PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM
IBNU SINA BUKITTINGGI
NOMOR: 29/SK-DIR/ISBT/XI/2015
TENTANG PANDUAN ASESMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. Dengan berkonsultasi diharapkan
pasien memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan serta sesuai dengan
keutuhannya. Dalam proses konsultasi tersebut pasien dilayani oleh dokter dan
perawat, dan mungkin saja jenis dan profesi dari tenaga yang akan ikut
melaksanakan pelayanan dapat terdiri atas beberapa macam profesi dan spesialisasi.
Setiap konsultasi diawali dengan asesmen sebagai dasar untuk mengumpulkan data
dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien.
Secara garis besar asesmen pasien dapat terdiri atas; asesmen medis, asesmen
keperawatan. Berdasarkan saat pelaksanaan asesmen pasien dapat dibagi menjadi
asesmen awal dan asesmen ulangan. Berdasarkan proses admisi asesmen pasien
dibagi menjadi asesmen rawat jalan, asesmen gawat darurat dan asesmen rawat
inap. Asesmen lain yang dapat dilakukan adalah asesmen nyeri, asesmen nutrisi dan
lain - lain, tergantung kebutuhan pasien.
Selain asesmen medis dan keperawatan mungkin diperlukan asesmen lain dari
praktisi pelayanan kesehatan termasuk asesmen khusus dan asesmen individual
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang
pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan
B. Definisi
1. Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat
keputusan terkait:
1. Status kesehatan pasien
2. Kebutuhan perawatan
3. Intervensi
4. Evaluasi
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter,
perawat, dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat
dalam rekam medis.
3. Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana dokter
mengevaluasi data pasien baru rawat jalan.
MENGEMBANGKAN
RENCANA ASUHAN
MELAKUKAN EVALUASI
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses, agar
asuhan kepada pasian menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi perubahan yang
signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka harus segera dilakukan asesmen ulang.
Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi, umumnya disebut monitoring
yang menjelaskan faktor-faktor yang akan menentukan pencapaian hasil-hasil nyata
yang diharapkan pasien.
Mulai
Pasien
Tandatangani persetujuan perawatan dalam rekam medik
Asesmen Nyeri
Asesmen Resiko Jatuh
DPJP/ Keperawatan /Dietisien
Mengasesmen ulang medis / keperawatan/gizi
Observasi tanda vital,nyeri & intake & out put cairan Keperawatan
harian Asuhan Keperawatan. :
Perkembangan pasien terintegrasi Data khusus / fokus
Monitor harian Masalah keperawatan
Tgl / jam intervensi
Tgl / jam evaluasi
DPJP/Keperawatan /Dietisien (SOAP)
Memberikan edukasi kepada pasien / keluarga
DPJP
Ya
Perlu ICU? Meminta persetujuan
masuk ICU / ICCU
Tidak
DPJP
Melakukan penanganan lanjutan Prosedur
Mengisi CPPT ICU / ICCU
Ya
DPJP
Selesai Mengisi Form resume medis Prosedur
kamar jenazah
Membuat surat rujuk balik / kontrol poli
Mulai
Pasien
Masuk Poliklinik
Keperawatan
DPJP Mengasesmen awal Keperawatan :
Asesmen / lembar kontrol Anamnesa
Riwayat alergi Riwayat kesehatan
Rawat inap Penilaian nyeri
Operasi Pemeriksaan fisik
Penilaian resiko jatuh
Status sosial ekonomi,psikologis,spiritual
Pemeriksaan diagnostic
DPJP membuat : Perlu
Kontrol yang akan datang
Diagnosis Pemeriksaan
Masalah keperawatan
Therapi/ tindakan penunjang
Ya
Dirawat Ya DPJP
Tidak Menulis permintaan
pemeriksaan
DPJP
Menulis resep
Saran kontrol ulang
A. Asesmen Pasien
1. Semua pasien yang mendapat pelayanan / pengobatan rawat inap harus
mendapatkan informasi yang jelas sesuai dengan prosedur asesmen informasi
di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi.
2. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan
pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku.
A. Asesmen Medis
Case manager secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi masalah kesehatan
pasien dengan melakukan :
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu dan terapinya
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Status sosial dan ekonomi
6. Status Psikologis
7. Pemeriksaan umum dan fisik terdiri dari : kepala, leher, dada, paru, jantung,
perut, pinggang, alat kelamin, anggota gerak, kulit, kelenjer getah bening, reflek
dan rectal toucher.
8. Pemeriksaan penunjang
9. Diagnosis kerja
10. Diagnosis banding
11. Pengobatan
12. Rencana (Discharge Planning)
Asesmen awal harus diisi dalam jangka waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat
inap.
B. Asesmen Keperawatan
Asesmen awal keperawatan adalah serangkaian proses yang berlangsung saat pasien
masuk rawat inap dan pasien pindah ruangan untuk dilakukan pemeriksaan secara
sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
1. Anamnesa (data umum)
Sumber data, rujukan, cara masuk, pernah dirawat atau tidak, asal masuk, BB,
kesadaran, keadaan umum, GCS, TTV
2. Riwayat alergi
Jenis alergi dan reaksi alergi pemakaian gelang warna merah
C. Asesmen Gizi
Status nutrisi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Universal Screening Tool
(MUST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana pasien dewasa
yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk pasien anak > 5 tahun
menggunakan grafik CDC dan < 5 tahun dengan grafik Z Score ( WHO, 2005 )
1. Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Lima langkah MUST dengan pengukuran alternatif:
E. Asesmen Individual
1. Asesmen Risiko Jatuh
a) Risiko jatuh pada pasien dewasa:
1) Pencegahan risiko jatuh pasien dewasa:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
a) Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda
terkunci
b) Menutup pagar tempat tidur/brankard
c) Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
d) Letakkan tanda Kewaspadaan Jatuh pada panel informasi pasien
e) Pastikan pasien memiliki stiker warna kuning penanda risiko tinggi
jatuh pada gelang identifikasi
f) Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan
persetujuan keluarga
2) Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan Morse Fall
Scale (Skala jatuh morse) sebagai berikut:
Skor
Faktor Risiko Skala Poin
Pasien
Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun 7 tahun 3
Umur 7 tahun 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Laki laki 2
Jenis Kelamin Wanita 1
Lain lain 1
Dalam 24 jam 3
Respon terhadap Dalam 48 jam 2
pembedahan, sedasi,
Lebih dari 48 jam / tidak ada respon 1
dan anestesi
Penggunaan obat- Penggunaan bersamaan sedative, barbiturate,
3
obatan anti depresan, diuretik, narkotik
Salah satu dari obat di atas 2
Obatan obatan lainnya / tanpa obat 1
TOTAL
Kategori:
Skor : 7-11 Risiko Rendah (RR)
12 Risiko Tinggi (RT)
2. Asesmen Nyeri
a. Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (Numerical Rating Scale)
C. Asesmen ulang
1. Asesmen ulang adalah proses penilaian (asesmen) ulang untuk melihat respon
terapi, rencana pengobatan lanjutan atau pemulangan pasien.
2. Asesmen ulang dicatat dengan menggunakan metoda SOAP dalam catatan
terintegrasi.
3. DPJP melakukan asesmen ulang (follow up) bersama dengan perawat yang
ditunjuk untuk asesmen ulang keperawatan serta bagian terkait yang telah
dikonsulkan, mengidentifikasi kebutuhan pasien yang paling urgen dan disusun
skala prioritasnya.
4. Pada keadaan tertentu dokter melakukan diskusi kasus secara bersama sama
dengan bagian terkait.
5. DPJP merangkum semua catatan professional pemberi asuhan dan memberikan
tanda persetujuan dengan paraf.
6. Perawat melakukan asesmen ulang setiap shift atau pada periode tertentu sesuai
petunjuk DPJP berdasarkan kondisi pasien.
E. Asesmen berkelanjutan
1. Dilakukan pada semua pasien saat transfer ke rumah sakit.
2. Tujuan:
a. Menilai adanya perubahan pada kondisi pasien yang mungkin membutuhkan
intervensi tambahan.