Anda di halaman 1dari 7

A.

Rekomendasi dalam Analisis Kebijakan


Prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi memungkinkan analis menghasilkan
informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi di masa mendatang untuk menghasilkan
konsekuensi yang berharga bagi individu, kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Prosedur
rekomendasi meliputi transformasi informasi mengenai aksi-aksi kebijakan yang akan
menghasilkan keluaran yang bernilai.
Merekomendasikan suatu tindakan (aksi-aksi) kebijakan khusus diperlukan adanya
informasi tentang konsekuensi-konsekuensi di masa depan setelah dilakukannya berbagai
alternatif tindakan. Sementara itu, membuat rekomendasi kebijakan juga mengharuskan kita
menentukan alternatif mana yang paling baik dan mengapa. Oleh karenanya prosedur analisis
kebijakan dari rekomendasi terkait erat dengan persoalan etika dan moral.
1. Advokasi ganda merupakan pendekatan untuk melakukan perbandingan seara sistematis
dan penilaian secara kritis terhadap sejumlah peluang pemecahan, bukan sebagai cara
untuk mempertahankan suatu posisi atau pendapat secara membabi buta.
2. Model pilihan yang sederhana mengandung dua elemen utama, yaitu premis fakta dan
premis nilai.
3. Model pilihan komplek didasarkan banyak asumsi-asumsi, yaitu banyaknya pembuat
kebijakan, ketidak pastia atau resiko, dan akibat yang terus berkembang sejalan dengan
berjalannya waktu. Model yang kompleks ini lebih mencerminkan realitas pembuatan
kebijakan yang sesungguhnya.
Masalah dengan pilihan kompleks ini adalah bahwa kita tidak dapat membuat
rekomendasi yang memuaskan dengan cara mengkombinasikan nilai-nilai semua perilaku
kebijakan pada seluruh aspek dalam sekali waktu.

B. Kriteria untuk Rekomendasi Kebijakan


Beberapa tipe pilihan rasional dapat diletakkan sebagai kriteria keputusan yang
digunakan untuk menyarankan pemecahan masalah kebijakan. Dengan kriteria keputusan
dimaksudkan secara eksplisit sebagai nilai-nilai yang digunakan melandasi rekomendasi untuk
tindakan. Kriteria keputuran terdiri dari enam tipe utama, antara lain:
1. Efektifitas (effectiviness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil
(akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Efektifitas,

1
yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk
atau layanan atau nilai moneternya.
2. Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk
menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonin dari
rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektifitas dan usaha, yang
terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.
3. Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas
memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.
Kriteria kecekupan menenkankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan
hasil yang diharapkan.
4. Kriteria kesamaan (aquity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan
menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbada
dalan masyarakat. Kriteria kesamaan erat hubungannya dengan konsepsi yang saling
bersaing, yaitu keadilan atau kewajaran dan terhadap konflik etis sekitar dasar yang
memadai untuk mendistribusikan risorsis dalam masyarakat.
5. Responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat
memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Kriteria responsivitas adalah penting karena analis yang dapt memuaskan semua kriteria
lainnya, efektifitan, efisiensi, kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum menanggapi
kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu
kebijakan.
6. Kriteria kelayakan (appropriateness) biasanya bersifat terbuka, karena perdefinisi kriteria
ini dimaksudkan untuk menjangkau keluar kriteria yang sudah ada. Oleh karenanya tidak
ada dan tidak dapat dibuatkan definisi baku tentang kriteria kelayakan.

C. Pendekatan-pendekatan untuk Rekomendasi


Terdapat dua pendekatan utama untuk rekomendasi dalam analisis kebijakan publik,
yaitu analisis biaya-manfaat dan analisis biaya efektifitas.
1. Analisis biaya-manfaat adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang
memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara
menghitung total biaya dan total keuntungan dalam bentuk uang. Analisis biaya-manfaat

2
dapat digunakan untuk merekomendasikan tindakan kebijakan, dalam arti diaplikasikan ke
depan, analisis ini dapat juga digunakan untuk mengevaliasi kinerja kebijakan.
2. Analisis biaya-efektivitas adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang
memungkinkan analisis untuk membandingkan dan memberikan anjuran kebijakan dengan
mengkuantifikasi total biaya dan akibat. lainnya.

D. Metode untuk Rekomendasi


Terdapat serangkaian metode yang digunakan untuk pembuatan rekomendasi dengan
analisis biaya-manfaat dan biaya efektivitas, antara lain:
1. Pemetaan sasaran adalah teknik yang digunakan untuk menyusun tujuan, sasaran dan
hubungannya dengan alternatif kebijakan. Tujuan, sasaran, dan alternatif yang telah
diidentifikasikan dengan satu atau dua metode perumusan kebijakan dapat digambarkan
dalam pohon sasaran (objective tree).
2. Klarifikasi nilai adalah prosedur untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikan premis nilai
atas dasar seleksi terhadap sasaran kebijakan. Keuntungan dari klarifikasi nilai adalah bahwa
cara ini memungkinkan kita untuk keluar dari analisis tujuan jika ternyata tujuan tersebut
tidak lebih dari pencerminan dan keinginan dan selera pribadi.
3. Kritik nilai adalah serangkaian prosedur untuk menguji mana yang lebih menyakinkan antara
argumen-argumen yang salng belawanan dalam suatu debat mengenai tujuan kebijakan.
4. Perumusan elemen biaya adalah suatu prosedur untuk mengklarifikasikan dan
mendeskripsikan semua biaya yang akan dikeluarkan dengan ditetapkan dan dilaksanakannya
suatu program.
5. Estimasi biaya adalah prosedur untuk menyediakan informasi tentang nilai uang masing-
masing komponen dari struktur elemen biaya.
6. Harga bayangan (shadow pricing) suatu prosedur untuk membuat keputusan subjektif tentang
nilai uang dari manfaat dan biaya ketika harga pasar tidak dapat dipercaya atau tidak tersedia.
7. Pemetaan hambatan adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi keterbatasan dan
hambatan yang menghadangjalan untuk mencapai sasaran kebijakan dan program.
8. Internalisasi biaya adalah prosedur untuk memasukkan semua biaya luar yang relevan ke
dalam struktur elemen biaya internal.

3
9. Diskonting adalah prosedur untuk memperkirakan nilai saat ini dari biaya dan manfaat yang
akan diperoleh pada masa mendatang.
10. Analisis sensitivitas adalah suatu prosedur untuk mengetahui sensitivitas hasil analisi biaya-
manfaat atau biaya-efektivitas terhadap asumsi-asumsi alternatif tentang kemungkinan
tingkat biaya akan manfaat tertentu yang akan benar-benar terjadi.
11. Analisis fortiori adalah prosedur yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
alternatif dengan cara memecahkan ketidakpastian untuk menyetujui suatu alternatif yang
secara intuitif lebih disukai tetapi setelah analisis pendahuluan diketahui lebih lemah
dibandingkan alternatif lain.
12. Analisis plausabilitas adalah prosedur untuk menguji rekomendasi yang menentang
pernyataan yang berlawanan.

2. Kajian dan Konsep Dasar Pemantauan


Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian integral dalam penyelenggaraan
program. Sistem ini ditujukan sebagai upaya mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara
rencana yang telah ditetapkan dalam sebuah rencana program dengan hasil yang ingin dicapai
berdasarkan program dan kegiatan pada setiap satuan, jenjang dan jenis pendidikan serta unit-
unit kerja pendukung terlaksananya sebuah program. Secara spesifik pemantauan dilakukan
untuk memberikan peringatan dini sekiranya terjadi penyimpangan atau kekurangsesuaian
terhadap input dan proses penyelenggaraan sebuah program.
Pemantauan (monitoring) merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat kebijakan. Karena memungkinkan analis
mendeskripsikan hubungan antara operasi program kebiajakn dan hasilnya, maka pemantauan
merupakan sumber informasi utama tentang implementasi. Jadi, pemantauan merupakan cara
untuk membuat pernyataan yang sifatnya penjelasan (designative vlaims) tentang tindakan
kebijakan di waktu lalu maupun sekarang. Dengan demikian, pemantauan terutama bermaksud
untuk menetapkan premis faktual tentang kebijakan publik. Sementara premis faktual dan nilai
selalu naik-turun, dan fakta serta nilaiitu interdependen, hanya rekomendasi dan evaluasi lah
yang benar-benar dimaksudkan untuk membuat analisis sistematis tentang berbagai premis nilai.

4
Jadi, pemantauan menghasilkan kesimpulan yang jelas selama dan setelah kebijakan diadopsi
serta diimplementasikan, atau ex post facto.
Pemantauan setidaknya memainkan empat fungsi dalam analisis kebijakan ; kepatuhan,
pemeriksaan, akuntansi dan eksplanasi. Sedangkan dalam pemantauan ini akan digunakan dua
fungsi sekaligus yaitu fungsi eksplanasi dan fungsi kepatuhan.
Pertama; secara konsepsional fungsi ekplanasi lebih menekankan pada usaha
penghimpunan informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan dan program
berbanding tidak lurus. Dalam hal ini fungsi eksplanasi berusaha menemukan kebijakan dan
program apa yang berfungsi secara baik, bagaimana mereka berproses, dan mengapa.
Kedua; sedangkan fungsi kepatuhan (compliance) merupakan tindak lanjut dari fungsi
eksplanasi yang sangat bermanfaat bagi upaya menentukan, apakah tindakan dari para
administator program, staf, dan pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat oleh
para legistator, instansi pemerintah, dan lembaga profesional. Selain dari hal tersebut juga
menentukan, apakah institusi telah mematuhi standar kualitas sebagaimana yang deigariskan di
dalam prundang-undangan (UU Sisdiknas). Oleh karena itu, dalam hal ini informasi yang
dibutuhkan tidak saja menyangkut kondisi real kelembagaan tetapi juga secara khusus
dibutuhkan informasi mengenai kebijakan fungsional yang menjadi titik pangkal dari
implementasi kebijakan.
Pada proses pemantauan obeservasi yang dilakukan oleh pemantau, digunakan metode
pemantauan dengan fungsi Ekplanasi, Ekplanasi. Disini berupa pemantaun juga menghimpun
informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program berbeda.
Misalnya, eksperimen sosial dalam peradilan pidana, pendidikan dan kesejahteraan sosial
membantu kita menemukan kebijakan dan program apa yang berfungsi secara baik, bagaimana
mereka berproses, dam mengapa sedangkan Fungsi Kepatuhan, (compliance),yaitu pemantauan
bermanfaat untuk menentukan apakah tindakan dari para administator program, staf, dan pelaku
lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat oleh para legistator, instansi pemerintah,
dan lembaga profesional. Misalnya, the environmental protection agencys contimous air
monitoring program (CAMP) menghasilkan informasi tentang tingkat polusi (Dunn, 2006: 510)
Adapun pemantaun yang difokuskan disini ialah pemantauan terhadap Standar
Pengelolaan di SMA Negeri 3 Malang, melalui upaya penghimpunan data dengan metode
wawancara dan dokumentasi yang dilakukan dengan Waka Kurikulum dan Ketua Progran SNBI.

5
Setelah dilakukan pemantaun maka ditemukan beberapa yang telah dijalankan oleh
sekolah ini khususnya berkaitan dengan Standar pengelolaan yang yang diberlakukan selama ini
oleh pemerintah kepada satuan pendidikan, sebagai berikut:
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
Mutu Pendidikan Managemen Berbasis Sekolah dapat didefinisikan sebagai model
manajemen yang memberikan fleksibilitas atau keluwesan lebih besar kepada sekolah untuk
mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan partisipasi warga
sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Karena itu, esensi MPMBS = otonomi +
fleksibelitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah.
Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan atau kemadirianm, yaitu kemandirian
dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dan merdeka atau tidak tergantung. Kemandirian
dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemadirian sekolah. Pada
gilirannya, kemandirian yang berlangsung secara terus menerus akan menjamin kelangsungan
hidup dan perkembangan sekolah (sustainabilitas). Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus
didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik,
kemampuan berdemokrasi atau menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi
sumberdaya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi
dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan
adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan kemampuan memenuhi
kebutuhan sendiri.
Flesikbilitas dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada
sekolah untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya sekolah seoptimal
mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah, maka sekolah akan lebih lincah dan tidak harus
menunggu arahan dari atasan untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya.
Dengan cara ini, sekolah akan lebih responsif dan lebih cepat dalam menanggapi segala
tantangan yang dihadapi. Namun demikian, keluwesan- keluwesan yang dimaksud harus tetap
dalam koridor kebijakan dan peraturan perundang- undangan yang ada.
Peningkatan partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik, dimana warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa,
tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan, dsb) didorong untuk terlibat secara langsung dalam

6
penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi
pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dilandasi oleh
keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan (berpartisipasi) dalam penyelenggaraan pendidikan,
maka yang bersangkutan akan mempunyai rasa memiliki terhadap sekolah, sehingga yang
bersangkutan juga akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah. Singkatnya makin besar tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki; makin besar
rasa memilik, makin besar pula rasa tanggung jawab; dan makin besar rasatanggung jawab,
makin besar pula dedikasinya. Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam penyelenggaraan
sekolah harus mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan
partisipasi.
Peningkatan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah
akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat, akuntabilitas, dan demokrasi
pendidikan. Keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan dalam program dan keuangan.
Kerjasama yang dimaksud adalah adanya sikap dan perbuatan lahiriyah kebersamaan /kolektif
untuk meningkatkan mutu sekolah. Kerjasama sekolah yang baik ditunjukan oleh hubungan antar
warga sekolah yang erat, hubungan sekolah dan masyarakat erat, dan adanya kesadaran bersama
bahwa output sekolah merupakan hasil kolektif teamwork yang kuat dan cerdas. Akuntabilitas
sekolah adalah pertanggung jawaban sekolah kepada warga sekolahnya, masyarakat dan
pemerintah melalui pelaporan dan pertemuan yang dilakukan secara terbuka. Sedangkan
demokrasi pendidikan adalah kebebasan yang terlembagakan melalui musyawarah dan mufakat
dengan menghargai perbedaan , hak azazi manusia serta kewajiban dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan pengertian di atas, maka sekolah memiliki kewenangan (kemandirian) lebih
besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun rencana
peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu, dan melakukan evaluasi
pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibelitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan
memiliki partisipasi yang lebih besar dari kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.
Dengan kepemilikan ketiga hal ini, maka sekolah akan merupakan unit utama pengelolaan proses
pendidikan, sedang unit-unit diatasnya (Dinas pendidikan Kabupaten/ Kota, Dinas Pendidikan
Propinsi, dan Departemen Pendidikan Nasional) akan merupakan unit pendukung dan pelayanan
sekolah dalam pengelolaan peningkatan mutu.

Anda mungkin juga menyukai