Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 1 SINJAI

SELATAN KELAS XI IPA I TERHADAP HIV/AIDS TAHUN 2013.

I. JUDUL PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 1 SINJAI SELATAN

KELAS XI IPA I TERHADAP HIV/AIDS TAHUN 2013.


III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)adalah salah satu masalah kesehatan yang sedang

dihadapi masyarakat dunia dan saat ini belum ada Negara yang bebas dari HIV.Penyakit yang

ditemukanpadaawal 1980-an ini, menyebabkandampakburukpadaNegaradarisegikesehatan,

socialdanekonomi (AVERT,2011).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus yang cukup tinggi.

Terjadi peningkatan kasus dari januari hingga desember 2010. Jumlah kasus AIDS yang

dilaporkan sebanyak 4158 (Depkes RI.2010).

Secarakomulatif di Indonesia, dari 1 april 1987 hingga 30 September 2010, jumlahkasus AIDS

adalah 24131 dan jumlah kematian akibat AIDS adalah sebanyak 4539 . Jumlah terbanyak

pada penderita laki-laki yaitu sebanyak 1726 dan 6416 pada perempuan dengan penyebaran

tinggi melalui heteroseksual (Depkes RI, 2010).

Sebanyak 50.7% kasus AIDS daritahun 1987 hingga September 2010, terjadipadaremaja yang

berusia 15-29 tahun (kementriankesehatanrepublik Indonesia,2010). Data ini secara jelas

memberikan gambaran bahwa, remaja memerlukan edukasi yang benar tentang penyakiti ini

supaya tidak terinfeksi HIV

Menurut riskesdas 2010 di propinsi Sulawesi selatan prevalensi

penduduk umur 15-24 yang pernah mendengar informasi tentang HIV/AIDS adalah 71,8% laki-

lakidan 72,5% perempuan, sedangkan prevalensi penduduk dengan kelompo kumur yang
sama yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah 16,5% laki-

lakidan 16,4% perempuan .(profilkesehatan sulsel,2010).di kabupaten sinjai sendiri

berdasarkan data dinas kesehatan menunjukkan kalau penderita AIDS bertambah 2 orang

dengan jumlah penderita positif HIV/AIDS sebanyak 9 orang.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat

pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa XI IPA di SMA I sinjai selatan

B. Rumusanmasalah
Berdasarkanlatarbelakang diatasdapatdirumuskanmasalahpenelitian:

Bagaimanakahtingkatpengetahuanremajatentang HIV/AIDS padasiswakelas XI IPA I di

SMA 1 sinjaiselatan
C. Tujuan penelitian
1. Tujuanumum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA 1 sinjaiselatan
2. Tujuan khusus
a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan siswa SMA 1 Sinjai Selatan Kelas XI IPA I

Terhadap HIV/AIDS.
b. Untuk memperoleh gambaran perilaku siswa SMA 1 Sinjai Selatan Kelas XI IPA I Terhadap

HIV/AIDS.
c. Untuk memperoleh gambaran sikap siswa SMA Sinjai Selatan Kelas XI IPA I Terhadap

HIV/AIDS.

D. Manfaat penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat diharapkan dapa tdigunakan sebagaipertimbangan dan sumber data untuk

penelitian selanjutnya
2. Bagi wilayah tempat penelitian
a. Memberi data kongkrit dan bahan masukan tentang pengetahuan siswa SMA tentang

HIV/AIDS
b. Secara tidak langsung memberikan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya dan

parasiswa pada khususnya tentang HIV/AIDS


3. Bagi peneliti
Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan

melakukan penelitian yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akademis.


IV. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendrinya,

pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui indra penglihatan (mata) dan indra pendengaran (telinga). (Notoatmodjo,

2010)

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu:


a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

semua bahan yang dipelajari dari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahumerupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang yang dipelajari anatara lain : menyebutkan menguaraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.


b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang ingin diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi dengan benar. Orang yang telah

paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajarinya.


c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
pengguanaan hukum- hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.


d. Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur orgsanisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat logam), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.
e. Sintesis (shyntesis)

Sintesis menunjukkan terhadap suatu kemampuan untuk meletakkan tau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian dalam

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteri-kriteria yang ada.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan

juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Anonimdalam

Wikipedia, 2012).

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut

(Anonimdalamduniabaca, 2011).

b. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

c. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak

menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,

dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap

tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan

menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

(Anonimdalamduniabaca, 2011)

d. Sosial budaya ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

e. Media informasi

ari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. Pengertian informasi menurut

Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news".

Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada
pula yang menekankan informasi sebagai Media yang secara khusus didesain untuk mencapai

masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi

juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang

mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan

tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program

komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya

informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita

serta diteruskan melalui komunikasi.(Anonimdalam Wikipedia, 2012).

B. Prilaku

1. Pengertian prilaku

Notoatmodjo (2009:55-60) mengartikan prilaku sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap

lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

reaksi yang disebut rangsangan. Hal ini berarti suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan

reaksiatau prilaku tertentu. Notoadmojo juga menjelaskan bahwa perilaku manusia adalah

aktivitas manusia itu sendiri.

Sedangkan Sunaryo (2009:4) menjelaskan bahwa perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul

karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak lansung.

Dari sisi lain penulis perpandangan bahwa perilaku manusia adalah sekumpulan kebiasaan

yang dimiliki oleh setiap individu dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai,

etika,kekuasaan, persuasi, dan genetik.


2. Faktor - Faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Gibson, et al, 1996 (dalam Yulianti, 2011) perilaku pekerja menentukan hasil. Mereka

dapat menghasilkan prestasi jangka panjang yang positif dan pertumbuhan diri atau

sebaliknya, prestasi jangka panjang yang jelek atau kurang berkembang. Maka dalam

mendiskusikan perilaku, perhatian paling banyak diberikan kepada tiga variabel psikologis

utama, yaitu persepsi, tingka laku, dan kepribadian.

Arnold dan Feldman (1986) yang dikutip oleh Koesmono (2009:302) mengemukakan bahwa

Individual behavior refers to the concrete action engaged in by a person. Hower whether any

particular set of behavor or action consitutes performance depends on what the organization

expects or demand of the person. They identifts five sets of factors that have an impact upon

individual behavior in organization : motivation, ability, perception, personality,

organizational systems and resources. Perilaku individu berkenan dengan tindakan yang

nyata, yang dilakukan seseorang. Faktor yang mempunyai pengaruh terhadap prilaku individu

dalam organisasi adalah motivasi, kemampuan, persepsi, kepribadian, sistem organisasi dan

sumber-sumbernya.

3. Faktor yang mempengaruhi prilaku remaja terhadap HIV/AIDS

Pangkahila (1998) dalam Setiawan perilaku remaja terhadap hubungan seksual pranikah

dipengaruhi oleh peran orang tua, peer education, dan media massa. Azwar (2007) yang

dikutip Setiawan mengatakan bahwa sikap interaksi sosial individu bereaksi membentuk pola

sikap tertentu berbagai objek psikologis yang dihadapinya, diantanya berbagai faktor yang

mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan. Orang lain yang di anggap

penting, media massa, institusi lembaga pendidikan, lembaga agama, serta emosi dari dalam

individu. Terkait faktor yang mempengaruhi prilaku HIV/AIDS salah satunya adalah
hubungan seksual.. Hubungan seks cenderung dilaksanakan serta lebih bersifat spontan

karena dipengaruhi oleh romantisme aktivitas seks, ketidakpastian identitas seks, sifat infulsif

yang dipengaruhi oleh kematangan emosional dan kognitif (dalam Setiawan, 2007 , diakses

10 april 2013).

C. Remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin

adolescene yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009).

Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga dipersiapkan sejak dini (Romauli,

2009). Masa remaja adalah masa tansisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan

psikis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI

adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampain 19

tahun (Widyastuti,2009). Perkembangan remaja dibagi menjadi tiga yaitu: remaja awal

dimulai dari usia 11-14 tahun, remaja ten gah dimulai dari usia 15-18 tahun, dan remaja akhir

dimulai dari usia 19-24 tahun (soetjiningsih, 2010). Jadi remaja adalah masa transisi yang

ditandai dengan adanya perubahan fisik, emoso dan psikis dalam batas usia antara 10-24

tahun (Romauli, 2009).

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun. Menurut PBB adalah antara 15-24

tahun. Menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Widyastuti dalam Soetjiningsih, 2009).
Dalam tumbuh kembang menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,

semua remaja akan melewati sengai berikut:

a. Masa remaja awal / dini (Early adolescence) umur 11-14 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 15-17 tahun.

c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 18-21 tahun.

(Kusmiran, 2011).

Tahapan Masa Remaja menurut Soetjiningsih (2009) dapat dibagi menjadi empat kelompok

antara lain ialah:

a. Masa Pra Remaja

Masa pra remaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang

sesungguhnya. Pada masa ini ada beberapa indikator yang telah dapat ditentukan indentitas

genre laki-laki atau perempuan. Ciri- ciri perkembanganseksual pada masa ini antara lain

ialah: perkembangan fisik yang masih tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Pada masa

ini juga mereka sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos seks baik

dari teman sekolah, keluarga atau dari sumber lainnya.

b. Masa Remaja Awal

Merupakan tahap awal remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu: fisik sudah

mulai matang dan berkembang, remaja sudah mulai mencoba melakukan onani karena telah

sering kali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini

diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatkan kdar testosterone pada laki-laki dan

estrogen pada perempuan. Hampir sebagian besar dari laki-laki pada periode ini tidak bisa

menahan untuk tidak melakukan onani, sebab pada masa ini mereka sering kali mengalami

fantasi. Selain itu tidak jarang dari mereka yang memilih untuk melakukan aktivitas non fisik
untuk melakukan fantasi atau menyalurkan perasaan cinta dengan teman lawan jenisnya yaitu

dengan bentuk telepon, surat menyurat atau menggunakan sarana komputer.

c. Masa Remaja Menengah

Pada masa ini para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-

laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan mengalami haid

d. Remaja Akhir

Pada masa ini remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang

dewasa, mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai

mengembangkannya dalam bentuk pacaran. Pada tahap ini juga remaja telah mencapai

kemampuan untuk mengembangkan cita-citanya sesuai dengan pengalaman dan

pendidikannya.

Perubahan psikolog pada remaja

Tertarik pada lawan jenis, cemas, mudah sedih, perasa, menarik diri, pemalu dan

pemarah (Romauli, 2009). Sensitif atau peka misalnya sudah menangus, frustasi, dan

sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi remaja putri, lebi-

lebih sebelum menstruasi (Widyastuti, 2009).

D. HIV/ AIDS

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau diterjemahkan secara bebas sebagai

sekumpulan gejala penyakit yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan yang didapat dari

factor luar dan bukan bawaan sejak lahir. Sebenarnya AIDS merupakan kumpulan gejala-

gejala penyakit infeksi atau keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya
tahan tubuh atau kekebalan penderita. AIDS merupakan fase terminal akhir dari infeksi

HIV( astuti, 2009)

1. Penyebab HIV AIDS


AIDS disebabkan oleh virus yaitu Human Immunodeficiency Virus (astuti, 2009)
2. Gejala
Seorang dewasa dianggap menderita HIV jika menunjukkan tes HIV positif dengan strategi

pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan 2 gejala mayor yang berkaitan

dengan 1 gejala minor , dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak

berkaitan dengan infeksi HIV atau ditemukan sarcoma kaposi atau pneumonia yang

mengancam jiwa berulang (Notoatmodjo,2009).


Gejala mayor:
1) Berat badan menurun >10% dalam 1 bulan
2) Diare kronik yang berlangsung > 1 bulan
3) Penurunan kesadaran atau gangguan neurologi
4) Dimensia/ Ensefalopati HIV
Gejala minor:
1) Batuk menetap > 1 bulan
2) Dermatitis generalis yang gatal
3) Herpes zoster yang berulang
4) Candidosis orofaring
5) Herpes simplek kronis progresif
6) Limpadenopati generalis
7) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
( Notoatmodjo,2009)

3. Cara penularan
Penularan penyakit aids melaui cairan tubuh penderita. Seseorang dapat tertular aids

(terinfeksi virus HIV) antara lain sebagai berikut:


1) Melaui kontak hubungan badan (hubungan seksual) dengan seorang penderita yang telah

terinfeksi hiv. Ini adalah cara penularan yang paling umum terjadi, angka kejadian mencapai

80-90% dari total kejadian didunia.


2) Melalui alat suntik atau alat tusuk lain yang telah dipakai atau bekas dipakai orang yang

terinfeksi hiv, contoh pemakaian jarum pada pengguna narkoba suntik. Resiko kejadian

mencapai 0,5-1% dan terdapat 5-10% dari total kejadian didunia.


3) Melalui tranfusi darah yang tercemar hiv resikonya sangat tinggi hingga mencapai 90%.

Ditemukan sekitar 3-5% dari total kejadaia didunia.


4) Melaui ibu hamil yang menderita penyakit hiv sehingga bisa ditularkan kepada bayinya, baik

selama hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan. Resiko kejadian sekitar 25-40% dan

terdapat 0,1% dari total kejadian didunia. (kalian putri, 2012)


4. Penanganan HIV
Sampai saat ini belum ada obat yang mampu mengobati hiv secara total dari tubuh pengidapnya.

Obat-obat yang dipakai adalah obat antiretroviral (ARV) dan obat profilaksis infeksi. Obat

anti retroviral (ARV) adalah obat yang digunakan untuk menghambat perkembangan virus.

(kalina putri, 2012).

5. Cara pencegahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan infeksi hiv diantaranya adalah sebagai

berikut (kalian putri, 2012) :


1) Pencegahan penularan melalui hubungan seksual.Pencegahan penularan melalui hubungan

seksual memegang peranan yang penting. Oleh karena itu, setiap orang perlu memiliki

perilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yaitu serangkaian upaya yang sering

disebut dengan strategi A,B,C,D,E, yaitu :


a) Abstinence ,yaitu tidak melakukan hubungan seksual.
b) B faithful, yaitu selalu setia terhadap pasangan
c) Condom, menggunakan pengaman saat melakukan hubungan yang tidak aman atau beresiko
d) Dont inject, tidak melakukan penyalahgunaan napza sama sekali terutama yang disuntikkan,

termasuk selal menggunakan jarum steril atau tindik, tato dan akupuntur.
e) Education, selalu berusaha mendapatkan informasi yang edukatif dan benar tentang bahaya

hiv/aids, kesehatan reproduksi dan napza.


2) Pencegahan penularan melalui darah.
Pencegahan HIV melalui darah menuntut kita untuk selalu berhati-hati dalam berbagai tindakan

yang berhubungan dengan darah atau produk dan plasma.


3) Pencegahan penularan melalui jarum suntik dan alat yang dapat melukai kulit.
4) Penggunaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, alat tibdik, perlu diperhatikan dalam

masalah sterilisasinya, tindakan desinfeksi dalam pemanasan atau larutan desinfektan


merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan. Penggunaan narkoba terutama

yang disuntikkan sangat tidak dianjurkan.


5) Pencegahan penularan melalui transfuse darah.
Memastikan bahwa darah yang digunakan untuk tranfusi tidak tecemar oleh hiv dan perlu

dianjurkan bagi penderita hiv atau pengidap virus hiv untuk tidak mendonorkan darahnya.

Begitu pula bagi mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering

melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan dan juga pengguna narkoba suntik.
6) Pencegahan penularan dari ibu kepada bayinya.
Resiko penularan HIV dari seorang ibu yang hamil dengan hiv (+) kepada bayi yang

dikandungnya berkisar 30-40%. Resiko penularan tergantung dari kadar virus yang berada

dalam tubuh ibu. Pada fase AIDS resiko penularan akan menjadi lebih besar, karena jumlah

dalam darah semakin tinggi dengan pencegahan efektif resiko penularan dapat di turunkan

sekitar 5-10%, yaitu dengan cara memberikan obat anti retroviral menjelang persalinan lewat

operasi Caesar dan tidak memberiakn asi ibu kepada bayinya.

E. KERANGKA KONSEP

INFORMASI
PENGALAMAN
PERSEPSI
TINGKAH LAKU
PERILAKU
PENGETAHUAN
USIA
BUDAYA
PENDIDIKAN
KEPRIBADIAN
GAMBARAN TINPPENGETAHUANB PENGETAHUAN
Keterangan: : Variabel dependen, variabel yang diteliti
: Variabel independen, variabel yang tidak diteliti

V. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang akan mengukur/menilai tingkat

pengetahuan remaja di SMA NEGRI I Sinjai Selatan tentang Gambaran pengetahuan remaja

tentang HIV/AIDS
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoadmodjo,

2005). Populasi dalam penelitian ini : semua siswa/i SMK Keperawatan Husada Mandiri

Makassar (Tingkat 1,2 dan 3) sebanyak 44 orang tahun 2012


2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini : semua siswa/i

SMK Keperawatan Husada Mandiri Makassar (Tingkat 1,2 dan 3) sebanyak 44 orang tahun

2012 yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total
sampling (sampling jenuh) yaitu, teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.

C. Kriteria Restriksi
1. Kriteria inklusi
a. Tercatat sebagai Siswa SMK Keperawatan Husada Mandiri Makassar
b. Jika siswa bersedia menjadi responden atau subjek penelitian
c. Berusia 15-19 tahun
d. Hadir dalam waktu penelitiaan
2. Kriteria ekslusi
a. Siswa yang tidak ada saat penelitian
b. siswa yang berhalangan hadir/sakit.
c. Berusia < 15 tahun dan > 20 tahun
d. Tidak hadir waktu penelitian
D. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Keperawatan Husada Mandiri Makassar Jalan Abdullah

Dg.Sirua no.74 B, Pada bulan Mei Juni 2012


E. Instrumen Penelitian
Instrument peneletian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan dalam bentuk

pertanyaan benar atau salah


F. Sumber Data
1. Data Primer
Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari

responden melalui kuesioner yang diberikan saat kunjungan di sekolah.

2. Data Sekunder
Data yang digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti yang diperoleh dari sekolah.


G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup

dalam bentuk pernyataan yang diberikan kepada responden yang sesuai dengan kriteria

penelitian
H. Alur Penelitian

Permohonan Izin
Instansi

Penyajian Data
Pengolahan Data :
Editing
Coding
Tabulasi Data

Analisa
Pengambilan Sampel

I. Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari

lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak

dibutuhkan. Tujuan dari pada editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan

kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan (Siregar Syofian, 2010).
2. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang

sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk

membedakan antara data atau identitas data yang akan dianalisis (Siregar Syofian, 2010).
3. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai

dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar

memudahkan dalam proses analisis data (Siregar Syofian, 2010).


J. Analisa data dan Penyajian Data.
Data yang sudah dikumpulkan akan dianalisa menggunakan rumus distribusi frekuensi dan

persentase

Rumus:
P = f x 100 %
n

Keterangan: P : persentase
f : jumlah jawaban yang benar
n : jumlah skor maksimal

Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk tabel distribusi disertai dengan narasi

(penjelasan) yang menggambarkan tentang hasil analisa data, data kemudian diinterpretasikan

berdasarkan variabel yang diteliti.

K. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,

Mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatiakan antar lain adalah

sebagai berikut:
1. Lembar persetujuan (Infomed Consent)
Infomed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan. Infomed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

infomed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika subjek bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan

dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan informasi, yang mudah dihubungi, dan lain-

lain.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika perawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.


3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahsiaan hasil penelitian,

baik inforamsi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau

di laporkan pada hasil riset.Pelitian ini dalam bentuk tab

Anda mungkin juga menyukai