PAPER
OLEH
PAPER
OLEH
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Dasar Agronomi, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Ditugaskan Oleh,
Dosen Penanggungjawab
Diketahui Oleh,
Asisten Koordinator
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
memberikan doa dan dukungan baik secara moral maupun materi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rosita Sipayung, M.P sebagai
Ir. Asil Barus, M.S; Ferry Ezra, S.P., M.Sc; Ir. Meiriani Sembiring, M.P.;
Ir. Revandy. I. M. Damanik, M.Sc., Ph.D; Ir. Mariati, M. Sc.; sebagai dosen
mata kuliah Dasar Agronomi yang telah membimbing penulis serta abang
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jaug dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan
yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 2
Kegunaan Penulisan 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) 4
Syarat Tumbuh 5
Iklim 5
Tanah 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pertanian memberikan sumbangan yang besar sekotar 50% sejak tahun 1970-an
Salah satu komoditi perkebunan yang berpeluang sangat besar adalah koi,
mempunyai peran yang cukup penting dalam pertumbuhan devisa. Hal ini dapat
menjadi satu indikasi bahwa tanaman kopi memegang peranan penting dalam
komoditas yang diperhitungkan dalam penguatan devisa negara. Hal ini dapat
dilihat dari data produksi, ekspor, dan luas areal kopi Indonesia. Produksi kopi
Indonesia telah menempati posisi ke 3 dunia di bawah Brazil dan Vietnam. Ekspor
kopi Indonesia kurang lebih 0.353 juta ton biji kopi dan luas areal perkebunan
kopi Indonesia telah mencapai 1.2 juta ha. Luas areal tersebut didominasi oleh
2
perkebunan rakyat sebesar 96% dan 4% milik perkebunan swasta dan BUMN
(Anshori, 2014).
yang merupakan semua jenis tanaman, hewan dan mikroorganisme yang ada dan
monokultur dalam bentuk yang ekstrim. Hasil akhir pertanian adalah produksi
perkebunan kopi berkelanjutan terutama kopi oragnik antara lain adalah upaya
konservasi dicirikan paling tidak oleh tiga prinsip yaitu (1) minimasi gangguan
fisik pada tanah, (2) penutupan tanah secara permanen, dan (3) diversifikasi
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk dapat mengetahui
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah untuk dapat memenuhi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
makanan pokok lainnya. Klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo
bawah, pendek dan kuat dengan ukuran 45-50 cm. Akar tunggang memiliki 4-8
akar samping dengan panjang 1-2 m. Selain itu, banyak pula akar cabang samping
tumbuhan berkayu, tumbuh ke atas dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang,
terdapat 2 macam tunas, yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh
searah dengan tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya tumbuh sekali
dengan arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya
hijau pekat, kekar dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun
5
secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang daun terletak
di bidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh mendatar (Putra, 2015).
Bunga pada kopi robusta memiliki cirri yaitu berukuran kecil, mahkotanya
berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau.
Apabila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera
sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang kurang lebih 8 11 bulan,
Buah kopi mentah berwarna hijau dan ketika matang akan berubah
menjadi warna merah. Buah kopi terdiri atas daging buah dan biji, Daging buah
terdiriatas tiga bagian yaitu lapisan luar (eksokarp), lapisan daging buah
(mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endocarp). Kulit tanduk buah kopi memiliki
tekstur agak iekras dan membungkus sepanjang biji kopi. Daging buah ketika
(Panggabean, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
khatulistiwa yang artinya Indonesia beriklim tropis. Dengan iklim tropis ini,
tersebut serta iklim yang cocok akan sangat beruntung sekali jika berccocok
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian
dengan adantya introduksi beberapa klon baru baru dari luar negeri, beberapa klon
saat ini dapat ditanamn mulai di atas ketinggian 500 mdpl, namun demikian yang
terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 mdpl. Kopi arabika baik tumbuh
dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 mdpl. Namun
demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini
(Prastowo, 2010).
Curah hujan yang sesuai untuk kopi adalah 1500 2500 mm per tahun.
(Prastowo, 2010).
Syarat tumbuh kopi Robusta antara lain dapat ditanam dengan temperature
rata-rata antara 21-24. Kopi robusta memerlukan masa kering kurang lebih 3
bulan, masa kering tersebut sangat diperlukan karena kopi robusta melakukan
oernyerbukan silang. Curah hujan yang paling baik untuk tanaman kopi adalah
daerah yang mempunyai curah hujan optimal antara 2000 sampai 3000 mm per
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kecang, lebih-
lebih di musim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada
Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah jenis tanah
yang pasir berlempung dengan pH nya antara 5,5 7,5. Tanah untuk
agroekosistem kopi pastinya harus gembur dan kaya akan unsure haranya. Unsur
hara yang diperlukan untuk pertumbuhan kopi adalah unsure hara makro dan
tertentu dnegan kelembaban tertentu. Hal ini dikarenakan kopi sangat peka
Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan dari mana asal
tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang apisan
atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable, atau
dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Tanah yang teksturnya baik adalah
tanah yang berasal dari abu gunung berapi atau yang cukup mengandung pasir
(Zahriyah, 2011).
tergantung dari jenisnya. Secara umum, kopi menghendaki tanah gembur yang
kaya bahan organic. Untuk menambah kesuburan berikan pupuk organic dan
Bila kondisi keasaman tanah kurang, maka bisa ditambahkan pupuk urea
terlalu tinggi maka perlu ditambahkan kalsium fosfat. Jika kita kesulitan mencari
8
kalsium fosfat, acara paling mudah untuk mengatasi maslah tersebut adalah
dengan menambahkan kapur atau gamping mati pada tanah (Putra, 2015).
9
Definisi Serasah
Pengertian dari serasah pada lntai hutan adalah lapisan yang terdiri dari
bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, tangkai, ranting,
dahan, cabang, kulit kayu, bunga, kulit, onak dan sebagainya, yang menyebar di
dekomposisi. Dalam Bahasa Inggris, istilah serasah sering disebut Litter yaitu
bahan hasil guguran dari bagian tumbuhan yang menutupi permukaan tanah
(Henwi, 2010).
berperan sebagai sistem input dan outputnya unsure hara. Pada bagian tumbuhan
mati dan membusuk, unsure yang telah dipakai oleh tumbuhan itu dibebaskan
perkembangan tanah. Hara yang terbebaskan itu menjadi tersedia kembali untuk
menurun dalam penampang tanah,terdapat juga gerakan unsure hara ini yang naik
termasuk serasah adalah daun, ranting, cabang kecil, kulit batang, bunga dan buah.
ketinggian, kesuburan tanah), jenis tanaman (hutan alam dan hutan buatan) dan
Serasah merupakan lapisan yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah
mati seperti guguran daun, ranting, cabang, bunga, kulit kayu, buah serta bagian
bahan organic berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan
Serasah adalah istilah lain dari tumpukan dedaunan kering. Dapat juga
disebut sampah organik karena biasanya terdiri dari berbagai deduanan dan
ranting yang jatuh ke tanah. Ini juga merupakan sisa dari vegetasi di hutan
maupun kebun yang sudah mengering. Serasaj ini kemudia menyediakan berbagai
Fungsi Serasah
dalam sebuah ekosistem hutan. Melalui proses dekomposisi ini, serasah yang
dilepaskan ke dalam tanah dan tersedia bagi tanaman. Sebagian besar unsure hara
yang dikembalikan ke lantai hutan adalah dalam bentuk serasah (Fiqa et.al, 2010).
pemindahan energy dan unsure-unsur hara dari suatu ekosistem hutan. Adanya
suplai hara berasal dari daun, buah, ranting, dan bunga yang banyak mengandung
hara mineral melalui dekomposisi. Studi tentang aspek kuantitatif jatuhan serasah
akan berlangsung sebagai bagian penting dari ekologi hutan (Darmanto, 2003).
11
Unsur hara ini tidak dapat langsung diserap oleh tumbuhan, tetapi harus
serasah juga merupakan salah satu indikator cepat atau lambatnya humus
terbentuk. Humus sangat penting bagi konservasi tanah dan air (Fiqa et.al, 2010).
organic dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dariproses
dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuary dalam menyokong
sepertiprotein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati. Prose dekomposisi
oleh fungi sangat dipenagruhi oleh kondisi lingkungan misalnya air, keasaman,
dan rantingnya yang gugur dan juga melalui akar-akarnya yangtelah mati. Serasah
yang jatuh di permukaan tanah dapat melindungi permukaan tanah dari pukulan
air hujan dan mengurangi penguapan. Produktivitas serasah yang tinggi akan
12
penyiangan. Mulsa atau serasah, selain menjadi sumber bahan organik tanah, juga
dapat meningkatkan aktivitas jasad renik sehingga memperbaiki sifat fisika dan
kimia tanah. Selain itu juga dapat membantu menjaga suhu tanah serta
Serasah berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-
mudah didapatkan dan dapat terurai sehingga menambah bahan organik dalam
tanah. Kemudian, juga dapat digunakan untuk mengubah iklim mikro di sekitar
dapat mengurangi radiasi yang diterima dan diserap oleh tanah sehingga dapat
menurunkan suhu tanah pada siang hari. Dengan menurunkan suhu udaha dan
tanah dapat menekan kehilangan air dari permukaan tanah sehingga mengurangi
adanya cekaman kekringan. Suhu tanah yang rendah dapat mengurangi laju
cadangan makanan menjadi lebih banyak dibanding pada perlakuan tanpa mulsa
(Ridha, 2012).
rendah. Mulsa dapat melindungi tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga struktur,
organik itu sendiri berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti
mulsa atau serasah juga bisa merugikan bagi si tanaman tersebut. Kerugian
Serasah tidak dapat digunakan dalam keadaan iklim yang terlampau basah
sebab akan memicu tumbuhnya jamur yang bersifat patogen. Apabila mulsa
dan berakar. Hal ini menyebabkan rerumputan tersebut dapat menjadi tanaman
Mulsa organik atau serasah yang meliputi sisa pertanian yang secara
ekonomis kurang bermanfaat seperti jerami, padi, batang jagung, batang kacang
tanah, daun dan pelepah daun pisang, daun tebu, alang-alang dan serbuk gergaji.
Mulsa organik seperti jerami padi memiliki kekurangan diantaranya mulsa itu
sendiri hanya tersedi di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh
dari pusat budidaya padi membutuhkan biaya ekstra untuk transportasi. Untuk
jerami padi itu sendiri tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya
(Wanda, 2014).
14
oleh ketebalan serasah pada kebun kopi. Serasah yang relatif tebal pada kebun
kopi multistrata mengurangi terjadinya erosi tanah sehingga kesuburan tanah tetap
terpelihara. Sedangkan, serasah yang relatif sedikit pada kebun kopi naungan
sederhana dan kebun kopi muda memungkinkan terjadinya lebih banyak erosi,
timbulnya penyakit seperti jamur patogen. Kelembaban yang terlalu tinggi yang
disebabkan oleh tumpukan serasah daun yang terlalu tebal dapat mengundang
berbagai jenis penyakit tanaman. Selain itu, serasah daun yang sebelumnya jatuh
dari pohon naungan yang telah tertular penyakit mampu menularkan patogen
Kegunaan Pupuk N
Pupuk Urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur
membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun dan segar (Aryadi, 2013).
vegetative tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal
pembentukkan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis,. Unsur N
berperan untuk mempercepat fase vegetative karena fungsi utama unsure N itu
Nitrogen (N) merupakan salah satu unsure hara utama dan tanah yang
sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan dan member warna hijau pada
pupuk N ini berupa Kristal, prill, pellet, tablet maupun cair (Novisan, 2002).
tanaman secara umum, terutama pada fase begetatif. Pupuk N berperan dalam
pembentukkan klorofil, asam amino, lemak, emzim dan senyawa lainnya. Gejala
rontok. Daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun
Kegunaan Pupuk P
Fosfor merupakan unsure hara yang diperlukan dalam jmlah besar (hara
makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan
Kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan. Unsur ini merupakan
komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh
16
tanaman. Unsur P dalam Phospat adalah sangat berguna bagi pertumbuhan akar
Fosfor umumnya merupakan unsure hara nomor dua setelah nitrogen yang
tanah mineral cukup banyak, tanaman masih bias mengalami kekurangan fosfor,
karena sebagian besar terikat secara kimia oleh unsure lain sehingga sukar terlarut
bakar yang huniversal untuk semua aktivitas biokimia dalam sel hidup. Fosfor
merupakan komponen penting oenyusun senyawa untuk transfer energy (ATP dan
(Hasbi, 2015).
pertumbuhan proteian dan mineral yang sangat tinggi bagi tanaman. Bertugas
aberubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudiaan
menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang dan batang berwarna
merah keunguan. Batang kerdial dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika
sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek dan lekas matang (Hasbi, 2015).
17
yang kurang subur karena kopi sendiri sebenarnya dapat ditanamn tanpa naungan.
Yang dimaksud dengan daerah-daerah yang kurang subur adalah pada daerah
Akan tetapi bila tanaman kopi di tanam tanpa naungan pada tanah yang
berubah juga lebih cepat. Selama 5-8 tahun kebun mampu memberikan hasil yang
baik. Namun, pada tahun-tahun berikutnya hasil akan mengalami penurunan yang
Selain itu, pohon pelindung atau naungan juga mempunyai fungsi lain
yang berguna bagi tanaman kopi, diantaranya adalah dapat mencegah erosi,
mencegah embun lepas pada daerah-daerah tinggi. Kemudian pohon naungan juga
tanah yang berasal dari sisa daun yang gugur (Sari, 2012).
pelindung atau naungan harus memenuhi beberapa syarat, antara lain berakar
dalam, mudah diaturs, tidak menjadi tanaman inang hama atau penyakit kopi,
18
menghasilkan banyak kayu bakar. Pohon naungan harus berakar dalam untuk
memperkecil saingan air dan zat hara lalu mudah diatur secara periodic agar tidak
dapat berpengaruh terhadap produktivitas buah kopi. Pohon gamal dan dadap
memberikan penaungan yang dinamis, yaitu pada musim hujan tajuk pohon
pelindung tumbuh lebat sehingga memberi naungan berat sedangkan pada musim
(Coffea sp.)
menentukkan keberlanjutan usahatani kopi. Hal ini terkait dengan fungsi pohon
dari pukulan air hujan dan mengurangi penguapan. Tinggi rendahnya peranan
19
serasah ini ditentukan oleh kualitas bahan organic tersebut. Semakin rendah
kualitas bahan, semakin lama bahan tersebut dilapuk, sehingga terjadi akumulasi
serasah yang cukup tebal pada permukaan tanah hutan (Raharjo, 2006).
nitrogen bagi agroekosistem kopi. Pada pohon pelindung jenis legume, nitrogen
tersebut sebagian berasal dari hasil fixasi N udara oleh bakteri bintil akar,
sehingga pohon pelindung jenis legume berperan penting dalam siklun N pada
serasah. Pada agroekosistemm kopi tanpa pohon penaung, serasah gulma menjadi
pohon pelindung, serasah daun kopi, serasah pangkasan kopi dan serasah gulma
yang dikendalikan maka jenis pohon pelindung berpengaruh nyata pada total
Kesimpulan
2. Serasah adalah bahan-bahan yang telah mati, terletak di atas permukaan tanah
4. Pohon gamal dan dadap memberikan penaungan yang dinamis, yaitu pada
musim hujan tajuk pohon pelindung tumbuh lebat sehingga memberi naungan
5. Serasah pangkasan kopi dan serasah gulma yang dikendalikan maka jenis
Saran
sumbangan pupuk N dan P yang diberikan oleh serasah pada agroekosistem kopi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Evizal, R., Toharf, Irfan, D., Prijambada, dan Widada, J. 2012. Peranan Serasah
Terhadap Sumbangan N Pada Perkebunan Kopi (Coffea sp.).
Universitas Udayana: Bali.
Fiqa, A, P., dam Sofiah, S. 2010. Pendugaan Laju Dekomposisi dan Produsi
Biomassa Serasah Pada Beberapa Lokasi Di Kebun Raya Purwodadi.
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi: Pasuruan.
Prastowo, B., Karmawati, E., Rubijo, Siswanto, Indrawanto, C., dan Munarso, S, J.
2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan: Bogor.
Purwadi, Eko. 2011. Batas Kritis Suatu Unsur Hara dan Pengukuran Kandungan
Klorofil. Universitas Jambi: Jambi.
23
Sembiring, Y. 2010. Jenis Mulsa dan Manfaatnya. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Wanda, R,P. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Mulsa Jerami Padi
Pada Persawahan. Universitas Lampung: Lampung.
Zamroni, Y., dan Rohyani, I,S. 2008. Produksi Serasah Hutan Mangrive di
Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Universitas Mataram:
Mataram.