Anda di halaman 1dari 4

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu

operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya adalah
tergantung dari berhasil atau tidaknya penyemenan sumur tersebut. Penyemenan sumur secara
integral, merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu operasi pemboran, baik
sumur minyak maupun gas. Semen ter-sebut digunakan untuk melekatkan rangkaian pipa
selubung dan mengisolasi zona produksi serta mengantisipasi adanya berbagai masalah
pemboran. Perencanaan penyemenan meliputi : Perkiraan kondisi sumur (ukuran, tem-peratur,
tekanan, dsb.) Penilaian terhadap sifat lumpur pem-boran Pembuatan suspensi semen (slurry
de-sign) Teknik penempatan Pemilihan peralatan, seperti centralizers, scratchers, dan float
equipment Program perencanaan penyemenan secara tepat, merupakan hal pokok yang akan
mendukung suksesnya operasi pemboran. Pada dasarnya operasi penyemenan bertujuan untuk :
1. Melekatkan pipa selubung pada dinding lubang sumur, 2. Melindungi pipa selubung dari
masalah-masalah mekanis sewaktu operasi pem-boran (seperti getaran), 3. Melindungi pipa
selubung dari fluida formasi yang bersifat korosi, dan 4. Memisahkan zona yang satu terhadap
zona yang lain dibelakang pipa selu-bung. 6.1.1 KOMPONEN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK
SEMEN Komponen utama semen Portland diperlihatkan oleh Tabel 7-1. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa C3S dan C2S merupakan komponen utama. C3S memiliki laju hidrasi yang paling
tinggi dan berpengaruh pada sifat ketahanan semen secara keseluruhan. C2S merupakan
komponen yang tidak begitu reaktif dan berpengaruh pada peningkatan kekuatan semen secara
bertahap. C3A berpengaruh pada pengerasan awal karena sifat hidrasinya yang cepat. C4AF
hampir sama dengan C3A akan tetapi sangat tergantung pada temperatur dan persentase additif.
Bahan dasar pembuatan semen diambil dari batuan jenis Calcareous dan Argillaceous seperti
limestone, clay dan shale, serta jenis bahan lainnya dengan kandungan kalsium karbonat yang
tinggi. Suspensi semen yang dipompakan ke dalam lubang sumur terdiri dari : Semen, Jenis
semen yang biasa digunakan adalah semen potland Additive khusus Zat tambahan ini digunakan
untuk mengatur karakteristik semen, seperti tickening time, densitas dan compressive strengths.
Air Air merupakan bagian yang penting dalam penyemenan, sehingga sample semen dan air harus
ditest sebelum digunakan dalam penyemenan yang sebenarnya. 6.1.2. JENIS PENYEMENAN
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squeeze cementing. Primary Cementing Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan
setelah pipa selubung diturunkan kedalam sumur. Penyemenan antara formasi dengan pipa
selubung bertujuan untuk : 1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya
dibelakang pipa selubung yang mungkin bermasalah . 2. Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari
zona dangkal sebelumnya. 3. Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands. Suspensi
semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu mungkin
mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.
Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain : 1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas
melalui annulus, mungkin akan diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan
mengeras di annulus. 2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut
sirkulasinya dikembalikan melalui pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan
pipa selubung akan menyebabkan terjadinya lost circulation. Squeeze Cementing Untuk
menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing, dapat
dilakukan squeeze cementing. Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah : 1.
Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak. 2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio 3. Menutup kembali zona
produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam mendapatkan minyak. 4.
Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung 5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat
pemboran berlangsung Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing
adalah teknik penempatan dan pembuatan suspensi semen yang akan digunakan. Squeeze
cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang besar
memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air
yang besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen,
sehingga volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah
perforasi secara berurutan Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing,
dengan catatan proses penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi. Ada
empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods. a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe
rams lalu ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan
squeeze off terhadap perforasi tersebut. b. Packer Squeeze Method Pada metode ini retrievable
packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana yang akan di sqieezed
off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan dengan wire line
dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off, maka semen
berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor. c. Hesitation
Squeeze Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah
pipa bor digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen
dipompa dan dihesitasi. d. Plugging-back Operation Operasi ini meliputi penempatan cemen plug
sepanjang zona yang akan di plug off. Plug semen digunakan untuk : Meninggalkan lower
depleted zones. Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open
hole. Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling. Menutup zona lost circulation
pada open hole. e. Balanced Plug Method Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush
dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh fluida pembatas (spacer). Prinsipnya adalah
menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang terdapat pada
annulus. 6.1.3. METODE PENYEMENAN Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses
penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis, yaitu single stage cementing, dan multy stage
cementing. a. Single Stage Cementing Single stage cementing umumnya digunakan untuk
melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan
dipompakan ke dalam casing. Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan
casing, termasuk float shoe, wiper plug dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan
mudah dapat hancur bila dibor. b. Multi Stage Cementing Multi stage cementing diterapkan pada
penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna : Mengurangi tekanan total
pemompaan . Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak
terjadi atau terbentuk rekahan. Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.
Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing. Memastikan penyemenan efektif
di sekeliling shoe dari rangkaian casing sebelumnya. Pada multi stage cementing sebuah stage
cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian casing. Posisi stage cementer ditentukan
oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi. Untuk pekerjaan two-stage cementing,
sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing. Casing lalu diturunkan ke dasar
lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar dua kali kapasitas
lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan tetapi bagian
top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer. Tahap kedua diawali dengan
menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga memungkinkan untuk jatuh pada
opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan pemompaan sebesar 1200 -
1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan dan memungkinkan
sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal, sehingga
menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur kemudian
disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua. Volume
semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah closing
plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan
yang diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong
upper sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara
casing dengan annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.
6.1.4. MEKANIKA PENYEMENAN Persiapan dan pemompaan bubur semen tergantung pada
kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia yang ditambahkan
untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras. Bubur semen
disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil campuran
diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi
sehingga masuk ke dalam casing melalui cementing head. Cementing head menghubungkan top
dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua katup penahan yang berfungsi menahan
top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan sebuah manifold yang dapat
dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig. Operasi penyemenan berlanjut
dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan mengarahkan bubur semen melewati top
valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug masuk ke dalam casing sampai plug
mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan diafragma
sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir lewat dan menempati
sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka pemompaan dihentikan
dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur pemboran dipompakan
melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing. Jika top plug telah
mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar mengeras. 6.2.
PERALATAN PENYEMENAN Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen
dalam perbandingan tertentu dan dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat
dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan
sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang tidak merupakan perforasi completion (misalnya
disini open hole completion). Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian,
yaitu peralatan di atas permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan. 6.2.1.
PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi
Cementing unit, Flow line, dan Cementing head. A. Cementing Unit Cementing unit adalah
merupakan suatu unit pompa untuk memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong
dalam proses penyemenan, yang berfungsi untuk mengontrol rate dan tekanan. Jenis pompa dapat
berupa duplex double acting piston pump dan single acting triplex plunger pump. Plunger pump
lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan rate yang lebih uniform dan
tekanannya lebih besar. Cementing Unit terdiri dari : Tanki Semen Untuk menyimpan semen
kering. Hopper Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata. Jet Mixer Mixer yang
umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur semen
dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat menghasilkan
turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen. Densitas
slurry dapat diukur dengan mud balance Motor penggerak pompa dan pompa semen berfungsi
untuk memompa bubur semen. Jenis-jenis cementing unit : 1. Truck mounted cementing unit 2.
Marine cementing unit 3. Skit mounted cementing unit B. Flow Line Pipa yang berfungsi untuk
mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke cementing head. C. Cementing
Head Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe
cementing head, yaitu : 1. Mac Clatchie Cementing Head Merupakan type cementing head yang
cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug dengan jalan membuka
dan memasang kembali. 2. Plug Container Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena
pada plug contanier ini memasangnya top plug dan bottom plug tidak perlu membukanya, akan
tetapi sudah terpasang sebelumnya. 6.2.2. PERALATAN BAWAH PERMUKAAN Peralatan
penyemenan bawah permukaan meliputi : a. Casing Merupakan pipa selubung yang berfungsi
untuk : 1. Melindungi lubang bor dari pengaruh fluida formasi dan tekanan-tekanan disekitarnya. 2.
Melindung lubang bor dari guguran 3. Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya. 4.
Bersama-sama semen memperkuat dinding lubang serta mempermudah operasi produktf nantinya.
Jenis-jenis casing : Conductor casing Intermediate casing Production casing b. Centralizer
Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak ditengah-tengah
lubang, untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer. Fungsi dari centralizer sebagai berikut : 1.
Menempatkan casing di tengah-tengah lubang 2. Menyekrap mud cake 3. Mencegah terjadinya
differntial sticking Centralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di
tengah-tengah lubang. c. Scratchers Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing
dan berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga didapat lubang bor
yang bersih. Ada dua jenis scratchers , yaitu Rotation type wall scratchers dan Reciprecasing type
scratcher. Pemasangan scratchers pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini dipasang
dengan step collar atau clemps. Receiprecasing scratcher umumnya dipasang pada interval 15-20
ft sepanjang daerah yang disusun, sedang relating scretcher dipasang pada zone produktif
(porous). d. Peralatan Floating Peralatan floating terdiri dari casing shoe, float shoe, guide collar
dan float collar. 1. Casing Shoe Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan
pada ujung terbawah dari rangkaian casing dan didalamnya tidak terdapat valve. Berfungsi sebagai
sepatu dan pemandu untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing agar tidak terjadi
sangkutan pada didnding lubang bor. Shoe ini bersifat drillable atau dapat dibor kembali. 2. Float
Shoe Pada prinsipnya adalah sama dengan casing shoe, perbedaannya terletak pada adanya
valve yang berfungsi untuk : Mencegah aliran balik, mencegah blowout pada saat casing
diturunkan. Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan. Memperkecil beban
menara. 3. Guide Collar Tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat menahan tekanan balik. 4.
Float Collar Dilengkapi dengan valve, sehingga fapat menahan tekanan balik semen. e. Shoe
Trach Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar, sepanjang satu batang atau
lebih, tergantung dari ketinggian semen di annulus, karena ketinggian semen di annulus akan
menentukan perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan
top plug. Shoe trach berfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau lumpur
pendorong, agar tidak keluar ke annulus disekitar shoe. Memasukkan udara pada bubur semen ini
terjadi bila penyemenan menggunakan mac clatchie cementing head, yaitu pada saat cementing
head dibuka sampai memasuki top plug dan pemasangan cementing head kembali. Udara masuk
karena adanya penurunan tekanan semen, akibat perbedaan berat jenis bubur semen didalam
casing dan berat jenis lumpur diluar casing. f. Bottom Plug Berfungsi untul mencegah adanya
kontaminasi antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur yang berada
didalam casing dan memisahkan casing dari semen dan juga membersihkan mud film didalam
dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang pada tekanan tertentu dapat pecah,
sehingga semen akan mengalir keluar dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang
diharapkan. Bottom plug dibuat dari bahan karet dan bahan dalamnya dibuat dari alluminium. g.
Top Plug Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong
agar tidak terjadi konyaminasi, membersihkan semen dari sisa-sisa semen didalam casing. Alat ini
sebagian besar terbuat dari karet dan pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak
mempunyai membran. Apabila top plug ini sudah mencapai bottom plug, maka tekanan pompa
akanm naik secara tiba-tiba dan pada saat itu pemompaan dihentikan. 6.3. PERALATAN PADA
STAGE CEMENTING A. Peralatan Di Atas Permukaan Pada penyemenan bertingkat ini, alat yang
digunakan relatif sama dengan penyemenan konvensional. B. Peralatan Di Bawah Permukaan 1.
Stage Cemmenting Collar Berfungsi untuk melewatkan bubur semen setelah penyemenan pertama
dilakukan. penyemenan bertingkat dilakukan apabila sumur terlalu dalam, formasi diatas dan
dibawah zona yang disemen cukup jauh, menghindari bahaya tekan pompa yang berlebih. 2.
Cement Basket Terletak dibawah stage cementing collar, berfungsi untuk menyekat ruang annulus
antara ruang bawah stage collar dan bagian atas stage collar. 3. Trip Plug Setelah primary
cementing selesai maka dimasukkan trip plug. Plug ini berfungsi untuk membuka lubnag pada
strategi cementing collar. Karena beratnya, trip plug ini turun kebawah yang akhitnya sampai pada
stage cementing collar. Dengan tekanan tertentu lower inner sleeve akan turun dan membuka
lubang pada stage cementing collar disebut cementing ports. 4. Shut Off plug Setelah pendorongan
bubur semen selesai, kemudian dimasukkan shut off plug yang berfungsi untuk menutup cementing
port, sehingga tidak terjadi aliran balik. 6.4. PEMBAHASAN Operasi penyemenan bertujuan untuk
melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis
sewaktu operasi pemboran (seperti getaran), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat
korosi dan untuk memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain di belakang casing. Proses
penyemenan diawali dengan pemompaan semen masuk lubang casing kemudian didorong
kedalam sampai batas yang diinginkan, setelah kering maka baru dilakukan pemboran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai