Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Gangguan peredaran darah otak atau CVA (cerebrovascular accident) atau CVD
(cerebrovascular disease) adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.1 Stroke merupakan perubahan tanda
klinis yang berkembang cepat (mendadak) akibat gangguan fungsi otak baik secara
fokal (atau global), berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan
kematian, yang disebabkan oleh kelainan peredaran darah otak. Definisi tersebut
menegaskan bahwa transient ischemic attack (TIA) yang berlangsung kurang dari 24
jam, dan pasien dengan gejala stroke yang disebabkan oleh perdarahan subdural,
tumor, keracunan, atau trauma tidak termasuk dalam arti stroke. 2
II. KLASIFIKASI
Stroke menurut patologinya dapat dibagi menjadi:
A. Stroke Infark
a) Stroke Infark Trombotik
b) Stroke Infark Emboli
B. Stroke Perdarahan
a) Stroke perdarahan intraserebral
b) Stroke perdarahan subaraknoid
Berdasarkan system TOAST (Trial of ORG 10172 in Acute Stroke Treatment)
Sistem TOAST (Trial of ORG 10172 in Acute Stroke Treatment) pertama kali
dikembangkan kepada terapi stroke iskemik akut pada awal tahun 1990. Sistem ini
didasarkan pada sebagian besar fitur klinis namun tetap mempertimbangkan
informasi diagnostik dari CT, MRI, transthoracic echocardiography, extracranial
carotid ultrasonography, dan jika memungkinkan, cerebral angiography. 2,3
III. EPIDEMIOLOGI
Para ahli membagi faktor resiko stroke menjadi faktor yang dapat dimodifikasi
dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi seperti
hipertensi, penyakit jantung, dislipidemi, diabetes, sindrom metabolik, merokok ,
alkohol dan inaktivasi fisik. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antaralain: usia > 65 tahun, jenis kelamin, riwayat keluarga menderita penyakit
vaskuler dan ras.4,2 Secara lebih jelas disajikan dalam tabel.
Definisi
Stroke infark trombotik adalah stroke yang disebabkan oleh karena adanya oklusi
pembuluh darah yang disebabkan oleh karena adanya trombosis.2,5
Etiologi
Trombus adalah pembentukan bekuan platelet atau fibrin di dalam darah yang
dapat menyumbat pembuluh vena atau arteri dan menyebabkan iskemia dan nekrosis
jaringan lokal. Trombus ini bisa terlepas dari dinding pembuluh darah dan disebut
tromboemboli. Trombosis dan tromboemboli memegang peranan penting dalam
patogenesis stroke iskemik. Lokasi trombosis sangat menentukan jenis gangguan
yang ditimbulkannya, misalnya trombosis arteri dapat mengakibatkan infark jantung,
stroke, maupun claudicatio intermitten, sedangkan trombosis vena dapat
menyebabkan emboli paru.6,7
Trombosis merupakan hasil perubahan dari satu atau lebih komponen utama
hemostasis yang meliputi faktor koagulasi, protein plasma, aliran darah, permukaan
vaskuler, dan konstituen seluler, terutama platelet dan sel endotel. Trombosis arteri
merupakan komplikasi dari aterosklerosis yang terjadi karena adanya plak
aterosklerosis yang pecah.2,6
Patofisiologi
Proses tersebut berlanjut dengan terjadinya sel-sel otot polos arteri dari tunika
adventisia ke tunika intima akibat adanya pelepasan platelet derived growth factor
(PDGF) oleh makrofag, sel endotel, dan trombosit. Selain itu, sel-sel otot polos
tersebut yang kontraktif akan berproliferasi dan berubah menajdi fibrosis. Makrofag,
sel endotel, sel otot polos maupun limfosit T (terdapat pada stadium awal plak
aterosklerosis) akan mengeluarkan sitokin yang memperkuat interaksi antara sel-sel
tersebut. 2,7
Adanya penimbunan kolesterol intra dan eksta seluler disertai adanya fibrosis
maka akan terbentuk plak fibrolipid. Pada inti dari plak tersebut, sel-sel lemak dan
lainnya akan menjadi nekrosis dan terjadi kalsifikasi. Plak ini akan menginvasi dan
menyebar kedalam tunika media dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
akan menebal dan terjadi penyempitan lumen. Degenerasi dan perdarahan pada
pembuluh darah yang mengalami akan menyebabkan kerusakan endotel pembuluh
darah sehingga terjadi perangsangan adhesi, aktifasi dan agregasi trombosit, yang
mengawali koagulasi darah dan trombosis. Trombosit akan terangsang dan menempel
pada endotel yang rusak, sehingga terbentuk plak aterotrombotik. 7
Tempat tersering terjadinya fatty streak adalah di daerah bifurkasio dengan aliran
darah yang turbulen. Arteri serebral plak sering terjadi pada bifurkasio arteri karotis
dimana arteri carotis interna berasal. Aterosklerosis pada arteri serebri media (MCA)
mempengaruhi bagian pertama (M1 segmen) dimana meluas dari tempat arteri
berasal sampai bifurkasio pada fisura sylvian. Pada sistem vertebrobasiler plak sering
ditemukan pada tempat asal arteri vertebral dan arteri basilar. Dengan bertambahnya
usia fatty streak berubah menjadi plak fibrosa, sering ditemukan pada usia
pertengahan dan orang tua. Plak ini terdiri dari inti seluler debris, free ekstraselular
lipid, dan krista dari foam cells, otot polos yang berubah, limfosit dan connective
tissue. Aterosklerosis berkembang menjadi complicated lesion, dimana terjadi
kalsifikasi, deposit hemosiderin, dan gangguan permukaan lumen pembuluh darah.7
Etiologi2
A. Yang berasal dari jantung :
1. Aritmia dan ganguan irama jantung lainnya
2. Infark jantung yang disertai dengan mural trombus
3. Endokarditis bacterial akut maupun subakut
4. Kelainan katup jantung lainnya
5. Komplikasi pembedahan jantung
6. Pemakaian katup jantung protesa
7. Prolaps katup mitral
8. Emboli paradoksikal
9. Myxoma
Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi karena iskemia cerebri fokal. Turunnya aliran darah fokal
akan menggangu metabolisme dan fungsi metabolisme neuron. Bila kondisi ini tidak
diatasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang irreversible. Secara patologis
jaringan infark terlihat sebagai pan nekrosis fokal sel neuron, glia dan pembuluh
darah. Iskemia neuron adalah proses biokimia aktif yang berkembang dengan
berjalannya waktu. Berkurangnya kadar oksigen dan glukosa menyebabkan
berkurangnya energi yang diperlukan untuk memelihara potensial membran dan
gradien ion transmembran. Kalium akan bocor keluar dari dalam sel yang akan
menyebabkan depolarisasi dan selanjutnya menyebabkan masuknya ion kalsium ke
dalam sel dan juga menstimulasi release glutamat melalui glutamat transporter.
Aktivitas glutamat pada celah sinaps juga menstimulasi reseptor asam amino
eksitatorik yang akan berpasangan dengan kanal kalsium dan kanal natrium. Hal ini
akan menghasilkan masuknya natrium pada neuron post sinaps dan dendrit yang akan
menyebabkan depolarisasi dan edema sitotoksik. Asidosis memiliki kontribusi
terhadap overload kalsium dengan cara mengaktivasi kanan ion yang sensitive
terhadap kondisi asam. Influks kalsium (Protease, lipase dan Nuclease) dan
metabolitnya seperti eicosanoids dan sitoskeleton menyebabkan kematian sel. Bila
terjadi iskemia yang inkomplit, maka sel tersebut akan hidup lebih lama seperti pada
area disekitar Infark yang disebut area penumbra.5
Stroke iskemik karena emboli dapat diakibatkan dari embolisasi dari arteri di
sirkulasi pusat dari berbagai sumber. Selain gumpalan darah, agregasi trombosit ,
fibrin, dan potongan-potongan plak atheromatous, bahan-bahan emboli yang
diketahui masuk ke sirkulasi pusat termasuk lemak, udara, tumor atau metastasis,
bakteri, dan benda asing. Tempat yang paling sering terserang embolus sereberi
adalah arteria sereberi media, terutama bagian atas.5
Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah
distal, tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi dan umur plak tersebut, dan
juga tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan pada pembuluh
darah tersebut (terutama pembuluh darah di otak) akan meyebabkan matinya jaringan
otak, dimana kelainan ini tergantung pada adanya pembuluh darah yang adekuat.5
Dua sumber yang paling umum emboli adalah: bilik-bilik sisi kiri jantung dan
arteri besar, (misalnya "arteri ke arteri" emboli bahwa hasil dari thrombus dari arteri
karotid internal di lokasi dari plak ulserasi). Hasil neurologis dari stroke emboli tidak
hanya bergantung pada wilayah vaskular tetapi juga pada kemampuan embolus
menyebabkan vasospasm dengan bertindak sebagai iritan vaskular. Vasospasm
cenderung terjadi pada pasien yang lebih muda, mungkin karena pembuluh lebih
lentur dan kurang aterosklerotik. 5
Peristiwa stroke emboli yang etiologinya dari jantung, emboli akan keluar dari
ventrikel kiri, akan mengikuti aliran darah dan masuk kearkus aorta, 90% akan
menuju ke otak, melalui. A.karotis komunis (90%) dan a.veterbalis (10%). Emboli
melalui a.karotis jauh lebih banyak dibandingkan dengan a.veterbalis karena
penampang a.karotis lebih besar dan perjalanannya lebih lurus, tidak berkelok-kelok,
sehingga jumlah darah yang melalui a.karotis jauh lebih banyak (300 ml/menit),
dibandingkan dengan a.veterbalis (100 ml/menit).5
Manifestasi klinis
Gambaran klinis stroke iskemik tergantung pada area otak yang mengalami
iskemik. 2
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pasien yang diduga mengalami stroke perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Parameter yang diperiksa meliputi kadar glukosa darah, elektrolit,
analisa gas darah, hematologi lengkap, kadar ureum, kreatinin, enzim jantung,
prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT).
Pemeriksaan kadar glukosa darah untuk mendeteksi hipoglikemi maupun
hiperglikemi, karena pada kedua keadaan ini dapat dijumpai gejala neurologis.
Pemeriksaan elektrolit ditujukan untuk mendeteksi adanya gangguan elektrolit baik
untuk natrium,kalium, kalsium, fosfat maupun magnesium.6
Pemeriksaan analisa gas darah juga perlu dilakukan untuk mendeteksi asidosis
metabolik. Hipoksia dan hiperkapnia juga menyebabkan gangguan neurologis.
Prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT) digunakan
untuk menilai aktivasi koagulasi serta monitoring terapi. Dari pemeriksaan
hematologi lengkap dapat diperoleh data tentang kadar hemoglobin, nilai hematokrit,
jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit serta morfologi sel darah. Polisitemia vara,
anemia sel sabit, dan trombositemia esensial adalah kelainan sel darah yang dapat
menyebabkan stroke. 2.6.
CT scan
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke
hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk
menegakan diagnosis stroke.2,6
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih
sensitive dibandingkan CT scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat
adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam setelah onset stroke
non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan medulla spinalis.
Kelemahan alat ini adalah preosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih
lama, serta harga pemeriksaan yang lebih mahal.6
Angiografi : dapat dilakukan bila ada kecurigaan stenosis pembuluh darah
balik ekstra cranial maupun intrakranial
EEG :Dilakukan pada pasien stroke yang dicurigai mengalami kejang.
Terapi
- Terapi umum :
Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah
stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Apabila demam
dapat diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika
kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten).
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan
elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa. Pemberian nutrisi
per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan atau
kesadaran menurun, dianjurkan melalui pipa nasogastrik.8
- Terapi Khusus:
1. Trombolisis
Tujuan : reperfusi dari lisisnya trombus dan perbaikan sel serebral yang
bermakna.
Kriteria inklusi :
Usia > 18 tahun
Diagnosis klinis stroke dengan defisit neurologis yang jelas
Awitan dapat ditentukan secara jelas <3 jam atau <4,5 jam,
Tidak ada bukti perdarahan intrakranial dari CT-Scan
persetujuan secara tertulis dari penderita atau keluarga untuk
dilakukan terapi rTPA
Kriteria eksklusi :
Usia>80 tahun
Defisit neurologi yang ringan dan cepat membaik
Gambaran perdarahan intrakranial pada CT Scan
Riwayat trauma kepala
Infark multilobar (gambaran hipodens > 1/3 hemisfer serebri
Kejang pada saat onset stroke
Riwayat stroke atau cedera kepala berat dalam 3 bulan sebelumnya
Perdarahan aktif atau trauma akut (fraktur) pada pemeriksaan fisik
Riwayat pembedahan mayor atau trauma berat dalam 2 minggu
sebelumnya
Riwayat perdarahan gastrointestinal atau traktus urinarius dalam 3
minggu sebelumnya
Tekanan darah sistolik > 185 mmHg, diastolik >110 mmHg
Glukosa darah <50 mg/dl atau > 400 mg/dl
Gejala perdarahan subarcahnoid
Jumlah platelet <100.000/mm3
Mendapat terapi heparin dalam 48 jam
Gambaran klinis adanya perikarditis pasca infark miokard
Infark miokard dalam 3 bulan sebelumnya
Wanita hamil
Tidak sedang mengkonsumsi antikoagulan
Golden hour untuk rencana pemberian rTPA (< 60 menit)
Prognosis
Prognosis tergantung dari usia, ukuran trombus, dan arteri yang terkena serta
penyakit yang menyertai.2
DAFTAR PUSTAKA