Anda di halaman 1dari 105

MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT

CACAR, CAMPAK, HERPES, DBD, CANDIDIASIS, JERAWAT

OLEH:

KELOMPOK III

KELAS C

RAHMI (N21115038)

NUR FAUZIAH KASIM (N21115916)

MARIO (N21115933)

RIMA (N21115936)

UMRAH ASMIRA (N21116896)

DOSEN MATA KULIAH:

Dra. Hj. Naimah Ramli, Apt.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap

berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bias disebabkan oleh banyak

faktor, diantaranya factor lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari.

Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi

kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi

sumber munculnya berbagai macam penyakit.

Penyakit kulit merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

khusus karena lebih dari 60% dalam suatu populasi memiliki setidaknya

satu jenis penyakit kulit, khususnya golongan usia anak. Anak menjadi

kelompok yang rentan disebabkan masih dalam tahap perkembangan

imunitas. Dampak penyakit kulit pada anak dapat berupa disabilitas dan

gangguan estetika yang akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang dari

segi kejiwaan.

Morbiditas secara psikologis diasosiasikan dengan menggaruk terus-

menerus, tidur terganggu, dan bekas yang terlihat pada kulit juga dapat

memengaruhi pasien. Penyakit kulit merupakan penyakit infeksi yang

paling umum terjadi pada orang-orang dari berbagai usia. Sebagian besar

pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu yang lama untuk

menunjukkan efek. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat menjadi parah

jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan.Beberapa penyakit

radang kulit menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala


penyakit kulit pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan

perkembangannya.

Penyakit kulit yang disebabkan infeksi dapat disebabkan oleh virus,

rickettsia, bakteri, jamur.Infeksi kulit dapat berupa primer atau

sekunder.Infeksi primer memiliki morfologi karakteristik dan kursus, yang

menginisiasikan oleh organisme tunggal, dan biasanya terjadi pada kulit

yang normal. Dari tinjauan tersebut diatas ada banyak macam penyakit kulit

diantaranya cacar, herpes, DBD, campak, candidiasis dan jerawat yang perlu

diketahui bagaimana penatalaksaan yang baik, maka kami menyusun

makalah ini dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang penyakit

tersebut mulai dari gelaja, penyebab, pencegahan, serta pengobatannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. CACAR

I.1 Definisi Penyakit Varicella

Cacar air adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi

virus varicella zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit

berupa kumpulan bintik-bintik kecil baik berbentuk datar maupun

menonjol, melepuh serta berkeropeng dan rasa gatal. Penyakit cacar air

merupakan penyakit menular yang bisa ditularkan seseorang kepada

orang lain secara langsung. Cacar air dikenal juga dengan nama lainnya

yaitu varisela dan chickenpox.


Orang yang pernah terkena infeksi virus cacar air maka tubuh

orang tersebut akan membentuk antibodi terhadap virus varicella zoster

sehingga di masa depan tidak akan lagi terserang penyakit virus cacar

air dari penularan yang dilakukan oleh orang lain. Namun cacar air

yang tidak diberantas habis secara tuntas bisa terus hidup di dalam

tubuh penderitanya dan akan muncul menjadi penyakit herpes zoster

ketika kekebalan tubuh orang tersebut sedang tidak baik.


I.2 Penyebab Penyakit Varicella
Penyebab dari penyakit cacar air adalah infeksi suatu virus yang

bernama virus varicella zoster yang disebarkan manusia melalui cairan

percikan ludah maupun dari cairan yang berasal dari lepuhan kulit

orang yang menderita penyakit cacar air. Seseorang yang terkena

kontaminasi virus cacar air varicella zoster ini dapat mensukseskan

penyebaran penyakit cacar air kepada orang lain di sekitarnya mulai


dari munculnya lepuhan di kulitnya sampai dengan lepuhan kulit yang

terakhir mengering.
I.3 Tanda dan Gejala Terserang Penyakit Varicella
Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit cacar air bisa dilakukan

dengan melakukan kompres dingin pada kulit yang terkena agar rasa

gatal berkurang dan mengurasi garuk-garuk yang dapat menyebabkan

infeksi. Selain kompres dingin bisa juga dengan memberikan losyen

(lotion) khusus.Untuk mengurangi rasa gatal yang berlebihan bisa

diberikan obat pengurang gatal pada kulit.Jika terjadi demam maka bisa

diberikan obat sesuai dengan petunjuk atau resep dokter. Cacar air

nantinya akan hilang dengan sendirinya pada penderita setelah jangka

waktu tertentu.
Adapun tanda terserangnya penyakit cacar air yang disebabkan

oleh virus Varicella, yaitu sebagai berikut :

1. Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa

sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa

hari hingga satu minggu

2. Setelah dua atau tiga hari kemudian akan mulai muncul bintek

merah datar yang disebut macula, lalu menjadi menonjol yang

disebut papula, kemudian muncul cairan didalamnya seperti

melepuh disertai rasa gatal yang disebut vesikel, dan yang terakhir

adalah mengering sendiri. Lama proses mulai dari macula, papula,

vesikel dan kropeng membutuhkan waktu kurang lebih 6 sampai 8

jam. Proses berulang-ulang ini akan berlangsung selama empat

hari.
3. Pada hari ke lima biasanya tidak ada kemunculan lepuhan baru di

kulit.

4. Pada hari ke enam semua lepuhan yang tadinya muncul akan

kering dengan sendirinya dan akhirnya hilang setelah kurang lebih

sekitar 20 hari.

5. Setelah 10 sampai 21 hari setelah terkena infeksi virus cacar air

muncul gejala penyakit seperti sakit kepala, demam sedang dan

juga rasa tidak enak badan. Pada anak di bawah umur 10 tahun

biasanya tidak muncul gejala, sedangkan pada orang dewasa bisa

lebih parah gejalanya.

Pada anak-anak yang terkena cacar air biasanya tidak mengalami

kesulitan yang berarti untuk bisa cepat sembuh, namun pada orang

dewasa dan juga orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh dari

penyakit, maka penyakit cacar air bisa berakibat buruk dan bahkan

fatal. Komplikasi penyakit yang dapat terjadi akibat cacar air adalah

seperti :

1. Pnemounia yang diakibatkan virus lain

2. Ensefalitis atau infeksi pada otak

3. Peradangan pada jantung

4. Peradangan pada sendi

5. Peradangan pada hati

Cacar air bisa memunculkan infeksi bakteri stafilokokus jika

terjadi infeksi luka akibat garukan pada kulit yang gatal.Sakit cacar air
juga bisa saja menyebabkan pembengkaan kelenjar getah bening pada

leher bagian samping.Luka terbuka atau disebut ulkus yang terjadi

akibat papula yang pecah biasa terjadi di bagian mulut, saluran

pernapasan bagian atas, vagina, rectum dan kelopak mata. Jika terdapat

papula di pita suara dan saluran pernapasan atas akan mengakibatkan

gangguan pernapasan. Diagnosa dilakukan dengan melihat ruam pada

kulit dengan munculnya makula, papula, vesikel dan keropeng.


I.4 Klasifikasi atau Jenis Penyakit Cacar Air
Berikut klasifikasi penyakit berdasarkan penyebabnya :

1. Herpes Zoster adalah jenis penyakit herpes yang disebabkan

oleh virus Varicella Zozter, virus yang juga menyebabkan

penyakit cacar air, jadi penyakit herpes jenis ini bukan

penyakit herpes menular seksual seperti yang banyak orang

ketahui selama ini.

2. Herpes Simpleks adalah jenis penyakit herpes yang

disebabkan oleh virus simpleks atau virus HSV. Namun

herpes jenis ini dibedakan lagi dengan dua jenis virus yang

berbeda sehingga jenisnya pun berbeda yaitu :

a. Herpes Simpleks tipe 1 (herpes oral) yang disebabkan

oleh virus HSV 1

b. Herpes Simpleks tipe 2 (herpes genital) yang disebab

oleh virus HSV 2

II.5 Pengobatan
Sebenarnya penyakit cacar air dapat sembuh sendiri tanpa

pemberian pengobatan apapun. Pemberian terapi bersifat supotif sesuai


dengan gejala yang dialami oleh penderita. Contohnya apabila pasien

demam diberikan obat penurun demam. Anti-virus juga diberikan.

Menurut beberapa penelitian, pemberian anti-virus dapat mempercepat

penyembuhan, mencegah perkembangbiakan dari virus, dan

mengurangi gejala yang dialami penderita. Antibiotik juga diberikan

untuk mencegah infeksi sekunder yang masuk melalui kulit yang

sedang terluka. Penderita cacar air dapat mandi seperti biasa tetapi

harus berhati-hati agar tidak memecahkan bisul karena dapat menjadi

sumber infeksi sekunder.


Untuk pengobatan dari herpes zoster perlu diberikan obat-obatan

anti nyeri karena nyeri pada penyakit ini sering mengganggu. Selain itu

juga dapat diberikan anti-virus terutama pada orang-orang dengan

imunitas atau kekebalan tubuh yang rendah. Anti-virus bermanfaat

untuk mempercepat penyembuhan, mencegah perkembangbiakan virus,

mengurangi gejala yang dialami penderita, dan mengurangi resiko

tejadinya nyeri setelah herpes.Untuk mengurangi peradangan yang

disebabkan oleh virus ini, dapat juga menggunakan steroid.


Untuk pengobatan pada nyeri setelah herpes, perlu dilakukan

manajemen nyeri yang baik.Oleh karena itu, dapat diberikan obat-

obatan anti nyeri.Prinsipnya, pemberian anti-nyeri dimulai dari jenis

obat paling ringan dengan dosis terkecil dan ditingkatkan perlahan

hingga ke jenis obat yang lebih kuat.Selain obat-obat anti nyeri dapat

juga diberikan obat oles yang mengandung capcaisin dan obat anti
kejang.Kedua jenis obat tersebut terbukti dapat mengatasi nyeri setelah

herpes walaupun buka termasuk obat anti-nyeri.


II.6 Pencegahan
Untuk pencegahan penyakit ini dapat dilakukan pemberian

vaksinasi.Vaksin varicella sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12

bulan.Sebaiknya vaksin ini diberikan sebelum anak mulai masuk

sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak berusia 12 tahun,

maka vaksin perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara

pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan

penelitian, vaksin varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20

tahun seteleh divaksinasi. Di Indonesia sendiri, vaksin ini belum

menjadi salah satu vaksin yang disubsidi oleh pemerintah.


Pemberian vaksin efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit

varicella dan efektif 95% mencegah varicella yang berat.Akan tetapi,

sekitar 15-20% anak sehat yang diberikan vaksin ini tetap terkena

varicella. Jenis varicella yang dialami jenis yang ringan di mana tidak

ditemukan adanya demam, bisul pada kulit yang lebih sedikit, dan

keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu, varicella pada anak yang

sudah divaksinansi juga jarang menular kepada orang lain yang belum

terkena varicella.
Untuk mencegah tejadinya infeksi bakteri serta komplikasi akibat

serangan cacar air bisa dilakukan beberapa usaha berikut ini, antara

lain:

a. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan dengan

sabun
b. Memotong kuku yang panjang dan mengikir kuku yang tajam

c. Sering mandi atau mencuci kulit dengan sabun anti kuman

d. Memakai pakaian yang telah dicuci bersih dan kering serta nyaman

dipakai

e. Sering mengganti pakaian jika sudah dirasa kotor atau tidak

nyaman
II. HERPES

II.1 DEFINISI UMUM

Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan oleh virus

yang ditularkan melalui hubungan seks.Terkadang ditemukan juga pada

mulut penderita karena yang bersangkutan melakukan oral seks dengan

penderita herpes.

Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut: Herpes Simpleks,

Herpes Genitalis, Herpes Zoster

II.2 MACAM-MACAM HERPES

1. HERPES SIMPLEKS

a. Definisi

Herpes simpleks adalah infeksi akut yang

disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes

hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya

vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan

eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan

infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens.

b. Etiologi

Berdasarkan struktur antigeniknya dikenal 2 tipe

virus herpes simpleks:

1 . Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I)

Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan

biasanya disebutherpes simpleks saja, atau dengan


nama lain herpes labialis, herpesfebrilis. Biasanya

penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak

melalui udara dan sebagian kecil melalui kontak

langsung seperti ciuman, sentuhan atau memakai

baju/handuk mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai

pada tubuh bagian atas termasuk mata dengan rongga

mulut, hidung dan pipi; selain itu, dapat juga

dijumpai didaerah genitalia, yang penularannya lewat

koitusoro genital (oral sex).

2. Virus Herpes Sim pleks Tipe II (HSV II)

Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual,

tetapi dapat juga terjadi tanpa koitus, misalnya dapat

terjadi pada dokter gigi dan tenaga medik.Lokalisasi

lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah pusar,

terutama daerah genitalia lesi ekstra-genital dapat

pula terjadi akibat hubungan seksualorogenital.

c. Patofisiologi

Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak

langsung antara virus dengan mukosa atau setiap

kerusakan di kulit. Virus herpes simpleks tidak dapat

hidup di luar lingkungan yang lembab dan penyebaran

infeksi melalui cara selain kontak langsung kecil

kemungkinannya terjadi. Virus herpes simpleks


memiliki kemampuan untuk menginvasi beragam sel

melalui fusi langsung dengan membran sel. Pada infeksi

aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat

berkembang dengan biak, menghancurkan sel pejamu

dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi

sel-sel disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus

menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe

regional dan menyebabkan limfadenopati.

Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral

yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah

kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul

fase laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-

sel sensorik yang mempersarafi daerah yang terinfeksi

dan bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di

dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam

tanpa menimbulkan sitotoksisitas atau gejala pada

manusia.

d. Manifestasi Klinis

1. Inokulasi kompl e k s pri m e r (primary inoculation

complex). Infeksi primer herpes simpleks pada

penderita usia muda yang baru pertama kali

terinfeksi virus ini dapat menyebabkan reaksi

lokal dan sistemik yang hebat. Manifestasinya


dapat berupa herpes labialis. Dalam waktu 24

jam saja, penderita sudah mengalami panas

tinggi (39-40 oC ), disusul o leh pembesaran

kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir,

dan lekositosis di atas 12.000/mm3, yang 75-

80%berupa sel polimorfonuklear. Terakhir, bentuk

ini diikuti rasa sakit pada tenggorokan. Insidens

tertinggi terjadi pada usia antara 1-5 tahun.

Waktu inkubasinya 3-10 hari. Kelainan akan

sembuh spontan setelah 2-6 minggu.

2. Herpes gingivostomatiti s . Kebanyakan bentuk

ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa

muda. Manifestasi klinis berupa panas tinggi,

limfadenopati regional dan malaise. Lesi berupa

vesikel yang memecah dan terlihat sebagai

bercak putih atau ulkus. Kelainan ini dapat

meluas ke mukosa bukal, lidah, dan tonsil,

sehingga mengakibatkan rasa sakit, bau nafas

yang busuk, dan penurunan nafsu makan. Pada

anak-anak dapat terjadi dehidrasi dan asidosis.

Kelainan ini berlangsung antara 2-4 minggu.

3. Infeksi herpes kompleks di seminata. Bentuk

herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan


sampai 3 tahun, dimulai dengan herpes

gingivostomatitis berat. Jenis ini dapat mengenai

paru-paru dan menimbulkan viremia masif, yang

berakibat gastroenteritis disfungsi ginjal dan

kelenjar adrenal, serta ensefalitis.

Kematian banyak terjadi pada stadium viremia

yang berat.

4. Herpes genitalis (proge nital i s ). Infeksi primer

terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari.

Penularan dapat melalui hubungan seksual secara

genito-genital, orogenital, maupun anogenital.

Erupsinya juga berupa vesikel tunggal

atau menggerombol, bilateral, pada dasar kulit

yang eritematus, kemudian berkonfluensi,

memecah, membentuk erosi atau ulkus yang

dangkal disertai rasa nyeri. 31% penderita

mengalami gejala konstitusi berupa demam,

malaise, mialgia, dan sakit kepala; dan 50%

mengalami limfadenopati inguinal.

e. Penatalaksanaan Medis

Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan, maka

terapi ditujukan untuk mengendalikan gejala

dan menurunkan pengeluaran virus. Obat antivirus


analognukleosida merupakan terapi yang dianjurkan.

Obat-obatan ini bekerja dengan menyebabkan deaktivasi

atau mengantagonisasi DNA polymerase HSV yang pada

gilirannya menghentikan sintesis DNA dan replikasi

virus. Tiga obat antivirus yang dianjurkan oleh petunjuk

CDC 1998 adalak asiklovir, famsiklovir, dan

valasiklovir.Obat antivirus harus dimulai sejak awal

tanda kekambuhan untuk mengurangi dan mempersingkat

gejala. Apabila obat tertunda sampai lesi kulit muncul,

maka gejala hanya memendek 1 hari. Pasien yang

mengalami kekambuhan 6 kali atau lebih setahun

sebaiknya ditawari terapi supresif setiap hari yang dapat

mengurangi frekuensi kekambuhan sebesar 75%. Terapi

topical dengan krim atau salep antivirus tidak terbukti

efektif. Terapi supresif atau profilaksis dianjurkan untuk

mengurangi resiko infeksi perinatal dan keharusan

melakukan seksioses area pada wanita yang positif HSV.

Vaksin untuk mencegah infeksi HSV-2 sekarang sedang

diteliti.

f. Pencegahan

Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat

dengan jumlah pasangan seksual seseorang, membatasi

jumlah pasangan adalah langkah pertama menuju


pencegahan. Untuk menjaga dari penyebaran herpes, kontak

intim harus dihindari ketika luka pada tubuh. Gatal, terbakar

atau kesemutan mungkin terjadi sebelum luka berkembang.

Hubungan seksual harus dihindari selama waktu ini.

Herpes bahkan dapat menyebar ketika tidak ada luka atau

gejala. Untuk meminimalkan risiko penyebaran herpes,

kondom lateks harus digunakan selama semua kontak

seksual.Busa spermisida dan jeli mungkin menawarkan

perlindungan tambahan meskipun bukti mengenai hal ini

kontroversial.

Virus herpes juga dapat menyebar dengan menyentuh

luka dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh.Jika

Anda menyentuh luka, cuci tangan Anda dengan sabun dan

air sesegera mungkin. Juga, tidak berbagi handuk atau

pakaian dengan siapa pun.


2. HERPES GENITALIS

a. Definisi.

Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual

di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah

disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

b. Etiologi

Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.Ada 2 jenis

virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.HSV-2

biasanya ditularkan melalui hubungan seksual,

sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut.Kedua

jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi

kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama

bantalan kuku) dan bisa ditularkan kebagian tubuh

lainnya (misalnya permukaan mata).Luka herpes bisanya

tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita

juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang

ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau

cangkroid).

c. Patofisiologi.

Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah

terinfeksi.Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann

dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang

kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang


terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung

membentuk luka yang melingkar.Luka yang terbentuk

biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.

Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan

ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik

dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan

parut. Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak

membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih

lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya

dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak

badan. Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di

setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis

yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa

terbentuk di vulva dan leher rahim.Jika penderita

melakukan hubungan seksual melalui anus, maka

lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di

dalam rektum. Pada penderita gangguan sistem

kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes

bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya,

menetap selama beberapa minggu atau lebih

dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.

Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah

yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di


saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali

menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktivan

kembali di dalam saraf panggul.HSV-1 mengalami

pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan

menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi

kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah

tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan

memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya,

sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

d. Manifestasi Klinis.

Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada

tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer

dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya

kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV-2,

yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan

tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.

Berbagai macam manifestasi klinis:

Infeksi oro-fasial

Infeksi genital

Infeksi kulit lainnya

Infeksi okular

Kelainan neurologist

Penurunan imunitas
e. Penatalaksanaan.

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan

untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara

umum perlu diperhatikan, seperti: menjaga kebersihan

local dan menghindari trauma atau faktor pencetus.

Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes

simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam

dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun,

pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di

antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat,

maserasi kulit dapat juga terjadi. Meskipun tidak ada

obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda

akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala

dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini

akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner

seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital

adalah:

a) Asiklovir (Zovirus). Pada infeksi HVS genitalis

primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam

selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari

saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam

salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya


gejala dan ekskresi virus serta mempercepat

penyembuhan.

b) Famsiklovir. Adalah jenis pensiklovir, suatu analog

nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-

1 dan HSV-2.

c) Valasiklovir (Valtres). Adalah suatu ester dari

asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap

berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan

meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.

Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir

menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama

dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg

telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari

selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode

awal.

f. Pencegahan.

Untuk mencegah herpes genitalis adalah sama dengan

mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya

adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang

sangat menular pada waktu lesi ada.Cara terbaik untuk

mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas

seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya

satu orang yang bebas infeksi.


3. HERPES ZOSTER

a. Definisi.

Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan awam

populer atau lebih dikenal dengan sebutan dampa atau

cacar air. Herpes zoster merupakan infeksi virus yang akut

pada bagian dermatoma (terutama dada dan leher) dan saraf.

Disebabkan oleh virus varicella zoster (virus yang juga

menyebabkan penyakit varicella atau cacar/chickenpox.

b. Etiologi.

Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster.

virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk

ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas

162 sub unit proteinvirion yang lengkap dengan

diameternya 150200 nm, dan hanya virion yang terselubung

yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat

dihancurkan oleh bahan organic, deterjen, enzim proteolitik,

panas dan suasana Ph yang tinggi.Masa inkubasinya 1421

hari.

c. Patofisiologi

Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk ke

tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah

penggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan

multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan


pada kulit. Virua akan menjalar melalui serabut saraf sensorik

ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat

laten. Infeksi hasil reaktivasi virus varicella yang menetap di

ganglion sensori setelah infeksi chickenpox pada masa anak

anak. Sekitar 20% orang yang menderita cacar akan

menderita shingles selama hidupnya dan biasanya hanya

terjadi sekali. Ketika reaktivasi virus berjalan dari ganglion

ke kulit area dermatom.

d. Manifestasi Klinis

Pengobatan

1) Pengobatan topical

a. Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2%

atau bedak kocok kalamin untuk mencegah

vesikel pecah

b. Bila vesikel pecah dan basah, diberikan

kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau

kompres dingin dengan larutan burrow 3x

sehari selama 20 menit

c. Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat

diberikan salep antibiotic (basitrasin /

polysporin) untuk mencegah infeksi sekunder

selama 3x sehari.

2) Pengobatan sistemik.
Drug of choice-nya adalah acyclovir yang dapat

mengintervensi sintesis virus dan replikasinya.

Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun

dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri.

Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral.

Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua

pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki

efek yang kecil terhadap postherpetic

neuralgia.Antiviral lain yang dianjurkan adalah

vidarabine (AraA, ViraA) dapat diberikan lewat

infus intravena atau salep mata.Kortikosteroid dapat

digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan

efektif namun penggunaannya masih kontroversi

karena dapat menurunkan penyembuhan dan

menekan respon immune. Analgesik non narkotik

dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan

antihistamin diberikan untuk menyembuhkan

priritus.

e. Pencegahan.

Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang

dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin

berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit

sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif


usia lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus

herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen

selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen.

Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti

dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit

tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia

dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.


PENGOBATAN HERPES

No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

1. Analgetik Paracetamol

antipiretik. 500 mg/ tablet; Inhibisi Nyeri ringan Tablet: Reaksi alergi pada Alkohol, Phyto Kemo

Paracetamol 120 mg/ 5ml; nonkompetitif hingga Anak-anak: 3-4xsehari kulit, alergi silamg antikonvulsan, INH: Agung

Paracetamol (G) 100 mg/ drops sikloogsigenase. sedang, -1 tablet; Dewasa: 3-4x dengan salisilat, Meningkatkan Land

Nalgesik (P) Menangkap demam. sehari 1-2 tablet; Sirup: leucopenia, hepatotoksik; son

Lanamol (P) oksigen reaktif dan . Bayi: 3-4x sehari - sdt; neutropenia, Antikoagulan oral: Gratia

Hufagesic (P) radikal anak 2-5 thn: 3-4xsehari 1- panzitopeni, Dapat meningkatkan Winth

Panadol (P) hidroperoksid 2 sdt; anak 6-12 thn 3-4x nefropati efek Warfarin; rop, Sterling
yang diperlukan sehari 2-4 sdt. analgesik, Fenotiazin:
Sanmol (P) Sanbe Farma
untuk aktivasi. Drops: kerusakan hati Kemungkinan terjadi
Ottopan (P)
Anak usia 0-3 bln 3-4x yang berat dan Hipotermia Parah.
Paraco (P)
sehari 0,4 ml drops; anak mungkin letal.

usia 4-11 bln: 3-4x sehari


Paracetamol
0,8 ml drops; anak usia 12-
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

(BPJS) 23 bln: 3-4x sehari 1,2 ml

drops; anak 2-3 thn: 3-4x

sehari 1,6 ml drops; anak 4-

5 thn: 3-4x sehari 2,4 ml

drops.
Ibuprofen 200 Menghambat Mengurangi Tablet: Iritasi sal. Cerna, Antikoagu Sunthi Sepuri
Ibuprofen
mg, enzyme nyeri akibat Dewasa: 3-4x sehari 1-2 efek SSP, lan dan antitrombo Medifam
Ibuprofen (G)
Paracetamol siklooksigenase berbagai tablet setelah makan toksisitas hepar, tik: Meningkat Sanbe Farma
Aknil (P)
350 mg sehingga konversi penyebab, Suspensi: dan toksisitas kan ES perdarahan Guardi An
Axalan (P)
Ibuprofen 200 asam arakidonat peradangan, 3-4x sehari, Dewasa: 2 sdt ginjal. saluran cerna; Pharmatama
Bufec (P)
mg, menjadi PGG2 rematik, atau 1 sdt suspensi forte; Aspirin: Meningkat
Otto
Iremax (P)
Paracetamol terganggu demam. Anak-anak: 20mg/KgBB kan ES &
Pharos
Ostarin (P)
325 mg suspensi/suspensi forte dalam menurunkan efek
Proris (P) dosis terbagi tidak dianjurkan kardiopro
Ibuprofen

100mg - pemakaian untuk anak <1thn. tektif dari aspirin;


Ibuprofen Litium meningkat
200mg/ 5 ml
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

(BPJS) suspensi kan konsentrasi

Ibuprofen 200 litium dalam plasma

mg, & serum dapat

Paracetamol menurunkan klirens.

400 mg

Ibuprofen 200

mg; 400

mg/kaplet;

100mg;200mg/

5 ml suspensi.

Ibuprofen 100

mg/ tab.

kunyah,

200mg/kaplet,

100mg/5 ml
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

suspensi;

200mg/5ml

sirup forte. 125

mg suppo.
2. Antivirus Tiap tablet Merupakan analog Infeksi HSV- Non genital herpes : Pemberian oral : Probenesid Hexa

Acyclovir mengandung guanosin yang 1 dan HSV-2 Dewasa 200 mg 5 kali Malaise, sakit meningkat- kan pharm

Asiklovir (G) Acyclovir 200 menghambat baik lokal sehari selama 5 hari. kepala, mual, waktu paruh rata- Medikon

Azovir (P) mg atau sintesa DNA dan maupun Pada penderita muntah, diare. rata dan kadar obat Prima

Clinovir (P) Acyclovir 400 replikasi virus sistemik dan immunocompromised 400 Pemberian dalam plasma. Pharos

Clopes (P) mg dengan cara infeksi mg 5 kali sehari selama 5 parenteral : Metiska

berkompetisi Varisela, hari. Bintik merah, Kalbe farma


Danovir (P)
Salep Kulit dengan deoxy Herpes zoster Untuk anak dibawah 2 thn bengkak, gatal,
Berlico
Licovir (P)
mengandung guanosine dari dosis dewasa. mual, muntah,
Matrovir (P) Konimex
Acyclovir 5 % triphosphat DNA Profilaksis serangan pada peningkatan
Scanovir (P) Tempo Scan
polymerase vitus penderita pemeriksaan
Vircovir (P) Pacific
Salep Mata dan bergabung ke immunocompromised 200- fungsi liver,
Corsa
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

Virdam (P) mengandung DNA virus 400 mg 4 kali sehari. peningkatan nilai Pyridam

Virpes (P) Acyclovir 3 % BUN, kreatinin, Bernofarm

Herpes genital: gagal ginjal akut

Asiklovir Initial episode, 400 mg 3

(BPJS) kali sehari atau 200 mg 5 Pemberian

kali sehari selama 7-10 hari. topical :

Recurrent episode, 200 mg 5 Dermatologic

kali sehari atau 400 mg 3 (nyeri ringan, rasa

kali sehari selama 5 hari terbakar, rasa

(episodic therapy), 400 mg panas, pruritus)

2 kali sehari selama

maksimal 1 tahun

(suppressive therapy)

Genital HSV (Herpes

Simpleks Virus) pada


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

kehamilan :

Initial episode pada

trimester pertama dan kedua

200 mg 5 kali sehari selama

5 hari.

Recurrent episode, 400 mg 3

kali sehari atau 200 mg 4

kali sehari mulai dari

minggu ke-36 sampai

dengan kelahiran

(suppressive therapy)

Herpes genital pada

penderita HIV :

Initial episode, 400 mg 5

kali sehari selama 7-10 hari,


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

pada kasus yang parah 5-10

mg/kg BB secara intravena

tiap 8 jam selama 2-7 hari.

Recurrent episode, 200 mg 5

kali sehari selama 7 hari

atau 400 mg 5 kali sehari

selama 5 hari (episodic

treatment), 400-800 mg 2-3

kali sehari (suppressive

treatment)

HSV pada neonatus

10-20 mg/kg BB secara

intravena 3 kali sehari

selama 21 hari pada infeksi

yang tealah menyerang SSP,


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

dan 14 hari pada kasus

infeksi yang terlokalisir

pada kulit, mata,mulut.

300 mg/m2 sebanyak 2-3

kali jika terjadi infeksi

ulangan (suppressive

therapy)

Dewasa 800 mg 5 kali

sehari selama 7 hari

Pengobatan varicella dan

herpes zoster:

Anak varicella 20 mg/kg BB

(max 800 mg) 4 kali sehari

selama 5 hari

Dibawah 2 thn 200 mg 4


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

kali sehari.

2-5 thn 400 mg 4 kali sehari.


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

Valasiklovir Tiap Kaplet Merupakan analog Pengobatan Herpes genital Sakit kepala, Simetidin Glaxo

Valasiklovir (G) mengandung guanosin yang herpes zozter, Initial episode 0,5-1 g 2 kali mual, nyeri Wellcome

Herclov (P) 500 mg menghambat herpes sehari selama 7 hari. abdominal, Sanbe Farma

Valterx (P) Valasiklovir sintesa DNA dan simpleks Recurrent episode, 500 mg 2 depresi,

replikasi virus pada kulit, kali sehari selama 3-5 hari dismenorea,

dengan cara membran atau 1g perhari selama 5 peningkatan nilai

berkompetisi mukosa hari (episodic therapy), 500 AST pada liver,

dengan deoxy termasuk mg-1 g perhari untuk pasien artalgia, agitasi,

guanosine herpes genital dengan serangan ulangan alopesia, anemia,

triphosphat DNA dan rekuren. lebih dari 9 kali pertahun peningkatan nilai

polymerase vitus (suppesive therapy) kreatinin,

dan bergabung ke Genital HSV pada kurangnya

DNA virus, kehamilan kesadaran, diare,

memiliki Initial episode pada encelopati, edema

bioavaila-bilitas trimester pertama dan kedua pada wajah,

yang lebih baik halusinasi


No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

dan frekuensi 500 mg 2 kali sehari selama

pemberian yang 5 hari

lebih sedikit Recurrent episode, 500 mg 2

kali sehari selama 5 hari

Khasiat dan (suppressive therapy)

pengguanaannya Herpes genital pada

sama dengan penderita HIV

idoksuridin,kerjan Initial episode, 1 g 2 kali

ya lebih cepat dan sehari selama 10 hari.

ternyata lebih Recurrent episode, 500 mg 2

efektif kali sehari selama 3-5 hari

dibandingkan atau 1 gram 2 kali sehari

dengan idoksuridin selama 5 hari (episodic

treatment), 500 mg 2 kali

Berkhasiat sehari (suppressive therapy.

virusstatik
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik

terhadap sejumlah Tetes mata 0,1 % siang hari

virus DNA antara 1-2 tetes tiap 2 jam, malam

lain HSV, cacar air. hari tiap 4 jam

Seperti zat-zat Tetes mata 0,1 % siang hari

nukleosida lainnya satu tetes tiap 1 jam, malam

didalam sel hari setiap 2 jam atau salep

difosforilasi mata 0,2 % sampai 3-5 hari

menjdi trifosfat setelah penyembuhan

yang aktif . dengan

dimasukkannya zat

ini kedalam DNA

virus sebagai

pengganti

Thymidin,

replikasi virus

dikacaukan
No Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat Pabrik
III. CAMPAK

III.1 PENGERTIAN CAMPAK

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa

latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan

sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar)

atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus

yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,

konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik

merah di kulit (ruam kulit).

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli,

yaitu :

a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di

tandai dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium

erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan

demam, konjungtivitis dan bercak koplik.

b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai

dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak

ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi.

c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara

dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan.

III.2 MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK

III.2.I Masa inkubasi


Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 20

hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium,

yaitu :

1. Stadium Kataral atau Prodromal

Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-

batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul

bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi

gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak

putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah

kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap

penyakit campak.

2. Stadium Erupsi

Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas

tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul

timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3 7 hari

demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah

belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka,

dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak

3. Stadium Konvalensi atau penyembuhan

Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan

yang disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri.

panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.

III.2.2 Diagnosis penyakit campak


Diagnosis dapat di tegakkan dengan :

a. anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti

adanya kontak dengan penderita) yaitu :

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak)

batukPilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding

morbili (artinya kemungkinan penyakit lain yang mirip

campak, misal : german measles, eksentema subitum,infeksi

virus lain).

2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.

3. Dapat disertai diare dan muntah.

4. Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) :

Epitaksis, petekie, ekimosis.

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita

morbili(1atau 2minggu sebelumnya) dan belum pernah

vaksinasi Campak.

b. Gejala klinis

Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :

1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin

hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda

nasofaringitis dan konjungtivitis.

2. Pada umumnya anak tampak lemah

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium

kataral)
4. Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam

makulopapular yang munculnya mulai dari belakang

telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka dan

kemudian ke seluruh tubuh.

c. Pemeriksaan laboratorium. Meliputi :

1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni,

Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai

limfositosis relative.

2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination

inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan

adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah

timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.

d. Biakan virus ( mahal )

Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel

darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala

sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama

masa demam campak) merupakan sumber yang memadai untuk

isolasi virus. selama stadium prodromal, dapat terlihat sel

raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung.

III.3 CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

CAMPAK

III.3.1 Cara Penularan


Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan

kontak, yakni karena menghirup Percikan ludah (droplet) dari

hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau

campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup

virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.

Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari

sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa

inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah

campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra-

sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita

campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit

ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,

infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari

ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

1. Bayi berumur lebih dari 1 tahun

2. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

3. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi

kedua.

II.3.2 Cara Pencegahan Penyakit Campak

a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah

munculnya faktor predisposisi/resiko terhadap penyakit

Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak

yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar

tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit

Campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting

peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan

yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan

kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.

b. Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang

termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena

Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak.

Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk

mengeliminasi faktor-faktor tersebut.

b.1. Penyuluhan

Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan

mengenai pengetahuan mengenai Campak. Disamping

kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada

anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko

tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan.

Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien


campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor

yang berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-

upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara

umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak

b.2. Imunisasi

Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit

campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin

yaitu diberikan pada bayi berumur 9 15 bulan. Vaksin

yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin

hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan

secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak

boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC

yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak

dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen

yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin

monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan

vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.

Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin

harus pada temperature antara 2C - 8C atau 4C, vaksin

tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah

rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah

dibuka hanya tahan 4 jam.

b .3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan

seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun

waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak

untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari

penularan lingkungan sekitar.

c. Pencegahan Sekunder

Pencegahansekunderadalah upaya untuk mencegah atau

menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-

tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk

pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif

Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder

adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang

telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk

mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan

pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan

untuk mencegah kemungkinan terjadinya

komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang

peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien

berobat.

d. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah

kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan

antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi


kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin

bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini

diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan

dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan

komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan

penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang

dilakukan adalah :

1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik

2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan

3. 3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan

memanfaatkan keadaan hidup dengan komplikasi

kronik.

Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar

disiplin terkait juga sangat diperlukan, terutama di rumah

sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

III.4 PENANGGGULANGAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT

CAMPAK

III.4.1 Penanggulangan Campak

Pada sidang CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996

menyimpulkan bahwa penyakit Campak dapat dieradikasi,

karena satu-satunya pejamu/ reservoir campak hanya pada

manusia serta tersedia vaksin dengan potensi yang cukup tinggi


yaitu effikasi vaksin 85% dan dirperkirakan eradikasi dapat

dicapai 10 15 tahun setelah eliminasi.

World Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa

tahapan dalam upaya eradikasi (pemberantasan) penyakit Campak

dengan tekanan strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap

yaitu :

a. Tahap Reduksi

Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :

1. Tahap Pengendalian Campak

Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan

cakupan imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi

tambahan di daerah dengan morbitas campak yang

tinggi. Daerah ini masih merupakan daerah endemis

campak, tetapi telah terjadi penurunan insiden dan

kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak

menunjukkan 2 puncak setiap tahun.

2. Tahap Pencegahan KLB

Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi 80%

dan merata,terjadi penurunan tajam kasus dan kematian,

insidens campak telah bergeser kepada umur yang lebih

tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.

b. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi 95% dan daerah-daerah

dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil

jumlahnya, kasus campak sudah sangat jarang dan KLB

hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan

(tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imunisasi

campak.

c. Tahap Eradikasi

Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus

Campak sudah tidak ditemukan.

Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun

1998, menetapkan kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO),

Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak

(RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups

(TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan

bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi

dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas

untuk mencapai reduksi Campak tersebut adalah:

a. Imunisasi rutin pada bayi 9 11 bulan (UCI Desa 80)

b. Imunisasi tambahan (suplemen)

c. Surveilans (surveilan rutin, system kewaspadaan

dinidan respon kejadian luar biasa).


d. Penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa

Setiap kejadian luar biasa harus diselidiki dan dilakukan

penanggulangan secepatnya yang meliputi pengobatan

simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika

bila terjadi komplikasi, pemberian vitamin A dosis

tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan

imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat,

sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.

e. Pemeriksaan laboratorium

III.4.2 Pengobatan Penyakit Campak

Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat

jalan.Sehingga pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu

memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya

saja dalam hal ini :

a. anak memerlukan istirahat di tempat tidur

b. kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat

diberikan antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10

mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam

c. ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg

tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.

d. Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu

e. narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.


f. Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C.

Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.

Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Vitamin

A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)

Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o

Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o

Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu

kemudian bila telah didapat tanda defisiensi vitamin A.

Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin A

ditambah dengan 1500 IU tiap hari.

g. Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan

kalori)
PENGOBATAN CAMPAK

Nama Obat dan


No Indikasi Mekanisme kerja Efek samping Dosis
Golongan
1. Analgetik

antipiretik Nyeri akibat berbagai Inhibisi reversible Iritasi sal. Cerna, efek 1200-1600 mg

penyebab, peradangan, siklooksigenase SSP, toksisitas hepar,

Ibuprofen rematik, demam. dan toksisitas ginjal.

Ibuprofen (G)

Bufec (P)

Bunofa (P)

Dofen (P)

Dolofen (P)

Ibufen (P)

Profen (P)

Inhibisi nonkompetitif Reaksi alergi pada Bayi : 125mg rectal.


Paracetamol Nyeri ringan hingga sikloogsigenase. kulit, alergi silamg 1-5 thn :

Paracetamol (G) sedang, demam. Menangkap oksigen dengan salisilat, 250 mg rectal.

Nalgesik (P) reaktif dan radikal leucopenia,neutropeni 5-12 thn :

Lanamol (P) hidroperoksid yang a, panzitopenia, 500 mg rectal.

Ottopan (P) diperlukan untuk nefropati analgesik, Dewasa:

Nasamol (P) aktivasi. kerusakan hati yang 500mg oral atau

Calapol (P) berat dan mungkin 1000mg rectal sampai

Cupanol (P) letal. 3x sehari

Flumin (P)

Pamol (P)

Panadol (P)

Sanmol (P)
2. Antibakteri

Penicillin V infeksi kulit Mekanisme kerja adalah Reaksi alergi berupa Dewasa : 500 mg tiap

Penisilin (G) infeksi pernafasan, berdasarkan urtikaria, demam, 6 jam


Fenocin acta (P) demam kemampuannya nyeri sendi, Di bawah 1 thn : 62,5

Fenoksimetil (P) menghambat sintesa leucopenia, mg tiap 6 jam

ProkainBenzil(P) dinding sel bakteri trombositopenia dan 1-5 thn : 125 mg tiap

Benzatin (P) diare 6 jam

6-12 thn : 250 mg tiap

Eritromisin Infeksi saluran Merupakan golongan 6 jam

Erythromycin (G) pernafasan, infeksi makrolida yang bersifat Mual, muntah, nyeri

Erythromycin kulit bakterisida atau perut, diare, urtikaria, Anak 8 thn-dewasa :

(Kifa) (P) bakteriostatika ruam dan reaksi alergi 250-500 mg tiap 6

Erythromycin tergantung konsentrasi lainnya, gangguan jam atau 0,5-1 g tiap

(Infa) (P) dan jenis mikrobanya pendengaran yang 12 jam, infeksi berat

Trovilon (P) reversible, ikterus dinaikkan hingga 4

Erythromycin kolestatik, gangguan g/hari.

(Infa) (P) jantung (aritmia dan Anak-2 tahun : 125

nyeri dada) mg tiap 6 jam, infeksi


Amoksisilin Termasuk golongan berat dosis dapat

Amoxicillin (G) Infeksi kulit dan penisilina. Mekanisme Mual, diare, ruam, diganda

Kemocillin (P) jaringan lunak, infeksi kerja berdasarkan kadang-kadang terjadi kan.

Omemox (P) saluran pernafasan, kemampuannya kolitis

Inamox (P) infeksi saluran kemih, menghambat sintesa 250-500 mg tiap 8

Bintamox (P) influenza. dinding sel bakteri jam

Camoksil (P)

Kotrimoksazol Trimetoprim dan

Cotrimoxazole (G) sulfametoksazol bekerja Mual, muntah, ruam,

Ulfaprim (P) infeksi saluran sebagai bakteriostatik gangguan darah

Ottoprim (P) pernafasan, infeksi dan kombinasinya (neutropenia,

saluran kemih, Infeksi menghasilkan daya kerja trombositopenia,agran

kulit dan jaringan bakterisid dengan ulositosis), reaksi Oral : 960 mg per hari

lunak menghambat kerja enzim alergi, diare, anorexia, tiap 12 jam (dewasa)
yang diperlukan untuk artalgia dan mialgia, 120 mg tiap 2 jam per

sintesa asam folat pada anemia hari (bayi 6 minggu-5

mikroorganisme bulan)

240 mg (bayi 6 bln-5

tahun)

480 mg (6-12 tahun)


3. Antikonvulsan

Fenobarbital (G) Bekerja dengan Hangover, eksitasi Dewasa= 15-40 mg,

meninggikan nilai paradoksal, rasa nyeri, 2-3 kali sehari.

ambang konvulsi alergi.


IV.4 DEMAM BERDARAH DENGUE

IV.4.1 Pengertian

Demam berdarah dengue merupakan salah satu bentuk klinis dari penyakit

akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis dan

infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah

dengue.Dengue merupakan penyakit dari daerah tropis yang dapat ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti, nyamuk ini merupakan nyamuk rumahan yang mengigit pada

siang hari (Hardinegoro, dkk., 2001, Ester monica, 1999).

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang dapat menyerang anak-

anak dan orang dewasa dengan gejala utama berupa demam, nyeri otot dan sendi

yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Hendrawanto, 1996).

IV. 4.2 Etiologi

Demam Dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh

virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang

sekaran dikenal sebagai genus Flavivirus, familiFlafifiridae, dan mempunyai 4 jenis

serotip, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Di Indonesia pengamatan virus

dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa Rumah Sakit menunjukkan

keempat serotipe di temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN 3

merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan

manifestasi klinik yang berat (Hadinegoro, dkk., 2001).


Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau

4 serotip selama hidupnya. Keempat serotip virus dengue dapat ditemukan di

berbagai daerah di Indonesia (Depkes RI, 2011).

Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan

dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan bintik-

bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes aegyptijantan

mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan

yang betina menghisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari

pada binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari.

Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 09.00-10.00) sampai petang hari (pukul

16.00-17.00). Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali

untuk memenuhi lambungnya denagn darah. Dengan demikian, nyamuk ini sangat

infektif sebagai penular penyakit. Setelah menghisap darah, nyamk ini hinggap

(beristirahat) di dalam atau di luar rumah. Tempat hinggap yang disenagi adalah

benda-benda yang tergantung dan biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab.

Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya . selanjutnya nyamuk betina

akan meletakkan telurnya didinding tempat perkembangbiakan, sedikit diatas

permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari

setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi

nyamuk dewasa (siregar, 2004).


IV. 4.3 Epidemiologi

Demam berdarah dengue pada orang dewasa dilaporkan pertama kali oleh

swandana (1979) yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar ke seluruh

Indonesia (Hadinegoro, dkk., 2001). Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan

penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, yaitu :

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

2. Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali

3. Tidak ada kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis, dan

4. Peningkatan sarana transportasi

Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama disetiap tempat,

maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap tempat (Hadinegoro, dkk,

2001, Hendrawanto, 1996).

Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk ini membawa virus dengue ketika menghisap darah orang yang sakit
Demam Berdarah Dengue atau tidak sakit dalam darahnya terdapat virus dengue.

Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber

penularan penyakit demam berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7

hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular,

maka virus dalam darah ikut terhisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya

virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk

tersebut termasuk dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap

darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (fase

inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan terus berada dalam tubuh nyamuk sepanjang

hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue

itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap

kali nyamuk mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis) agar darah yang

dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari

nyamuk ke orang lain (siregar, 2004).

IV.4.4 Patofisiologi

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan

membedakan demam dengue dan demam berdarah dengue ialah meningginya

permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktoksin, histamine dan

serothin serta aktivitas sistim kalikrein yang berakibat ekstravasosi cairan

intravascular. Hal ini mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya

hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan syok. Plasma merembes


selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai

puncaknya pada saat syok (Hendrawanto, 1996).

Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme

imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom

renjatan dengue. Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD

adalah :

1. Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses

netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang

dimediasi antibodi. Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat

replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut dengan antibodi

dependentenchancement (ADE)

2. Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon

imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi Thelper yaitu TH1 akan

memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin. Sedangkan TH2

memproduksi IL-4, IL-5, IL- 6, dan IL-10

3. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi

antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus

dan sekresi sitokin oleh makrofag

4. Aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan

C5a.

Kurane dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan peneliti

lain; menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang
memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di

makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T

helper dan T sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma.

Interferon gamma akan mengaktivasi monositsehingga disekresi berbagai mediator

inflamasi seperti TNF-, IL-1, PAF (platelet activatingfactor), IL-6, dan histamin

yang mengakibatkan terjadinya disfungsi endotel dan terjadi

kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks

virusantibodi yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.

Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :

1. Supresi sumsum tulang

2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (<5 hari) menunjukkan

keadaan hiposeluler dansupresi megakariosit. Setelah keadaan nadirtercapai akan

terjadi peningkatan hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar tromobopoietin

dalam darah pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukkan kenaikan. Hal ini

menunjukkan terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme

kompensasiterhadap keadaan trombositopenia. Destruksi trombosit terjadi melalui

pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibodi VD, konsumsi trombosit selama

proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi trombosit terjadi

melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar b-tromboglobulin

dan PF4 yang merupakan pertanda degranulasi trombosit.


Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang

menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya

koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium IVI dan IV.

Aktivasikoagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur

intrinsik (tissue factorpathway). Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi faktor

Xia namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex) (Suhendro,

et.al., 2006).

IV.4.5 Gejala utama

1. Demam Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung selama 2 7

hari, naik turun (demam bifosik) yang ditandai dengan beberapa manifestasi klinis

seperti nyeri kepala, nyeri retro-orbital, myalgia / arthralgia, ruam kulit. Kadang

kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40 C dan dapat terjadi kejan demam.

Akhir fase demam merupakan fase kritis pada demam berdarah dengue. Pada saat

fase demam sudah mulai menurun dan pasien seajan sembuh hati hati karena

fase tersebut sebagai awal kejadian syok, biasanya pada hari ketiga dari demam

(Hadinegoro, dkk., 2001, Ester monica, 1999).

2. Tanda tanda perdarahan Penyebab perdarahan pada pasien demam berdarah

adalah vaskulopati, trombosipunio gangguan fungsi trombosit serta koasulasi

intravasculer yang menyeluruh. Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan

bawah kulit seperti retekia, purpura, ekimosis dan perdarahan conjuctiva. Retekia

merupakan tanda perdarahan yang sering ditemukan. Muncul pada hari pertama
demam tetepai dapat pula dijumpai pada hari ke 3,4,5 demam. Perdarahan lain

yaitu, epitaxis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis (Hadinegoro, dkk.,

2001).

3. Syok Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang

setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan

tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengankongesti kulit. Perubahan ini

memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari perembasan

plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Pada kasus berat, keadaan

umum pasien mendadak menjadi buruk setelah beberapa hari demam pada saat

atau beberapa saat setelah suhu turun, antara 3 7, terdapat tanda kegagalan

sirkulasi, kulit terabab dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki,

sianosis di sekitar mulut, pasien menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai

tidak teraba. Pada saat akan terjadi syok pasien mengeluh nyeri perut

(Hadinegoro, dkk., 2001, soedarmo, et.al,2002).

Pemeriksaan laboratorium :

1. Darah Pada demam berdarah dengue umum dijumpai trobositopenia (<100.000)

dan hemokonsentrasi uji tourniquet yang positif merupakan pemeriksaan penting.

Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya

memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukan masa perdarahan biasanya

memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukan penurunan faktor IV, V, VIV, IX,

dan X. Pada pemeriksaan kimia darah hipoproteinemia, hiponatremia, dan

hipokloremia.
2. Urine,ditemukan albuminuria ringan

3. Sumsum Tulang,gangguan maturasi

4. Serologi

a. Uji serologi memakai serum ganda

Serum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan

antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali termasuk dalam uji ini

pengikatan komplemen (PK), uji neutralisasi (NT) dan uji dengue blot.

b. Uji serologi memakai serum tunggal

Ada tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue uji dengue yang

mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya uji Ig M

antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas Ig

M(Hadinegoro, dkk., 2001, Hendrawanto, 1996, Ester monica, 1999, Mansjoer,

dkk., 1999).

IV.4.6 Diagnosis

Diagnosis demam berdarah ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut

WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.

1. Kriteria Klinis

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus

selama 2 7 hari.

b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :

1. Uji tourniquet positif

2. Retekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi.


3. Hemetamesis dan atau melena.

c. Pembesaran hati

d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,

kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.

2. Kriteria Laboratoris

a. Trombositopenia (100.000 sel/ mm3atau kurang)

b. Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20% atau lebih

Dua kriteria pertama ditambah trombositopemia dan hemokonsentrasi atau

peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam

berdarah dengue(Hadinegoro, dkk., 2001).

Derajat Penyakit (WHO, 1997)

Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi ialah

uji tourniquet positif.

Derajat IV Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau

perdarahan lain.

Derajat IVI Didapatkan kegagalan sirekulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan

mulut, kulit dingin atau lembab dan penderita tampak gelisah.

Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak

terukur(Hadinegoro, dkk., 2001, Ester monica, 1999).

IV.4.7 Penatalaksaan

Pengobatan demam berdarah dengue bersifat simptomatik dan suportif yaitu

pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat
diberikan oleh karena muntah atau nyeri perut yang berlebihan maka cairan intravena

perlu diberikan. Pengobatan yang bersifat simptomatis :

1. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es dikepala, ketiak, dan pangkal

paha.

2. Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron.

3. Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.

Cairan pengganti :

1. Larutan fisiologis NaCl

2. Larutan Isotonis ringer laktat

3. Ringer asetat

4. Glukosa 5% (Hadinegoro, dkk., 2001, Hendrawanto, 1996, Ester monica 1999)

Fornas BPJS

Sub kelas terapi/ nama


Fasilitas kesehatan
Kelas Peresepan
generik / sediaan/ kekuatan
terapi TK 1 TK 2 TK 3 maksimal
dan restriksi penggunaan
ANALGESIK NON-NARKOTIK
1
Acetaminophen
1. Tablet 500 mg 30tab/bulan
2. Sirup 120 mg/ 5ml 2 btl/kasus

3. Drops 100mg/ml 1 btl/ kasus

4. Inf. 10 mg/mL 1 btl/ kasus

PARENTERAL

Larutan mengandung Asam Amino

Larutan mengandung Elektrolit

Larutan mengandung Karbohidrat

IV.4. 8 Pencegahan

Memutuskan rantai penularan dengan cara :

1. Menggunakan insektisida :

a. Malathion (adultisida) dengan pengasapan

b. Temephos (larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih.

2. Tanpa Insektisida :

a. Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih minimal 1x

seminggu.

b. Menutup tempat penampungan air rapat rapat.

c. Membersihkan halaman rumah dari kaleng kaleng bekas, botol botol

pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang(faith dan

cathrina, 2005).
V.1 CANDIDIASIS

V.I.1 Defenisi

Candisiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida.

Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada

berbagai permukaan tuuh manusia dan hewan. Dalam keadaan tertentu

Candida menjadi pathogen dan menyebabkan penyakit yang disebut

candidiasis. Adakalanya, dalam medium pembiakan khamir ini tumbuh dalam

membentuk meselium-semu sehingga menampakkan dirinya sebagai kapang.

Hal ini tampak dari kelompok khamir candida spp sebagai candida albicans.

Candida spp dikenal sebagai fungi dimorfik yang secara normal ada pada

saluran pencernaan, saluran pernafasan atas.

Penyakit candidiasi terbagi atas 2, yaitu:

1. Candidiasis pada oral

2. Candidiasis pada kelamin

V.2. Etiologi

1. Candidiasis pada oral

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut

berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida

sp, dimana Kandida albikan merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab

utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada

tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan

disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili
Deutromycetes, dan tujuh diantaranya (C.albicans, C. C. tropicalis, C.

parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii) dapat

menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi

dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi

oportunistik.Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut

orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-

65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang

mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut

yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS. Kandidiasis

oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita. Meningkatnya

prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok

penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi

maligna. Odds dkk ( 1990) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari

6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis.

2. Candidiasis pada kelamin

Candidiasis pada kelamin disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Jamur ini secara normal hidup di dalam kulit atau usus. Dari sini jamur bisa

menyebar ke alat kelamin. Candida biasanya ditularkan melalui hubungan

seksual. Namun lebih sering terjadi terutama karena meningkatnya

pemakaian antibiotik, pil KB dan obat-obat lainnya yang menyebabkan

perubahan suasana vagina sehingga memungkinkan pertumbuhan

Candida.Kandidiasis lebih sering ditemukan pada wanita hamil atau wanita


dalam siklus menstruasi dan pada penderita kencing manis.Selain itu,

pemakaian obat (misalnya kortikosteroid atau kemoterapi untuk kanker) dan

penyakit yang menekan sistem kekebalan (misalnya AIDS) juga

mempermudah terjadinya penyakit ini.

V.3 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis

1. Candidiasis pada oral

a. Kandidiasis akut

Kandidiasis akut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Kandidiasis Pseudomembranosus Akut

Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga sebagai

thrush, pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini tampak sebagai

plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru,

terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat

dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar. Pada umumnya

dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita

kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut.

Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan sistem

imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi

kortikosteroid, dan menerima kemoterapi. Diagnosa dapat

ditentukan dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau

pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari kerokan jaringan.


Gambar 10. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut pada lidah dan

mukosa bukal

2) Kandidiasis Atropik Akut

Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral

mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang

rata. Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik spektrum luas,

terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu

keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus dan

Kandida albikan. Antibiotik yang dikonsumsi oleh pasien

mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan Kandida

tumbuh subur.Pasien yang menderita Kandidiasis ini akan

mengeluhkan sakit seperti terbakar.


Gambar 11. Kandidiasis Atropik Akut

b. Kandidiasis Kronik

Kandidiasis kronik dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Kandidiasis Atropik Kronik

Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa

palatum maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan

menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari

infeksi Kandida.6,18 Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh

pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai

gigi tiruan selagi tidur.

Gambar 12. Kandidiasis Atropik Kronik


2) Kandidiasis Hiperplastik Kronik

Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah

berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan

beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi

displasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai Kandida

leukoplakia. Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat dihapus,

sehingga diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Kandidiasis ini

paling sering diderita oleh perokok.

Gambar 13. Kandidiasis Hiperplastik Kronik

3) Median Rhomboid Glositis

Median Rhomboid Glositis adalah daerah simetris kronis di anterior

lidah ke papila sirkumvalata, tepatnya terletak pada duapertiga

anterior dan sepertiga posterior lidah.Gejala penyakit ini

asimptomatis dengan daerah tidak berpapila.


Gambar 14. Median Rhomboid Glositis

4) Keilitis Angularis

Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut

mulut, dapat bilateral maupun unilateral.Sudut mulut yang terkena

infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika

membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita

defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi.

Gambar 15. Angular Cheilitis

2. Candidiasis pada kelamin

a. Vulvovaginal Kandidiasis
Pada wanita mungkin ada pembakaran, gatal dan menyengat masuk

vagina. Kadang-kadang ini disertai dengan krim keju putih seperti

vagina.Mungkin ada rasa sakit selama hubungan seksual dan stinging

pada buang air kecil.Kasus berat mungkin muncul dengan merah dan

bengkak vagina dan vulva, mengalir atau fissured dan retak kulit sekitar

vulva, pendarahan dll.

Gambar 16. Vulva dan vaginal candida - thrush

b. Penis Kandidiasis

Kandidiasis penis atau balanitis memanifestasikan sebagai bengkak dan

gatal ruam atas penis terutama atas kelenjar penis atau ujung

penis.Infeksi dapat menyebar ke groins dan lipatan kulit lainnya juga.

Kadang-kadang alergi terhadap candida juga dapat terjadi. Ini mengarah

ke bintik-bintik merah, gatal segera setelah kontak dengan sebuah area

yang terinfeksi.
Gambar 17. Penis candidiasis

V.4 Pengobatan

1. Candidiasis pada oral

Pada pasien yang kesehatan tubuhnya normal, seperti perokok dan

pemakai gigi tiruan, perawatan kandidiasis oral relatif mudah dan efektif,

namun pasien yang mengkonsumsi antibiotik jangka panjang, dan pasien

dengan sistem imun tubuh rendah yang mendapat perawatan kemoterapi

dimana infeksi jamur mau tidak mau akan timbul, maka perawatan

kandidiasisnya lebih spesifik. Adapun perawatan kandidiasis oral yaitu

dengan menjaga kebersihan rongga mulut, memberi obat- obatan antifungal

baik lokal maupun sistemik, dan berusaha menanggulangi faktor

predisposisi, sehingga infeksi jamur dapat dikurangi.

Kebersihan mulut dapat dijaga dengan menyikat gigi maupun

menyikat daerah bukal dan lidah dengan sikat lembut. Pada pasien yang

memakai gigi tiruan, gigi tiruan harus direndam dalam larutan pembersih

seperti Klorheksidin, hal ini lebih efektif dibanding dengan hanya meyikat
gigi tiruan, karena permukaan gigi tiruan yang tidak rata dan poreus

menyebabkan Kandida mudah melekat, dan jika hanya menyikat gigi tiruan

tidak dapat menghilangkannya.

Pemberian obat-obatan antifungal juga efektif dalam mengobati

infeksi jamur. Terdapat dua jenis obat antifungal, yaitu pemberian obat

antifungal secara topikal dan sistemik. Pengobatan antifungal topikal pada

awal abad 20 yaitu dengan menggunakan gentian violet, namun karena

perkembangan resisten dan adanya efek samping seperti meninggalkan stain

pada mukosa oral, sehingga obat itu diganti dengan Nystatin yang ditemukan

pada tahun 1951 dan Amphotericin B pada tahun 1956. Obat-obat tersebut

bekerja dengan mengikat sterol pada membran sel jamur, dan mengubah

permeabilitas membran sel. Nystatin merupakan obat antifungal yang paling

banyak digunakan. Obat antifungal sistemik digunakan pada pasien yang

tidak mempan terhadap obat antifungal topikal dan pada pasien dengan

resiko tinggi menderita infeksi sistemik.

Selain menjaga kebersihan rongga mulut dan memberi obat-obatan

antifungal pada pasien, faktor predisposisi juga harus ditanggulangi.

Penanggulangan faktor predisposisi meliputi pembersihan dan penyikatan

gigi tiruan secara rutin dengan menggunakan cairan pembersih, seperti

Klorheksidin, mengurangi rokok dan konsumsi karbohidrat, mengunyah

permen karet bebas gula untuk merangsang pengeluaran saliva, menunda

pemberian antibiotik dan kortikosteroid, menangani penyakit yang dapat


memicu kemunculan kandidiasis seperti penanggulangan penyakit diabetes,

HIV, dan leukemia.

2. Candidiasis pada kelamin

Pengobatan penyakit ini menggunakan antimikotik topikal seperti

nistatin 100.000 unit.selama 14 hari, mikonasol 100 mg selama 7 hari, dan

klotrimasol 100 mg selama 7 hari, serta antimikotik sistemik seperti

ketokonazol dengan dosis 2 x 100 mg selama 10-15 hari. Pengobatan

suportif dapat dilakukan dengan menghilangkan faktor-faktor prediposisi.

Perawatan yang tepat mapu menyembuhkan 90% dari infeksi vagina dalam

dua minggu atau kurang (biasanya hanya dalam beberapa hari), tergantung

pada jenis peradangannya. Infeksi vagina yang tidak diobati dapat

berlangsung bertahun-tahun, dengan atau tanpa gejala. Apabila terjadi

infeksi berulang, hubungi dokter.


V.5 Daftar Obat yang dapat digunakan pada Candidiasis

N Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Oabt Pabrik

o
1 Ketoconazole Tiap gram Obat ini Antifungi Dewa Gynekomastia, Dapat Hexa

Ketokonazol mengandung merupakan aden sa : insomnia, sakit menyebabkan efek farma

e (G) ketoconazole sistemik dan 200 kepala, pusing, dari alprazolam, Jaya
Nizoral 200
200 mgatau topical. Agen mg 1 photopobia, digoksin, laboratoria
mg(P)
ketoconazole antijamur kali hipotensi, dispepsia antikoagulan oral, l
Ketoconazole
4oo mg berspektrum luas, sehri amlodipine,
BPJS
yang dapat Anak busulfan

menghambat 2-12

sintesis ergosterol, thn:

menyebabkan ketok

kebocoran onazo

komponen seluler, le 3,3-

sehingga 6,6

menimbulkan mg/kg
N Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Oabt Pabrik

o
kematian sel 1 kali

sehari

. Anak

<2 thn

tidak

dianju

rkan.
2. Fluconazole Tablet 50 mg Dengan cara Untuk Dewa Sakit kepala, Hyrocortiazide, Prifer

Fluconazole dan 200 mg, mempengaruhi pengobatan sa : pusing, nyeri perut, rifampisin,

(G) 150 mg, dan Cytochrome P450 vagina, oral 50- diare, dyspepsia. warfarin,
Diflucan (P)
200 mg. sel jamur, sehingga dan injeksi 400 amiodarone,

suspense oral terjadi perubahan fungi baik mg


Fluconazole
mg/mL membrane sel. yang perhar
BPJS
Injeksi 2 Absorpsi tidak disebaabkan i

mg/mL dipengaruhi oleh oleh candida berga

makanan ntung
N Nama Obat Komposisi Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Oabt Pabrik

o
dari

tipe

infeks

i.
3 Itranazole (G) Tiap kapsul Antifungi 200 Hepatotoksik, Obat-obat PT Kimia

Sporanox mengandung : mg diare, sakit kepala, penghambat Farma

(P) 100 mg sehari pusing, anoreksia, Cytochrom

itranazole salut sekali nyeri perut, edema, CYP3A4

gula 2 hipertensi

kapsul hipekalemia
VI. JERAWAT

VI.1 Uraian Penyakit

Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,meskipun

tidak tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada dasarnya jerawat

disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati yang mengakibatkan

folikel dan pertumbuhan sebum terhambat.Produksi minyak pada kulit biasanya

disalurkan melalui folikel rambut. Kotoran atau sel kulit mati yang tidak

dibersihkan akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang ke luar akan

bertumpuk dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo akan menjadi

jerawat.

Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai susunan

pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan folikel rambutnya.Jerawat sangat umum

terdapat pada anak-anak masa pubertas dan dianggap fisiologis oleh karena

perubahan hormonal.Timbunan lemak di bawah kulit ini selain membuat kulit

kasar, tidak rata juga tidak enak dipandang mata.Penderita umumnya mempunyai

jenis kulit berminyak. Kulit kasar akan makin menjadi, pada kulit yang kurang

memproduksi minyak, seperti mereka yang termasuk kategori berkulit kering.

Selain perubahan hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga dapat

menyebabkan timbulnya jerawat. Kurang lebih 90% remaja, wanita dan pria

terkena jerawat dan biasanya menghilang sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi

dapat pula berlangsung terus. Perkecualian, jerawat juga sering dialami oleh

wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil bahkan pada wanita saat

memasuki masa menopause. Jerawat timbul di daerah sebore yaitu daerah kulit
yang mengandung lebih banyak kelenjar palit di daerah kulit yang lain. Daerah

sebore terdapat pada daerah hidung, pipi, dahi dan dagu serta di dada dan

punggung.

VI.2 Etiologi Jerawat (Strauss, J.S., et.al, 2007)

Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit jerawat sangat banyak

antara lain bangsa atau ras, makanan, musim atau iklim, kebersihan, Faktor

keturunan, infeksi, hormonal, kosmetik, dan kejiwaan atau kelelahan .Faktor

penyebab pasti jerawat belum diketahui, namun terdapat berbagifa ktor yang

dapat mempengaruhi timbulnya jerawat, seperti bakteri Corynebacterium acnes,

Staphylococcus epidermis, Pityrosporum adalah mikroba yang menyebabkan

jerawat.

VI.3 Patofisiologis(Tan, H. T., dan Rahardja, K., 2010)

Jerawat terbentuk ketika kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif, sehingga

menyebabkan pori kulit tersumbat oleh timbunan lemak. Keberadaan

keringat,debu, dan kotoran lain akan meneyebabkan timbunan lemak menjadi

kehitaman yang lebih dikenal dengan komedo. Komedo yang disertai dengan
infeksi bakteri akan menimbulkan peradangan yang dikenal dengan jerawat,

dimana ukurannya bervariasi mulai dari kecil hingga besar serta berwarna merah,

kadang bernanah serta menimbulkan rasa nyeri .Selain itu jerawat juga dapat

dipengaruhi oleh hormon-hormon androgenik seperti testosteron yang

mengakibatkan pembesaran kelenjar sebasea yang akhirnya meningkatkan

produksi sebum.

Bakteri Penyebab Jerawat (Brook, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.A.,

2005)

Bakteri utama yang menjadi penyebab timbulnya jerawat adalah :

Propionibacterium acnes

Sistematika dari P. acnes (Salle, 1961) adalah :

Kerajaan : Bacteria

Divisi : Actinobacteria

Kelas : Actinobacteridae

Bangsa : Actinomycetales

Suku : Propionibacteriaceae

Marga : Propionibacterium

Jenis :Propionibacterium acnes


Propionibacterium acnes merupakan bakteri anaerob Gram positif

yang toleran terhadap udara.Sel berbentuk batang yang tidak teratur,

bercabang atau 10 campuran antara bentuk batang dengan bentuk kokoid.

Propionibacterium acnes dapat tumbuh di udara dan tidak menghasilkan

endospora.Beberapa endospora bersifat patogen untuk hewan dan

tanaman. Propionibacterium acnes termasuk ke dalam kelompok bakteri

corynebakteria anaerob yang biasanya menetap pada kulit normal.

VI.4 Gejala

1. Kelenjar talg. Acne merupakan gangguan dari suatu kelenjar yang

dinamakan kelenjar talg, yang terdapat dalam jumlah besar dikulit bagian

muka, punggung, dan dada.

2. Talg. Dibawah pengaruh androgen ini, kelenjar talg mulai berkembang dan

memproduksi talgnya. Talg adalah sejenis lemak yang terdiri dari

campuran banyak zat, antara lain trigliserida, ester-ester lilin, squalen,

kolesterol dan fosfolipida. Fungsinya adalah untuk memelihara kulit agar

tidak menjadi kering dan tetap lentur. Talg ini dikeluarkan melalui saluran

ke lubang kecil di permukaan kulit yang disebut pori.

3. Komedo. Sebagian besar pertukaran zat dari hormon-hormon androgen

berlangsung dikulit, dimana testosterone diubah menjadi

dihidrotestosteron (DHT) yang lebih aktif. Dibawah pengaruh DHT

kelenjar-kelenjat talg meningkatkan aktivitasnya, sehingga terjadi over

produksi dari talg, walaupun kadar andogen dalam darah tidak berubah.

DHT juga merangsang sel pori, sehingga terjadi pertandukan berlebihan


(hiperkeratase). Dengan demikian jalan keluar dari talg yang berlebihan itu

tertutup dan lambat laun akan terjadi sumbatan dibawah kulit, sumbatan

ini dinamakan komedo.

4. Kuman dan peradangan. Di dalam folikel kelenjar talg terdapat macam-

macam jenis kuman, anatara lain propionilbacterium acnes, yang juga

berperan penting pada terjadinya peradangan acne. Kuman ini membentuk

suatu enzim (lipase), yang menguraikan talg menjadi asam lemak bebas.

Pada penyumbatan kelenjar talg, kuman-kuman ini dapat berkembang

berlebihan dengan lebih banyak terbentuknya asam lemak. Akhirnya asam-

asam ini merusak dinding folikel dan meresap ke dalam jaringan-jaringan

sekitarnya dan di tempat ini menimbulkan reaksi peradangan.

5. Sebab sebab lain. Di samping sebab hormonal tersebut juga dikenal

faktor-faktor luar yang dapat menimbulkan acne. Misalnya akibat

menggunakan kosmetika, minyak-minyak mineral (paraffin), lemak-

lemak, dan zat-zat kimia tertentu (karbonhidrogen terklorasi, misalnya

lidan).

VI.5 Mekanisme Terjadinya Penyakit

1. pada kondisi terparah, disebut cyst. Pada kulit yang semula dalam kondisi

normal, sering kali erjadi penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena

kurangnya perawatan dan pemeliharaan, khususnya pada kulit yang

memiliki tingkat reproduksi minyak yang tinggi. Akibatnya saluran

kandung rambut (folikel) menjaditersumbat.


2. Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut kemudian terkena

bakteri acne, maka timbulah jerawat.

3. Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan mengalami

pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan), disebut papule

4. Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik ke permukaan

kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut disebut pastules. Jerawat

radang terjadi akibat folikel yang ada di dalam dermis mengembang karena

berisi lemak padat, kemudian pecah, menyebabkan serbuan sel darah putih

ke area folikel sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan

semakin parah jika kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat

perlakuan yang salah seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang

tidak steril. Jerawat radang mempunyai ciri berwarna merah, cepat

membesar, berisi nanah dan terasa nyeri.

5. Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan lain berarti

jerawat sudah berada

VI.6 Pembagian Jerawat (POM, Badan., 2012)

Berdasarkan tingkat keparahan, jerawat dibagi menjadi :

1. Jerawat komedo. Jerawat komedo terbagi menjadidua yaitu :

komedo terbuka dan komedo tertutup. Komedoterbuka biasanya muncul

pada folikel rambut yang ditandaidengan bintik hitam yang disebabkan

oksidasi melanin, danmengandung lemak.Komedo tertutup biasanya

muncul padafolikel rambut, bercampur dengan lemak, keratin dan bakteri.


Komedo tertutup komedo terbuka

2. Jerawat papule

Jerawat papula ditandai dengan 10-25 tonjolan kecil pada

kulit,menimbulkan bekas kecil.

3. Jerawat pustula

Jerawat pustula ditandai

dengan lebih dari 25 tonjolan dengan kumpulan nanah di bawah lapisan

kulit terluar, menimbulkan bekas yang agak dalam.

4. Jerawat pustulosistik.
Jerawat pustulosistik ditandai dengan peradangan seperti bisul dan

menimbulkan bekas yang dalam, besar lesi yang timbul

VI.7 Pencegahan

Terdapat beberapa tindakan dan upaya mengenai hygiene yang dapat

melakukan untuk mengurangi timbulnya jerawat, yakni :

1. Cuci muka dengan air hangat dua kali sehari dan sedikit mungkin dengan

lembut guna menghilangkan lemak berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian

dikeringkan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.

2. Gunakan kosmetik atas dasar air (misalnya gel) dan hindari kosmetik yang

berlemak, misalnya emulsi atau minyak. Jangan menggunakan make-up yang

mengandung lanolin, natrium laurilsulfat atau isopropilmiristat (baca labelnya).

Krem dan bedak dapat menyumbat pori-pori kelenjar talg sehingga jumlah

komedo akan bertambah.

3. Jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari-jari. Karena ini

seringkali merusak kulit dengan terjadinya infeksi yang bisa meradang dan

meninggalkan bekas/parut.

4. Komedo yang sudah terbuka (matang) jika perlu dapat dipijat, tetapi jangan

dengan kuku. Sendok komedo, yakni suatu sendok mini dengan lubang kecil
ditengahnya, adalah praktis untuk ini. Sebelum dipijat, kulit dapat dibuat lentur

dengan air hangat.

5. Efek baik dari diet, seperti pantang makan coklat dan keju sebagai tindakan

untuk menghindari jerawat hingga kini tidak terbukti.


VI.8 PENGOBATAN JERAWAT

EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
Gol Derivat Asam 1. SDM Labs 1.Pengaktifan reseptor 1 kali sehari Anti Reaksi lokal Produk topikal yang
2. Guardian
Retinoat asam retinoat dgn dioles tipis Akne seperti rasa mengandung alkohol,
Phamatama
Asam Retinoat (G) merangsang pada malam terbakar, minoksidil, florokuinolon,

OBAT BPJS perkembagan sel hari sebelum Hipopigme fenotiazin, sulfonamid,


3. Galenium
1. Vitacid krim(P) 4. Pharmacore epidermis tidur, ntasi, kulit diuretik tiazid, benzoil
5. Jansen Cillag
0,05% Retinoid Acid 6. Ikapharmindo 2.Pembentukan & terkelupas, peroksida, resorsinol, asam
2. Nu Face Krim(P) 7. SDM Labs
8. Roy Surya Peningkatan jumlah eritema salisilat, sulfur, makrolida
0,025% Retinoid Acid
3. Melavita Krim(P) 0,1% Prima Farma protein NGAL shg
9. Interbat
Asam Retinoat 10.Darya Varia mematikan sel
4. Reticor Cream(P) 0,1%
5. Retin-A krim(P) kelenjar sebasea shg

Tretinoin 0,05% mengurangi


6. Trentin 0,01%(P)
7. Erymed plus(P) timbulnya jerawat.

tretinoin 0,25 mg 3.Sebagai iritan pada


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
8. Skinovit (P), tretinoin epitel folikel.

0,1%

9. Tracne krim(P) 0,1%

10. Jeraklin(P) 0,05%

Golongan Salisilat 1. Johson & Menghancurkan sel Dioleskan Keratoliti iritasi,kulit Asam salisilat berinteraksi

Bedak Salisil (G) Johson kulit berlebih pada pada kulit 1-2 k kering,mem dengan berbagai obat yang

OBAT BPJS 2.Provamed permukaan kulit kali sehari erah,sensasi berikatan dgn albumin

1.Clean & Clear(P), 3. Johson dengan meningktkan terbakar,me tiroksin,trioditironin,penisilin

Salisilat acid 3% kelembapan pada ngelupas ,fenitoin,kaptopril,probenesid

2. Acne Spot Gel(P), kulitdan melarutkan dan gatal & obat AINS, antikoagulan

Salisilat acid 4% 4.Gaalenium unsur yang lain (warfarin,heparin), obat

3.Clearasil mengakibatkan sel hipoglikemia & metotreksate

krim(P),Salisil Acid 2% kulit menempel satu krn meningkatkan toksisitas


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
4. Ressal(P) sama lain.
Belerang Endap & 1.Galenium Memiliki Dioleskan Mengoba Iritasi lokal Waspadai penggunaan

Campora 1% 2.Jhon Francis kemampuan pada kulit 1-2 ti bersama dengan tretionin krn

1. Acne Feldin (P) Lab antibakteri terutama kali sehari inflamasi terjadi iritasi kulit
2. Acnol Lotion(p)
3. Bioacne(P) 3.IkaParmindo terhadap bakteri akne juga

P.Acnes serta daya bersifat

keratolitik yg optimal keratolitis


Benzoil Peroksida 2,5% 1.Surya Dermato Faktor oksidasi Oleskan gel Untuk Dermatitis Produk topikal yang

1. Benzolac Krim(P) Medica Lab dengan mengeluarkan pada ujung jari penangan kontak mengandung alkohol(losio
2. Quinoderm krim(P)
2 IkaPharmindo sebum dan membatu oleskan pada an alergi,iritasi cukur,stringen

membebaskan pori2 bagian yang jerawat kulit. kosmetik),sabun yg bersifat

& melepaska radikal berjerawat dengan mengeringkan,produk anti

bebas yang dapat selama 3 hari inflamasi akne yg mengandung

membunuh bakteri pertama resorsinol,asam salisilat &

serta megurangi sulfur


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING

pembengkakan pada

papul yang terinfeksi.


Gol.Asam Nikotinaid Melembabkan kulit Digunakan Meredaka

Nicotinamid 4%(G) tanpa memicu sehari 2x tiap n Dapat Jika dikonsumsi secara oral

OBAT BPJS 1.SDM Labs kelenjar minyak pagi dan peradang terjadi rasa dapat berinteraksi dengan

1. Niacef Gel (P) 2.SDM Labs berproduksi scr malam an pada panas atau allopurinol, antidiabetic
2. Nicam Gel 4%(P)
abnormal,tetapi jg jeawat rasa drugs&atorvastatina

meredakan serta membakar

peradangan akibat berfungsi


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
sebagai

pelembab

kulit
jerawat
Gol.Anti mikroba 1.Kalbe Farma Klindamisin DOD : Antibioti Gangguan Penggunaan kostikosteroid,

Lain 2.Ferron menginhibisi P.acnes oral: 150-450 k oral saluran antikolinergik &

Klindamisin (G) 3.First dan memberikan mg/6 jam. untuk cerna, antiperistaltik dapat

OBAT BPJS Medipharma aktivitas komedolitik Klindamisin terapi hepatotoksi memperparah diare pada efek

1.Albiotin (P) 4.Berrnofarm sertaantiinflamasi. fosfat: jerawat sitas, samping yg mungkin timbul

2.Anerocid(P) 5.Gracia dewasa IM,IV: perubahan

3.Calinda (P) Pharmindo 300 mg/6-12 warna kulit

4Clinbercin (P) 6.Medikon Prima jam. pada anak-

5.Clinex (P) Lab Anak anak.

6.Cindala Gel(P) 7.Interbat IM,IV:

7.Clinium(P) 8.Mersifarma 15-40


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
8.Dacin (P) mg/kgbb/hr

Gol. Anti mikroba lain 1.Mecosin Eritromisin 4 x 250 mg / Anti Kemerahan, 1.Meningkatkan toksisitas

Eritromisin (G) 2.Otto menghambat sintesa hari akne.anti telinga teofilin

OBAT BPJS 3.Emba protein bakteri, inflamasi mendenging 2.Meningkatkan kadar

1.Eritromec (P) Megafarma dengan mengikat , mual, karbamazepin dlm darah

2.Opithrocin(P) 4.Interbat pada sub unit muntah, 3.Penggunaan bersama

3.Tromilin (P) 5.Abboth ribosomal 50 S yang diare, ruam warfarin memperpanjang

4.Erythrin (P) 6.Darya Varia mencegah kulit waktu protrombin

5.Erytrocin (P) 7.Abbot pemanjangan rantai 4.Mengurangi eliminasi metil

6.Aknemicyn (P) 8.Ivars peptida prednisolon

7.Eryderm(P)

8.Trovilon (P)

Gol Tetrasiklin 1.Darya Varia Menghambat sintesa 50-100mg Sebagai Reaksi Sebaiknya tidak diberikan
EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
Doksisiklin (G) 2.Ifars protein bakteri pada 2kali sehari bakteriost alergi, bersama antasida, tablet besi

OBAT BPJS 3.Actavis G ribosomnya atik gangguan dan kalsium, tidak

1Banndoclin (P) 4.Otto saluran dikonsumsi selama hamil &

2.Dohixat (P) 5.Pharmacore cerna, menyusui

3.Dotur(P) 6.Gratia Husada muntah, dan

4.Doxacin(P) Farma diare.

5.Doxicor (P) 7.Interbat

6.Indoxy (P) 8. Pyridam

7.Interdoxin(P)

8.viadoxin (P)
Gol.Asam aseleik (asam 1.Pharmacore Mengurangi granula Oleskan 2x Anti Iritasi lokal Penanganan akne yang ringan

Azelat) 2.IkaPharmindo keratohialin pada sehari pada keratin (kurangi hingga sedang pada pasien

Asam azelat 20% saluran pilosebasea kulit, kulit frekuensi yang tidak dapat mentoleransi

1.Aza (P) sensitif 1x atau benzoil peroksida. Berguna


EFEK
NAMA OBAT PABRIK MEKANISME KERJA DOSIS INDIKASI INTERAKSI
SAMPING
2. Avne Foundation F sehari untuk hentikan pada hiperpegmentasi

AZA Ac(P) minggu penggunaan posinflamasi

pertama). sementara).
BAB III

PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN

Campak merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai

dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata

/konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit) dengan pengobatan

menggunakan paracetamol, ibuprofen, penicillin V, amoxicillin,

cotrimoxazole, eritromisin dan penobarbital.


Penyakit cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam bahasa

Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh viruspoks (pox

virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudahmenular.

Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan muncul

gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah

wajah,tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh dengan pengobatan berupa

acyclovir, valasiklovir, serta paracetamol dan ibuprofen.


Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan oleh virus yang

ditularkan melalui hubungan seks. Terkadang ditemukan juga pada mulut

penderita karena yang bersangkutan melakukan oral seks dengan penderita

herpes. Penyakit herpes terbagi menjadi 3 yaitu herpes simpleks, herpes

genitalis dan herpes zoster dengan pengobatan menggunakan antiviral yaitu

acyclovir, valasiklovir, dan famsiklovir serta paracetamol dan ibuprofen.


Candisiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida.

Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada

berbagai permukaan tuuh manusia dan hewan. Dalam keadaan tertentu

Candida menjadi pathogen dan menyebabkan penyakit yang disebut

candidiasis. Adakalanya, dalam medium pembiakan khamir ini tumbuh dalam

membentuk meselium-semu sehingga menampakkan dirinya sebagai kapang.

Hal ini tampak dari kelompok khamir candida spp sebagai candida albicans.

Candida spp dikenal sebagai fungi dimorfik yang secara normal ada pada

saluran pencernaan, saluran pernafasan atas.


Demam berdarah dengue merupakan salah satu bentuk klinis dari penyakit

akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis

dan infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah

dengue.Dengue merupakan penyakit dari daerah tropis yang dapat ditularkan

oleh nyamuk Aedes aegypti, nyamuk ini merupakan nyamuk rumahan yang

mengigit pada siang hari


Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai susunan

pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan folikel rambutnya dengan pengobatan

berupa asam retinoat, asam salisilat, nikotinamid, klindamisin dan eritromisin.


DAFTAR REFERENSI

Ade. 2010. Penyakit Campak Gejala dan Pengobatannya,http:// penyakit-campak-


gejala-dan.html di akses tanggal 7 Desember 2012

Adhien,2012,PenyakitCampak, http://adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/makala
h-penyakit-campak.html di akses tanggal 7 Desember 2012

Alldredge, B.K., Corell, R.L., Ernst, M.E., 2012, Koda Kimble and youngs, Aplied
Therapeutic, Thr Clinical Use of Drugs, Ed. 9, Pdf.

Anggota IKAPI.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland.Jakarta:EGC.

Anonim. 2010. Obat Herbal Bisul, Eksim, dan Jerawat. (http://www.tanaman-


obat.com/jual-obat-herbal/259-obat-herbal-dan-obat-tradisional. diakses
tanggal 22 Oktober 2016).

Anonim, 2013, http://jenis2-penyakit.blogspot.co.id/2013/10/penyakit-kusta-


lepra.htmldiakses tanggal 12 november 2014.

Brook, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Salemba
Medika : Jakarta

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. 2006. Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Bebas Terbatas. (http://www.binfar.depkes.go.id. Di akses tanggal
22 Oktober 2016).

Djuanda, R. 2003. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Fahmi, Umar. 2006.Imunisasi Mengapa Perlu?.Jakarta: Kompas.

Ganiswara,S.G., dkk., 1945. Farmakologi dan Terapi. Edisi Empat, Bagian


Farmakologi FK-UI, Jakarta.

Gunawan G. Sulistia, 2011, Farmakologi dan terapan ed. 5, FKUI, Jakarta.

Harahap M.,2002, Ilmu Penyakit Kulit, Penerbit Hipokrates, Jakarta.

Hariana H. 2002. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya.Penebar swadaya. Jakarta.

Jarratt, Michael T, 1996, Varicella & Herpes Zoster dalam dermatology vol. 2, reviced
edition, New york.
Mumby K. 1995, Buku Saku Alergi, Cetakan I. Penerbit Arcan, Jakarta.

Oxman, Michael N, 2008, Varicella & Herpes Zoster dalam dermatology in General
Medicine vol. 1 ed. 7, USA.

POM, Badan., 2012, Seri Swamedikasi 1 tentang Jerawat, Jakarta

Riedl MA, Casillas AM, Adverse Drug Reactions; Types and Treatment Options.In:
American Family Physician. Volume 68, Number 9. 2003. Access on: June 3,
2007. Available at: www.aafp.org/afp

Ronny P, Handoko, 2009, Penyekit virus dalam ilmu penyakit kulit dan kelamin ed.5,
Jakarta

Sandjaja Analia, 2014, http://www.kerjanya.net/faq/6516-kusta.html diakses tanggal


29 oktober 2016.

Strauss, J.S., et.al, 2007, Guidelines of Care for Acne Vulgaris Management, New
York.

Suparyanto, 2012, http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/03/penyakit-kusta-atau-


lepra.html diakses tanggal 29 oktober 2016.

Tan, H. T., dan Rahardja, K., 2010, Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-
hari, Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 42.

Thamrin, Husniah.2007.Obat- obat penting.Jakarta:PT.Elex media komputindo.

Tjay,T.H.,Rahardja,K, 2002. Obat-Obat Penting. Edisi V, Cetakan I, Penerbit


PT.Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai