Anda di halaman 1dari 28

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS

UNIVERSITAS HASANUDDIN AGUSTUS 2016

LOW BACK PAIN POSTURAL

Disusun Oleh:
Mohamad Radhi Bin Mohd Ariffin
C 111 12 810
Nurul Dhiya Binti Hasanuddin
C 111 12 833
Atikah Purnamasari Suaib
C 111 12 267

Pembimbing:
dr. Rumaisah Hasan, SpKFR

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Mohamad Radhi Bin Mohd Ariffin

Stambuk : C 111 12 810

Nama : Nurul Dhiya Binti Hasanuddin

Stambuk : C 111 12 833

Nama : Atikah Purnamasari Suaib

Stambuk : C 111 12 267

Universitas : UniversitasHasanuddin
Judul Laporan Kasus : Low Back Pain Postural

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Agustus 2016

Supervisor

(dr. Rumaisah Hasan , Sp.KFR)

ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN

Spine column terdiri dari tulang belakang (vertebra). Vertebra ditutupi

oleh lapisan tipis tulang rawan dan dipisahkan oleh shock-absorbing disk terbuat

dari bahan seperti jelly dan tulang rawan. Vertebra difiksasi dengan ligamen dan

otot, yang meliputi dua otot iliopsoas yang berada di sepanjang kedua sisi tulang

belakang, dua otot spinae erector yang berjalan di balik sepanjang tulang belakang

dan otot-otot paraspinal pendek yang berjalan antara vertebra. Otot-otot ini

membantu menstabilkan tulang belakang. Otot abdomen, yang berjalan dari

bagian bawah tulang rusuk ke panggul, juga membantu menstabilkan tulang

belakang dengan mendukung isi abdomen. Saraf tulang belakang muncul melalui

ruang antara tulang belakang dan terhubung dengan saraf di seluruh tubuh. Bagian

dari saraf tulang belakang terdekat tulang belakang disebut akar saraf tulang

belakang. Karena posisi mereka, akar saraf tulang belakang dapat diperas

(terkompresi) ketika terjadi trauma tulang belakang, mengakibatkan rasa sakit.

Tulang lumbar menghubungkan badan ke panggul dan kaki, memberikan

mobilitas-untuk mengubah posisi, memutar, dan lentur. Hal ini juga memberikan

kekuatan-untuk berdiri, berjalan, dan mengangkat. Dengan demikian, ekstremitas

bawah terlibat dalam hampir semua kegiatan hidup sehari-hari. 1

2. DEFINISI

Low back pain (LBP) adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang

berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis, ligamentum

diantara tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung

3
bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit yang menutupi area

lumbar. 1

Low back pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung

bawah, dapat merupakan nyeri local maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri

yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain atau

sebaliknya, nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung

bawah (refered pain atau nyeri yang menjalar). Kesulitan saat menegakkan badan

setelah membungkuk karena timbulnya rasa kaku atau rasa sakit adalah gejala

atau keluhan yang sangat sering terjadi dari masalah nyeri punggung bawah atau

Low back pain (LBP). 2

Sebagian besar kasus LBP adalah membatasi diri karena etiologi mekanis.

Sindrom postural dari tulang belakang lumbar adalah suatu kondisi yang

menyebabkan rasa sakit di punggung bawah tanpa trauma signifikan atau

kerusakan jaringan. Pasien dengan sindrom postural hanya mengalami gejala,

seperti sakit atau nyeri di punggung bawah, selama melakukan kegiatan yang

menempatkan stres pada jaringan normal dan paling sering terjadi disebabkan

oleh postur tubuh yang buruk. Sebagai contoh, mekanisme timbulnya nyeri pada

kondisi ini dapat ditunjukkan dengan lembut lentur jari telunjuk ke belakang

sampai merasakan regangan. Pada titik ini tidak ada kerusakan jaringan atau nyeri,

namun jika posisi ini lama dipertahankan, jari secara bertahap akan menjadi

menyakitkan atau sakit. Setelah jari dilepaskan dan diperbolehkan untuk

mengubah posisi, nyeri atau sakit akan mereda. Sindrom postural di punggung

bawah terjadi dengan cara yang sama dan biasanya terjadi karena duduk atau

berdiri dalam posisi yang buruk untuk jangka waktu yang lama. 2

4
Sprain dan strain lumbar adalah sebagian besar kasus transien LBP. Sprain

adalah luka pada ligamen yang mendukung tulang belakang. Ligamen terbuat dari

fibrat kolagen yang menghubungkan tulang dengan tulang. Strain ligamen yang

paling sering terjadi adalah ligamen longitudinal posterior, ligamen interspinous

dan ligament iliolumbar. Manakala, sprain lebih sering terjadi pada orang tua yang

memiliki lemah otot tulang belakang pendukung. Strain merupakan cedera otot

dan musculotendinous junction. Cedera ini sering terjadi pada orang usia lebih

muda. Biasanya pada semua otot spinal posterior dan tendon, meskipun yang

paling rentan otot yang mencakup beberapa sendi yaitu L4-5 dan L5-S1, daerah

yang menanggung beban tertinggi dan paling banyak pergerakan. 2

3. EPIDEMIOLOGI

Low back pain adalah keluhan muskuloskeletal yang paling umum, yang

mempengaruhi sebagai sebanyak 80% dari populasi di dalam titik kehidupan

mereka.3 Lower back pain merupakan masalah kesehatan dunia yang sangat

umum, yang menyebabkan pembatasan aktivitas. Low back pain merupakan

penyebab utama kecacatan bagi mereka yang berusia 19 sampai 45 tahun dan

mempengaruhi setengah dari orang yang berusia lebih 60 tahun, meskipun jarang

menyebabkan gangguan yang mengancam kehidupan.1 Nyeri punggung bawah

memang tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan individu yang

mengalaminya menjadi tidak produktif sehingga akan menyebabkan beban

ekonomi yang sangat besar baik bagi individu, keluarga, masyarakat, maupun

pemerintah. Berdasarkan The Global Burden of Disease 2010 Study (GBD 2010),

dari 291 penyakit yang diteliti, LBP merupakan penyumbang terbesar kecacatan

5
global, yang diukur melalui years lived with disability (YLD), serta menduduki

peringkat yang keenam dari total beban secara keseluruhan, yang diukur dengan

the disability-adjusted life year (DALY). Pengukuran DALY adalah metrik

standar untuk mengukur beban yang dihitung dengan menggabungkan years of

life lost (YLL) dan years lived with disability (YLD).3

Nyeri punggung bawah banyak dikeluhkan oleh tenaga kesehatan dengan

besar prevalensi selama satu tahun di negara barat 36,257,9%, sedangkan di

negara Asia adalah 36,869,7%. Beberapa penelitian melaporkan faktor risiko

nyeri punggung bawah pada tenaga kesehatan di negara barat antara lain adalah

usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, bekerja penuh waktu, body mass index

(BMI), lama bekerja di keperawatan, frekuensi mengangkat beban berat, unit

keperawatan, beban kerja, dan juga dukungan sosial yang rendah. 4

4. ETIOLOGI

A. Strain otot dan sprain ligamen

Penyebab paling umum dari LBP adalah strain otot dan sprain ligamen.

Strain otot dan sprain ligamen mungkin disebabkan oleh aktivitas seperti

mengangkat beban, berolahraga, atau bergerak dengan tiba-tiba sebagai contoh

ketika jatuh atau ketika terlibat dalam kecelakaan mobil. Punggung bawah

mungkin terluka ketika kondisi fisik yang tidak baik dan otot-otot yang

mendukung tulang belakang yang lemah. Selain itu, memiliki postur tubuh yang

buruk, cara mengangkat yang salah, berat badan yang berlebih, serta keadaan

badan yang lelah.1

6
B. Osteoarthritis

Osteoarthritis menyebabkan kerusakan tulang rawan yang menutupi dan

melindungi tulang. Gangguan ini adalah gangguan degeneratif yang terjadi akibat

proses wear and tear. Penyempitan diskus yaitu ruang antara tulang vertebra yang

mengakibatkan penekanan akar saraf tulang belakang. Terjadinya pembentukan

spur pada tulang belakang turut menyebabkan kompresi akar saraf tulang

belakang. Semua perubahan ini dapat menyebabkan nyeri punggung serta

kekakuan.1

C. Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi biasanya berkembang ketika kepadatan tulang berkurang oleh

karena osteoporosis, yang biasanya berkembang seiring usia. Fraktur kompresi

bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat disertai dengan kompresi akar saraf tulang

belakang sehingga dapat menyebabkan sakit punggung kronis. Namun, sebagian

besar fraktur tulang belakang akibat osteoporosis terjadi di punggung atas dan

menengah dan menyebabkam nyeri pinggang atas.1

D. Ruptur atau Herniated Disk

Ruptur atau herniated disk juga dapat menyebabkan Low back pain . Stress fisik

terutama saat berotasi menyebabkan ruptur pada cincin annulus. Nucleus pulposus

mengalami herniasi ke kanalis spinalis dan menekan saraf spinalis sehingga

member nyeri radikuler. Saraf yang terus tertekan dapat menyebabkan hilangnya

fungsi motorik maupun sensorik. 1

7
E. Lumbal Spinal Stenosis

Lumbar Spinal Stenosis (LSS) adalah suatu kondisi medis yang mempengaruhi

punggung bawah di mana kanal tulang belakang menyempit dan menekan tulang

belakang dan saraf. LSS dapat disumbangkan untuk degenerasi umum dari tulang

belakang akibat penuaan, tulang belakang herniasi, osteoporosis atau tumor.

Stenosis tulang belakang juga dapat mempengaruhi daerah serviks atau toraks

tulang belakang dan bahkan dapat hadir dalam semua tiga wilayah pada pasien

yang sama. Lumbar spinal stenosis biasanya menghasilkan nyeri punggung bawah

,tetapi juga dapat disertai dengan kelemahan dan mati rasa atau kesemutan di kaki,

paha, kaki, pantat dan hilangnya kontrol kandung kemih dan usus.1

F. Spondylolisthesis

Spondylolisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana

arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae atau suatu kondisi di

mana salah satu tulang dari tulang belakang slip keluar dari tempat ke vertebra di

bawahnya. Jika tergelincir terlalu banyak, tulang akan menekan saraf,

menyebabkan rasa sakit. Biasanya terjadi pada orang yang lahir dengan tulang

yang lemah seperti spondylolysis. Onset tersering adalah selama masa remaja atau

dewasa muda dan juga pada atlet, serta cedera minor menyebabkan fraktur bagian

dari vertebra. Spondylolisthesis juga dapat terjadi pada orang dewasa yang lebih

tua. Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan

akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan. Orang-orang dengan

spondylolisthesis berisiko mengembangkan menjadi lumbar spinal stenosis.1

8
G. Fibromyalgia

Fibromyalgia adalah penyebab umum nyeri tubuh, kadang-kadang termasuk nyeri

punggung bawah. Gangguan ini menyebabkan nyeri kronis yang meluas dan

menyebar di otot dan jaringan lunak lainnya di daerah luar punggung bawah. 1

H. Radikulopathy lumbar

Radikulopathy lumbar adalah iritasi saraf yang disebabkan oleh karena rusaknya

diskus antara tulang belakang. Kerusakan ini terjadi akibat dari adanya degenerasi

dari cincin luar diskus, dan trauma atau kombinasi antara keduanya. Penanganan

penyakit ini memerlukan pengobatan konservatif dengan obat obatan atau bila

keadaan parah bisa dilakukan tindakan pembedahan.1

I. Gangguan ginjal

Gangguan ginjal yang sering dihubungkan dengan nyeri pinggang antara lain

infeksi ginjal, batu ginjal, dan perdarahan pada ginjal akibat trauma. Diagnosa

ditegakan berdasarkan pemeriksaan kencing, dan pemeriksaan radiologi.1

J. Kehamilan

Wanita hamil sering mengalami nyeri pinggang sebagai akibat dari tekanan

mekanis pada tulang pinggang dan pengaruh dari posisi bayi dalam kandungan.1

K. Tumor

Nyeri pinggang bisa pula disebabkan oleh karena tumor, baik tumor jinak maupun

ganas. Tumor dapat terjadi lokal pada tulang pinggang atau terjadi di tempat lain

tetapi mengalami metastase atau penyebaran ke tulang pinggang.1

9
5. PATOFISIOLOGI LOW BACK PAIN

Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastik yang

tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksible (diskus

intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai

ligament dan otot paravertebralis.5

Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkin fleksibilitas sementara disi

lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum

tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical

pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang

belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting pada aktivitas

mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur

pendukung ini. Mengangkat beban berat pada posisi membungkuk menyamping

menyebabkan otot tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thorakal

dan lumbal, sehingga pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping,

terjadi gesekan pada kedua permukaan facet sendi menyebabkan ketegangan otot

di daerah tersebut yang akhirnya menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang

belakang. Obesitas, masalah postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan

pendukung tulang dapat berakibat nyeri punggung.5

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia

bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago

dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan

tidak teratur. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis

paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan faset dapat

mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang

10
menyebabkan nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan

nyeri punggung bawah yang menderita Hernia Nucleus Pulposus.5

Gambar 1 : Vertebra & Komponen 9

Gambar 2 : Intervertebralis Disc Normal & Abnormal 9

11
6. MANIFESTASI KLINIS

Sekitar 1% dari individu dengan nyeri punggung bawah akut mengalami

nyeri sepanjang distribusi dari akar lumbar saraf (nyeri radikuler), paling sering

melibatkan saraf siatik (siatika). Siatika sering disertai dengan defisit

neurosensorik dan motor, seperti kesemutan, mati rasa, dan kelemahan di berbagai

bagian kaki dan kaki. Motor besar atau progresif atau defisit sensorik, sindrom

cauda equine (baru-onset usus atau inkontinensia kandung kemih atau retensi urin,

hilangnya tonus spinkter anal, dan anestesi pelana), sejarah metastasis kanker ke

tulang, dan curiga infeksi tulang belakang dapat dikaitkan dengan nyeri pinggang

bawah kronik.6

7. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis : 8
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa
pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri yang disuruh
menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?
d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh
tertentu? Apakah betambah pada kegiatan tertentu?
e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?

2. Pemeriksaan fisik: 8
a. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung,
perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kifosis, gibus,
deformitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral.

12
b. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada
salah satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba
pada palpasi atau adanyaspasme otot para vertebral).

c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
sebab yang lain.

3. Pemeriksaan motorik: 8
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi.Kalau ada kelumpuhan
segmen mana yang terganggu.

4. Tes-tes Provokasi
a. Tes Lasegue (straight leg raising) 13

Gambar 3. Test Lasegue

13
b. Tes Patrick 13

Gambar 4 : Tes Patrick

c.Tes Elys15

Gambar 5 : Tes Elys

14
8. PENATALAKSANAAN 16
a. Farmakoterapi:
-Acetaminophen (paracetamol) merupakan obat anti-pyretic dan analgesics.

Dimana acetaminophen menurunkan produksi prostaglandin sehingga

menghambat enzim siklooksigenase.

-NSAID digunakan untuk menurunkan nyeri sendi dan otot dengan

menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 bisa menyebabkan perdarahan

saluran cerna karna fungsi dari COX-1 yang melindungi mukosa gaster dari

asam

b. Program Rehabilitasi Medik 14

1. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)

2. Immobilisasi menggunakan korset

3. Exercise:

Tujuan pemberian latihan, yaitu :

-Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh.

-Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan

biomekanik tulang punggung.

Prinsip pemberian latihan, yaitu :

i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus.

ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan

hamstring.

Teknik Latihan:

15
1. Stretching

a. Neck and Shoulder Stretches

- Flexion Stretch- Chin to Chest

- Lateral Flexion- Ear to Shoulder

b. Back Exercise Stretches

-Back Flexion Exercise

-Knee to Chest Stretch

c. Hips and Gluteus Stretches

-Hip Stretch

-Piriformis Muscle Stretch

d. Harmstring Stretches

2. Strengthening

-McKenzie exercise

3. Low-impact Aerobic Conditioning

-Water Therapy (pool therapy)

9. EDUKASI

Pengobatan : 5

Bataskan tirah baring; lutut tertekuk untuk mengurangi tekanan pada

punggung .

Pendekatan Nonfarmakologis seperti terapi panas dangkal atau terapi

chiropractic.

Pendekatan Farmakologis : Ambil obat anti-inflamasi nonsteroid,

acetaminophen (Tylenoll dan otot relaksan seperti yang ditentukan oleh

dokter ).

16
Penurunan berat badan diperlukan: Memodifikasi diet untuk mencapai berat

badan ideal.

Pencegahan : 5

Olahraga

Peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas. Melakukan latihan penguatan.

Proper Back Mechanic / Posisi Tubuh Yang Ekonomis :

Lakukan praktek postur tubuh yang baik

Gambar 6 : Postur tubuh ketika berdiri 5

Menghindari memutar tubuh anda


Menolak objek , bukan menarik objek saat memindahkan objek

17
Gambar 7 : Menolak Objek 10

Dekatkan beban dengan tubuh anda saat mengangkat

Gambar 8 : Mengangkat beban ,dekatkan dengan tubuh 10

Tekuk lutut dan kencangkan otot perut saat mengangkat

Gambar : Tekuk lutut saat objek diangkat 10


Hindari berlebihan beban

Gambar 9 : Body Mechanics yang baik saat mengangkat objek 10

18
Sesuaikan area kerja untuk menghindari tekanan pada punggung

Gambar 10 : Posisi duduk membaca dan bekerja 11

Sesuaikan ketinggian kursi atau meja kerja

Gambar 11 : Posisi memakai computer sesuaikan dengan ketinggian kursi atau


meja11

Gambar 12 : Posisi duduk yang baik 10

19
Gunakan pendukung lumbar di kursi

Hindari berdiri terlalu lama dan tugas yang berulang

Hindari membungkuk, memutar dan mengangkat benda berat

Gambar 13 : Hindari membungkuk saat mengangkat beban 11

Hindari pekerjaan melibatkan getaran terus menerus

10 PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan low back pain postural yang sangat baik jika

pasien termotivasi dan menjalani pengobatan fisioterapi dan latihan sesuai

dengan disarankan. Kebanyakan pasien dapat mencapai status bebas rasa

sakit segera setelah koreksi postur tubuh yang buruk. Pelatihan ulang pola

gerakan dan melakukan latihan yang tepat sangat penting untuk mencegah

gejala kekambuhan.

20
BAB II
LAPORAN KASUS
I : DATA BASE
A. Identitas Penderita
Nama Pasien : Ny. P
No. RM : 022888
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 49 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : BTN Green Sudiang

B. Keluhan Utama:
Nyeri punggung bawah pada saat duduk lama

C. Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien merasa nyeri punggung belakang dialami kurang lebih sejak 1

tahun yang lalu karena duduk lama. Setelah itu pasien merasa sakit setiap

kali duduk lama. Pasien ada riwayat jatuh terpleset 2 tahun yang lalu dan

pasien tidak bisa berjalan normal sehingga pasien meminta diurut di

kampungnya sebanyak 3 kali dan mengompres dengan air hangat. Pasien

lalu latihan jalan sendiri selama 1 minggu dan merasa membaik.

D. Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat jatuh terduduk 2 tahun yang lalu

E. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80
Nadi : 95 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36.5 Celcius
F. Status Fungsional

21
i. ADL : Mandiri
ii. Gait : Normal
iii. Mobilitas
1. Ambulasi : Baik
2. Transfer : Baik
iv. Pembicaraan : Baik
v. Lingkungan : Baik

INDEX BARTHEL

No. KRITERIA DENGAN MANDIRI


BANTUAN
1 Makan 5 10
2 Aktivitas Toilet 5 10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 5-10 15
sebaliknya,termasuk duduk di tempat tidur
4 Kebersihan diri mencuci muka menyisir rambut 0 5
menggosok gigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar 10 15
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 100

Penilaian :
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : Ketergantungan berat
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

G. Pemeriksaan Neuromuskular
GCS : E4M6V5
Nn Cranialis: Normal
Pergerakan : Normal pada tungkai
Refleks fisiologis : normal extremitas inferior
Refleks patologis : negatif

22
Sensorik: normal
Otonom: BAK : Normal
BAB : Normal

NO. REGIO GERAKAN ROM MMT


1. Shoulder Flexi 0-180 / 0-180 5
Extensi 0-60 / 0-60 5
Abduksi 0-180 / 0-180 5
Adduksi 0-45 / 0-45 5
Internal Rotation 0-90 / 0-90 5
Eksternal Rotation 0-90 / 0-90 5
2. Cervical Flexi 0-30 / 0-30 5
Extensi 0-50 / 0-50 5
Lateral Flexi 0-45 / 0-45 5
Rotation 0-80 / 0-80 5
3. Hip Flexi 0-120 / 0-120 5
(Supine) Extensi 0-30 / 0-30 5
Abduksi 0-45 / 0-45 5
Adduksi 0-30 / 0-30 5
Internal Rotation 0-40 / 0-40 5
External Rotation 0-45 / 0-45 5
4. Knee Internal Rotation 0-10 / 0-10 5
External Rotation 0-10 / 0-10 5
Flexion(with hip flexed) 0-135 / 0-135 5
Extension 0 5
5 Foot and Ankle (Dorsoflexion- 20-0-45 / 20-0-45 5
Ankle PlantarFlexion)
Subtalar (Inversion- 30-0-20 / 30-0-20 5
Eversion)

Ekstremitas Inferior
Status motorik
D S

Gerakan Normal Normal

Tonus Otot Normal Hipertonus

Atrofi - -

23
H. Status Lokalis
Regio Lumbosakral
Inspeksi: Simetris, deformitas (-), kemerahan (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), spasme (+) di regio paravertebral L1-L5

I. Tes Provokasi (low back maneuver), harmsting thigtness (+)


TEST Dekstra Sinistra
Laseque (SLR 700) 700, nyeri (-) 700, nyeri (-)
Elys (konfirmasi ggn - -
gluteus dan abdomen)
Patrick - -
Contrapatrick - -

II : TEMPORARY PROBLEM LIST


Diagnosis Klinis : Low back pain
Diagnosis Etiologi : Mekanik kronik
Diagnosis Topis : Paravertebral lumbal L1-L5

Diagnosis Fungsional :
Body Structure : Paravertebral Lumbal L1-L5
Activity : Terbatas
Enviroment : Dapat melakukan pekerjaan
Personality : Kecemasan

III : INITIAL PLAN


Farmakoterapi :
-NSAID

Non Farmakoterapi :
-Menghindari mengangkat barang berat dan membungkuk
-Bed Rest

24
Terapi rehab medik:
Tujuan : Kontrol nyeri,perbaiki postur, kurangi kerusakan lanjut
Manajemen nyeri:
1 Modalitas terapi
Exercise:
-Terapi Endurance + Strengthening
-WF Exercise

Diagnosis Klinis :
Diagnosis : Low Back Pain Postural
Impairment: Spasme otot (Lebih ke pain)
Disability: Gangguan postural
Handicap: -

Edukasi :
Cara mengangkat barang
Waktu Beraktivitas :

-Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita jangan dulu mengangkat beban berat

Waktu berdiri :

-Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar

-Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi jongkoklah pada

lutut

Waktu berjalan :

-Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa

Waktu Duduk :

-Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut sejajar dari paha

Jangan duduk kursi terlalu rendah krn ganggu kelengkukan hip bias pendekkan

hamstring

25
Jangan di sofa tenggelam

-Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi

Waktu Tidur :

-Sebaiknya menggunakan alas yang padat

-Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping dan angkat tubuh anda dengan

tangan, lutut ditekuk disamping tempat tidur sehingga kaki menyentuh lantau,

bangunlah dengan menggunakan kekuatan kaki.

Alat bantu spinal ortosis(lumbar korset) untuk control postur perbaiki sikap tubuh

dalam bekerja.

IV : SUMMARY

Seorang pasien wanita datang ke Rumah Sakit Tajuddin Chalid dengan keluhan

utama nyeri punggung bawah pada saat duduk. Pasien merasa nyeri tulang

belakang dialami kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu karena duduk lama. Setelah

itu pasien merasa sakit setiap kali duduk lama. Pasien ada riwayat jatuh terpleset 2

tahun yang lalu dan pasien tidak bisa berjalan normal sehingga pasien meminta

diurut di kampungnya sebanyak 3 kali dan mengompres dengan air hangat. Pasien

lalu latihan jalan sendiri selama 1 minggu dan merasa membaik. Edukasi dan

sokongan diberikan kepada pasien untuk memastikan pasien melanjutkan latihan

sehingga keadaan sakit pasien bertambah baik.

DAFTAR PUSTAKA

26
1. Mark H. Beers, M., 2000. Low Back Pain. 2nd edition ed. New York : Mercks
& Co., Inc.
2. Weiss, L, 2010. Spine. New York : Oxford University Press, Inc.
3. Grant Cooper, 2006. Essential Physical Medicine and Rehabilitation: Spine
and Muskuloskeletal Medicine. New Jersey: Humana Press Inc.
4. Patrianingrum, M., 2015. Prevalensi Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah .
Jurnal Anestesi Perioperatif,3 (1), pp. 47-56.
5. Suzanne C, 2010 . Management of Patients with Muskuloskeletal Disorders :
Branner & Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing. Vol 1 : 12th
Edition. Williams & Wilkins Publisher ,pg : 2053-2055.
6. Sue E. Huether, 2012. Disorders of Central & Peripheral Nervous System :
Understanding Pathophysiology . 6th Edition. Elsevier Inc, pg : 400.
7. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktat ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi. Manado: FK UNSRAT; 2006. h.79-90
8. Harsono (Ed). Kapita selekta neurologi edisi kedua. Gadjah Mada University
Press, 2007.
9. Edgar Ortega M, 2014. Treatment of Lumbar Disk Herniation . 1st Edition .
10. Rosdahl, 2008. Textbook of Basic Nursing. 9th Edition. United States of
America : Lippincott Williams & Wilkins . pg : 566-568
11. Proper body mechanics. Piedmont. Atlanta. Diakses tanggal 20 Agustus
2016. www.piedmont.org
12. Kosteljanetz M, Bang F, Schmidt-Olsen S. The clinical significance of
straight-leg raising: (Lasgues sign) in the diagnosis of prolapsed lumbar
disc. Spine 1988; 13(4):393-5.
13. Klaus Buckup. 2004. Clinical Test for Musculoskeletal System. New York:
Georg Thieme Verlag.
14. Krismer M and M. van Tulder. 2006. The Low Back Pain Group of the
Bone and Joint Health Strategies for Europe Project. Elsevier Inc. Vol.2:
p85-87
15. Macleods Clinical Examination 13th Edition
16. Chou Roger., Laurie Hoyt Huffman., 2009. Clinical Guideline for
Evaluation and management of Low Back Pain. American Pain Society. p40

27
28

Anda mungkin juga menyukai