Anda di halaman 1dari 2

Elohansen Sihotang

131000170

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PERILAKU PENDERITA

TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI PUSKESMAS

KABUPATEN DAIRI KECAMATAN SUMBUL TAHUN 2016

Penyakit TB Paru merupakan penyakit yang telah lama dikenal masyarakat luas dan
ditakuti karena mudah menular. Robert Kock (1882) menemukan bahwa Tuberkolosis adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolosis.Hail
penemuannya dilaporkan pada tanggal 24 Maret tahun 1882 sehingga sampai kini setiap
tanggal 24 Maret diperingati sebagai TB Day atau hari Tubekolosis. Menurut Robbins (1957)
tuberkolosis biasa terdapat pada paru paru tetapi mungkin juga pada organ lain misalnya
tuberkolosis usus, tuberkolosis tulang. Semua jenis tuberkolosis disebabkan Mycobacterium
tubercoclosis dan obatnya pun dasarnya sama hanya gejala nya saja yang berbeda.

Penularan tuberkolosis paru terjadi bila penderita paru membatukkan dahaknya,


bersin maupun bersiul karena didalam dahak terdapat kuman tuberkolosis dan kemudian
dapat terhisap oleh orang lain. Karena itu anjuran pada penderita tuberkolosis menutup
mulutnya saat batuk. Faktor risiko yang berperan terhadap timbulnya kejadian penyakit
tuberkulosis paru dikelompokkan menjadi 2 kelompok faktor risiko, yaitu faktor risiko
kependudukan seperti jenis kelamin, umur, status gizi, kondisi sosial ekonomi dan faktor
risiko lingkungan meliputi kepadatan, lantai rumah, ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan
ketinggian ( Fatimah, 2008:3).

1
Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
Lingkungan fisik rumah merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB Paru. Lingkungan
fisik rumah meliputi kepadatan hunian, ventilasi dan pencahayaan alami dalam rumah.
Bakteri Mycobacterium tuberculosa seperti halnya bakteri lain, akan tumbuh dengan subur
pada lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air membentuk lebih dari 80 % volume
sel bakteri dan merupakan hal yang essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel
bakteri (Gould & Brooker dalam Putra, 2003:3).

Anda mungkin juga menyukai