Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan suatu makalah
dengan tepat waktu yang berjudul tentang MAKALAH HIV/AIDS.

Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih banyak
kepada dosen-dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, dan untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih.

Kediri, 5 november 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HIV/AIDS
Page 1
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................6

A. Pengertian HIV/AIDS................................................................................6
B. Asal Muasal HIV/AIDS...............................................................................6
C. Penularan HIV/AIDS..................................................................................7
D. HIV Tidak Menukar....................................................................................9
E. Perjalanan Penyakit HIV/AIDS....................................................................9
F. Gejala Gejala AIDS..................................................................................10
G. Alur HIV Menyerang Kekebalan Tubuh......................................................11
H. Misteri Pendemi HIV/AIDS.......................................................................12
I. Pengobatan HIV/AIDS...............................................................................13
J. Screning Test Pada HIV/AIDS...................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................20

A. Kesimpulan...............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
C. Kasus II....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................22

BAB I

PENDAHULUAN

HIV/AIDS
Page 2
A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia.
Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. Epidemi HIV pertama sekali
diidentifikasi pada tahun 1983. Derajat kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh
HIV dan dampak global dari infeksi HIV terhadap sumber daya penyedia kesehatan
dan ekonomi sudah meluas dan terus berkembang. HIV telah menginfeksi 50 60 juta
orang dan menyebabkan kematian pada orang dewasa dan anak anak lebih dari 22
juta orang. Lebih dari 42 juta orang hidup dengan infeksi HIV dan AIDS, yang kira
kira 70% berada di Afrika dan 20% berada di Asia, dan hampir 3 juta orang
meninggal setiap tahun. Penyakit ini sangat berbahaya karena sekitar setengah dari 5
juta kasus baru setiap tahun terjadi pada dewasa muda, yaitu 15 24 tahun (Abbas,
2007).
Menurut Hanum (2009) di Indonesia masalah AIDS cukup mendapat perhatian
mengingat Indonesia adalah negara terbuka, sehingga kemungkinan masuknya AIDS
adalah cukup besar dan sulit dihindari. Sampai Maret 2010 tercatat terjadi 20.564
kasus AIDS dengan 3.936 orang korban meninggal dunia di Indonesia. Jumlah
tersebut semakin bertambah seiring dengan banyaknya faktor dan sarana penularan
HIV/AIDS. Berdasarkan estimasi Depkes dan KPAN, kasus HIV/AIDS di Sumatera
Utara sejak tahun 1992 April 2009 tercatat sebanyak 1680 orang dan 872
diantaranya telah menderita AIDS. Angka kejadian tertinggi di Sumatera Utara adalah
kota Medan dengan 1181 kasus. Di RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah penderita
HIV/AIDS hingga Februari 2009 tercatat sekitar 1.296 kasus.
Orang dengan penyakit HIV/AIDS dapat mengalami infeksi oportunistik.
Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat adanya kesempatan untuk muncul pada
kondisi kondisi tertentu yang memungkinkan, yang bisa disebabkan oleh organisme
non patogen. Infeksi ini dapat menyerang otak (Toxoplasmosis, Cryptococcal), paru
paru (Pneumocytis pneumonia, Tuberculosis), mata (Cytomegalovirus), mulut dan
saluran napas (Candidiasis), usus (Cytomegalovirus, Mycobacterium avium complex),
alat kelamin (Herpes genitalis, Human papillomavirus), dan kulit (Herpes simplex).
Kondisi Indonesia yang beriklim tropis dengan tingkat kelembaban udara relatif tinggi
membuat berbagai jenis kuman mudah berkembang biak dan dapat berpengaruh pada
jumlah infeksi tersebut (Febriani, 2010).

HIV/AIDS
Page 3
Secara klinis digunakan hitung jumlah limfosit CD4 sebagai penanda
munculnya infeksi oportunistik ini pada penderita HIV/AIDS. CD4 adalah sebuah
marker atau penanda yang berada di permukaan sel sel darah putih manusia,
terutama sel sel limfosit. Sel ini berfungsi dalam memerangi infeksi yang masuk ke
dalam tubuh. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, jumlah CD4 berkisar
antara 1400 1500sel/L . Penurunan CD4 disebabkan oleh kematian CD4 yang
dipengaruhi oleh HIV. Pada masa asimtomatik terjadi penurunan CD4 secara lambat
dan penurunannya semakin tajam pada stadium infeksi HIV yang lanjut. Infeksi
infeksi oportunistik umumnya terjadi bila jumlah CD4 < 200/ml atau dengan kadar
lebih rendah. Salah satu manifestasinya dapat dilihat pada kulit. Seringkali kulit
menjadi organ pertama yang dipengaruhi selama perjalanan penyakit HIV. Penelitian
yang dilakukan Boon K. G. pada tahun 2007 mendapatkan, 80 95% pasien HIV
mempunyai kelainan kulit, bahkan UCSF (University California San Fransisco)
menyebutkan, prevalensi kelainan kulit pada pasien HIV/AIDS mencapai 100%.
Kelainan kulit ini menjadi penyebab morbiditas yang tinggi, yang memberikan efek
kosmetik dan mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, pada tahun 2009 2010, dari 91 pasien yang
dirujuk ke SMF Kulit dan Kelamin, didapati 134 kelainan kulit.
Dibandingkan dengan negara Barat, penelitian dan data mengenai kelainan
kulit pada pasien HIV/AIDS di Asia masih sangat sedikit, termasuk di Indonesia.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pasien
HIV/AIDS yang mengalami kelainan kulit dihubungkan dengan kadar CD4.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian HIV/AIDS?
b. Asal Muasal HIV/AIDS?
c. Penularan HIV/AIDS?
d. HIV Tidak Menukar?
e. Perjalanan Penyakit HIV/AIDS?
f. Gejala Gejala AIDS?
g. Alur HIV Menyerang Kekebalan Tubuh?
h. Misteri Pendemi HIV/AIDS?
HIV/AIDS
Page 4
i. Pengobatan HIV/AIDS?
j. Screning Test Pada HIV/AIDS?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahu Pengertian HIV/AIDS.
b. Untuk Mengetahui Asal Muasal HIV/AIDS.
c. Untuk Mengetahui Penularan HIV/AIDS.
d. Untuk Mengetahui HIV Tidak Menukar.
e. Untuk Mengetahui Perjalanan Penyakit HIV/AIDS.
f. Untuk Mengetahui Gejala Gejala AIDS.
g. Untuk Mengetahui Alur HIV Menyerang Kekebalan Tubuh.
h. Untuk Mengetahui Misteri Pendemi HIV/AIDS.
i. Untuk Mengetahui Pengobatan HIV/AIDS.
j. Untuk Mengetahui Screning Test Pada HIV/AIDS.

BAB II

PEMBAHASAN

A. HIV & AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah
banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan virus
yang masuk.

HIV/AIDS
Page 5
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan berbagai
gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV
tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan
kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh.
Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi
tubuh.

B. Asal Muasal HIV/AIDS

AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketikaCenter for disease
Control Prevention A.S mencatat adanya Pneumonia Pneumosistis (sekarang masih
diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumosystis Jirovecii)
pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.

Tiga dari infeksi HIV awal yang diketahui adalah:

1. Sampel plasma diambil tahun 1959 dari laki-laki dewasa yang tinggal di Kinshasa,
kini merupakan bagian dari Republik Demokratik Congo.

2. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Robert. R, seorang remaja Afrika-Amerika
berusia 15 tahun yang meninggal di St. Louis tahun 1969.

3. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Arvid Noe, pelaut Norwegia yang
meninggal sekitar tahun 1976.

Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV 1 dan HIV2. HIV-1 lebih mematikan
dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV
di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat, Baik
HIV-1 dan HIV-2 berasal dari Primata. Asal HIV-1 berasal dari Simpanse Pan troglodytes
troglodytes yang ditemukan di Kameroen selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Manggabey
(Cercocebus atys), monyet dari Guineau Bissau, Gabon, dan Kameron.

Banyak ahli percaya bahwa HIV masuk kedalam tubuh manusia akibat kontak
dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.Teori yang
lebih kontroversial yang diketahui dengan nama Hipotesis OPV-AIDS mengusulkan
bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo, Belgia oleh

HIV/AIDS
Page 6
penelitian Hillary Koprovsky terhadap Vaksin Polio. Menurut komunitas ilmu
pengetahuan, skenario ini tidak didukung oleh bukti yang ada.

Teori lain menyatakan Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse,
tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu
untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika
Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).

Tulisan Allan Cantwell Jr.MD ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan
HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian
menutup-nutupinya.

C. Penularan HIV

HIV hidup disemua cairan tubuh tetapi hanya bisa menular melalui cairan tubuh
tertentu, yaitu:

1. Darah

2. Air Mani

3. Cairan vagina

4. Air susu Ibu (ASI)

Selain itu, AIDS dapat menular dengan cara sebagai berikut:

1. melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV

2. Transfusi darah yang mengandung virus HIV

3. Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang
mengidap virus AIDS

HIV/AIDS
Page 7
4. Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.

D. HIV Tidak Menular

1. Bersentuhan

2. Berciuman, bersalaman dan berpelukan

3. Penggunaan peralatan makan dan minum yang sama

4. Penggunaan kamar mandi atau jamban yang sama

5. Kolam renang

6. Gigitan nyamuk

7. Tinggal semuah

8. Duduk bersama dalam ruangan tertutup

E. Perjalanan Penyakin HIV/AIDS

1. Fase Pertama

Fase dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum terluhat jelas,
kadang kala timbul dalam bentuk influenza, tetapi sudah dapat menulari orang lain.
Fase ini dikeal dengan periode jendela (window period)

2. Fase Kedua

Berlangsung sampai 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah
terhadap HIV sudah positif tetapi belum menunjukkan gejala-gejala sakit. Orang ini
dapat menularkan HIV kepada orang lain.

3. Fase Ketiga

Mulai muncul gejala-gejala penyakit terkait dengan HIV seperti,

1. Keringat dingin berlebihan pada waktu malam

HIV/AIDS
Page 8
2. Diare terus menerus

3. Perkembangan kelenjar getah bening

4. Flu tidak sembuh-sembuh

5. Nafsu makan berkurang

6. Berat badan terus menurun , yaitu 100% dari berat badan awal waktu 1 bulan

7. Fase Keempat

Pada fase ini kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang
disebut infeksi oportunistik sepeti:

1. Kanker kulit yang disebut dengan sarcoma kaporsi

2. Infeksi paru-paru (TBC)

3. Infeksi usus yang menyebabkan diare terus-menerus

4. Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariawan.

5. Penurunan berat badan lebih dari 100%

F. Gejala-Gejala AIDS

Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup
dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat
betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3
bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :

1. Berat badan turun dengan drastis.

2. Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)

3. Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.

4. Mencret atau diare yang berkepanjangan.

HIV/AIDS
Page 9
5. Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI
SARKOM).

6. Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.

7. Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang
lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

G. Alur HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh

Tubuh mempunyai system kekebalan yang bertugas untuk melindungi kita dari
penyakit apapun yang menyerang kita dari luar. Anti bodi adalah protein yang dibuat
oleh sisitem kekebalan tubuh ketika banda asing masuk ke tubuh manusia. Bersama
dengan bagian system kekebalan tubuh yang lain, antibody bekerja untuk
menghancurkan berbagai penyebab penyakit, yaitu bakteri, jamur, virus dan
sebagainya.

Sistem kekebalan tubuh kita membuat antibody yang berbeda-beda sesuai


dengan kuman yang dilawannya. Ada antibody khusus untuk semua penyakit,
termaksud HIV. Anti body khusus HIV inilah yang terdeteksi keberadaanya ketika
hasil tes HIV kita dinyatakan reaktif (positif).

Salah satu jenis antibody yang berbeda pada sel darah putih adalah CD4.
Fungsinya seperti saklar yang menghidupkan dan memadamkan kegiatan system
kekebalan tubuh, tergantung ada tidaknya kuman yang dilawan.

HIV yang masuk kedalam tubuh menularkan sel CD4, membajak sel
tersebut, dan kemudia menjadikannya pabrik yang membuat miliaran virus baru.
Ketika proses tersebut selesai, partikel HIV yang baru meninggalkan sel dan masuk
ke sel CD4 yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadikannya rusak dan mati. Jika sel-
sel ini hancur atau jumlahnya berkurang, maka system kekebalan tubuh kehilangan

HIV/AIDS
Page 10
kemampuan untuk melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini
membut kita mudah terserang berbagai penyakit.

Jumlah sel CD4 dapat dihitung melalui tes darah khusus. Jumlah normal pada
orang sehat berkisar antara 500 sampai 1000. Setelah kita terinfeksi HIV, jumlah ini
biasanya turun terus. Jadi kadar ini mencerminkan kesehatan system kekebalan tubuh
kita, semakin rendah, semakin rendah system kekebalan tubuh. Jika jumlah CD4 turun
di bawah 200, ini menunjukkan bahwa system kekebalah tubuh kita sudah cukup
rusak sehingga infeksi oportunistik dapat menyerang tubuh kita. Ini berarti kita sudah
sampia pada fase AIDS. Kita dapat mempertahankan system kekebalan tubuh kita
agar tetap baik dengan memakai obat antiretroviral.

Untuk sementara ini, sarana tes CD4 tidak tersedia luas di Indonesia, dan
biaya tesnya mahal. Karena sel CD4 adalah anggota golongan sel darah putih yang
disebut limfosit, jumlah limfosit total juga dapat memeberi gambaran tentang
kesehatan system kekebalan tubuh. Tes ini, yang biasa disebut sebagai total
lymphocyte atau TLC, harganya lebih murah dan dapat dilaksanakan hamper disemua
laboratorium.

Seperti jumlah CD4 , semakin rusak system kekebalan, semakin rendah TLC.
Pada orang sehat, TLC normal adalah kurang-lebih 2000. Jumlah TLC 1200, ada fase
dimana gejala-gejala penyakit muncul dapat dikatakan dengan CD4 sejumlah 200.

I. Misteri Pendemi HIV/AIDS Di dunia

WHO ( World Healty Organisation)

WHO melaporkan bahwa sejak pertengahan 1995, jumlah komulatif penderita


AIDS sebanyak 20 juta. 18,5 juta orang dewasa dengan separuhnya adalah kaum
wanita, dan 1,5 juta adalah anak-anak. 50% dari penderita AIDS adalah kaum
remaja /kaum muda dalam kelompok berusia 15-24 tahun.

Sejak 1 Januari 1996 WHO melaporkan jumlah penderita AIDS sebanyak 41


juta HIV/AIDS didunia. Dengan 35,4 juta remaja dan dewasa, 15,5 jutawanita, dan
5,6 juta anak-anak. Sedangkan untuk tahun 2000 ini WHO memperkirakan jumlah
HIV akan mencapai 30-40 juta dan jumlah AIDS 12-18 juta.

HIV/AIDS
Page 11
Penularan AIDS di Indonesia dikarenakan

1. Meluasnya pelacuran

2. Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar
nikah seperti melalui pelacuran)

3. Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi

4. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril

H. Pencegahan Penularan Aids

Ada beberapa poin penting untuk pencegahan penyebaran dan penularan


HIV/AIDS tersebut, diantaranya yaitu:

1. Pencegahan yang utama adalah melalui pendidikan Agama dan pendidikan seks yang
benar

2. Menghindari perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual

3. Tidak mengkonsumsi narkoba

4. penggunaan jarum suntik yang steril

5. pemantauan kaum lelaki di lingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan


dan remaja putri

I. Pengobatan HIV/AIDS

AIDS tidak ada obatnya! Ini salah! Saat ini sudah ada obat yang dapat menekan
jumlah HIV, virus penyebab aids,di tubuh kita. Dengan penggunaan obat ini, diharapkan
jumlah virus HIV akan sangat berkurang di dalam tubuh kita. Supaya obat itu dapat
bekerja secara aktif, kita harus memakai sedikitnya kombinasi tiga obat sekaligus.
Kombinasi obat ini dikenal sebagai terapi antiretroviral atau ART. Apabila seseorang
sudang menggunakan ART , maka orang tersebut harus menggunakan ART terus menerus
seumur hidup agar tetap aktif. ART tidak dapat memberantas HIV dari seluruh tubuh kita,
jadi tidak dapat menyembuhkan dari infeksi HIV.

HIV/AIDS
Page 12
1. Terapi Itu bekerja

Obat Antiretroviral (ART) membantu kita dengan menghambar proses


pembuatan HIV dalam sel CD4, dengan demikian mengurangai jumlah virus yang
tersedia untuk menularkan ke sel CD4 yang lain. Akibatnya system kekebalan tubuh
kita dilindungi dari kerusakan dan mulai pulih kembali, seperti ditunjukkan oleh
peningkatan jumlah sel CD4.

2. Manfaat ART

1. Menghambat perjalanan penyakit HIV

2. Meningkatkan jumlah sel CD4

3. Mengurangi jumlah virus dalam darah

4. Merasa lebih baik.

J. Screning Test Pada HIV/AIDS


Pengertian AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat
HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Tanda dan Gejala AIDS

1. Merasa kelelahan yang berkepanjangan


2. Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas
HIV/AIDS
Page 13
3. Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang berkepanjangan.
4. Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
5. Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
6. Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas
dalam 1 bulan.
7. Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.

Cara Penularan AIDS

1. Melalui transfusi darah atau produk darah

2. Transplantasi organ atau jaringan tubuh

3. Pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian, misalnya
jarum suntik di antara pengguna narkotika

4. Pemakaian jarum suntik / alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka, secara
bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat,
5. Hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma
dengan cairan vagina (pada seks vaginal) ; atau cairan sperma dengan darah (pada seks
anal)-tanpa penghalang (dalam hal ini kondom)

6. Dari seorang ibu hamil yang HIV positif, kepda bayi yang dikandungnya, yaitu
melalui jalan lahir dan juga dalam proses menyusui dengan air susu ibu.
Singkatnya, bila seseorang dalam hidupnya pernah melakukan hal-hal berisiko tinggi
seperti disebutkan di atas, maka penting bagi dirinya untuk segera melakukan tes HIV,
sehingga bisa lebih menjaga perilaku selanjutnya demi kesehatan dirinya sendiri dan
pasangannya, serta (calon) anak-anaknya kelak.

HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan,


menggunakan peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai jamban
yang sama atau tinggal serumah.

Pengertian Screening tes pada AIDS

Skrining HIV adalah tes HIV anonim yang dilakukan pada sampel darah, produk
darah, jaringan dan organ tubuh sebelum didonorkan.
Tes HIV tanpa identitas yang dilakukan pada sampel darah, produk darah, jaringan
dan organ tubuh sebelum didonorkan
Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang
sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibody

HIV/AIDS
Page 14
HIV di dalam sample darahnya. Hal ini perlu dilakukan setidaknya agar seseorang
bisa mengetahui secara pasti status kesehatan dirinya, terutama menyangkut resiko
dari perilakunya selama ini.
Skrining HIV mempunyai makna melakukan pemeriksaan HIV pada suatu populasi
tertentu, sementara uji diagnostik HIV berarti melakukan pemeriksaan HIV pada
orang-orang dengan gejala dan tanda yang konsisten dengan infeksi HIV.

Indikasi Screening tes pada AIDS

1. Orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.


2. Orang yang melakukan hubungan seks tidak aman dengan seseorang yang berisiko
terinfeksi HIV.
3. Orang yang menggunakan jarum suntik untuk keperluan obat, steroid, atau
menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau menggunakan alat-alat lain untuk
narkoba.
4. Orang yang memiliki penyakit menular seksual, penyakit hepatitis, atau tuberkulosis
(TBC).
5. Orang yang melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau uang.
6. Orang yang pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang memiliki
salah satu dari indikator di atas-atau dengan pasangan dengan sejarah seksual yang
tak pernah diketahui sebelumnya.

Kegunaan

Sebenarnya, semakin cepat kita mengetahui status HIV kita, semakin banyak hal
positif yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Banyak orang yang selama ini tidak
menyadari resiko perilakunya terhadap kemungkinan tertular atau pun menularkan
HIV, dan karena tidak segera menjalani tes HIV perilakunya tetap saja berisiko tinggi.
Hal ini tentunya berkaitan erat dengan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri
sendiri, pasangan maupun (calon) anak-anak .Secara umum tes HIV juga berguna
untuk mengetahui perkembangan kasus HIV/AIDS serta untuk meyakinkan bahwa
darah untuk transfusi dan organ untuk transplantasi tidak terinfeksi HIV.

Prosedur

Tes HIV harus bersifat :


1. Sukarela :

HIV/AIDS
Page 15
artinya bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah
berdasarkan atas kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan / tekanan orang
lain. Ini juga berarti bahwa dirinya setuju untuk dites setelah mengetahui hal-
hal apa saja yang tercakup dalam tes itu, apa keuntungan dan kerugian dari
testing, serta apa saja impilkasi dari hasil positif atau pun hasil negatif.
2. Rahasia :

artinya, apa pun hasil tes ini nantinya (baik positif maupun negatif)
hasilnya hanya boleh di beritahu langsung kepada orang yang bersangkutan.
Tidak boleh diwakilkan kepada siapa pun, baik orang tua, pasangan, atasan
atau siapapun. Di samping itu hasil tes HIV juga harus dijamin kerahasiaannya
oleh pihak yang melakukan tes itu (dokter, rumah sakit, atau labratorium) dan
tidak boleh disebarluaskan. Mengingat begitu pentingnya untuk
memperhatikan Hak Asasi Manusia di dalam masalah tes HIV ini, maka untuk
orang yang akan melakukan tes harus disediakan jasa konseling, yaitu :
3. konseling pre-test :
yaitu konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang
menjalani tes itu diambil. Konseling ini sangat membantu seseorang untuk
mengetahui risiko dari perilakunya selama ini, dan bagaimana nantinya
bersikap setelah mengetahui hasil tes.
Konseling pra-tes juga bermanfaat untuk meyakinkan orang terhadap
keputusan untuk melakukan tes atau tidak, serta mempersiapkan dirinya bila
hasilnya nanti positif.
4. konseling post-test :
yaitu konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui, baik
hasilnya positif mau pun negatif. Konseling post-test sangat penting untuk
membantu mereka yang hasilnya HIV positif agar dapat mengethui cara
menghidnari penularan pada orang lain, serta untuk bisa mengatasinya dan
menjalin hidup secara positif. Bagi merek yang hasilnya HIV negatif,
konseling post-test bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara
mencegah infeksi HIV di masa datang.
Model Skrining

Menurut UNAIDS/WHO terdapat empat jenis model skrining HIV, antara lain:
1. Pemeriksaan dan konseling HIV (voluntary counselling and testing)
Pemeriksaan HIV yang didorong oleh kemauan klien untuk
mengetahui status HIV-nya ini masih dianggap penting bagi keberhasilan

HIV/AIDS
Page 16
program pencegahan HIV. Konseling pra tes dapat dilakukan secara individu
maupun berkelompok. UNAIDS/WHO mendukung penggunaan uji cepat
sehingga hasilnya dapat diketahui segera dan dapat ditindaklanjuti langsung
dengan konseling pasca tes baik untuk yang HIV positif maupun HIV negatif.
2. Pemeriksaan HIV diagnostik, diindikasikan pada pasien dengan tanda dan gejala
yang sejalan dengan penyakit-penyakit yang terkait HIV atau AIDS, termasuk
pemeriksaan terhadap tuberkulosis sebagai pemeriksaan rutin.Pada pemeriksaan ini,
pasien sebaiknya diberikan informasi yang cukup sehingga pasien dapat memutuskan
apakah setuju untuk dilakukan pemeriksaan HIV atau tidak. Untuk keadaan di mana
pasien tidak dalam posisi memberikan persetujuan, seperti pasien psikiatrik atau
pasien yang tidak sadar, pemeriksaan dapat dilakukan bila hasilnya bermanfaat bagi
pasien. Jika ini terjadi, harus ada usaha untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan
kepada pasien dan memberitahukan hasil tersebut dengan konseling.
3. Pemeriksaan HIV dengan inisiatif dari tenaga kesehatan (Provider-Initiated
Testing and Counseling -PITC) dilakukan pada pasien yang:
Sedang menjalani pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual
(PMS) di klinik umum atau khusus infeksi menular seksual (IMS).
Sedang hamil, untuk mengatur pemberian antiretroviral untuk
mencegah transmisi dari ibu ke bayi.
Dijumpai di klinik umum atau puskesmas di daerah dengan prevalens
HIV yang tinggi dan tersedia obat antiretroviral, namun tidak memiliki
gejala.
Dalam model ini, dibutuhkan mekanisme rujukan yang jelas untuk
mendukung sistem perujukan ke pelayanan konseling pascates HIV bagi
semua pasien yang diperiksa, yang menekankan pada pencegahan dan
pemberian dukungan medis serta psikososial bagi pasien yang hasil tesnya
positif HIV. Pada pemeriksaan jenis ini, juga dilakukan konseling sebelum
pemeriksaan, hanya saja tidak penuh seperti pada pemeriksaan jenis VCT di
atas. Informasi minimal yang harus diketahui pasien pada saat melakukan
informed consent adalah:
Hak untuk menolak.
Pelayanan tindak lanjut yang ditawarkan.

Bila hasilnya positif, diberikan pemahaman untuk mengantisipasi


keharusan untuk menginformasikan kepada siapa saja yang berisiko yang
mungkin tidak sadar bahwa mereka terpajan dengan HIV.

HIV/AIDS
Page 17
Pada pemeriksaan yang sifatnya ditawarkan oleh tenaga medis,
misalnya untuk tujuan diagnosis, atau untuk mengetahui status HIV-nya.
Selain itu tenaga medis juga dapat menawarkan pemeriksaan HIV kepada
wanita hamil untuk memberikan profilaksis antiretroviral untuk mencegah
transmisi HIV dari ibu ke bayi. Konseling pada situasi ini harus
diperbanyak agar bisa sedikit memaksa ibu untuk mengikuti program
PMTCM. Meski demikian, dalam semua kondisi tersebut, pasien tetap
memiliki hak untuk menolak.
4 Skrining HIV wajib
UNAIDS/WHO mendukung diberlakukannya skrining wajib bagi HIV
dan penyakit yang dapat ditransmisikan lewat darah bagi semua darah yang
ditujukan untuk transfusi atau pengolahan produk darah lainnya. Skrining
wajib dibutuhkan sebelum dilakukannya prosedur-prosedur yang berkaitan
dengan pemindahan cairan atau jaringan tubuh, seperti inseminasi buatan,
graft kornea, dan transplantasi organ.

HIV/AIDS
Page 18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk virus yang


menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus
bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi
melawan virus yang masuk.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan


berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh
kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke
dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi bahaya bagi tubuh.

Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah,
serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika, transfusi
darah dan ASI. AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan perilaku yang
menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai narkotika suntik,
transfusi darah yang tercemar).

B. Saran

HIV/AIDS
Page 19
Banyak yang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan oleh perilaku
manusia itu sendiri, maka masalah yang pertama kali harus dibenahi adalah soal
keyakinan hidup. Hindari perbuatan-perbuatan dan resiko yang dapat menyebabkan
HIV/AIDS, namun jangan jauhi penderita HIV/AIDS mereka butuh kita.

KASUS II

Di Desa Suka-Suka beberapa penduduknya ada yang beresiko mengidap HIV/AIDS. Dari
hasil survey didapatkan di desa tersebut terdapat tempat lokalisasi yang sudah beroperasi
selama 10 tahun dan sebagian WTS merupakan warga desa tersebut. Kesadaran masyarakat
akan penularan penyakit menular seksual masih kurang. Beberapa penduduk desa Suka-suka
ada yang teridentifikasi mengalami diare terus-menerus, berat badannya turun secara drastis,
dan TB.

a. Sebagai petugas kesehatan bagaimana langkah yang dilakukan untuk penjaringan


kasus di masyarakat ?
Jawab : perawat melakukan kerjasama dengan LSM yang ada didesa tersebut,
kemudian melakukan VCT untuk mengetahui siapa saja yang menderita HIV/AIDS di
desa tersebut.
b. Jelaskan bagaimana cara pendampingan pasien HIV/AIDS di komunitas?
Jawab :
Pendampingan dengan cara memberikan motivasi pada penderita HIV/AIDS
untuk bisa membangkitakan semangat hidup mereka, selain itu pendampingan
yang efektif akan mampu melakukan perubahan mental dan perilaku, baik
dikalangan pekerja seks komersial (PSK) maupun pengguna narkoba.
Pendampingan secara hukum oleh pemerintah juga sangat penting bagi
ODHA, agar masyarakat tidak mengucilkan para ODHA, karena selama ini
hanya sebatas himbauan saja pada masyarakat untuk tidak mengucilkan para
ODHA.
Pendampingan dari keluarga sendiri sangat penting agar penderita ODHA
tidak putus asa, yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan secara rutin 3 bulan
sekali.

c. Sebutkan dan jelaskan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS di komunitas?


Jawab :
Dengan cara ABCD yaitu:
A . abstain (puasa seks)
Jangan melakukan seks, terutama hubungan seksual beresiko.

HIV/AIDS
Page 20
B . be faithful (jadilah pasangan yang setia)

Jadilah pasangan yang setia, kalau anada memiliki istri, suami, pacar tidak
usah ganti-ganti.

C . condom

Jika hubungan seks tersebut adalah seks yang berisiko kehamilan atau
penularan penyakit, maka pakailah kondom sebagai pelindung.

D . drug (obat-obatan)

Jauhilah obat-obatan terlarang, baik obat telan yang dapat menyebabkan


gairah seks meningakat seperti ekstasi, atau obat suntikyang menularkan langsung
penyakit dari alat suntik tersebut.

HIV/AIDS
Page 21
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2009. Pusat Promosi Kesehatan (Sehat dan Positif

Untuk ODHA . Jakarta

ghie.wordpress.com/2007/02/01/asal-usul-hivaids

Mansjoer, Arif.dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: Media Aesculapius

HIV/AIDS
Page 22

Anda mungkin juga menyukai