SEDERHANA PERPAJAKAN)
Posted: 20 May 2013 in Perpajakan
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui
bahwa pembangunan tersebut pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu
sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yakni pajak. Secara umum persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari
seorang warga negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan mendapat imbalan tidak langsung.
Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,asas,
serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena matri yang lebih
Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai PENGERTIAN DASAR PERPAJAKAN ini adalah guna
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang masalah Perpajakan. Selain
itu supaya ada kesadaran pada diri kami dan pembaca untuk tertib membayar pajak.
C. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah iuran kepada Negara yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan,dengan
tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Pajak sangat erat hubungannya dalam pembangunan nasional baik disektor public maupun disektor swasta. Dengan uang
pajak, pemerintah dapat melaksanakan pembangunan, memperlancar roda pemerintahan, menyiapkan lapngan pekerjaan
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Budgetair : pajak merupakan suatu alat untuk memasukan uang sebanyak banyaknya ke kas Negara yang pada
b. Fungsi Regulasi : pajak digunakan sebgai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
a. Pajak
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra prestasi individual dari pemerintah
4) Dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.
b. Retribusi
Menurut Undang Undang No. 34 Tahun 2000, retribusi dibagi atas 3 golongan yaitu :
c) Retribusi terminal
c. Sumbangan
Adalah iuran untuk orang orang atau badan tertentu yang pembayarnya tidak dapat ditunjuk atau ditentukan besarnya.
1. Teori Asuransi, teori ini mengtakan bahwa pajak iti diibaratkan sebagai premi yang harus dibayar oleh setiap orang
2. Teori Kepentingan, teori ini mengatakan bahwa pembagian beban pajak harus didasarkan atas masing masing
3. Teori gaya pikul, teori ini mengatakan bahwa setiap orang wajib membayar pajak sesuia daya pikul masing masing.
4. Teori Bhakti, teori ini disebut juga teori kewajiban pajak mutlak mengatakan bahwa pembayaran pajak merupakan
5. Teori Asas Gaya Beli, menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa yang menyedot daya beli seseorang yang
6. Pungutan Pajak Menurut Pancasila, menurut teori ini pungutan pajak dibenarkan. Pembayaran pajak adalah pengorbanan
Asas yuridis
Menurut ini pungutan pajak harus didasarkan pada undang undang. Landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia
Asas Ekonomis
Asas ini menekankan pada pemikiran bahwa Negara menghendaki agar kehidupan ekonomi terus meningkat.
Asas Finansial
Sesuai dengan fungsi budgetair maka sudah barang tentu bahwa biaya pengenaan pajak harus sekecil
Terdiri dari:
Ini mendasarkan pengenaan pajak pada penghasilan yang benar benar diperoleh dalam setiap tahun pajak. Kelebihan
system ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru akan dikenakan pada
Stelsel ini bekerja dengan suatu anggapan yang bermacam macam tergantung dari undang undang yang mengaturnya.
Kelebihannya adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun, sedangkan
kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya.
3. Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi kedua stelsel diatas. Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu
anggapan,kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Terdiri dari :
1. Falsafah Pajak
Falsafah pajak sesuai dengan falsafah bangsa dan Negara itu ,karena falsafah bangsa Indonesia adalah pancasila maka
falsafah pajak di Indonesia tidak boleh bertentangan dari pancasila dan berstandar pada pancasila.
Negara berdasarkan undang undang . Jadi, setiap pajak yang dipungut pemerintah harus berdasarkan undang undang
Sudah menjadi kewajiban masyarakat di bidang perpajakan, yaitu membayar pajak dengan benar dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Namun dalam kenyataannya banyak hambatan yang dihadapi, yaitu perlawanan terhadap pajak yang
1. Perlawanan Pasif
Perlawanan pasif terdiri dari hambatan-hanbatan yang mempersulit pemungutan pajak yang erat hubungannya dengan
struktur ekonomi, perkembangan intelektual dan sistem pemungutan pajak itu sendiri. Walaupun perlawanan pajak ini tidak
secara nyata dari masyarakat, namun akibatnya masyarakat tidak mau membayar pajak.
2. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usahadan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap focus dan bertujuan untuk
menghindari pajak. Usaha tersebut dapat berupa pengelakan atau penyelundupan pajak, pembuatan faktur pajak fiktif,
Para ahli mengadakan penggolongan pembedaan pajak menurut susut pandang masing-masing, yang pada umumnya adalah
sebagai berikut:
a. Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan/ digeserkan kepada pihak lain, tetapi harus
menjadi beban langsung wajib pajakyang bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan/ digeserkan kepada pihak lain. Contoh: pajak
hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, dsb.
a. Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajaknya saja, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, pajak kendaraan
b. Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.
Dalam pemungutan pajak atas pendapatan (penghasilan), dikenal adanya 3 asas, yaitu:
Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal berhak mengenakan pajak terhadap waajib pajak tersebut atas semua
2) Asas sumber
Menurut asas ini, Negara dimana sumber penghasilan itu berada, adalah yang berhak memungut pajak dengan tidak
Asas kebangsaan ini menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan dari suatu Negara.
3. Pajak pusat dan pajak daerah
a. Pajak pusat
Pajak pusat atau pajak umum atau pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan hasilnya digunakan
untuk keperluan rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh: pajak penghasilan, PPN dan PPn-BM, Bea materai, pajak
Pajak pusat administrasinya dikelola oleh direktorat jendral pajakdengan kantor-kantor operasional di daerah, yaitu (1)
kantor pelayanan pajak, dan (2) kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak daerah
Pajak daerah atau pajak local adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (propinsi, kota madya, kabupaten), dan
hasilnya digunakan untuk membiayai keperluan ruamh tangga daerah pada umumnya.pajak daerah ditingkat propinsi
dikelola oleh dinas pendapatan daerah Tk. I, sedangkan ditingkat kabupaten atau kota madya dikelola oleh dinas pendapatan
daerah tingkat II. Menurut UU. No. 18 tahun 1997, tentang pajak daerah dan retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah
Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 10%
Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, tarifnya 20%
Dasar pengenaan pajak (tax rate) atau objek pajak adalah keadaan, perbuatan, dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus
2. Tarif pajak
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang tetap beberapapunjumlah yang digunakan sebagai
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai
Contoh:
digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Menurut pasal 17 UU no. 36 tahun 2008 tarif pajak yang diterapkan atas
2) Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 28%.
Baik tariff pajak degresif maupun tariff pajak progresif dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Degresif proporsional
b) Degresif prigresif
c) Degresif degresif
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan menggunakan prosentase yang semakin menurun dengan semakin besarnya jumlah
a) Progresif proporsional
b) Progresif progresif
c) Progresif regresif
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang sama untuk setiap jumlah, sehingga besarnya pajak terhutang tidak
Adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
berada pada aparat pemungutan pajak. Sistem ini sering disebut sistem SKP dan pada umumnya diterapkan pada
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
tidak berada pada aparat pemungutan pajak maupun oleh wajib pajak, melainkan pihak ketiga yang ditunjuk oleh menteri
keuangan.
a. Pembayaran
Hutang pajak yang melekat pada wajib pajak akan hapus karena pembayaran yang dilakukan ke kas negara atau tempat lain
b. Kompensasi
Terjadi apabila wajib pajak mempunyai kelebihan pembayaran pajak. Kelebihan pembayaran tersebut dapat dikompensasi
c. Daluwarsa
d. Pembebasan
Hutang pajak tidak berakhir dalam arti yang semestinya, tetapi karena ditiadakan.
e. Penghapusan
Penghapusan hutang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi diberikannya karena keadaan keuangan wajib pajak.
1. Latar Belakang
Yang mendasari adanya reformasi dalam undang-undang perpajakan ialah sudah tidak sesuainya undang-undang
yang ada dengan kepribadian bangsa Indonesia karena undang-undang tersebut dibuat oleh colonial.
reformasi ada sejak tahun 1983, yaitu dengan disahkannya 5 undang-undang pajak, atau yang lebih dikenal dengan
a. UU No. 6 tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Modernisasi dilakukan dirjen pajak sejak 2002, srbagai langkah dalam penerapan good governance. Sebagai implikasi maka
dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar sebagai pilot project. Setelah itu dibentuk Kantor Pelayanan Pajak
1. Pengertian
a. Prof. Dr. Ottman Buhler, membedakan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti sempit adalah norma hokum
perselisihan yang didasarkan pada hukum antar bangsa , sedang dalam arti luas hokum antar bangsa ditambah obyek hokum
perselisihan.
b. Dr. P. Verloren van Thermat, mendefinisikan hokum pajak internasional sebagai keseluruhan norma ( kebiasaan dan
traktat internasional) yang membatasi kedaulatan suatu Negara dalam memungut pajak.
a. Unilateral, dimana negara mengatur pencegahan pajak ganda dalam uu pajaknya. Seperti:
1) Exemption, didasarkan pada pure territorial principle atau restricted territorial principle
2) Tax credit, (direct tax credit, indirect tax credit, fiction tax credit)
Subyek dapat dibedakan menjadi 2 : Pajak Dalam Negeri dan Subyek Pajak Luar Negeri. Jenis obyek pajak : obyek pajak
5. Pajak Ganda
Dapat dibedakan atas pajak ganda nasional dan internasional. Untuk menghindari pajak ganda internasional maka dibuat
perjanjian yang lazim disebut tax treaty. Tax treaty tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. menyebutkan jenis pajak tapi tidak mendefinisikannya, karena sering menimbulkan salah tafsir.
c. menyebutkan nama pajak yang juga berlakui untuk pajak-pajak yang memiliki kesamaan
4) deviden
5) bunga
6) royalty
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah pembayaran yang dilakukan rakyat,
dan merupakan sumber dana untuk pembangunan. Selain itu pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Dalam
penetapan besaran pajak harus sesuai dengan pancasila. Pajak sendiri memiliki banyak jenis dan asas yang digunakan pun
beraneka ragam. Tarif pajak berbeda tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah memberikan batasan
segala hal yang berkaitan dengan pajak di dalam UU perpajakan nasional yang merupakan modernisasi dari UU pajak jaman
kolonial. Untuk menarik pajak yang ada di luar negeri pemerintah melakukan kerja sama dengan negara lain dalam
perpajakan yang lazim diebut perjanjian traktat, yang hal tersebut diatur dalam HUKUM PAJAK INTERNASIONAL.
B. SARAN
Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk membayar pajak, agar pembangunan dapat
terus berjalan.