Anda di halaman 1dari 5

PUPUS

Sakit . Mungkin hanya itu yang bisa dia rasakan. Rasa sakit yang begitu melukai
hatinya hingga keluar dalam derai air mata. Derai air mata yang tidak kunjung
berhenti. Karena dia sendiri tidak tahu siapakah yang mampu menghentikan derai
air mata ini.

Dia bangun dari pembaringannya. Matanya terasa begitu pegal karena sudah terlalu
banyak mengeluarkan air mata. Rambutnya semakin kusut dan acak acakan.
Sesekali isak tangis masih dia keluarkan.

Di depan cermin dia tatap tubuhnya. Cermin yang selalu menjadi teman setianya
saat dia merias diri, cermin yang selalu menjadi curahan kebahagiaannya, cermin
yang selalu dia lihat ketika terbangun dari alam mimpi kini hanya mampu
menatapnya dengan kesedihan. Bagaimana tidak, sang dewi kecantikan telah
kehilangan aura kecantikannya. Dewi kecantikan telah kehilangan kebahagiaannya.
Dewi kecantikan tengah berkubang dalam lumpur duka dan derai air mata.

Wajahnya semakin pucat. Dengan bekas air mata yang masih terlihat di pipinya.
Semangatnya semakin pudar. Harapan untuk menatap masa depan seakan hilang
bersama dengan hilangnya mentari yang termakan gelapnya malam.

Safitri keluar nak, ibu khawatir sama kamu. Sudah hampir setengah hari kamu
mengurung diri. Apa kamu tidak kasihan sama ibu. Ayo keluar nak? kata sang ibu
dari depan pintu.

Namun yang ditanya masih saja diam. Dia tidak menghiraukan permintaan ibunya
untuk segera ke luar kamar. Rasa sakit yang dia rasakan membuat dirinya enggan
untuk menemui ibunya. Apalagi sesekali masih terdengar suara ayahnya yang belum
juga berhenti mengatakan dirinya sebagai anak yang tidak tahu diri. Anak yang tidak
tahu balas budi. Anak yang tidak mau menuruti perintah orang tuanya.

Merasa perkataannya tidak ada jawaban, akhirnya sang ibu kembali ke tempat
duduknya. Sebuah kursi kayu yang berada di ruang makan.Dan di ruang inilah awal
sakit hati anaknya di mulai. Sakit hati yang bersumber dari sebuah keegoisan diri
sang kepala rumah tangga.

Pak bagaimana ini, anak kita belum juga mau keluar kamar kata sang ibu.
Sudahlah bu, kita biarkan saja. Nanti kalau sudah bosan dia juga mau keluar
sendiri jawab sang ayah.
Tapi pak, ibu khawatir kalau terjadi apa apa dengan safitri. Apalagi usia safitri
masih sangat muda, ibu takut dia berbuat nekat lanjut sang ibu.
Ibu tenang saja, biarkan dia seperti itu dulu. Kalau pikirannya sudah tenang
mungkin dia mau keluar dan berbicara dengan kita lagi jawab sang ayah.
Jawaban sang ayah tidak mampu menghilangkan kecemasan sang ibu. Terlebih
safitri adalah anak pertama dan satu satunya. Dia adalah harapan bagi ibu dan
bapaknya. Namun apa hendak dikata. Sang ibu hanya bisa pasrah. Dan hanya bisa
berdoa semoga anaknya mau keluar dan menemuinya.

Di dalam kamar perempuan yang bernama safitri itu masih juga diam di depan
cermin. Pembicaraan di antara kedua orang tuanya sudah tidak dia hiraukan lagi.
Pikirannya melayang jauh pada sebuah masa lalu yang indah. Dan terus melayang
hingga sampai pada sebuah kejadian yang sangat menyakitkan.

Mas yusuf andai saja mas ada disini tentu aku tidak akan merasakan sakti seperti
ini gumamnya.
Dia buka laci meja riasnya. Disitu ada setumpuk surat yang sudah terlihat kusam
karena sering dibuka. Dia keluarkan tumpukan surat itu. Dia buka dan dia baca satu
persatu. Ada enam buah surat yang dia kumpulkan. Semua surat itu adalah surat
dari yusuf, orang yang paling dia cintai dan sekarang sedang meninggalkan dirinya
jauh di perantauan.

Safitri mungkin sudah hafal dengan semua isi yang ada di dalam surat itu. Namun
walaupun begitu safitri tidak pernah merasa bosan untuk mebaca surat surat dari
yusuf. Karena dengan membaca surat surat itu kerinduannya dapat sedikit terobati.
Rasa sakit yang sedang menyelimuti dirinya bisa sedikit berkurang.

Dik, mas harap adik mau menunggu ku pulang


Itulah kata terahir yang ditulis dalam surat yusuf yang terakhir. Sudah hampir enam
bulan yusuf tidak lagi mengirim surat. Harapan dan impian safitri untuk segera
berjumpa dengan yusuf mungkin harus pudar terhempas waktu.

Safitri kembali menitikkan air mata. Surat surat dari yusuf dia cium dan dia peluk erat
erat. Seakan akan dia tengah memeluk tubuh yusuf yang datang untuk
menghilangkan kesedihannya.

Harapan mungkin kini tinggal harapan. Impian yang selalu bernaung dalam angan
safitri mungkin harus dia kubur dalam dalam. Keinginan safitri untuk bersanding
dengan orang yang dia cintai mungkin harus dia buang jauh jauh. Karena kini orang
yang dia cintai tidak kunjung menampakkan diri. Orang yang paling di rindu tidak
kunjung mengembalikan sayap kerinduannya. Hingga akhirnya kumbang lain
menghampirinya dan mencoba menghisap madu keindahan dari dirinya.

Andai saja waktu dapat diputar kembali, mungkin safitri memilih untuk pergi bersama
yusuf. Ketika satu tahun yang lalu yusuf mengajak dirinya untuk pergi bersama
merantau ke luar kota. Mungkin dengan begitu hidupnya tidak akan merasakan
kesedihan seperti ini. Namun apa hendak dikata, kedua orang tuanya melarang
keras keinginan safitri. Dan meminta safitri untuk berdiam di rumah. Menemani ibu
dan bapaknya.

Dan kesedihan safiri dimulai. Sebagai seorang mawar yang sedang memancarkan
keindahan tentu tidak luput dari incaran para kumbang yang menginginkan
keindahannya. satu persatu kumbangpun datang berkunjung ke rumahnya.
Menanyakan apakah dirinya mau untuk dipersunting mereka. Dan hari hari yang
safitri harus dipenuhi dengan kebimbangan dan kesedihan.

Safitri ingin memegang janji yang dulu pernah dia patri bersama yusuf. Janji
sepasang anak manusia yang tengah di mabuk cinta. Janji yang membuat
kehidupan safitri dipenuhi bunga keindahan. Namun janji itu juga yang membuat hati
lestari diliputi kerinduan dan keraguan.

Mas yusuf, apakah mas juga masih memegang janji itu? gumam safitri.
Safitri masih saja terdiam. Dia pandang wajahnya dalam cermin. Dia renungi setiap
perjalanan waktu yang dia lalui. Dia resapi perkataan bapaknya yang membuat
dirinya semakin sakit hati. Perkataan yang membuat dirinya merasa tersudut dan
seakan menanggung beban kesalahan yang begitu besar.

Fitri, kamu sungguh telah mencoreng nama baik bapakmu ini. Sudah berapa kali
bapak menolak lamaran yang datang kesini. Sudah berapa kali bapak menanggung
malu karena sikap keras kepalamu itu. apa kamu mau membunuh bapak secara
perlahan dengan membuat bapak malu kepada semua orang? kata bapaknya safitri

maaf pak, bukan maksud fitri membuat bapak malu. Tapi fitri sungguh tidak ada
yang suka dengan mereka. Lagipula fitri juga belum ingin menikah. Fitri masih ingin
sendiri dulu jawab fitri.

tidak ada yang suka kamu bilang. Apa mereka yang datang kesini tidak ada yang
menarik hatimu. Coba kamu hitung sudah tiga kali bapak menolak lamaran. Dan
haruskah bapak menolak lamaran yang keempat karena sikapmu itu. mau ditaruh
dimana muka bapakmu ini. Santoso yang jelas jelas anak orang terpandang didesa
kita ini apakah akan kamu tolak juga.

maaf pak, fitri benar benar tidak cinta dengan santoso. Bukankah pernikahan harus
didasari dengan rasa cinta. Apa fitri salah bersikap seperti itu?

cinta cinta. Tahu apa kamu soal cinta. Apa cinta yang membuat kamu tidak
menurut kepada bapakmu ini. Apa cinta yang membuatmu tega mempermalukan
bapak seperti ini. Cinta itu bisa didapat saat kamu sudah berumah tangga fitri

tidak pak, bagi fitri rumah tangga harus dibangun atas dasar cinta yang kuat. Apa
bapak bisa menjamin kalau fitri menikah dengan orang yang tidak fitri cintai
kehidupan fitri akan bahagia. Apa bapak tega hanya demi terbebas dari gunjingan
masyarakat mengorbankan perasaan fitri. Apa bapak tega melihat rumah tangga fitri
tidak bahagia nantinya

selalu saja itu yang kau katakan fitri. Bapak sudah bosan mendengar alasanmu itu.
setiap kali ada orang yang datang melamar kesini selalu itu yang menjadi alasanmu.
Sebenarnya apa yang membuat kamu bersikap seperti itu. apa jangan jangan sudah
ada orang lain yang kamu cintai?

Safitri hanya diam. Pertanyaan bapaknya mampu membungkam mulutnya. Perlahan


sosok yusuf yang sangat dia rindu mulai hadir dalam pikirannya.

fitri, atau jangan jangan kabar yang dulu pernah beredar tentang hubungan kamu
dengan yusuf benar. Apa karena alasan itu kamu menolak semua lamaran yang
datang kesini?

Safitri terdiam. Butuh kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu. memang
benar karena alasan itulah safitri menolak semua lamaran yang datang kepadanya.
Tapi selama ini masih dia sembunyikan dari bapaknya.

jawab fitri bentak bapaknya.


iya pak, mas yusuf lah yang menjadi alasan fitri. Fitri cinta sama mas yusuf, begitu
juga dengan mas yusuf. Dan mas yusuf berjanji kalau sudah pulang akan menikahi
lestari jawab safitri.
buhhhh, yusuf rupanya yang membuatmu seperti ini bentak bapaknya.

pak tolong mengerti fitri. Fitri cinta sama mas yusuf. Fitri berharap mas yusuf lah
nantinya yang akan menjadi pendamping hidup fitri kata safitri.

yusuf, yusuf. Siapa itu yusuf. Dia hanya seorang pemuda desa yang mencoba
mengadu nasib ke luar kota. Apa kamu yakin setelah yusuf pulang akan benar benar
melamarmu. Apa kamu yakin yusuf tidak akan berpaling ke wanita lain. Terlebih
kehidupan kota sangat bebas sungguh berbeda dengan kehidupan di desa kita ini.
Fitri, kalau yusuf benar benar mencintaimu tentu dia akan segera pulang dan
melamarmu. Tapi buktinya hampir satu tahun dia merantau sampai saat ini belum
pulang juga untuk memenuhi janjinya itu. perlu kamu tahu fitri, kamu itu hidup di
desa. Kalau kamu hidup di kota, perempuan seusia kamu belum menikah itu tidak
menjadi masalah. Tapi ini desa tari. Lihat usia kamu sudah hampir dua puluh tahun.
Sudah banyak perempuan seusiamu yang menikah bahkan sudah ada yang
mempunyai anak. Apa kamu tidak malu menjadi bahan gunjingan warga?

bapak, fitri tahu semua itu pak. Tapi apakah salah fitri menikah dengan orang yang
fitri cintai. Bukankah sesuatu yang terpaksa tidak baik untuk dilakukan. Biarkan saja
warga membicarakan fitri. Yang penting fitri ingin tetap menunggu mas yusuf dan fitri
yakin mas yusuf tidak akan berpaling ke perempuan lain jawab safitri.

kamu. Bentak bapaknya safitri sambil mengangkat tanganya untuk menampar


safitri.

Namun ibu safitri langsung bertindak cepat. Dia pegang tangan sang bapak dan
mencoba untuk menenangkannya.

sabar pak. Kita beri waktu lagi kepada fitri untuk berpikir kata sang ibu.

baiklah fitri bapak kasih kamu waktu untuk berpikir. Tapi kalau sampai santoso dan
keluarga datang kesini untuk melamar kamu, kamu masih bersikeras untuk menolak
lamaran itu, lebih baik kamu pergi saja dari rumah ini bentak sang bapak.

Safitri tersentak. Kata kata bapaknya yang terahir sungguh sangat menyakiti dirinya.
Dia semakin terpojokkan dan tidak diberi kesempatan untuk membela diri. Akhirnya
safitripun berlari ke dalam kamar dengan derai air mata yang semakin membasahi
pipinya.

Kejadian beberapa jam lalu itulah yang membuat safitri mengurung diri di dalam
kamar. Mendung kesedihan terus menyelimuti dirinya. Hingga kini saat safitri
berdiam diri di depan cermin kesedihan itu belum mampu hilang dari pikirannya.

Safitri ingin berteriak. Mengadukan kesedihan yang dia rasakan. Namun kemanakah
dia akan mengadu. Siapakah yang dia jadikan tempat meluapkan semua
kesedihannya itu. siapakah yang akan membela dirinya saat semua orang seakan
menyalahkan dan menyudutkan dirinya.

Yusuf. Kemanakah yusuf. Apakah dia yang jauh dari lestari masih memegang
cintanya kepada safitri. Apakah dia juga merasakan kesedihan yang safitri rasakan.
Ataukah dia telah berbahagia dengan perempuan lain dan melupakan janjinya
kepada safitri.

Semua pertanyaan itu hanya semakin membuat lestari bingung. Keputusannya yang
berusaha untuk memegang janji setia dengan yusuf ternyata justru menimbulkan
kesedihan yang tidak kunjung berahir. Bahkan membuat bapaknya sendiri begitu
marah dengan dirinya. Haruskah cinta safitri kandas di tengah jalan. Haruskah bait
bait cinta yang telah tertanam hanya meninggalkan gurat gurat kesedihan. Haruskah
harapan dan impian safitri pupus dan lenyap bersama hilangnya mentari di hari ini?

Anda mungkin juga menyukai

  • 165 305 1 SM
    165 305 1 SM
    Dokumen10 halaman
    165 305 1 SM
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat
  • Teman Terbaik
    Teman Terbaik
    Dokumen3 halaman
    Teman Terbaik
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat
  • Kalor Dan Suhu
    Kalor Dan Suhu
    Dokumen14 halaman
    Kalor Dan Suhu
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat
  • Anti
    Anti
    Dokumen5 halaman
    Anti
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat
  • Contoh Cerpen
    Contoh Cerpen
    Dokumen3 halaman
    Contoh Cerpen
    KhaliqIbnulWalid
    100% (1)
  • Amal The Explorer
    Amal The Explorer
    Dokumen12 halaman
    Amal The Explorer
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Inggris
    Bahasa Inggris
    Dokumen1 halaman
    Bahasa Inggris
    KhaliqIbnulWalid
    Belum ada peringkat