TEORI
1
1.2 Teori Pendahuluan
Menurut Hidayat (2014:15), latar belakang dalam sebuah proposal penelitian
merupakan pengantar informasi tentang materi keseluruhan dan penelitian
yang ditulis secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang
memberikan positifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode
analisa dan interpretasi untuk sampai pada tujuan dan kegunaan penelitian.
2
1.3 Teori Metode Penelitian
Menurut Hidayat (2014:18), metode penelitian merupakan cara yang akan
dilakukan dalam proses penelitiandalam menyusun proposal, metode penelitian
harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian,
tekhnik pengumpulan data, analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil
penelitian. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan
metode pendekatan yang digunakan, secara lebih mendetail.
1.3.1 Variabel penelitian
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, sebagai contoh variabel kuantitatif
adalah variabel berat badan, umur, tinggi badan. Sedangkan, variabel
kualitiatif diantaranya adalah persepsi, respons, sikap, dll (Hidayat, 2014 :
78).
3
kontrol ini ditentukan oleh peneliti sehingga dapat melakukan
penelitian perbandingan antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dalam penelitian.
1.3.1.5 Variabel intervening
Variabel intervening ini merupakan variabel yang memperkuat
atau memperlemah variabel dependen dan independent tetapi
tidak dapat diukur.
Jadi, populasi tidak hanya terbatas dan tidak terbatas pada orang,
tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek tersebut.
4
sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria
tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang tersebut
digunakan.
5
Cara ini dilakaukan bila anggota populasi dianggap
homogen, sebagai contoh bila populasinya homogen
kemudaian sampel diambil secara acak, maka akan
didapatkan sampel yang representatif. Pengambilannya
dapat dilakukan lotere, akan tetapi pengambilannya
diberikan nomor urut tertentu maka disebut sebagai
systematic random sampling.
b) Proportionate stratified random sampling
Suatu cara mengambil sampel yang digunakan bila
anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas
kelompok yang homogen atau berstrata secara
proporsional.
c) Disproportionate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila
anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas
kelompok yang homogen atau berstrata secara
proporsional.
d) Area sampling
Suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti
atau sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya
heterogen, maka caranya adalah berdasarkan daerah dari
populasi yang telah ditentukan.
e) Multistage random sampling
Teknik ini merupakan suatu cara pengambilan sampel, bila
objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar,
yakni populasinya heterogen terdiri atas cluster dan strata.
Cara samplingnya adalah berdasarkan daerah dari populasi
yang telah ditetapkan, dengan melakukan randomisasi
cluster, kemudian dilakukan stratifikasi atas cluster
terpilih dan terakhir dilakukan randomisasi unit populasi
unit dari masing-masing strata.
2) Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan
peluang yang sama setiap dari anggota populasi, yang
6
bertujuan tidak untuk generalisasi, yang berasas
padaprobability yang tidak sama, teknik pengambilan ini
terdiri atas berbagai jenis :
a) Sampling Sistematis
Cara pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota
populasi yang telah diberikan nomer urut, dengan sifat
dari populasinya heterogen. Cara ini biasanya mengambil
nomer urut ganjil saja ataupun nomer genap.
b) Sampling Kuota
Cara mengambil sampel dengan menentukan ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukan.
c) Sampling Aksidental
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan
kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan
sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut
diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama.
d) Purposive Sampling
Cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu sebagai
contoh apabila mencari sampel pada orang yang dilakukan
pemasangan kateter pertama kali, maka sampel yang
dicari adalah sampel yang dipasang kateter pertama kali,
bukan yang kedua, ketiga, atau seterusnya.
e) Sampling Jenuh
Cara pengambilan sampel ini adalah dengan cara
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Cara
ini dilakukan bila populasinya kecil, seperti bila
sampelnya kurang dari tiga puluh maka anggota populasi
tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampling
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sempel.
f) Snowball Sampling
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menemukan
sampel dalam jumlah kecil awalnya, kemudian sampel
tersebut diminta mengajak temannya untuk diikutsertakan
sebagai sampel pada penelitian tersebut.
7
g) Consencutive Sampling
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan
memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampel
kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi
(Hidayat, 2014;59).
8
1.3.4.1 kuesioner/angket
Merupakan alat ukur berupa kuesioner/angket dengan beberapa
pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dan tidak buta huruf. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner mampu mengenali hal-hal yang bersifat
rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang
sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Angket terdidi atas tiga jenis, yaitu :
1) Angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan
kebebasan responden untuk mengungkapkan permasalahan.
2) Angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal
memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.
3) Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi
pertanyaan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden
akan memberikan jawaban dengan memberikan cek () sesuai
dengan hasilnya yang di inginkan atau peneliti yang
memberikan tanda () sesuai dengan hasil pengamatan.
1.3.4.2 Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan pengumpulan data dengan mengadakan
melakukan pengamatan secara langsung kepada responden
peneliti untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
Dalam metode observasi ini, instrument yang dapat digunakan
adalah lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau
lembar checklist.
1.3.4.3 Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai lengsung responden yang diteliti, metode ini
memberikan hasil secara langsung. Metode dapat digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah respnden sedikit. Dalam metode
wawancara ini, dapat digunakan instrument berupa pedoman
wawancara kemudian daftar periksa atau checklist.
9
1.3.4.4 Tes
Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan
memberikan beberapa soal ujian atau tes. Ada beberapa instrumen
yang digunakan dalam melakukan tes diantaranya: tes
kepribadian untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes bakat
yang mengukur bakat seseorang, tes prestasi untuk mengukur
pencapaian atau prestasi seseorang, tes intelegentasi dan tes sikap
untuk mengukur sikap seseorang.
1.3.4.5 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli, dokumen asli
tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film
documenter.
10
Menurut sugiono (2012 :148) statistik inferensial adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pemgambilan sampel
dari populasi ddilakukan secara random. Suatu kesimpulan dari data
sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang
kesalahan dan kebenaran yang ddinyatakan ddalam bentuk presentase.
Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang
kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%.
Data berskala interval atau rasio disebut juga sebagai data kuantitatif, data
berskala ordinal disebut juga data seni kuantitatif, dan data berskala
nominal disebut data kualitatif (Hidayat, 2014; 112)
11
Cara pemilihan Uji Statistik Univariat dan Bivariat (Nursalam, 2014)
Jenis variabel
K Se K
u m ua
a i lit
li ku ati
t an f
a tit (n
ti ati o
f f m
( (o in
R rd al/
a in ka
s al te
i )/ go
S
o ku ri)
a
- an
m
i tit
p
n ati
e
t f
l
e di
b
Ju r str
e
mla v ib
b
h a us
a
sam l) i
Tuj s
pel/ p po
uan /
jum o pu
Uji b
lah p la
e
pas u si
r
ang l ta
p
an a k
a
s no
s
i r
a
b m
n
e al
g
r
a
d
n
i
s
tr
i
b
u
s
i
n
o
r
m
a
l
ko 2 B U - Uj - U
mp e ji i ji
aras b 2 M C
i a s an hi
s a n
-
m W
12
p hi Q
e tn ua
l ey dr
b - Uj at
e i
(
b ju
a m
X
2
s la )
h - U
pe ji
ri ek
ng sa
ka k
t da
da ri
ri fi
wi
sh
lc
ox
er
on
B U Uj Uj
e ji i i
r t pe M
p s ri c
a a ng N
s m ka e
a p t m
n e be ar
g l rt
a b an
n e da
r da
p ri
a W
s ilc
a ox
n on
g
a
n
>2 B A Uj Uj
e n i i
b o K C
a v ru hi
s a sk -
1 all Q
a - ua
r W dr
a all at
h is
B A Uj Uj
e n i i
r o Fr C
p v ie oc
a a d hr
s u m an
a n an s
n t (u
13
g u nt
a k uk
n s ka
u to
b go
j ri
e di
k ko
y lo
a m
n i)
g
s
a
m
a
- K - Uji korelasi K
o dari oe
r spearman fe
e - Korelasi si
l kappa en
a ko
s nt
i in
d ge
a ns
ri i
p (c
e )
a K
Korelasi r oe
s fe
o si
n en
( P
r hi
) K
- ( oe
r fe
e si
g en
r K
e ap
s pa
i)
Tabel
Penggunaan statistik parameter dan non parametrik untuk menguji hipotesis
Maca Bentuk hipotesis
desk Komparatif Kompa A
m
riptif (2 sampel) ratif s
data
satu (lebih o
varia dari 2 si
14
bel sampel) at
Relat i relat ind
atau if
ed n ed ep
satu (h
d en
sam u
e de
pel b
p n
u
e
n
n
g
d
a
e
n)
n
Nomi Bino Mc F Cho X2 C
nal mial nom is qran unt o
satu ar h Q uk nt
sam e K in
pel r sa g
e mp e
x el n
a c
ct y
p c
r o
o ef
b ic
a ie
b nt
il
it
y
2
s
a
m
p
el
Ordi Run Sign M Frie M S
15
nal test test e dma edi p
wilc d n an e
oxon ia two- ext ar
matc n way en m
hed te anov sio a
pairs st a n n
ra
n
M k
a
n
n
w
h
it
n
e
y
u
te
st
K
o
o
l
o
m
o
g
o
o
r
o
v
16
s
m
ir
n
o
v
W
al
d
w
o
l
d
f
o
it
z
Inter t-test t-test t- One On K
val of te way e or
rasio relat st anov wa el
o ed i a y as
n two an i
d way ov pr
e anov a o
p a tw d
e o u
n wa ct
d y m
e an o
n ov m
t a e
nt
R
e
17
gr
es
i
se
d
er
h
a
n
a
18
1.3.5.8 Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila
datanya berbentuk ordinal digunakan statistic :
1) Median test
2) Mann-whitney u test
3) Kolmogoro smirov
4) Wald wolfowitz
1.3.5.9 Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
bila datanya berbentuk interval dan rasio digunakan t tes sampel
berpasangan (related)
1.3.5.10 Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila
datanya berbentuk nominal digunakan statistic :
1) Chocran Q
1.3.5.11 Untuk menguji komparatif k sampel berpasangan bila datanya
berbentuk ordinal digunakan statistic :
1) Friedman Two-way Anova
1.3.5.12 Untuk menguji hipotesis komparatif sampel berpasangan bila
datanya berbentuk interval dan rasio digunakan analisis varians
satu jalan maupun dua jalan.
1.3.5.13 Untuk menguji komparatif sampel independen bila datnya
berbentuk nominal digunakan :
1) Chi kuadrat k sampel
1.3.5.14 Untuk menguji komparatif k sampel independen bila datanya
berbentuk ordinal digunakan :
1) Median Extention
2) Kruskal Wallins one way anova
1.3.5.15 Untuk menguji hipotesis assosiatif/korelasi bila datanya
berbentuk nominal digunakan :
1.3.5.16 Koefisien Kontigensi
1.3.5.17 Untuk menguji hipotesis assosiatif/korelasi bila datanya
berbentuk ordinal digunakan :
1) Korelasi spearman rank
2) Korelasi Kendal tau
1.3.5.18 Untuk menguji hipotesis assosiatif, korelasi bila datanya
berbentuk interval dan rasio digunakan :
1) Korelasi produk moment: untuk menguji hipotesis hubungan
19
antara satu variabel independen dengan satu dependen
2) Korelasi ganda bila untuk menguji hipotesis tentang
hubungan dua variabel independen atau lebih secara
bersama-sama dengan dengan satu variabel dependen
3) Korelasi parsial digunakan untuk menguji hipotesis
hubungan antara dua variabel atau lebih bila terdapat
variabel yang dikendalikan.
4) Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi,
bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai
variabel independen dinaikan atau diturunkan nilainya
(dimanipulasi)
20
Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat,
waktu, umur, jenis kelamin, ekonomi, pekerjaan, status
perkawinan, cara hidup dan lain-lain.
1.3.6.1 Penelitian observasional bersifat analitik inferensial hipotesis
Rancangan penelitian ini bertujuan mencari hubungan
antarvariabel yang sifatnya bukan hubungan sebab akibat,
biasanya dilakukan penelitian secara deskriptif terlebih dahulu
untuk mencari data besarnya.
1.3.6.2 Penelitian observasional pendekatan epidemologis
1) Penelitian Cross sectional
Rancangan ini merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan
(sekali waktu) antara faktor risiko dengan peyakit.
2) Penelitian case control
Merupakan rancangan penelitian yang membandingkan antara
kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui
proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan.
3) Penelitian kohort
Merupakan rancangan penelitian dengan mengelompokan
atau mengklasifikasi kelopok yang terpapar dengan yang tidak
terpapar agar dapat melihat adanya fenomena.
21
sehingga rancangan penelitian ini dapat dikenal dengan
eksperimen yang betul-betul eksperimen. Ada tiga jenis dari
true experimental design yakni randomizedpretest posttest
control group design, randomized posttest only control
design, dan solomon four group design.
3) Quasy Experimental Design (eksperimen semu)
Merupakan bentuk desain eksperimen yang lebih baik
validitas internalnya daripada rancangan preeksperimental
dan lebih lemah dari true experimental. Desain ini terdiri atas
time series design, nonequivalent control group design,
equivalent time sampel design, dan lain-lain.
22
1.4 Teori Hasil Dan Pembahasan
1.4.1 Teori Hasil Penelitian
Menurut Darma (2011 : 272), pada bagian ini dijelaskan tentang :
1.4.1.1 Alur penelitian
Banyak jurnla yang menampilkan diagram alur untuk memperjelas
pembaca tentang proses penelitian. Diagram alur adlah suatu
diagram yang menjelaskan tentang proses penelitian mulai dari
lokasi penelitian/ demografi, penetapan sampel, randomisasi,
perlakuan yang diberikan, jumlah sampel yang keluar dari
penelitian karena drop out atau loss of follow up sampai dengan
jumlah yang mengikuti penelitian hingga selesai. Melalui alur
penelitian kita dapat mngetahui berapa banyak sampel yang
direkrut, jumlah sampel yang keluar dari penelitian, jumlah sampel
yang mengikuti penelitian sampai selesai dan perlakuan yang
diberikan.
1.4.1.2 Karateristik sampel dan data baseline
Pada bagian ini peneliti menjelaskan karakteristik sampel
(umumnya dijelaskan menggunakan tabel). Pada penelitian ini
eksperimen yang menggunakan kelompok kontrol, digambarkan
perbandingan/ kesetaraan karakteristik data dasar (baseline) antar
kelompok yang direkrut dalam penelitian. Hal ini penting untuk
memberikan gambaran bahwa kelompok kontrol memiliki
kesetaraan base line sebelum perlakuan di uji cobakan. Sehingga
menunjukkan bahwa perbedaan efek antara kedua kelompok terjadi
hanya karena perlakuan yang di uji cobakan dan bukan karena
perbedaan karakteristik antar kelompok. Jika pada data baseline
terdapat ketidaksetaraan beberapa karakteristik (variabel), maka
peneliti menjelaskan bagaimana anlisis yang dilakukan untuk
mengendalikan ketidaksetaraan tersebut.
1.4.1.3 Hasil penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tentang hasil penelitian :
1). Kemaknaan statistic (statistical significant) berupa nilai
probabilitas hasil uji statistic dan kemaknaannya. Peneliti
23
juga mencantumkan derajat kepercayaan (confident interval)
yang merupakan suatu estimasi parameter populasi
berdasarkan data statistic sampel.
2). Kemaknaan klinis (clinical significant) berupa perbandingan
antara hasil penelitian efek size. Jika hasil penelitian
menunjukkan perbedaan yang lebih besar dibandingkan
dengan efek size, maka hasil penelitian bermakna klinis. Efek
size adalah perdiksi perbedaan antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.
3). Pada penelitian eksperimen dengan variabel dependen nominal
dikontom ( sehat sakit, efektif tidak efektif) peneliti biasanya
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis, maka pada saat
menelaah sebaiknya menghitungnya. Hal ini sangat penting
untuk mnentukan seberapa efektif suatu intervensi/ prosedur
dibandingkan kelompok kontrol. Nilai kepentingan klinis
antara lain : kontrol event rate (CER), experiment event rate
(EER), relative risk reduction (RRR), absolute risk reduction
(ARR), number need to trear (NNT)
24
1.5 Teori Kesimpulan Dan Saran
1.5.1 Teori Simpulan
Menurut Hidayat (2014: 173) Simpulan menjelaskan tentang kesimpulan
yang didapatkan oleh peneliti terhadap hasil penelitian kemudian
menghubungkannya dengan ilmu pengetahuan dan praktek keperawatan
serta manfaatnya untuk penelitian selanjutnya. Dengan kata lain,
kesimpulan berisikan dari tujuan atau pertanyaan masalah. Dengan
kesimpulan, dapat diperoleh informasi baru, pegukuhan, atau koreksi
terhadap pendapat lama.
25
1.6 Teori Daftar Pustaka
Menurut Hidayat (2014: 174) Daftar pustaka atau daftar bacaan merupakan
keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan penulisan
penelitian keperawatan. Daftar pustaka berisi pustaka yang digunakan seperti dari
buku teks, jurnal, artikel atau kumpulan karangan, dan lain-lain.
26
1.7 Teori Implikasi
Menurut Arikunto (2010 : 493) mengemukakan bahwa suatu implikasi merupakan
bagian dari kesimpulan. Di dalam sajian implikasi peneliti dapat memisahkan
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1.7.1 Implikasi bagi teori
Tujuan peneliti adalah memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang sudah
ada dengan penemuan yang baru dan sifatnya unik yang dihasilkan melalui
kegiatan peneliti.
1.7.2 Implikasi bagi praktik
1.7.3 Implikasi bagi peneliti selanjutnya
Merupakan wahana bagi peneliti yang sedang menuliskan laporannya untuk
menitipkan keinginannya agar orang lain dapat melaksanakannya.
27
1.8.1 Masa Nifas
1.8.1.1 Definisi
Menurut Bahiyatun, S (2008 : 02) Ada beberapa pengertian masa
nifas, antara lain:
a. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu berikut
b. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari
setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai
kebutuhan ibu dan bayi.
28
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan
strerilisasi
d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot
untuk memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri
sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik,
sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal.
29
fase transisi. Fase laten, diawali dengan kontraksi uterus,
berlangsung selama beberapa jam dan mencapai perlunakan,
penipisan dan sedikit dilatasi (3-4 cm) serviks. Dengan
dimulainya fase aktif, intensitas dan lama kontraksi uterus
meningkat dan kontraksi terjadi lebih sering (setiap 3-5 menit).
Fase ini berakhir ketika dilatasi serviks mencapai sekitar 7 cm.
Fase transisi dimulai ketika serviks mengalami dilatasi lengkap
(8-10 cm) dan dicirikan dengan kontraksi uterus yang intens
yang terjadi setiap 2-3 menit.
30
persentase pemendekan saluran serviks. Misalnya, pada
serviks yang memiliki panjang 2 cm sebelum persalinan,
menunjukkan telah terjadi 50% penipisan saat panjang
serviks menjadi 1 cm.
b) Dilatasi serviks
Dilatasi serviks adalah pelebaran lubang servikal dari
sebuah lubang berukuran beberapa milimeter sampai cukup
besar untuk dilewati janin (diameter sekitar 10 cm).Saat
serviks tidak dapat lagi diraba, dilatasi dikatakan lengkap.
31
1.8.3 Teori Ansietas
1.8.4.1 Definisi
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian
masih utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian), perilaku
dapat terganggu tapi masih dalam batas-batas normal (Hawari,
2011: 19).
1.8.4.2 Etiologi
Menurut (Andaners, 2009, dalam Ramardany, 2013: 7), penyebab
rasa cemas dapat dikelompokan pula menjadi 3 faktor, yaitu :
a. Faktor biologis atau fisiologis, berupa ancaman akan
kekurangan makanan, minuman, perlindungan dan keamanan.
b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri,
kehilangan orang atau benda yang dicintai, perubahan status
sosial atau ekonomi.
c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada masa bayi, anak,
32
remaja.
33
interpersonal, melarikan diri dari masalah, menghindar,
hiperventilasi, sangat waspada.
2) Sistem Kognitif
Respon yang terjadi yaitu perhatian terganggu, konsentrasi
buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian,
hambatan berpikir, lapangan persepsi menurun, kreativitas
menurun, bingung, sangat waspada, kehilangan
objektivitas, takut kehilangan kendali.
3) Sistem Afektif
Respon yang terjadi yaitu mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian,
kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, malu.
34
Respon kognitif pada cemas ringan seperti: lapang persepsi
luas, perasaan gagal sedikit waspada dan memperhatikan
banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat
pembelajaran optimal.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan
yang lain, sehingga seseorang yang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang
yang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan.
35
Seseorang memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
d. Panik
Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami
kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran
yang rasional.
36
menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak
rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi
mungkin terjadi.
Respon adaptif
Respon maladaptif
37
mekanisme koping individu sehingga mampu memberi
gambaran ansietas yang berbeda.
38
2) Terapi psikologis (non farmakologis)
Terapi-terapi ini dirancang untuk melatih keterampilan dalam
mengelola komponan kognitif dan somatik ansietas dan sama
efektifnya dengan terapi obat tetapi dengan efek samping
yang lebih sedikit.
a) Meyakinkan pasien, terutama dari dokter umum secara
pribadi
b) Konseling dan pemecahan masalah
c) Psikoterapi:
1. Terapi kognitif-perilaku.
2. Terapi berorientasi insight.
3. Manajemen ansietas (relaksasi, latihan pernapasan,
distraksi).
39
28 41 = kecemasan berat
42 56 = kecemasan berat sekali (panik)
Adapun hal-hal yang dinilai dengan alat ukur HRS-A ini adalah
gejala yang meliputi :
a. Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri
dan mudah tersinggung.
b. Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan
tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.
c. Ketakutan: yang dinilai adalah perasaan takut gelap, ketakutan
ditinggal sendiri, ketakutan pada binatang besar, ketakutan pada
keumuhan orang banyak, dan ketakutan pada keramaian lalu lintas
d. Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari,
tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi
buruk dan mimpi yang menakutkan.
e. Gangguan kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun
dan daya ingat buruk.
f. Perasaan depresi (murung): hilangnya minat, berkurangnya
kesenangan pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan
perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
g. Gejala somatik atau fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, dan
suara tidak stabil.
h. Gejala somatik atau fisik (sensorik): meliputi pertanyaan apakah
telinga berdengung, penglihatan kabur, merasa lemah, perasaan
ditusuk-tusuk, muka merah dan pucat.
i. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah): takikardi
(denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri didada, denyut nadi
mengeras, rasa lesu atau lemas seperti mau pingsan dan detak
jantung menghilang/berhenti sekejap.
j. Gejala respiratori (pernapasan): perlu ditanyakan adanya perasaan
tertekan pada dada, perasaan tercekik, merasa nafas pendek atau
sesak, sering menarik nafas panjang.
k. Gejala gastrointestinal (pencernaan): sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan,
perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual,
40
muntah BAB konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan
kehilangan berat badan.
l. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering buang air
kecil, tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat
haid), darah haid berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid
berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali
dalam sebulan, menjadi dingin (frigid, ejakulasi dini, ereksi
melemah, ereksi hilang dan impotensi).
m.Gejala autonom: seperti mulut kering, muka merah, mudah
berkeringat, pusing/sakit kepala.
n. Tingkah laku/sikap: dilihat apakah pasien gelisah, tidak tenang,
jari gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonas
otot meningkat, nafas pendek dan cepat, muka merah.
41
Salah satu masalah psikologis yang dirasakan ibu pada masa
persalinan kala I adalah ansietas.Ansietas adalah gangguan alam
perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan
kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh,
perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal
(Hawari, 2004 dalam Mansur & Budiarti, 2014).
42
2) Keadaan fisik
Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah salah
satu faktor yang menyebabkan ansietas. Seorang ibu yang
hamil dengan suatu penyakit yang menyertai kehamilannya,
maka ibu tersebut akan lebih ansietas lagi karena kehamilan
dan persalinan meskipun dianggap fisiologis, tetapi tetap
berisiko terjadi hal-hal yang patologis.
3) Riwayat pemeriksaan kehamilan
Setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan ke petugas
kesehatan, selain pemeriksaan fisik, ibu akan mendapatkan
informasi/ pendidikan kesehatan tentang perawatan kehamilan
yang baik, persiapan menjelang persalinan baik fisik maupun
psikis, serta informasi mengenai proses persalinan yang akan
dihadapi nanti. Dengan demikian, ibu diharapkan dapat lebih
siap dan lebih percaya diri dalam menghadapi proses
persalinan.
4) Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh seseorang tentang
suatu hal secara formal maupun informal. Pengetahuan yang
rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami ansietas.
Ketidaktahuan tentang suatu hal dianggap sebagai tekanan
yang dapat mengakibatkan krisis sehingga dapat menimbulkan
ansietas. Ansietas dapat terjadi pada ibu dengan pengetahuan
yang rendah menganai proses persalinan, serta terjadi hal-hal
yang akan dan harus dialami oleh ibu sebagai dampak dari
kemajuan persalinan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
informasi yang diperoleh.
43
suami menyentuh tangan istri dengan penuh perasaan sehingga
istri akan merasa lebih tenang untuk menghadapi proses
persalinan. Selain itu, kata-kata yang mampu memotivasi dan
memberikan keyakinan pada ibu bahwa proses persalinan yang
dijalani ibu akan berlangsung dengan baik, sehingga ibu tidak
perlu merasa ansietas, tegang, atau ketakutan.
6) Pendidikan
Pendidikan adalah proses belajar, yang berarti didalam
pendidikan terjadi proses perkembangan atau perubahan ke
arah yang lebih baik dari individu, kelompok, dan masyarakat
yang lebih luas. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
dalam memberikan respons terhadap sesuatu yang datang baik
dari dalam maupun dari luar. Seseorang yang mempunyai
pendidikan yang tinggi akan memberikan respons yang lebih
rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah
atau yang tidak mempunyai pendidikan. Ansietas adalah
respons yang dapat dipelajari.Dengan demikian, pendidikan
yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya ansietas.
44