Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH KEPRAMUKAAN DUNIA DAN INDONESIA

Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat


lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden
Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian
tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.

Riwayat hidup Baden Powell


Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya
bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang
meninggal ketika Stephenson masih kecil.

Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak


sekali dan menarik diantaranya :

a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak


ibunya.
b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang,
berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik,
bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai
teman-temannya
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri
yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta
keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball OHara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari
dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung
manik kayu milik Raja Dinizulu.

Pengalaman ini ditulis dalam buku Aids To Scouting yang merupakan petunjuk
bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden
Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris,
diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907
selama 8 hari.

Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang
anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell
meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Sejarah Kepramukaan Sedunia


Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan
kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul
Scouting For Boys. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain
yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki
dengan nama Boy Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan
oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai
pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang
dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17
tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara
Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus
mengayuh sampannya menujukepantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall,
London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden
Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World)
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand.

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru
dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois
Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell
Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro
kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss
.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen
D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968
diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica,
Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.

Gerakan Pramuka Indonesia


Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
"Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti
rakyat muda yang suka berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong
Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Sejarah
Gerakan pramuka atau kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923
yang ditandai dengan didirikannya (nl) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO)
di Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (nl) Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi
satu, bernama (nl) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926.
Sifat
Lambang Gerakan Pramuka (menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga) adalah tunas kelapa, dikenakan pada kerah kiri baju pramuka dan
Lambang WOSM yang dikenakan pada kerah kanan baju pramuka puteri.
Sedangkan untuk putera,Lambang Gerakan Pramuka dikenakan pada kantung
sebelah kiri, sedangkan Lambang WOSM pada kantung sebelah kanan kemeja.
Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dikenakan pada
lengan sebelah kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,
Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
* Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di
suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan,
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
* Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di
dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan
persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
* Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Program Latihan Mingguan

Administrasi Satuan merupakan bagian dari Sistem Administrasi di Gugus Depan


yang diatur dengan PP Kwarnas No : 041 Tahun 1995. Tujuan administrasi satuan
yakni membekali para anggota pramuka sebagai upaya memberikan pendidikan
dalam mengelola administrasi. Kepemimpinan, tanggungjawab dan kreatifitas
pramuka. Karena administrasi satuan mengandung tujuan pendidikan maka
memberikan kesempatan pada setiap satuan Gugus Depan untuk mengembangkan
administrasi sesuai dengan tujuan adminstrasi satuan itu sendiri, tanpa
meninggalkan pedoman/ pokok-pokok ketentuan ( Subtansi ) penyelenggaraan
administrasi.
Berikut ini salah satu contoh format : Program Latihan Mingguan
Catatan Pribadi Anggota

Berikut ini salah satu contoh format : Catatan Pribadi Anggota Pramuka
Format Pelaporan Data Gudep
Pelaporan Data Potensi di suatu Gugus Depan menjadi kewajiban yang harus
dilakukan setiap tahun sekali bagi seluruh Pangkalan/ Gugus Depan.

Data ini sangat penting kegunaannya sebagai dasar pengambilan kebijakan


strategis di lingkungan Gerakan Pramuka maupun sebagai penyediaan data base
secara akurat di suatu Kwartir. Penyampaian laporan ini dilakukan pada akhir
tahun atau sekaligus pada setiap Gugus Depan melaksanakan daftar ulang di tiap
bulan Nopember.

Berikut format Pelaporan Data Potensi Gugus Depan dengan ketentuan untuk :

Putra memakai model : 01/GUDEP/PP

Putri memakai model : 02/GUDEP/PP

Baik Gugus Depan Putra maupun Putri memiliki bentuk format yang sama.

Pelaporan data ini di buat rangkap 3 ( Tiga ) :

1. Kwartir Cabang.

2. Kwartir Ranting

3. Arsip

Dapat juga Dikirimkan ke Kwarda dan Kwarnas sebagai tembusan.

Regristasi Ulang Gugus Depan


Banyak hal tentang Administrasi yang perlu diketahui oleh seorang Pembina.
Diantaranya tentang SistemRegristrasi ulang untuk Gudep. Pengertian umum
Sistem Registrasi Gudep (Gudep) merupakan kelengkapan mutlak suatu
organisasi kepramukaan. Selain sebagai kelengkapan administratif, sistem ini
merupakan sarana penyediaan data dan informasi yang sangat diperlukan guna
mendukung pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan.
RegistrasiGugusdepan
Setiap Gudep Gerakan Pramuka harus diregistrasi di Kwartir Cabang (Kwarcab)
dan hanya akan diakui sebagai satuan Gerakan Pramuka apabila registrasi ini telah
dilaksanakan.
Registrasi Gudep dilakukan setiap tahun dan sekaligus merupakan pelaporan
data Gudep pada keadaan1 Oktober tahun itu.

Tanda Registrasi
Kepada setiap Gudep yang telah menyerahkan Formulir Registrasi, diberikan
Tanda Registrasi. Tanda Registrasi Gudep ditandatangani oleh Ka Kwarcab atas
nama Ka Kwarnas dan berlaku dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember tahun diterbitkan.
Kepada setiap Gudep Gerakan Pramuka diberikan paigam tanda keabsahan
sebagai Gugusdepan Gerakan Pramuka, yang diterbitkan oleh Kwarnas.
Piagam ini berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan akan diperbaharui secara otomatis
selama Gudep itu masih terdaftar.
Kwarcab adalah Satuan Administrasi Pangkal bagi Gudep dalam wilayahnya.
Yakni menangani semua masalah administratif mengenai Registrasi Gudep.
Untuk Gudep Gerakan Pramuka yang berpangkalan di luar negeri, yang bertindak
sebagai Satuan Administrasi Pangkal adalah Kwartir Nasional.

Registrasi Ulang
Setiap tahun Gudep Gerakan Pramuka harus melaksanakan registrasi ulang dan
sekaligus melaporkan status jumlah anggotanya pada tanggal 1 Oktober tahun itu.
Pengiriman Pendaftaran Gudep ke Kwarcab dengan cara Gudep mengisi data
Gudep status 1 Oktober tahun berjalan, rangkap 4: Lembar pertama, kedua dan
ketiga dikirim ke Kwartir Cabang sebelum tanggal 15 Oktober. Lembar keempat
ditahan di Gudep sebagai arsip. ( Kwarcab mengirim Form 1 dan 2 ke Kwarnas
dan Kwarda )

Piagam untuk Gudep yang sudah ada


Berdasarkan laporan dan rekomendasi Kwarcab mengenai Gudep yang telah
diregistrasi, Kwarnas akan menerbitkan Piagam Pengesahan bagi Gudep tersebut.
Piagam ini disampaikan kepada Gudep melalui Kwarcab. Untuk Gudep yang lama
(bukan Gudep yang baru dibentuk), Piagam disampaikan langsung melalui
Kwarcab dan tidak perlu ada pengukuhan atau pelantikan Gudep.
Piagam Keabsahan Gudep Gerakan Pramuka berlaku untuk 3 (tiga) tahun. Selama
Gudep masih teregistrasi setiap tahunnya, Piagam akan diperbaharui secara
otomatis oleh Kwarnas.

Sanksi
Apabila Gudep tidak melaksanakan registrasi ulang, kepadanya diberikan
peringatan pertama, kedua dan ketiga, dan pada bulan keempat Gudep itu
dibekukan untuk sementara, apabila tidak ada registrasi ulang dari Gudep tersebut.
Gudep yang tidak melakukan registrasi ulang, dianggap tidak aktif lagi dan
berhenti sebagai Gudep Gerakan Pramuka dan kehilangan semua haknya.
Pemberhentian Gudep ini diratifikasi oleh Musyawarah Cabang (Muscab) dan
dilaporkan Ke Kwarcab kepada Kwarnas dan Kwarda.
Sumber : PP Kwarnas tentang Regristasi Gudep

Arti Lambang Gerakan Pramuka

Pengertian Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat,
keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka
yang dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh
Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif
bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan
Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan
Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan
Pramuka.

Bentuk dan Arti Kiasan


1. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas
kelapa.
2. Arti kiasan adalah

Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah


CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang
meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan
hidup bangsa Indonesia.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi
mengkiaskan bahwa tiap pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun
juga.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak
tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

SANDI MORSE

Sandi Morse ditemukan oleh ilmuan terkenal yaitu Morse dari Amerika Serikat.
Sandi ini dapat diperagakan dengan menggunakan peluit, radio, telegrap, asap,
dan yang umum digunakan dalam Pramuka adalah menggunakan bendera morse.
Morse digunakan untuk memberikan informasi atau pesan dalam jarak yang relatif
jauh. Sandi ini berlaku di seluruh dunia. Sandi Morse sebagai berikut:
SANDI AZ
Kunci : A = Z

A B C D E F G H I J K L M
Z Y X W V U T S R Q P O N

Contoh : KIZNFPZ
Artinya : PRAMUKA

SANDI AN
Kunci : A = N

A B C D E F G H I J K L M
N O P Q R S T U V W X Y Z

Contoh : CENZHXN
Artinya : PRAMUKA

SANDI IRIAN
Kunci : Dibaca dari arah belakang.
Contoh : ANARAK ADUM AJARP
Artinya : PRAJA MUDA KARANA

SANDI ANGKA
Kunci : A = 1 (dapat diubah-ubah)

A B C D E F G H I J K L M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
N O P Q R S T U V W X Y Z
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Contoh : 16.18.1.13.1.4.23.1 . 11.5.25.5.14


Artinya : PRAMADEWA KEYEN
Kompas
Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah
mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar
tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti
jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam
perjalanan/pengembaraan.

Bagian-bagian penting dari Kompas :

1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf
mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk, adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat
membidik.

Gambar penampang kompas

Cara Mempergunakan Kompas :

1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas


tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA
MAGNET.
2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu
miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
o Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
o Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar,
luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan
sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju
sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah
sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab
route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-
bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak
kehilangan jalur menuju 30o.
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu
Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali
kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan.

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran

Rumus Back Azimuth/Back Reading

1. Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o


0o - 180o = X + 180o
2. Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o
180o - 360o = X - 180o
Contoh :
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o
TANDA JEJAK

Belok Kiri Belok Kanan Jalan Terus Ada Bahaya

Jangan Dilalui Ada Berita Belok Kiri Belok Kanan

Jalan Terus Belok Kiri Belok kanan Jalan 1 Km Lagi

Jalan 2 Km
Arah Jalan Tertinggi Ada Bahaya Hati - hati
Lagi

Sudah Dekat Lalui Jalan Ini Jangan Dilalui Belok Kiri

Belok Kanan Tunggu (1 batu = 1 menit) Ada bahaya Jalan terus

Belok ke
Belok ke kiri Jalan terus Ada bahaya
kanan

Ikuti jalan Berpisah :


Jangan lalui
yang tidak ada Ikuti Jalan ini 2 org kekiri
jalan ini
batunya 2 org kekanan
Jalan ada 10 langkah ada
Tunggu 15 Menit Kembali - Putar
rintangan berita

Saya telah
Ada bahaya Keadaan baik Keadaan buruk
pulang

Kembali ke
Belok ke kiri Belok kekanan Damai - aman
perkemahan

Perang - hati-hati Kembali

TANDA MEDAN

Bangunan Bangunan Masjid


Sawah
Besi Batu

Bangunan
Gereja Pura Candi
Kayu

Rumah Stasiun
Sekolah Sagu
Sakit Radio
Kelapa
Aren Pinus Nenas
Sawit

Teh Kopi Hutan Belukar

Alang -
Gelagah Tegalan Ladang
alang

Jalan Kuburan Kuburan Kuburan


Setapak Islam Kristen Cina

Kuburan Kawat Air Sumur


Hindu Telepon Dangkal Biasa

Bambu Kelapa Mata Air


Navigasi Pemetaan

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar yang
dibuat secara kartografis menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan
unsur alam ( sungai, gunung, pantai, pulau ) dan unsur buatan ( Jalan, Rel Kereta
api, kota, Pelabuhan udara, jembatan, dll ) serta informasi lain yang diinginkan.

Penggambaran peta adalah suatu proses dalam menyajikan informasi


mengenai keadaan permukaan buni pada bahan kertas menurut aturan tertentu.
Prosesnya dimulai dari mengolah kedalam bentuk simbol / tanda, mendesain atau
merancang peta, melaksanakan pengambaran sampai penggandaannya.

Skala adalah perbandingan jarak pada potret atau peta dengan jarak yang
sesungguhnya dilapangan. Misalnya pada peta skala 1 : 100.000 artinya jarak 1
cm di peta sama dengan 100.000 cm ( 1 Km ) pada jarak sesungguhnya.

Dalam skala ditemui istilah peta skala kecil yaitu peta yang berskala 1 :
1.000.000 dan peta skala besar yaitu peta yang berskala 1 : 25.000.

Peta dasar adalah peta yang dipakai sebagai dasar pembuatan peta-peta
tematik dan merupakan acuan standar bagi kegiatan pemetaan ( Contoh Peta rupa
bumi, peta topografi, dll )

Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu yang kerangka
petanya diambil dari peta dasar ( contoh, Peta vegetasi, peta kesesuaian lahan,
peta tanah, peta iklim, peta kelas lereng )

Informasi tepi ( Marginal Information ) adalah merupakan keterangan yang


dicantumkan pada setiap lembar peta agar pembaca peta dengan mudah
memahami isi dan arti daro informasi yang disajikan. Informasi tepi antara lain :
Judul peta, skala, arah utara, legenda, angka koordinat geografis, diagram lokasi,
sumber data dan pembuatan peta.
Cara Menggunakan Peta

Menurut skala dan tujuan penggunannnya ( khusus dibidang kehutanan )


secara umum peta diklasifikasin seperti pada matriks di bawah ini :

Skala Tujuan Penggunaan Contoh


1 : 500.000 dan lebih kecil Untuk Peta pemandangan o Peta perkembangan hasil
pengukuran 1 : 500.000

o Peta tegakan hutan Indonesia


skala 1 : 3.000.000
1 : 250.000 Untuk perencanaan umum Peta rencana pengukuhan dan
lingkup propinsi penandaan hutan
1 : 100.000 atau 1 : 50.000 Untuk peta kerja dan unit o Peta pengukuhan kawasan hutan
pengelolaan
o Peta rencana karya tahunan

o Peta DAS
1 : 25.000 atau lebih besar Untuk peta detail kelompok / o Peta tata batas Cagar Alam
kawasan hutan ( Skala 1 : Gunung Halimun Propinsi Jawa
10.000 untuk Pulau Jawa dan Barat skala 1 : 10.000
Pulau Bali; 1 : 25.000 untuk
wilayah lainnya o Peta tata batas Cagar Alam
Tg.Api Propinsi Sulawesi Tengah
skala 1 : 25.000

Peta yang biasa dipergunakan dalam Kepramukaan

1. Peta Lapangan

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan


daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.

Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :

1. Pensil Teknik 2B

2. Penggaris panjang

3. Busur derajat

4. Kertas buffalo

5. Kompas bidik

6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.

1. Penentuan Skala

Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas
gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan
daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar
semuanya.

2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan

Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari


tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas
lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke
utara.

3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar


diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga
jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.

4. Penggambaran lapangan

Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari


pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk
mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut
dan keterangan lainnya.

2. Peta Pita

Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan
yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :

1. Pensil Teknik 2B

2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta

4. Kompas bidik

5. Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :

1. Penentuan Skala

Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan
perjalanan dengan kertas yang ada.

2. Pembuatan Keterangan

Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan


perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan,
yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting
atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat
dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.

3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu

Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan
berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk
waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.

Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.

3. Peta Panorama

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan
suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.

Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :

1. Pensil Teknik 2B

2. Penggaris panjang

3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik

5. Meja kerja

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :

1. Arah Pandang atau Sudut Pandang

Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama


dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran
panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan
menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang
telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu
sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan
kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut
tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut
dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta
panoramanya.

2. Penggambaran Batas Daerah

Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah


selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya,
antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain
sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena
hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.

3. Pembuatan Arsiran

Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat


peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat
dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan

sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling
atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah
lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah
yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak
miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti
perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.

4. Pembuatan Arah Utara

Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan
juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar.
Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak
panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas

Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan


sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan
kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing
daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai