Disusun Oleh:
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja keras penulis
makalah tentang KONSEP PELUANG DAN PENERAPANNYA ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kita dapat ikut adil
dalam memanfaatkan ilmu yang ada. Karena kebanyakan dari kita ada yang
menganggap sepele mengenai konsep peluang.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik dan saran dari para pembaca
guna penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar bahwa penulis hanya manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan memberi manfaat bagi kita
semuademi menambah pengetahuan kita.
Penulis,
PENDAHULUAN
Pengertian Peluang
Secara umum peluang terjadinya suatu kejadian A dapat dinyatakan
sebagai frekwensi relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya cara kejadian A
dapat terjadi dengan banyaknya semua cara (kejadian) dapat terjadi dalam suatu
keadaan tertentu (percobaan).
Sebagai contoh untuk memudahkan pengertian rumusan peluang di atas,
jika sebuah dadu yang setimbang digulirkan, dan A adalah kejadian mata dadu
1
ganjil yang muncul, maka peluang A, P(A), adalah /2. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan mendaftarkan semua mata dadu (outcome) yang mungkin terijdi dalam
percobaan tersebut yaitu ={1,2,3,4,S,5}. Himpunan ini sering disebut dengan
ruang sampel (sample space), dimana secara himpunan dapat dituliskan n() =
6. Sedangkan kejadian A dikatakan terjadi bilamana mata dadu yang muncul
adalah 1, 3, atau 5. Hal ini dapat dinyatakan dalam himpunan, A ={1,3,5},
artinya n(A)=3. Sehingga menurut persamaan (1) di alas P(A)=3/6=1/2.
PENDEKATAN KLASIK
Apabila suatu peristiwa (Event) E dapat terjadi sebanyak h dari sejumlah
n kejadian yang mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi maka probabilitas
peristiwa E ata P(E) dapat dirumuskan :
P(E) = h /n
Misalnya:Bila sekeping koin dilempar sekali, maka secara logika
dikatakan bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang yang sama , yaitu 0,5
karena koin hanya terdiri atas dua sisi masing-masing, dan masing-masing sisi
mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat. P(A) = P(B) =
0,5
PENDEKATAN EMPIRIS
Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan empiris adalah atas dasar
pengertian frekuensi relatif. Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan
perhitungan klasik dipandang memiliki beberapa kelemahan. Dalam kenyataan ,
syarat yang ditetapkan jarang dapat dipenuhi.
Suatu peristiwa E mempunyai h kejadian dari serangkaian n kejadian
dalam suatu percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif h/n ,
dinyatakan sebagai :
P (E) = lim h /n
untuk n mendekati nilai tak terhingga.
PENDEKATAN SUBYEKTIF
Pada pendekatan subyektif, beberapa orang dapat saja memiliki
keyakinan yang berbeda terhadap terjadinya suatu peristiwa, meskipun
informasi yang diterima berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah sama. Hal
tersebut disebabkan karena setiap orang berpikir dam mempunyai keyakinan
yang berbeda terhadap suatu masalah yang sama.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian
umum mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut :
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak)
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 0 P (E) 1
Artinya :
Jika P= 0 disebut probabilitas kemustahilan artinya kejadian atau peristiwa
tersebut tidak akan terjadi
Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian , artinya kejadian atau peristiwa
tersebut pasti terjadi
Jika 0< P< 1, disebut probabilitas kemungkinan , artinya kejadian atas peristiwa
tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E disebut P (E) maka besarnya
probabilitas
bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah :
P (E) = 1 P (E)
jawab :
dimisalkan A = bagus
B = rusak
Maka P(A) = 0,70 P(B) = 0,30
a. K3 = 3 /1
= P(A AB) U P(A BA) P(B AA)
= 0,70 x 0,70 x 0,30 atau 0,70 x 0,30 x 0,70 atau 0,30 x 0,70 x 0,70
= 0,147 + 0,147 + 0,147 = 0,441
Jawab
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas pertama
dan A2 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas kedua, maka :
P(A1 A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 4/6 X 3/8 = 1/4
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari tas
pertama (berarti terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan peristiwa tidak
terambilny7a bola putih dari tas kedua (berarti terambilnya bola hitam) maka :
P(A1A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 = 5/24
Probabilitas yang dimaksud adalah :
P(A1B2) U P(B1A2)
Harapan Matematis
Jika P1, P2..Pk merupakan probabilitas terjadinya peristiwa maka E1, E2
.Ek dan andaikan V1, V2.Vk adalah nilai yang diperoleh jika masing-
masing peristiwa diatas terjadi, maka harapan matematis untuk memperoleh
sejumlah nilai adalah :
E(V) = P1 V1 + P2V2 + Pk Vk
Contoh :
Dalam suatu permainan berhadiah, pihak penyelenggara akan membayar Rp.
180.000,- apabila pemain mendapat kartu Ace, dan akan membayar Rp.
100.000,- apabila mendapoatkan kartu King dari setumpuk kartu bridge yang
berisi 52 kartu. Bila tidak mendapatkan kartu ace dan kartu King pemain harus
membayar Rp. 45.000,- . berapa harapan matematis pemain tersebut ?
Jawab
E (V) = Rp. 180.000 ( 4/52) + 100.000 (4/52) 45.000 (44/52)
= Rp. 16.538,46 = Rp. 16.500,-
2.5. Ekspektasi
Ekpektasi (Expectation) adalah suatu nilai harapan terhadap suatu peubah
(kejadian) tertentu yang diperhitungkan berdasarkan semua kemungkinan
(peluang) yang akan terjadi terhadap peubah tersebut. Secara matematis jika X
menyatakan suatu peubah acak yang mempunyai peluang p(x), maka ekspektasi
X (yang dinotasikan dengan E(X)) didefinisikan sebagai berikut:
E(X) = xp(x), jika X peubah acak diskrit, dan
xX
E(X) = xp(x)dX jika X peubah acak kontinu.
xX
3. SUATU CONTOH KASUS: MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana
menentukan tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen
terpenuhi dan biaya gudang (tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu
mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena ketidakmampuan memberikan
solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis kerugian dalam usaha grosir.
Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang menjual buah
strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti
jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari
berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry
adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50 satu keranjang.
Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari oleh grosir agar
mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat keuntungan
maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika informasi
tentang jumlah data penjualan
beberapa hari yang lalu ada dicatat. Untuk membahas kasus ini selanjutnya
diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut:
Tabel1.
Data Penjualan Jumlah Penjualan
Strawbary terjual
Jumlah Hari (Dalam
Satuan Keranjang)
10 15
11 20
12 40
13 25
Jumlah 100
DAFTAR PUSTAKA