ASUHAN Kejang Demam
ASUHAN Kejang Demam
ASUHAN Kejang Demam
KEJANG DEMAM
I. IDENTITAS DATA
Nama : An.W
Tempat/tgl lahir : Banjarmasin, 11 Mei 2016
Usia : 20 Bulan
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Desa murung keramat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Tanggal Pengkajian : 12 juni 2017
Tanggal Masuk RS : 11 juni 2017
Diagnosa Keperawatan : Kejang Demam
No Medical Record : 1 -1X-XX-XX
KETERANGAN :
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal Serumah
Ibu pasien mengatakan keluarga tidak ada memiliki riwayat kejang demam, atau
penyakit keturunan lainnya, pasien tinggal dengan saudara tertua, ibu dan ayah.
VII. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh
Ibu pasien mengatakan Anak diasuh sendiri.
2. Hubungan dengan Anggota Keluarga
Ibu pasien mengatakan jika pasien sehat sangat baik dengan anggota keluarga.
3. Hubungan dengan Teman Sebaya
Ibu pasien mengatakan sangat baik dan sangat aktif dalam berteman.
4. Pembawaan Secara Umum
Pasien sangat aktif dan baik berkomuniksi dengan sekitar.
5. Lingkungan Rumah
Ibu pasien mengatakan sangat baik.
2. Pola Tidur
a. Sebelum Sakit :
Ibu pasien mengatakan pasien tidur 10 12 jam sehari, sebelum tidur
pasien senang bermain terlebih dahulu.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien tidur 8 jam karena sering terbangun
apalagi saat malam hari.
3. Mandi
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien mandi 2 3 kali sehari.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien hanya di seka 2 kali sehari.
4. Aktifitas Bermain
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien sangat aktif bermain dengan
kakanya dirumah.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pada saat sakit tidak mampu bermain main .
5. Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 1 2 kali sehari dan BAK 2- 6 kali.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 3 kali sehari dan BAK 2- 6 kali.
9. Hasil Rontgen :-
10. Data Tambahan :-
X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis GCS 15
Tanda Vital :
- Nadi 126 x/menit
- Respirasi 22 x/menit
- Suhu 39,2 C
Antropometri
TB/BB Lahir : 3.700 gr
TB/BB Sekarang : 70,5 cm / 12kg
Lingkar Kepala :35 cm
Lingkar Dada : 40 cm
LLA :-
PENGKAJIAN PERSISTEM
1. Sistem Pernapasan
a. Inspeksi
Keadaan dada klien bersih, bentuksimetris, tidak ada retraksi otot bantu
pernapasan.
b. Palpasi
Taktil premitus teraba simetris
c. Perkusi
Suara paru kanan dan kiri sonor
d. Auskultasi
Vesikuler, wheezing (-), ronchi (-)
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Keadaan umum klien muka terlihat pucat dan berkeringat dingin, tidakada
clubbing finger
b. Palpasi
Denyut nadi teraba dan nadi 126 x/menit dan irama teratur, tidak
mengalami asites.
c. Perkusi
-
d. Auskultasi
Tidak ada bunyi jantung tambahan dan irama jantung normal.
3. Sistem persarafan
Pasien tidak mengalami gangguan kesadaran
Kesadaran pasien tampak Composmentis
4. Sistem pencernaan
a. Inspeksi
Warna kulit perut coklat tidak ada lesi tidak ada ketidak simetrisan dan
tidak ada asites
b. Auskultasi
Suara peristaltic usus normal 12 x/menit
c. Perkusi
Bunyi perkusi normal pada 4 kuadran dan bunyi suara timpani normal.
d. Palpasi
Pasien tidak ada mengalami nyeri tekan
5. Sistem Perkemihan
Insepksi : Pasien BAK 1 hari 2-6 kali sehari, kencing bewarna kuning.
6. Sistem Integumen
Inspeksi : edema tidak ada, sianosisi tidak ada
Palpasi : akral hangat, CRT 2 <dtk
7. Sistem Endokrin
a. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Auskultasi
Tidak ada bunyi bruit pada daerah leher diantara tiroid
8. Sistem muskuloskeletal
5555 5555
5555 5555
Keterangan :
0 : otot sama sekali tidak mampu bergerak,bilalengan / tungkai dilepaskan,
akan jatuh 100% pasif
1 tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh
2 mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi
(saja), tapi dengan sentuhan dia akan jatuh.
3 mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak mampu
melawan tekan / dorngan dari pemeriksa.
4 kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
5 kekuatan utuh
9. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin perempuan dan tidak aada kelainan pada sistem reproduksi.
Data Objektif :
- Suhu axila 39,2 C.
- Kulit merah.
- Kulit teraba hangat.
-
2. Factor resiko :perubahan suhu Resiko tinggi terjadinya
badan. kejang berulang ulang
Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
2. Resiko tinggi Tujuan :Setelah dilakukan 1. Monitor ttv
terjadinya kejang tindakan keperawatan selama 2. Pantausuhutubuh
berulang ulang factor 3 x 24 jam. diharapkan tidak 3. Hitungfrekuensikejang
resiko : akan terjadi kejang dengan 4. Lakukantapid sponge jika suhu diatas
perubahansuhubadan. KriteriaHasil : 37,5 C
Indikator IR ER 5. Kolaborasipemberianobat (diazepam)
Anak tidak kejang 3 5 sesuaiindikasi
lagi 6. Kolaborasipemberianobatpenurunpanas
Suhu dalam batas 2 5 7. Anjurkan keluarga memantau atau
normal (36,5 C mengawasi kondisi anak
37,5 C)
Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Kadang kadang adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
XVI. IMPLEMENTASI
Tanggal 12 juni 2017
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d efek 1. Monitor TTV. S : Ibu pasien mengatakan suhu
langsung dari Hasil : tubuh anak sudah turun dari
sirkulasi endotoksin T : 39,7 C sebelumnya.
pada hipotalamus N : 124 x/menit O:
R : 24 x/menit - Suhu 38,7 C
2. Memanantau warna kulit dan - Tidak ada kejang
suhu tubuh - Pasien masih terlihat lemah
Hasil : - Pasien tampak rewel
Akral hnagat dan tanda - Akral hangat
pendarahan tidak ada ,sianosis A:
tidak ada Krikteria Hasil :
3. Lakukan tapid sponge. Indicator IR E
Hasil : R
Ibu pasien mengatakan anak 1. Suhu tubuh 3 5
saat tertidur dikompres dalam rentang
dengan air hangat. normal
4. Berikan cairan ntravena 2. Nadi dan RR 4 5
Hasil : dalam rentang
Infus D5 (15tpm) normal
5. Kolaborasi pemberian obat 3. Tidak ada 4 5
sesuai kebutuhan perubahan
Antrain 125 mg warna kulit.
6. Lab
P : Lanjutkan Intervensi
WBC 11,1 g/dl
1. Monitor Suhu sesering mungkin
RBC 4,43 juta/ul
2. Pantau warna dan suhu kulit
Ht 34, 6 %
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi 1. Monitor TTV. S : Ibu pasien mengatakan suhu
terjadinya kejang Hasil : tubuh anak turunnaik.
berulang ulang factor T : 39,7 C O:
resiko : N : 124 x/menit - Suhu 38,7 C
perubahansuhubadan. R : 24 x/menit - Tidak ada kejangdemamberulang
2. Pantau suhu tubuh - pasien tampak gelisah
Hasil : A:
Suhu tubuh pasienturunnaik. KrikteriaHasil :;
3. Lakukan tapid sponge. Indikator IR ER
Hasil : Anak tidak kejang 3 4
Ibu pasien mengatakan anak lagi
saat tertidur dikompres Suhu dalam batas 2 3
dengan air hangat. normal (36,5 C
4. Hitung frekuensi kejang 37,5 C)
Hasil : tidak ada mengalam
ikejang
5. Kolaborasi pemberian oba
P : Lanjutkan Intervensi
tpenurun panas
1. Monitor ttv
Hasil :
2. Pantausuhutubuh
- InjPCT 3 x 130 mg
3. Hitungfrekuensikejang
- PO Ibuupropen 3 x mg
4. Lakukantapid sponge jika suhu
6. Anjurkan keluarga memantau
diatas 37,5 C
atau mengawasi kondisi anak.
5. Kolaborasi pemberian obat
Hasil :keluarga selalu
(diazepam) jika kejang sesuai
menemani pasien.
indikasi
6. Kolaborasi pemberian obat
penurun panas
7. Anjurkan keluarga memantau
atau mengawasi kondisi anak
3. Resiko cidera dengan 1. Vital signs monitoring S : Ibu pasien mengatakan sudah
faktor resiko : adanya Hasil : bisa melakukan antisipasi
hipertermi dan T : 39,7 C demam dan kejang.
konvulsi N : 124 x/menit O:
R : 24 x/menit Akral hangat
2. Monitor adanya hipertermia. A:
Hasil : Krikteria Hasil :
Akral hangat Indikator IR ER
3. Catat peningkatan suhu. Temperatur 3 5
Hasil : dalam rentang
tidak ada peningkatan suhu normal.
selama dirawat, suhu stabil
dari hari ketiga dirawat. Knowledge:
personal safety
Environment Management - Mampu 4 5
1. Menganjurkan keluarga untuk menjelaskan
menemani pasien. langkah-langkah
Hasil : pencegahan
Orang tua dan nenek pasien risiko.
selalu menemani - Mampu 4 5
2. Memindahkan barang-barang menjelaskan
yang dapat membahayakan langkah-langkah
Hasil : kedaruratan saat
Menempatkan barang barang di rumah.
yang berbahaya dari jangkauan
anak. Keterangan :
3. Tidak mengajurkan memberi 1. Tidak adekuat
makanana atau minuman 2. Sedikit adekuat
apapun saat terjadinya kejang 3. Kadang2 adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
Discharge planning:
P : Lanjutkan Intervensi
1. Diskusikan dengan keluarga
1. Vital signs monitoring:
tentang tatalaksana post
2. Monitor adanya hipertermia.
hospital
3. Catat peningkatan suhu.
Hasil :
- Mendiskusikan dengan ibu
Environment Management
klien tentang antisipasi 1. Sediakan lingkungan yang
demam dan kejang. aman untuk pasien
- Menjelaskan kepada ibu 2. Identifikasi kebutuhan
penyebab kejang terdahulu. keamanan pasien, sesuai dengan
- Mendiskusikan dengan ibu kondisi fisik dan fungsi kognitif
menanganan di rumah bila pasien dan riwayat penyakit
anak kembali demam tinggi terdahulu pasien
serta terjadi kejang. 3. Menganjurkan keluarga untuk
- Memotivasi ibu untuk menemani pasien.
memanfaatkan fasilitas 4. Memindahkan barang-barang
kesehatan. yang dapat membahayakan
Discharge planning:
1. Identifikasi pengetahuan
keluarga.
2. Diskusikan dengan keluarga
tentang tatalaksana post
hospital.
3. Diskusikan dengan keluarga
untuk melakukan rujukan ke
pelayanan kesehatan
sehubungan perawatan klien
XVII. CATATAN PERKEMBANGAN
NO DIAGNOSA WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d efek 13-6-2017 S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
langsung dari 09.00 wita naik turun.
sirkulasi endotoksin O:
pada hipotalamus - Suhu 38,7 C
- Tidak ada kejang
- Pasien tampak terlihat lemah
A:
Krikteria Hasil :
Indicator IR ER
4. Suhu tubuh 3 4
dalam rentang
normal
5. Nadi dan RR 5
dalam rentang
normal
6. Tidak ada 4 4
perubahan warna
kulit.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor Suhu sesering mungkin
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
terjadinya kejang naiktuurun.
berulang ulang factor O:
resiko : perubahan - Suhu 38,7 C
suhu badan. - Tidak ada kejang demam berulang
- pasien tampak gelisah
A:
KrikteriaHasil :;
Indikator IR ER
Anak tidak kejang 3 5
lagi
Suhu dalam batas 3 5
normal (36,5 C
37,5 C)
Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor ttv
2. Pantausuhutubuh
3. Hitungfrekuensikejang
4. Lakukantapid sponge jika suhu diatas 37,5
C
5. Kolaborasi pemberian obat (diazepam) jika
kejang sesuai indikasi
6. Anjurkan keluarga memantau atau
mengawasi kondisi anak
3. Resiko cidera S : Ibu pasien mengatakan sudah mengerti
dengan faktor resiko melakukan antisipasi demam dan kejang.
: adanya hipertermi O: -
dan konvulsi A:
Krikteria Hasil :
Indikator IR ER
Temperatur 4 5
dalam rentang
normal.
Knowledge:
personal safety
- Mampu 4 5
menjelaskan
langkah-
langkah
pencegahan
risiko.
- Mampu 4 5
menjelaskan
langkah-
langkah
kedaruratan saat
di rumah.
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Kadang2 adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
P : Intervensi dilanjutkan
1. Vital signs monitoring:
2. Monitor adanya hipertermia.
3. Catat peningkatan suhu.
Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
1. Hipertermi b.d efek 14-6-2017 S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
langsung dari 15.00 wita naik turun.
sirkulasi endotoksin O:
pada hipotalamus - Suhu 38,7 C
- Tidak ada kejang
- Pasien tampak terlihat lemah
A:
Krikteria Hasil :
Indicator IR ER
1. Suhu tubuh 3 4
dalam rentang
normal
2. Nadi dan RR 4 5
dalam rentang
normal
3. Tidak ada 4 4
perubahan
warna kulit.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor Suhu sesering mungkin
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
terjadinya kejang naiktuurun.
berulang ulang factor O:
resiko : perubahan - Suhu 36,7 C
suhu badan. - Tidak ada kejang demam berulang
- pasien tenang
A:
KrikteriaHasil :;
Indikator IR ER
Anak tidak kejang 4 5
lagi
Suhu dalam batas 4 5
normal (36,5 C
37,5 C)
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor ttv
2. Pantausuhutubuh
3. Hitungfrekuensikejang
4. Lakukantapid sponge jika suhu diatas 37,5
C
5. Kolaborasi pemberian obat (diazepam) jika
kejang sesuai indikasi
6. Anjurkan keluarga memantau atau
mengawasi kondisi anak
P : Intervensi dilanjutkan
1. Vital signs monitoring:
2. Monitor adanya hipertermia.
3. Catat peningkatan suhu.
Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan