Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

Pembimbing Akademik :

Dadang Kusbiantoro S.Kep, Ns, M.Si

Pembimbing Klinik :

Nayem S.Kep, Ns

Oleh :

BAMBANG SUSANTO
11.02.01.0842

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS) S1-KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram. Menurut WHO mendefinisikan sebagai bayi kurang bulan
(Preterm) bayi cukup bulan (Term) dan bayi lelah bulan (Post term) (Deslidel,
2011).
BBLR (Bayi berat lahir rendah) adalah bayi baru lahir hidup dengan berat
badan < 2500 gram karena usia kehamilan < 37 minggu (Sofian, 2012).
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir
rendah di bedakan:
1. Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram.

B. Etiologi
Bayi berat lahir rendah mungkin kurang bulan (prematur) mungkin juga cukup
bulan (dismatur).
1. Premature
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut
juga neonatus preterm / BBLR / SMK.
Faktor Ibu
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya.
- Gizi saat hamil kurang.
- Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
- Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).
- Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
- Faktor pekerja terlalu berat.
- Primigravida
Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi
hamil seperti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini.
Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
Faktor kebiasaan: Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Faktor yang masih belum diketahui.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah:
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi
dan pelipis dahi dan lengan
10. Lemak subkutan kurang
11. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora
12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
2. Dismature.
Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan.
Faktor ibu: Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit
diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah
pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi buruk, Drug
abbuse, peminum alkohol.
Faktor utery dan plasenta: Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi
tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari
kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
Faktor janin: Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis).
Penyebab lain: Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui
C. Manifestasi Klinis
1. Sebelum Bayi Dilahirkan
Pada anemnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus,
kelahiran mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan kehamilan.
Pergerakan janin lebih lambat walaupun kehamilan agak berlanjut.
Sering terjadi oligohidromnion, hiperemesis, gravidarum atau perdarahan
antepartum.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
2. Setelah Bayi Dilahirkan
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine.
Tanda tanda bayi ini: kepala keras, gerakan bayi terbatas, vernik caseosa
sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering berlipat lipat, mudah diangkat,
abdomen, cekung atau rata, jaringan lemak bawa kulit sedikit, tali pusat tipis,
lembek dan berwarna kehijauan.
Bayi premature yang sebelum kehamilan 37 minggu
Vernik caseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak
lunak, muka seperti boneka, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar,
menangis lemah, tonus otot hipotonik.

D. Komplikasi
1. Prematur
Sindrom gangguan persyarafan idiopatik.
Hipertermi.
Hyperbilirubinemia.
Pneumomia aspirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna bayi
belum dapat menyusui.
2. Dismatur
Sindrom aspirasi meconium.
Hyperbilirubinemia.
Hipoglikemi
Hipotermi.
E. Pathway
F. Penanganan
1. Umum (Rukiyah, dkk, 2010):
Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat
Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan dengan infeksi
Perawatan ASI/ nutrisi
Reflek menelan BBLR belum sempurna, pemberian ASI/nutrisi dilakukan
dengan cermat
Penimbagan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh.
2. Dismaturitas
Diberikan makanan dini (early feeding).
Kadar gula harus diperiksa setiap 8-12 jam.
Frekuensi pernafasan pada 24 jam pertama.
Temperatur harus dikelolah, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur
lebih mudah hipotermi
3. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) atau Prematur kecil
Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain kering yang
hangat dan pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.
Jika ada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri, beri dosis pertama
antibiotik: Gentamicin 4 mg/kg BB IM (atau Kanamicin) ditambah
Ampicillin 100 mg/kg BB IM (atau Benzin Penicillin).
Jika terdapat sianosis atau sukar bernapas beri oksigen lewat kateter hidung.

G. Data Penunjang
1. Darah : GDA > 200 mg/dl
2. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
3. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
4. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran, rata-
rata 40-50 mg/dl, meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
5. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya.
H. Bagan Penanganan BBLR
KRITERIA Berat Lahir Bayi < 2500 gram
Bayi berat lahir sangat Bayi berat lahir rendah
KATEGORI
rendah (BBLSR) (BBLR)
PENILAIAN Berat lahir < 1500 gram Berat lahir 1500-2500 gram
Puskesmas Keringkan secepatnya dengan handuk hangat.

Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan


hangat. Pertahankan tetap hangat.
Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit
dan atau bungkus BBLSR dengan kain hangat.
Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.
Kepala bayi ditutupi topi.
Beri oksigen
Tali pusat dalam keadaan bersih
Tetesi ASI Beri ASI
bila dapat menelan, bila Bila tidak dapat menghisap,
tidak dapat menelan bisa menelan langsung tetesi
langsung dirujuk langsung dari puting.
Rujuk ke rumah sakit Bila tidak dapat menelan
langsung dirujuk.
Rumah Sakit Sama dengan diatas
Beri minum dengan sonde atau tetesi ASI
Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% + Bicarbonas
Natricus 1,5% = 4 : 1, hari ke-1 : 60 cc/kg/hari. Hari ke-2 : 70
cc/kg/hari
Antibiotika
Bila tidak bisa menghisap puting susu atau tidak dapat
menelan langsung atau sesak atau tanda-tanda hipotermi
berat, terangkan kemungkinan akan meninggal.
KONSEP ASUHAN KEPEREWATAN
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, dll.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Lemah, kurus, kering.
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya bayi dilahirkan kurang bulan, penyebab pertumbuhan kurang
maksimum sehingga bayi lemah.
Riwayat kesehatan dahulu : -
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ibu menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Millitus, dll.
Riwayat antenatal
Selama ibu hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok,
ketergantungan obat, minum alkohol.
Riwayat intranatal
- Kala I: perdarahan antepartum baik selusio plasenta preveria.
- Kala II: persalinan dengan tindakan bedah sesar.
Riwayat postnatal
Apgar score bayi lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia
berat, (4-6) asfiksia sedang, (7-10) asfiksia ringan.
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Lemah
TTV: S: < 36,5C, N: 120 x/mnt, RR: 40 x/mnt.
Head To Toe:
- Kepala : Tidak ada moulase, tidak ada caput succedenium, tidak ada
cephal hematom, UUB datar dan belum menutup.
- Muka : Simetris, berwarna kemerahan, terdapat lanugo pada dahi.
- Mata : Simetris, pupil isokor, sklera putih ada gambaran halus
pembuluh darah, conjungtiva putih.
- Hidung : Bentuk simetris, terdapat mukosa, tidak ada mukus, tidak ada
syanosis, tidak ada pernafasan cuping hidung.
- Telinga : Simetris, aurikula terbentuk, liang telinga terbentuk, membran
timpani mengkilap, tidak ada serumen.
- Mulut : Bibir berwarna merah, lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
labio palatoskisis.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis.
- Dada : Kulit kemerahan, Puting susu simetris dan berjauhan, tidak ada
fraktur klavikula, pernafasan vesikuler, tidak ada suara ronchi
dan wheezing, tidak ada tarikan intercoste.
- Abdomen : Tali pusat kering dan tertutup kasa kering steril, tidak berbau,
pernafasan abdominal, perut kembung.
- Punggung : Spina utuh, tidak ada lubang
- Genetalia : Perempuan : labia mayora menutupi labia minora, terdapat
meatus uretra dan meatus vagina.
- Anus : Terdapat lubang anus, reflek berkedut (+).
- Ekstremitas :
Atas : Warna kuku merah muda, tidak ada syndaktil, jumlah jari
tangan 10.
Bawah : Panjang kaki simetris, tidak ada cyanosis, kaki bayi fleksi, tidak
odem, jari kaki jumlah 10.
- Tonus otot : Baik
- Reflek : Sucking : lemah
Rooting : lemah
Genggam : baik
Morrow : baik

2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d penumpukan secret (pertumbuhan paru belum
sempurna).
2. Resiko terjadinya hipotermi b.d lapisan kulit luar yang tipis.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh.
4. Gangguan pemenuhuan kebutuhan nutrisi b.d reflek menghisap lemah
3. Rencana keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d penumpukan secret (pertumbuhan paru belum
sempurna).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 jam pola nafas
kembali efektif (normal).
KH:
- Keluarga bayi mengerti penyebab pola nafas tidak efektif.
- Keluarga bayi mengerti cara menangani pola nafas tidak efektif.
- Keluarga bayi dapat mendemonstrasikan penanganan pola nafas tidak efektif
dengan cara posisi ekstensi.
- Tidak ada pernafasan cuping hidung.
- RR normal 40-60 x/mnt.
Intervensi:
- Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
R/: mengetahui keadaan umum bayi.
- Memberikan O2 melalui nasal.
R/: membantu memenuhi kebutuhan O2 pada bayi.
- Posisikan bayi pada posisi ekstensi.
R/: membantu pemenuhan O2.
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.
R/: proses penyembuhan yang lebih cepat.

2. Gangguan pemenuhuan kebutuhan nutrisi b.d reflek menghisap lemah


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
KH:
- Keluarga bayi mengerti penyebab gangguan kebutuhan nutrisi.
- Keluarga bayi mengerti cara menangani gangguan kebutuhan nutrisi.
- Keluarga dapat mendemonstrasikan penanganan gangguan kebutuhan nutrisi
dengan cara memberi ASI.
- BB tidak turun.
- Albumin dalam batas normal.
Intervensi:
- Observasi BAK dan BAB jumlah frekuensi serta konsistensi.
R/: deteksi adanya kelainan pada eliminsai bayi.
- Monitor turgor kulit dan mukosa bibir.
R/: menentukan derajat dehidrasi.
- Monitor intake dan output pada bayi.
R/: mengetahui keseimbangan cairan tubuh.
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian diit.
R/: diit yang tepat dapat menangani gangguan nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah, Ai yeyeh & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta: Trans Info Media.

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri operatif Obstetri
social edisi 3 jilid 1&2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai