LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
ix
KOMBINASI PEMBERIAN KUNYIT, BAWANG PUTIH DAN
MINERAL ZINK SEBAGAI FEED ADDITIVE UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA BROILER
RINGKASAN
Salah satu sumber protein hewani yang mudah dijumpai di pasar adalah
protein yang berasal dari ayam, baik berupa daging maupun telur. Untuk itu perlu
ditingkatkan usaha dalam bidang peternakan, salah satunya adalah peternakan
broiler.Melihat fenomena banyaknya manusia yang terserang penyakit jantung
koroner, obesitas dan hipertensi maka konsumen cenderung untuk mengkonsumsi
atau memilih produk hewani yang rendah kadar lemak, dan bebas residu
antibiotik, serta banyaknya broiler yang terserang oleh penyakit. Seiring seruan
Uni Eropa pada tahun 2006 tentang pelarangan penggunaan AGPs (Antibiotic
GrowthPromotors) akibat residu dan berakibat fatal bagi manusia yang
mengkonsumsi daging yang menggunakan antibiotik sintetik. (Purwanti Sri, dkk,
2010).Penggunaan herbal serbuk bawang putih dan serbuk kunyit ke dalam pakan
serta penambahan mineral zink ke dalam air minum menjadi salah satu alternatif
dalam menanggulangi masalah tersebut.
Kegiatan proyek usaha mandiri (PUM) menggunakan dua perlakuan yaitu
dengan pemberian kombinasi kunyit 3%, bawang putih 5% dan mineral zink 180
ppm yang diberikan (perlakuan) dan tanpa penambahan teknologi pada (kontrol).
Jumlah ayam dari masing-masing perlakuan adalah 50 ekor. Pemberian perlakuan
serbuk kunyit, bawang putih dan mineral zink untuk perlakuan diberikan mulai
dari minggu kedua sampai panen (4 minggu). Pemeliharaan dan pengambilan data
ayam dilakukan sampai dengan ayam berumur 4 minggu. Parameter yang diukur
adalah pertambahan bobot badan ayam, konsumsi pakan dan konversi pakan.
Hasil dari pengamatan menunjukan bahwa dengan pemberian kombinasi
serbuk kunyit, bawang putih dan mineral zink dapat meningkatkan berat badan
broiler pada periode 1 yaitu 1.600kg, sedangkan berat broiler kontrol 1.400kg.
periode ke 2 perlakuan yaitu 1.500 dan yang kontrol 1.300. Untuk konversi
broiler pada periode 1 perlakuan 1.25 dan kontrol 1.40. Untuk periode ke 2
perlakuan 1.30 dan kontrol 1.43. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari
perlakuan lebih besar dari kontrol yaitu sebesar Rp.324.508, dan kontrol
Rp.212.258 dengan R/C ratio untuk perlakuan 1,29 dan kontrol 1,21 pada periode
1, sedangkan pada periode 2 keuntungan dari yang perlakuan 141.508 dan pada
kontrol 40.158,dengan R/C ratio perlakuan 1.12 dan yang kontrol 1.04.
ix
KOMBINASI PEMBERIAN KUNYIT, BAWANG PUTIH DAN
MINERAL ZINK SEBAGAI FEED ADDITIVE UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA BROILER
Oleh:
Muhammad Ardi Agusman
NBP.1301372032
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata ajaran
Proyek Usaha Mandiri pada Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
ix
KOMBINASI PEMBERIAN KUNYIT, BAWANG PUTIH DAN
MINERAL ZINK SEBAGAI FEED ADDITIVE UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA BROILER
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh :
MUHAMMAD ARDI AGUSMAN
BP. 1301372032
ix
KOMBINASI PEMBERIAN KUNYIT, BAWANG PUTIH DAN
MINERAL ZINK SEBAGAI FEED ADDITIVE UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA BROILER
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh :
MUHAMMAD ARDI AGUSMAN
BP. 1301372032
ix
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh :
MUHAMMAD ARDI AGUSMAN
BP. 1301372032
Menyetujui :
DirekturPoliteknikPertanian
NegeriPayakumbuh
ix
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh:
MUHAMMAD ARDI AGUSMAN
BP. 1301372032
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Berkah dan
(PUM) yang berjudul: Kombinasi Pemberian Serbuk Kunyit, Bawang Putih dan
banyak terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberi semangat,
dan dukungan moril maupun material kepada penulis, serta Drh. Prima Silvia
Noor, M.si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis
mempunyai kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaannya.
MAA
ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR TABEL...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
2.3.1 Broiler....................................................................................... 10
2.3.2 Bawang Putih............................................................................ 11
2.3.3 Kunyit....................................................................................... 12
2.3.4 Mineral Zink............................................................................. 12
2.4 Teknologi Produksi............................................................................... 12
3.2.1 Alat........................................................................................... 14
3.2.2 Bahan........................................................................................ 14
12
3.3 Pelaksanaan Proyek.............................................................................. 14
3.3.1 Proses Produksi........................................................................ 14
3.3.2 Pemeliharaan............................................................................ 16
3.3.3 Tolok Ukur Keberhasilan Produksi.......................................... 17
3.3.4 Pola Produksi............................................................................ 18
3.4 Kebutuhan Sarana dan Prasarana.......................................................... 18
5.1 Kesimpulan............................................................................... 30
5.2 Saran......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 31
LAMPIRAN............................................................................................... 32
13
I. PENDAHULUAN
14
Salah satu sumber protein hewani yang mudah dijumpai di pasar adalah
protein yang berasal dari ayam, baik berupa daging maupun telur. Untuk itu perlu
broiler.
Broiler merupakan salah satu jenis ternak potong yang mempunyai peluang
masyarakat. Hal ini karena pertumbuhannya sebagai penghasil daging yang cepat
prospek dan potensi usaha yang cukup cerah, mengingat kebutuhan pasar selama
ini cukup tinggi. Bahkan, kebutuhannya dipastikan akan terus meningkat seiring
dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan kesadaran akan pentingnya gizi
atau memilih produk hewani yang rendah kadar lemak, dan bebas residu
antibiotik, serta banyaknya broiler yang terserang oleh penyakit. Seiring seruan
Uni Eropa pada tahun 2006 tentang pelarangan penggunaan AGPs (Antibiotic
Growth Promotors) akibat residu dan berakibat fatal bagi manusia yang
2010).
Penggunaan herbal serbuk bawang putih dan serbuk kunyit ke dalam pakan
serta penambahan mineral zink ke dalam air minum menjadi salah satu alternatif
15
herbal berfungsi sebagai antibiotik, maka diharapkan dapat mengurangi biaya
(kunyit 3%) ditambah mineral zink (180 ppm), (Purwanti, 2008), untuk melihat
menggantikan antibiotik sintetik dan ransum memiliki waktu simpan yang agak
1.2 Tujuan
16
Tinggi rendahnya permintaan suatu produk dapat diketahui dari besarnya
penduduk.
17
Gambar 1. Grafik Jumlah Pemotongan Broiler di Kabupaten Limapuluh Kota
tahun 2009-2013.
permintaan rendah maka harga broiler akan turun, akan tetapi bila populasi
rendah dan permintaan tinggi maka harga jual pun akan bernilai tinggi.
18
Potensi penawaran dapat diketahui dari banyaknya populasi broiler di
daerah Kabupaten Limapuluh Kota, dan dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
19
Gambar 4. Proyeksi Jumlah Populasi di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2016-
2020.
Tabel 5. Peluang Pasar Broiler di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2016 - 2020
Proyeksi permintaan Proyeksi Penawaran Peluang Pasar
Tahun (Kg) (Kg) (Kg)
2016 6.174.972 5.340.451 834.521
2017 6.511.407 5.567.638 943.769
2018 6.847.841 5.794.824 1.053.017
2019 7.184.275 6.022.011 1.162.264
2020 7.520.709 6.249.197 1.271.512
Broiler yang akan dipasarkan yaitu broiler yang sudah berumur 4 minggu
dengan berat rata-rata 1,3 - 1,5 kg per ekor. Penjualan daging broiler ini dijual
20
a. Strategi Produk
b. Strategi Harga
dan kesepakatan dengan pelanggan atau konsumen sesuai dengan harga yang
ideal. Rasyaf (2004) menyatakan, pada minggu pertama suhu indukan yang
minggu ke-3 tidak diperlukan lagi (untuk daerah pegunungan. Bila memang
diperlukan, indukan dapat diteruskan sampai minggu ke-3 dengan suhu 29,4C).
Daerah Tanjung Pati merupakan daerah yang beriklim sedang yang dapat
ketinggiannya yaitu 500 meter dari permukaan laut, curah hujannya 2000-2500
21
Untuk mendapatkan bahan baku usaha broiler ini cukup mudah, seperti
bibit, pakan, dan peralatan bisa didapatkan dari Poultry Shop yang ada disekitar
Tanjung Pati. Bawang Putih dan Mineral Zink bisa didapatkan dipasar daerah
Tanjung Pati.
Karena broiler mempunyai daging yang empuk dan rasanya yang khas. Tetapi
masyarakat belum bisa terlepas dari minat ke ayam kampung. Walaupun begitu
skala kecil sampai skala besar. Pola usaha peternakan broiler di Kabupaten
yaitu dengan adanya penyuluhan yang merata pada setiap daerah, dimana dapat
22
Nomor TN 330/342/5/1984, yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan petunjuk
Broiler merupakan sejenis ayam pedaging baik ayam jantan ataupun betina
dipelihara dalam jangka waktu relatif pendek yaitu 6-8 mingggu, yang dipelihara
secara intensif, guna memperoleh produksi daging secara optimal. Rasyaf (2004),
bulunya putih, mempunyai ukuran yang seragam dan badan gemuk. Broiler biasa
disebut sebagai ayam pedaging merupakan salah satu jenis ayam ras unggulan
Daging broiler ini bertekstur lembut, dengan warna merah terang, bersih,
dan menarik, mempunyai kandungan asam amino yang lengkap serta mudah
bunuh pada bakteri dan anti radang, Allciin merupakan suatu asam amino anti
biotik dan menurunkan kolesterol darah pada daging broiler. Pemberian serbuk
23
akan diberikan pada boiler. Pemberian serbuk bawang putih mulai broiler
2.3.3 Kunyit
Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini memakai 2 jenis perlakuan yaitu dengan
digunakan untuk perlakuan yaitu pemberian kombinasi bawang putih, kunyit dan
mineral zink seabagai feed additive untuk meningkatkan peforma broiler. Kontrol
yaitu pemberian ransum komersil saja tanpa pemberian serbuk kunyit, bawang
mula-mula bawang putih dilakukan pengupasan kulit luar lalu diiris-iris tipis.
Irisan bawang putih dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering dan
dilanjutkan ke dalam oven (60C), hingga kering kerupuk. Kunyit dan bawang
putih yang telah kering dicincang untuk dibuat serbuk agar mudah tercampur
24
sebanyak 3% dan untuk serbuk bawang putih yaitu sebanyak 5 % dari jumlah
pakan yang diberikan. Pemberian serbuk kunyit dan bawang putih yaitu dengan
cara mencampurkan dengan pakan yang akan diberikan pada broiler (Purwanti,
dkk, 2010). Bagan Alir pembuatan serbuk Kunyit dan Bawang Puti dapt dilihat
pada gambar 6
Pengupasan kulit
Keringkan
Di cincang halus
Mineral Zink dicampurkan pada air minum broiler dengan dosis 180 ppm,
yang didapatkan dari apotik. Pemberian mineral zink ini diberikan DOC berumur
1 minggu sampai broiler siap dipanen dengan cara dicampurkan pada air minum
25
III. METODE PELAKSANAAN
Payakumbuh.
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri ini adalah:
tempat makan, tempat minum, bola lampu pijar, kabel, piting lampu, tirai plastik
serta peralatan kandang seperti liter, sekop, ember, timbangan dan gayung.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah DOC Strain Cobb yang berasal dari PT.
Charoen Pokphand, pakan komersil 311, pakan komersil 511, gula, vaksin ND,
sekam, kertas koran, kapur, kunyit, Bawang putih, Mineral Zink, desinfektan, air
dan detergen.
26
cara membersihkan semua sisi kandang maupun lantai kandang dengan
menggunakan sapu dan sikat. Setelah itu dilakukan pengapuran pada bagian
Tempat makan dan minum dicuci sampai bersih menggunakan sabun atau
diusahakan tidak dapat dilewati oleh DOC sehingga harus dipasang atau
pemberian alas kandang atau litter yang berupa sekam padi atau serutan kayu
dengan tebal 5 cm. Di atas sekam diberi kertas koran sebanyak tujuh lapis yang
bertujuan agar anak ayam tidak memakan sekam padi dan juga untuk
pemanas dan penerangan terutama untuk malam hari dengan tujuan memberikan
kesempatan pada ayam untuk makan dan minum pada malam hari. Lampu yang
digunakan adalah bola lampu 75 watt sebanyak 2 buah untuk 100 ekor ayam.
Lampu digantung dengan ketinggian lebih kurang 15-30 cm dari permukaan litter
Selain itu kandang juga dilengkapi dengan tirai plastik yang dipasang
kandang ditutup rapat dengan tirai plastik sampai ayam berumur satu minggu.
Hal ini dilakukan karena pada umur tersebut ayam sangat peka terhadap
27
lingkungan, pada minggu kedua tirai sudah dapat dibuka 1/3 bagian dan pada
minggu ketiga dibuka 2/3 bagian selanjutnya tirai dapat dibuka seluruhnya
Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang merupakan Strain Cobb
yang berasal dari PT. Charoen Pokphand yang langsung dipesan di Poultry Shop
dan langsung di antar ke lokasi kandang. Adapun syarat bibit yang baik adalah
berat awal 39,5-44 gr/ekor, sehat, lincah, tidak cacat, bulu bersih, tidak ada
kotoran yang melekat pada kloaka, kaki hangat dan tembolok lunak. Untuk
DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kondisi fisik
menurun, hal ini terjadi akibat transportasi atau perjalanan yang jauh. Untuk
mengatasi ini dapat diberikan larutan gula dengan konsentrasi 2%. Larutan gula
ini berfungsi untuk memulihkan tenaga DOC yang hilang selama dalam
menghilangkan stress.
3.3.2 Pemeliharaan
Pemberian air minum pertama kali pada DOC adalah 2-3 jam setelah DOC
sampai dan dimasukkan ke dalam brooder. Setelah 2 jam DOC diberi air minum
pertama yaitu 150 gr/ekor, minggu kedua 350 gr/ekor, minggu ke tiga 500 gr/ekor,
28
dan minggu ke empat 800 gr/ekor, pemberian pakan diberikan pada pagi dan sore
hari.
B. Pengendalian penyakit
dalam keadaan bersih dan kering. Litter harus juga dijaga kekeringannya untuk
Berat badan awal ditentukan dengan cara menimbang DOC agar dapat
seminggu sekali guna untuk mengetahui pertambahan bobot badan pada minggu
berikutnya.
Panen broiler dalam Proyek Usaha Mandiri dilakukan pada umur 4-5
minggu dengan menjual langsung kepada penduduk sekitar atau menjual kepada
masyarakat yang mengadakan acara pesta. Dengan bobot badan 1,3-1,5 kg/ekor.
Usaha Mandiri dapat dilihat dari pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan
konversi ransum.
29
Pemeliharaan dilakukan 2 periode, tiap periode berjumlah 100 ekor
dilakukan selama 4 minggu tiap periode. Pemberian serbuk kunyit, bawang putih
dan mineral zink dilakukan pada minggu ke 2 dengan cara serbuk kunyit dan
mencampurkan serbuk kunyit serta bawang putih dengan pakan yang akan
minum broiler.
30
4.1 Biaya
4.1.1 Biaya penyusutan alat
Biaya penyusutan alat dan sewa kandang dalam proyek usaha mandiri
Tabel 8. Biaya depresiasi alat dan sewa kandang selama 1 periode pemeliharaan
50 ekor broiler kontrol dan 50 ekor perlakuan
Biaya Penyusutan
Kebutuhan UE
Harga (Rp)
Nama /
No Satuan Satuan
Alat period Perlaku
Perlakuan Kontrol (Rp) Kontrol
e an
1 Bola unit 1 1 6.000 7 857 857
Lampu
2 Tirai meter 2 2 5.000 2 2.500 2.500
plastik
3 Kabel meter 2 2 2.500 7 714 714
4 Tali gulung 1 1 1.000 7 142 142
5 Peting unit 1 1 3.000 7 428 428
lampu
6 Kepala unit 1 1 4.000 7 571 571
peting
7 Selotip unit 1 1 1.000 1 1.000 1.000
31
Biaya dan kebutuhan bahan dalam proyek usaha mandiri (PUM) ini seperti
Tabel 9. Biaya kebutuhan bahan pemeliharaan broiler 50 ekor broiler kontrol dan
50 ekor perlakuan pada periode 1
Harga Jumlah Jumlah
Uraian Satuan (RP) (Rp)
No bahan Satuan Kebutuhan (RP) Kontrol Perlakuan
190.0
1 DOC Ekor 50 3.800 00 190.000
2 Pakan
mabar Kg 100 7.500 750.000 750.000
Tabel 10. Biaya kebutuhan bahan pemeliharaan broiler 50 ekor broiler kontrol
dan 50 ekor perlakuan pada periode 2
32
Harga Jumlah Jumlah
Uraian Satuan (RP) (Rp)
No bahan Satuan Kebutuhan (RP) Kontrol Perlakuan
220.0
1 DOC Ekor 50 4.400 00 220.000
2 Pakan
mabar Kg 100 7.500 750.000 750.000
33
Biaya tenaga kerja selama proyek usaha mandiri (PUM) seperti yang tertera
Tabel 11.Biaya tenaga kerja pemeliharaan broiler untuk kontrol dan perlakuan
selama periode 1
Harga Kontrol Perlakuan
No Jenis kegiatan Satuan Jumlah (Rp) (Rp) (Rp)
1 Persiapan
kandang HKO 0.28 50.000 7.000 7.000
2 Pemeliharaan HKO 1 50.000 25.000 25.000
3 Pemberian HKO 0.05 50.000 - 2.500
serbuk kunyit,
bawang putih
dan mineral
zink.
4 Panen HKO 0.1 50.000 2.500 2.500
5 Pemasaran HKO 0.1 50.000 2.500 2.500
6 Pembuatan
serbuk kunyit
dan bawang
putih HKO 0.5 50.000 - 25.000
Jumlah 37.000 64.500
Tabel 12.Biaya tenaga kerja pemeliharaan broiler untuk kontrol dan perlakuan
selama periode 2
Harga Kontrol Perlakuan
No Jenis kegiatan Satuan Jumlah (Rp) (Rp) (Rp)
1 Persiapan
kandang HKO 0.28 50.000 7.000 7.000
2 Pemeliharaan HKO 1 50.000 25.000 25.000
3 Pemberian HKO 0.05 50.000 - 2.500
serbuk kunyit,
bawang putih
dan mineral
zink.
4 Panen HKO 0.1 50.000 2.500 2.500
5 Pemasaran HKO 0.1 50.000 2.500 2.500
6 Pembuatan
serbuk kunyit
dan bawang
putih HKO 0.5 50.000 - 25.000
Jumlah 37.000 64.500
34
Kebutuhan dari biaya-biaya lain yang dibutuhkan dalam pemeliharaan
Tabel 13. Rencana biaya lain- lain dalam pemeliharaan broiler sebanyak 50 ekor
broiler kontrol dan 50 ekor perlakuan selama 2 periode
No Jenis Biaya Kontrol Perlakuan
1 Sewa kandang, 12.000 12.000
Tempat makan dan minum
35
a. Produksi
b. Pendapatan
Pendapatan utama dalam PUM ini adalah dari penjualan ayam, pendapatan
36
Analisis biaya dan pendapatan meliputi pendapatan, total biaya proyek,
laba rugi proyek, B/C Ratio, R/C Ratio, BEP harga, BEP skala usaha dan BEP
broiler, konsumsi ransum dan konversi ransum dapat dilihat pada Tabel 18.
4.5. Pembahasan
37
4.5.1 Aspek Produksi
(PUM) ini adalah sebesar 1.500 gr pada perlakuan dan kontrol 1.300 gr/ekor.
Pada realisasi didapatkan berat badan 1.600 gr/ekor untuk perlakuan periode 1,
dan perlakuan pada periode II tidak terjadi penambaan bobot badan yaitu tetap
1.500gr/ekor. Hal ini disebabkan induk muda yang kurang bagus dan kandang
kurang bersih. Bobot badan kontrol periode I 1.400 gr/ekor dan bobot badan
dengan pemberian serbuk kunyit, serbuk bawang putih dan mineral zink cukup
memberikan nilai plus bagi broiler. Pertambahan bobot badan perlakuan adalah
1.555 gr/ekor sedangkan yang tanpa perlakuan 1.355 gr/ekor. Begitu juga pada
periode ke II perlakuan didapatkan 1.455 gr/ekor dan yang tanpa perlakuan 1.255
peningkatan bobot badan, karena bahan aktif yang ada pada kunyit dan bawang
putih antara lain kurkuminoid, minyak arsiri dan allisin tidak mempengaruhi
proses metabolisme yang merugikan pada ternak. Jadi secara numerik perlakuan
tinggi dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan (Purwanti Sri, dkk, 2010).
b. Konsumsi Pakan
38
Konsumsi ransum yang direncanakan pada proyek usaha mandiri (PUM)
adalah dengan pemberian strandar. Pada minggu pertama kebutuhan pakan yaitu
broiler adalah 1.800 gram/ekor. Pelaksanaan PUM pada periode pertama dan
periode II pemberian pakan sama sebesar 1.800 gram/ekor baik perlakuan maupun
kontrol.
maupun yang tanpa perlakuan disetiap periode. Hal ini berbeda dengan Purwanti,
dkk, (2010) yang menyatakan bahwa pemberian serbuk bawang putih, serbuk
c. Konversi Pakan
perlakuan dan 1,38 pada kontrol. Realisasi konversi pakan perlakuan pada
periode 1 didapatkan sebesar 1,25 dan kontrol 1,40. Sedangkan pada periode II
konversi ransum perlakuan sebesar 1,30 dan kontrol 1,43. Hal ini disebabkan pada
perlakuan ditambahkan serbuk bawang putih, serbuk kunyit dan mineral zink.
dan tanpa perlakuan cukup baik, dan tidak menunjukan hasil yang signifikan
diantara perlakuan dengan yang tanpa perlakuan. Nilai konversi yang paling
39
rendah terjadi pda perlakuan periode 1 yaitu 1.2. Semakin rendah angka konversi
ransum berarti kualitas ransum baik, selain ualitas ransum,konversi ransum juga
Hasil analisis finansial menunjukan Laba, Rugi, R/C ratio,B/C ratio, BEP harga,
perlakuan dan Rp.134.670,00 pada kontrol, selain itu pada perencanaan juga
dihitung R/C, BEP Harga, dan BEP Hasil. Pada perencanaan didapatkan R/C
sebesar 1.11 untuk perlakuan dan 1.14 kontrol sedangkan BEP Harga yaitu
sebesar 1.11 sedangkan pada kontrol didapatkan yaitu 1.28. BEP Harga pada
perlakuan sebesar Rp.14.795,00 dan kontrol sebesar Rp.14.468,00 BEP Hasil dari
sebesar Rp.137.758,00 dan kontrol sebesar Rp. 231.258,00 R/C untuk perlakuan
yaitu sebesar 1.16 sedangkan pada kontrol didapatkan yaitu 1.22. BEP Harga pada
40
perlakuan sebesar Rp.16.497,00 dan kontrol sebesar Rp.16.369,00 BEP Hasil dari
Bila dilihat pada perencanaan dan realisasi tidak jauh berbeda, baik itu
keuntungan, R/C, BEP Harga, BEP Skala usaha dan BEP Hasil. Dapat di lihat
R/C ratio pada periode pertama dan kedua ini lebih dari 1, baik kontrol maupun
keuntungan.
5.1. Kesimpulan
41
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian serbu bawang putih, serbuk kunyit dan mineral zink tidak
5.2 Saran
memberikan serbuk kunyit, bawang putih dan mineral zink sebagai feed additive
DAFTAR PUSTAKA
42
Fadila, R. 2013. Beternak Ayam Broiler. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Nastiti, R. 2012. Menjadi Milyarder budidaya ayam broiler. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Nuroso. 2009. Panen ayam pedaging dengan produksi 2 kali lipat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
43
Lampiran 1
Jadwal Pelaksanaan Proyek
WAKTU PELAKSANAA
NO KEGIATAN 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Priode I
1 Persiapankandang
dan peralatan
2 Penyediaan Bibit
3 Pemeliharaan dan
pengambilan data
4 Panen
Priode II
5 Sanitasi
6 Pengadaan bibit
7 Pemeliharaan
8 Panen
Lampiran 2
Lay Out Proyek
s
Gambar 1. Penempatan tempat makan, tempat minum dan lampu dalam kandang.
Keterangan :
: Tempat makan
: Lampu
Lampiran 3
Dokumentasi
a.DOC baru datang b. DOC dalam kandang
c.bawang putih