Pengalaman ini ditulis dalam buku Aids To Scouting yang merupakan petunjuk
bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden
Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris,
diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907
selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang
anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell
meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru
dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois
Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell
Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro
kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss
.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen
D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968
diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica,
Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah
Gerakan pramuka atau kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923
yang ditandai dengan didirikannya (nl) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO)
di Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (nl) Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi
satu, bernama (nl) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926.
Sifat
Lambang Gerakan Pramuka (menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga) adalah tunas kelapa, dikenakan pada kerah kiri baju pramuka dan
Lambang WOSM yang dikenakan pada kerah kanan baju pramuka puteri.
Sedangkan untuk putera,Lambang Gerakan Pramuka dikenakan pada kantung
sebelah kiri, sedangkan Lambang WOSM pada kantung sebelah kanan kemeja.
Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dikenakan pada
lengan sebelah kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,
Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
* Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di
suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan,
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
* Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di
dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan
persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
* Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja
Berikut ini salah satu contoh format : Catatan Pribadi Anggota Pramuka
Format Pelaporan Data Gudep
Pelaporan Data Potensi di suatu Gugus Depan menjadi kewajiban yang harus
dilakukan setiap tahun sekali bagi seluruh Pangkalan/ Gugus Depan.
Berikut format Pelaporan Data Potensi Gugus Depan dengan ketentuan untuk :
Baik Gugus Depan Putra maupun Putri memiliki bentuk format yang sama.
1. Kwartir Cabang.
2. Kwartir Ranting
3. Arsip
Tanda Registrasi
Kepada setiap Gudep yang telah menyerahkan Formulir Registrasi, diberikan
Tanda Registrasi. Tanda Registrasi Gudep ditandatangani oleh Ka Kwarcab atas
nama Ka Kwarnas dan berlaku dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember tahun diterbitkan.
Kepada setiap Gudep Gerakan Pramuka diberikan paigam tanda keabsahan
sebagai Gugusdepan Gerakan Pramuka, yang diterbitkan oleh Kwarnas.
Piagam ini berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan akan diperbaharui secara otomatis
selama Gudep itu masih terdaftar.
Kwarcab adalah Satuan Administrasi Pangkal bagi Gudep dalam wilayahnya.
Yakni menangani semua masalah administratif mengenai Registrasi Gudep.
Untuk Gudep Gerakan Pramuka yang berpangkalan di luar negeri, yang bertindak
sebagai Satuan Administrasi Pangkal adalah Kwartir Nasional.
Registrasi Ulang
Setiap tahun Gudep Gerakan Pramuka harus melaksanakan registrasi ulang dan
sekaligus melaporkan status jumlah anggotanya pada tanggal 1 Oktober tahun itu.
Pengiriman Pendaftaran Gudep ke Kwarcab dengan cara Gudep mengisi data
Gudep status 1 Oktober tahun berjalan, rangkap 4: Lembar pertama, kedua dan
ketiga dikirim ke Kwartir Cabang sebelum tanggal 15 Oktober. Lembar keempat
ditahan di Gudep sebagai arsip. ( Kwarcab mengirim Form 1 dan 2 ke Kwarnas
dan Kwarda )
Sanksi
Apabila Gudep tidak melaksanakan registrasi ulang, kepadanya diberikan
peringatan pertama, kedua dan ketiga, dan pada bulan keempat Gudep itu
dibekukan untuk sementara, apabila tidak ada registrasi ulang dari Gudep tersebut.
Gudep yang tidak melakukan registrasi ulang, dianggap tidak aktif lagi dan
berhenti sebagai Gudep Gerakan Pramuka dan kehilangan semua haknya.
Pemberhentian Gudep ini diratifikasi oleh Musyawarah Cabang (Muscab) dan
dilaporkan Ke Kwarcab kepada Kwarnas dan Kwarda.
Sumber : PP Kwarnas tentang Regristasi Gudep
Pengertian Lambang
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat,
keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka
yang dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh
Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif
bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan
Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan
Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan
Pramuka.
SANDI MORSE
Sandi Morse ditemukan oleh ilmuan terkenal yaitu Morse dari Amerika Serikat.
Sandi ini dapat diperagakan dengan menggunakan peluit, radio, telegrap, asap,
dan yang umum digunakan dalam Pramuka adalah menggunakan bendera morse.
Morse digunakan untuk memberikan informasi atau pesan dalam jarak yang relatif
jauh. Sandi ini berlaku di seluruh dunia. Sandi Morse sebagai berikut:
SANDI AZ
Kunci : A = Z
A B C D E F G H I J K L M
Z Y X W V U T S R Q P O N
Contoh : KIZNFPZ
Artinya : PRAMUKA
SANDI AN
Kunci : A = N
A B C D E F G H I J K L M
N O P Q R S T U V W X Y Z
Contoh : CENZHXN
Artinya : PRAMUKA
SANDI IRIAN
Kunci : Dibaca dari arah belakang.
Contoh : ANARAK ADUM AJARP
Artinya : PRAJA MUDA KARANA
SANDI ANGKA
Kunci : A = 1 (dapat diubah-ubah)
A B C D E F G H I J K L M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
N O P Q R S T U V W X Y Z
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf
mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk, adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat
membidik.
Jalan 2 Km
Arah Jalan Tertinggi Ada Bahaya Hati - hati
Lagi
Belok ke
Belok ke kiri Jalan terus Ada bahaya
kanan
Saya telah
Ada bahaya Keadaan baik Keadaan buruk
pulang
Kembali ke
Belok ke kiri Belok kekanan Damai - aman
perkemahan
TANDA MEDAN
Bangunan
Gereja Pura Candi
Kayu
Rumah Stasiun
Sekolah Sagu
Sakit Radio
Kelapa
Aren Pinus Nenas
Sawit
Alang -
Gelagah Tegalan Ladang
alang
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar yang
dibuat secara kartografis menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan
unsur alam ( sungai, gunung, pantai, pulau ) dan unsur buatan ( Jalan, Rel Kereta
api, kota, Pelabuhan udara, jembatan, dll ) serta informasi lain yang diinginkan.
Skala adalah perbandingan jarak pada potret atau peta dengan jarak yang
sesungguhnya dilapangan. Misalnya pada peta skala 1 : 100.000 artinya jarak 1
cm di peta sama dengan 100.000 cm ( 1 Km ) pada jarak sesungguhnya.
Dalam skala ditemui istilah peta skala kecil yaitu peta yang berskala 1 :
1.000.000 dan peta skala besar yaitu peta yang berskala 1 : 25.000.
Peta dasar adalah peta yang dipakai sebagai dasar pembuatan peta-peta
tematik dan merupakan acuan standar bagi kegiatan pemetaan ( Contoh Peta rupa
bumi, peta topografi, dll )
Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu yang kerangka
petanya diambil dari peta dasar ( contoh, Peta vegetasi, peta kesesuaian lahan,
peta tanah, peta iklim, peta kelas lereng )
o Peta DAS
1 : 25.000 atau lebih besar Untuk peta detail kelompok / o Peta tata batas Cagar Alam
kawasan hutan ( Skala 1 : Gunung Halimun Propinsi Jawa
10.000 untuk Pulau Jawa dan Barat skala 1 : 10.000
Pulau Bali; 1 : 25.000 untuk
wilayah lainnya o Peta tata batas Cagar Alam
Tg.Api Propinsi Sulawesi Tengah
skala 1 : 25.000
1. Peta Lapangan
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas
gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan
daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar
semuanya.
4. Penggambaran lapangan
2. Peta Pita
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan
yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan
perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan Keterangan
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan
berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk
waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.
3. Peta Panorama
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan
suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
3. Pembuatan Arsiran
sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling
atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah
lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah
yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak
miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti
perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan
juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar.
Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak
panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas