asing dalam luka bakar
kadang-kadang dilakukan secara mekanis dengan hidroterapi, perendaman
dalam pusaran air mandi klien pada meja semprot dan langsung
menempatkan luka dengan sistem selang yang mengontrol baik untuk suhu
dan larutan (Fritsch & Yurko 1995). Luka bakar mungkin memerlukan
debridement bedah. Dasar luka harus bebas dari infeksi dan jaringan nekrotik
sebelum dapat ditutupi dengan cangkok kulit.
Diet
Setelah luka bakar sedang dan berat, kebutuhan kalori dan protein meningkat.
hilangnya protein yang sebenarnya kadang dari luka bakar itu sendiri. Selain
itu, beberapa proteinnya dimetabolisme untuk memenuhi kebutuhan energi
meningkat disebabkan oleh stres. Untuk perbaikan jaringan dan
penyembuhan terjadi, kebutuhan protein harian akan naik 2-4 kali normal
kebutuhan protein harian (Fritsch & Yurko, 1995). Dua kali berbagai
ketentuan kalori yang normal mungkin diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh. vitamin dan juga mineral. Awalnya, kebutuhan
sehari-hari gizi klien dapat bertemu dengan nutrisi parenteral total (TPN)
karena ileus paralitik dan dilatasi lambung. Setelah luka bakar yang parah,
penurunan sirkulasi enterik mengarah ke melambat berhenti peristaltik.
Makanan dan cairan tidak dapat diberikan secara oral atau dengan makan
tabung sampai peristaltik dipulihkan Mendengar usus aktif suara adalah salah
satu indikasi aktifitas peristaltic dalam usus. Imobilitas, stres, dan
keseimbangan nitrogen negatif yang dibawa oleh metabolisme protein
menekan nafsu makan. Pertemuan nasional nutrisi klien kebutuhan bisa
menjadi suatu tantangan. 6 sampai 8 porsi kecil setiap hari dan tinggi protein
atau supplemen protein dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian.
Melibatkan keluarga dalam membawa makanan favorit bisa nafsu makan juga
menstimulasi akhir klien.
Kegiatan
Kontraktur adalah salah satu komplikasi yang paling serius dari luka bakar
yang parah. Mereka dapat dicegah dengan program pengaturan posisi, bidai ,
berolahraga. Ketika reposisi, tubuh klien harus disimpan dalam keselarasan
yang benar. Bantal dapat digunakan untuk menjaga anggota badan sejalan.
Splints dapat digunakan pada anggota badan untuk mencegah kontraktur atau
untuk membatasi gerak sendi bersama pencangkokan kulit. Latihan ROM
mempertahankan mobilitas sendi. Bila mungkin, latihan ROM aktif sampai
pasif harus didorong. Latihan aktif meningkatkan sirkulasi, mempertahankan
fleksibilitas sendi, dan meningkatkan otot. Sebagai pemulihan klien, aktivitas
sehari-hari dapat ditingkatkan dan ambulasi dapat dimulai.
10. Komplikasi
Penghancuran kulit menjadikan itu tidak dapat memenuhi fungsinya.
sejumlah besar cairan internal dan trolytes elec hilang. Kemampuan untuk
mempertahankan tubuh tempera ture diubah, dan individu rentan terhadap
infeksi serius. Awalnya komplikasi yang paling mengancam kehidupan
adalah kegagalan pernapasan dan kerugian besar cairan tubuh.
a. Menghirup asap dan Karbon Monoksida Keracunan
Panas dan asap dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran
pernapasan. luka bakar wajah, rambut hidung hangus, dan dahak
karbon-biruan tanda-tanda bahwa klien mungkin telah mengalami
kerusakan saluran pernapasan (Ogden, 1998).
Menghirup panas dan asap dalam kebakaran tertutup ruang
menyebabkan peradangan saluran napas dan edema yang cosa
pernapasan. Karbon monoksida yang dihirup bersama dengan panas dan
asap menempel hemoglobin, membentuk senyawa, karboksi
hemoglobin. Tingkat tinggi hemoglobin karboksi dalam darah berarti
bahwa oksigen tidak sedang dikirimkan ke jaringan tubuh yang vital.
Klien mungkin stupor karena anoksia serebral. Menjaga jalan napas
terbuka dan pemberian 100% oksigen dilembabkan penting untuk
mengobati kedua kondisi ini. Intubasi sering diperlukan.
b. Syok
parah dibakar klien mungkin menderita baik kejutan volemic hipo
(kondisi yang mengancam jiwa disebabkan oleh kerugian besar dari
darah dan cairan beredar) dan shock rogenic neutrofil (bentuk kejutan
yang terjadi ketika pe dilatasi pembuluh darah perifer terjadi
menyebabkan hipotensi). Cairan dan elektrolit harus diganti secepat
mereka hilang. jumlah besar cairan yang hilang melalui luka bakar diri
sendiri maupun ke jaringan sekitarnya dalam bentuk edema. Shock
kehilangan cairan yang hasilnya bisa menyebabkan kolaps sirkulasi dan
shutdown ginjal. Menggunakan Rule of Nines untuk menilai sejauh
mana luka bakar dapat membantu dalam membimbing penggantian
cairan. Berharap setidaknya dua kateter vena besar-menanggung untuk
memberikan volume besar cairan dengan cepat.
c. Infeksi
Setelah klien telah stabil, infeksi menimbulkan risiko serius.
Staphylococcus aureus, organisme selalu hadir di lingkungan, adalah
penyebab umum dari infeksi. Memprihatinkan adalah infeksi yang
disebabkan oleh methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
menjadi- menyebabkan ketegangan ini staphylococcus resisten terhadap
semua tibiotics sebuah kecuali vankomisin hidroklorida (Vanc antibiotik
ini memiliki efek samping yang serius, terutama untuk saraf dan hati,
dan hanya digunakan ketika antibiotik lain gagal. Semua orang datang
ke dalam kontak dengan klien luka bakar harus memakai gaun, sarung
tangan, masker, dan topi untuk membantu mencegah masuknya
organisme seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,
atau coli- bentuk basil dalam luka bakar. teknik steril digunakan untuk
perubahan perawatan luka dan berpakaian. Perawatan luka bakar parah
klien di unit luka bakar khusus mengurangi kemungkinan infeksi karena
pencegahan dan pengendalian infeksi yang ketat dan lingkungan
dikendalikan dengan hati-hati.