Penatalaksanaan Aborsi Incomplete
Penatalaksanaan Aborsi Incomplete
1. Manajemen shok
a. tindakan menyeluruh: observasi tanda tanda vital, meninggikan posisi kaki dari
pada kepala (dengan posisi Trendelenburg), menjaga suhu tetap hangat, mencegah
aspirasi, memastikan jalan nafas terbuka
b. pemberian oksigen: menggunakan masker atau nasal kanul jumlah pemberian 6-8
liter permenit
c. terapi cairan:
menggunakan IV Cateter ukuran 16-18. Mengganti cairan menggunakan NaCl
dengan jumlah 1 liter dalam waktu 15-20 menit (biasanya dibutuhkan 1-3 liter
untuk menstabilkan pasien shok). Transfusi darah diperlukan jika kadar Hb
5g/100ml atau kurang dan kadar Hematokrit kurang dari 15% atau kurang
d. medikasi
pemberian antibiotik melalui intravena, pemberian vaksin tetanus dan antitoksin
jika klien tidak ada mendapatkan sejarah vaksin.
e. Identifikasi penyebab shok dan tangani penyebab shok
2. Identifikasi penyebab perdarahan dengan USG atau tes diagnostik. Penyebab dari
perdarahan merupakan plasenta hasil dari sisa konsepsi, laserasi serviks atau saluran
genital, dan cendera intra abdominal.
3. Teknik teknik dalam perawatan aborsi pada trimester pertama (12minggu) adalah
sebagai berikut:
a. Manual vacum aspiration atau MVA: telah terbuktiefektif dalam menghilangkan
produk konsepsi dari rahim sehingga tingkat komplikasi rendah.
b. Dilatasi dan kuratase
4. Pemeriksaan hasil konsepsi
Penemuan Normal hasil pemeriksaan jaringan:
a. Villi (hasil dari percabangan jaringan plasenta)
b. Selaput gestasional (membran transparan yang melekat pada vili)
c. Decidua
d. Fragmen janin jika kehamilan diatas dari 10 minggu
DAFTAR PUSTAKA
WHO., 2008., Education material for teachers of midwifery: Managing Incomplete abortion
DIAGNOSA
a. Nyeri
NOC:
Kepuasan klien: manajemen nyeri
Pergerakan
Pemulihan pembedahan: penyembuhan
Kontrol nyeri
NIC:
Pengurangan kecemasan
Manajemen nyeri
Pengaturan posisi
Pengalihan
Kolaborasi: pemberian obat analgetik via intravena