Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Integritas berasal dari bahasa latin Integer yang berarti keseluruhan,
lengkap. Integritas yang berarti berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak
dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip
moral. Kata integritas juga berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang
berarti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Integritas juga diartikan sebagai
bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik, Dengan kata lain
integritas diartikan sebagai satunya kata dengan perbuatan. Paul J. Meyer
menyatakan bahwa integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat
seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, saat
berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter
seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab,
kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.
Berbagai macam pengertian yang berhubungan dengan integritas semua
itu akan bermuara pada satu kesatuan yang saling mendukung untuk
mewujudkan kejayaan suatu bangsa. Di Indonesia integritas dapat juga
berbentuk nasionalisme, sumber daya manusia dan disiplin. Ketiga komponen
tersebut sangat berkaitan satu dengan yang lain sehingga dapat menjadi
pondasi bangsa dan berujung pada kemajuan bangsa.
Nasionalisme merupakan suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-
cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga
rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi
maupun negara. SDM Indonesia sangat besar jumlahnya dan sangat potensial
sekali sebagai ujung tombak pembangunan bangsa. Dengan SDM yang baik
akan menjadi kekuatan yang sangat kokoh demi tegaknya kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia baik dalam pembangunan maupun pertahanan
negara.
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya dan menjadi tanggung jawabnya. Pembangunan disiplin di kalangan
aparatur sipil negara merupakan tanggung jawab kita bersama baik oleh
pemerintah maupun masyarakat. Kedisiplinan merupakan komponen penting
dalam mewujudkan kinerja individu dalam organisasi untuk mencapai
keberhasilan dan kesuksesan pembangunan bangsa dan negara. Setiap ASN
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam menunjang tugas-tugas dan
tanggung jawab yang di berikan negara kepadanya.

B. Permasalahan

Dewasa ini banyak kita lihat kejadian-kejadian di televisi maupun di media


massa lainnya tentang permasalahan bangsa yang sangat membutuhkan suatu
kerja keras bersama antara komponen bangsa sehingga keutuhan Bhineka
Tunggal Ika tetap terjaga.
Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar. Hal ini
dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi
Negara Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya
rasa nasionalisme, diantaranya :
1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti
dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan
menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil
kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan
pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hanya
dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa
nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
3. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan dengan
produk buatan dalam negeri,lebih banyak mencampurkan bahasa asing dengan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat hanya untuk memasang bendera di
depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkannya
mereka punya berbagai macam alasan entah benderanya sudah sobek atau
tidak punya tiang bendera, malas, cuaca buruk, dan lain-lain. Semua identitas
bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan simbol, simbol bahwa negara
Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa
lain.
5. Hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataannya kurang
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga sekarang.
Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan
Indonesia justru mendapatkan imbalan berupa kehidupan yang tidak layak disisa
umur mereka. Kita belum tersadar betul bahwa lambat laun sikap-sikap seperti
itu akan semakin menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini.
Banyak juga permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan
sumber daya manusia yang harus kita perbaiki bersama, sebagai contoh :
1. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Kurangnya tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Kurangnya keterampilan sumber daya manusia.
4. Kurangnya keahlian sumber daya manusia.
5. Keterbatasan penyediaan kesempatan kerja.
6. Rendahnya tingkat pendapatan per kapita sumber daya manusia.
7. Rendahnya ilmu pengetahuan yang dimiliki sumber daya masyarakat.
8. Rendahnya mutu hasil pendidikan.
9. Minimnya pelatihan dan keterampilan sumber daya manusia.
10. Inflasi dan Tingkat Pengangguran yang terus meningkat.
Adapun hubungan dengan kedisiplinan, masalah-masalah yang ada di
masyarakat sebagai contohnya :
1. Kurangnya ketaatan masyarakat pada aturan perundang-undangan.
2. Masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Lunturnya jiwa gotong royong di masyarakat.
4. Kurang peduli terhadap lingkungan.
5. Kurang disiplinnya menjalankan ibadah sesuai agamanya.
6. Kurangnya penegakan hukum pada pelanggar hukum.
7. Tidak konsistensinya penegak hukum dalam mejalankan undang-undang.
8. Masih banyaknya ASN yang melanggar aturan-aturan kedisiplinan.
BAB II
PEMBAHASAN

Masalah nasionalisme merupakan masalah yang harus di perhatikan dan di


tangani oleh segenap komponen bangsa baik dari tingkat yang paling rendah sampai
tingkat atas. Upaya untuk menumbuhkan kembali nasionalisme bangsa :
1. Peran Keluarga
a. Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan
patriotism terhadap bangsa Indonesia.
b. Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa.
c. Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
lingkungan sekitar.
d. Selalu menggunakan produk dalam negeri.

2. Peran Pendidikan
a. Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dan juga bela Negara.
b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan
dengan mengadakan upacara setiap hari senindan upacara hari besar
nasional.
c. Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
d. Melatih untuk aktif berorganisasi

3. Peran Pemerintah
a. Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari
jumat. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli
Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat
meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.
d. Memberikan penghargaan atau apresiasi kepada anak bangsa yang
telah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia baik bidang IPTEK,
Olah Raga dan bidang lainnya.
Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan
kembali. Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang
diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan, bagaimana bisa bersikap jujur,
adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-
lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan
negara dari kehancuran total.
Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dalam suatu negara
sebagai modal dasar pembangunan. Adapun solusi untuk menghadapi masalah
didalam sumber daya manusia sebagai berikut :
1. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas
- Pemerintah harus secara komprehensif mengatasi masalah tenaga kerja dan
kepemimpinan secara berkala.
- Pemerintah harus membuat kegiatan program pengembangan keterampilan
secara berkala.
- Pemerintah harus membuat kegiatan program pengembangan keterampilan
dan keahlian untuk para pegawai baru dan para pemimpin perusahaan.
2. Kurangnya tingkat pendidikan yang tinggi yang disediakan sumber daya manusia
Solusi :
- Pemerintah harus membuat program sekolah gratis 12 tahun.
- Memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak miskin.
- Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasaran fasilitas yang memadai,
staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat dan memiliki sistem
administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit.
- Membuka lowongan pekerjaan agar masyarakat didaerah bisa bekerja dan
mendapatkan pendapatan yang tinggi sehingga dapat menyekolahkan anak-
anak mereka sampai jenjang perguruan tinggi.
3. Minimnya pelatihan dan keterampilan sumber daya manusia.
Solusi :
- Pemerintah dan pihak swasta harus memberikan bantuan pelatihan.
Beberapa bantuan pelatihan yang diberikan itu antara lain meliputi
keterampilan kerajinan rotan, tenun, tekstil, makanan, minuman, jamu,
peternakan dan pertanian. Pemerintah dan pihak swasta memberikan
bantuan modal. Bantuan modal itu diharapkan bisa menjadi tambahan
masyarakat dan sumber daya manusia untuk menggerakkan usahanya atau
membuka usaha baru yang dapat banyak menyerap tenaga kerja.
- Pemerintah harus memberikan pelatihan keterampilan teknologi terbaru
secara berkala.
- Pemerintah dan pihak swasta harus menyediakan sarana dan prasarana
untuk melatih keterampilan para karyawan. Seperti menyediakan computer
dan alat-alat teknologi lainnya.
Kedisiplinan sangat diperlukan bagi organisasi maupun negara dalam
menjalankan roda pemerintahan. Disiplin merupakan ketaatan terhadap peraturan dan
norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku, yang
melaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir dan batin , sehingga timbul rasa malu
terkena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dan menunjang serta cara menegakkan
disiplin sumber daya manusia. Adapun contoh faktor yang dapat mempengaruhi tegak
tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi.
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan.
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan
yaitu:
a. Ancaman
Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman
meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih
bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang
kita harapkan.
b. Kesejahteraan
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi
perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga
minimal mereka dapat hidup secara layak.
c. Ketegasan
Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa
tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang
tegas.
d. Partisipasi
Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka akan merasa bahwa peraturan
tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.
e. Tujuan dan Kemampuan
Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan
hendaknya dapat menunjang tujuan yang akan dicapai serta sesuai dengan
kemampuan dari individu atau kelompok.
f. Keteladanan Pimpinan
Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan
sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan. Salah satu tugas yang paling sulit
bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Nasionalisme merupakan suatu paham yang menciptakan dan


mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-
cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga
rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Dewasa ini nasionalisme pada generasi muda sudah mulai luntur dengan
masuknya budaya-budaya luar yang tidak sesuai kepribadian bangsa sehingga
menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi secara
bersama-sama. Banyaknya sumber daya manusia yang belum sesuai dengan
standar kompetensi dalam bidang-bidang keahlian menjadikan pekerjaan rumah
yang sangat berat dan membutuhkan perencanaan yang matang dalam
mengatasi segala kendala. Kedisiplinan merupakan komponen penting dalam
pembangunan organisasi ataupun bangsa dan harus selalu ditumbuhkan
sehingga meningkatkan daya juang dalam bekerja maupun bela negara.

B. SARAN
Untuk meningkatkan dan menumbuhkan integritas yang baik pada
aparatur negara maupun masyarakat di perlukan upaya-upaya kerjasama antar
kementrian dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ataupun
seminar-seminar berkaitan dengan nasionalisme kebangsaan juga bela negara.
Dengan menumbuhkan jiwa patriotisme diharapkan masyarakat bisa
berperan serta bela negara dari ancaman baik dari dalam maupun luar. Semua
ini dapat terwujud dengan perencanaan dan program-program yang tersusun
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai