Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TN.

M
DENGAN DIAGNOSA MEDIA TUMOR UNKNOWN ORIGIN
DI RUANG KEMUNING I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Kelompok 4 B18
1. Ardillah Dwi Safitri NIM.131623143027
2. Hardiansyah NIM.131623143028
3. Bangun M.A NIM.131623143029
4. Budi Cahyono NIM.131623143030
5. Cicik Eka Irawati NIM.131623143031
6. Robby Septa W NIM.131623143032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

Tumor dalam arti umum adalah jaringan sel liar berupa benjolan atau
pembengkakan abnormal dibagian tubuh. Sedangkan dalam arti khusus, tumor
adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma (Quide 2016)
Tumor yang tidak diketahui asalnya selalu berubah dari satu penelitian ke
penelitian lain dan bila semua hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan
dimana lesi primer dan hasil biopsi tidak konsisten dengan tumor primer pada
letak dilakukannya biopsi. Kebanyakan dari tumor ini adalah adenokarsinoma
(undifferentiated tumor), karsinoma sel squamos, melanoma, sarcoma dan tumor
neuroendokrin.
Sekitar 15-25% penderita letak asal primernyaa tidak dapat diidentifikasi walau
setelah dilakukan pemeriksaan postmorterm
Karsinoma yang tidak diketahui asalnya (Carcinoma of unknown primary-CUP)
adalah ditemukannya sel keganasan (kanker) disuatu tempat dalam tubuh, tapi
tempat pertama kali tumor ini berkembang (lokasi tumor primer) tidak dapat
ditemukan. Keadaan ini terjadi pada sekitar 2-4% dari penderita kanker.
Hal penting untu menemukan dimana awal kanker itu berawal adalah dengan
melihat bentuk selnya dengan bantuan mikroskop (histologi).

1.2. Insiden dan Epidemiologi


Sekitar 3% dari seluruh penderita kanker yang bermetastase tidak diketahui
darimana asalnya. Sekitar 50.000 sampai 60,000 kasus pertahun di Amerika
Serikat. Di Amerika ini mencakup 5-15% dari semua keganasan.
Mortalitas dan morbiditas, secara keseluruhan angka kemampuan bertahan hidup
5 tahun kurang dari 10%. Kebanyakan prognosisnya buruk dengan rata-rata
bertahan hidup 5-6 bulan.
Frekuensi terjadinya CUP dengan rasio kejadian CUP pada pria dan wanita 1:1,
namun demikian terkadang CUP ini sedikit lebih sering terjadi pada pria di
banding wanita. Ini dimungkinkan terjadi karena fakta bahwa pria lebih sering
terkena kanker dari wanita. Insiden tertinggi terjadinya CUP pada usia dekade
2

enam kehidupan, sekitar usis 59 tahun dan insidensinya terus meningkat sesuai
dengan meningkatnya usia (Quide 2016).
1.3. Etiologi
Pada penderita dengan kanker primernya tidak diketahui, letak primernya
diperkirakan kecil atau setidaknya mengalami kemunduran secara spontan.
Penelitian melalui autopsi sebelum adanya pemeriksaan CT scan atau MRI
mendapatkan pada 85% penderita yang tidak dapat diidentifikasikan tumornya
memiliki tumor primer yang berukuran kecil, biasanya di pankreas, paru-paru,
dan di gastrointestinal, dengan penggunaan CT scan dan MRI di dapatkan pada
50-70% penderita (Quide 2016)
Penyebab terjadinya tumor meliputi 3 hal yaitu: (Corwin 2009; Brunner &
Suddarth 2013)
1. Ketika berhentinya produksi sel-sel normal di dalam tubuh oleh jaringan
tubuh tertentu.
2. Ketika sel normal mengalami gangguan kerusakan sehingga sel tersebut
tidak mampu lagi bekerja secara optimal dan normal sesuai fungsinya.
3. Ketika gen p53 berhenti mensuplai dan mengirimkan pesan agar sel-sel
tertentu mati pada waktunya.
Penyebab lain, yaitu:
- Ketidakseimbangna pola hidup, pola makan, dan kuarngnya perhatian dalam
menjaga kesehatan tubuh, faktor lingkungan, efek samping dari zat kimia
yang berasal dari sumber makanan, minuman, kosmetika dan sumber
lainnya.
- Merokok
- Minuman alkohol
- Obesitas
- Usia
- Faktor genitik
- Polusi udara
- Ultraviolet
3

1.4. Klasifikasi
Secara klinis penyakit tumor dibedakan atas:
1.4.1 Neoplasma
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas, tidak menyusup dan hanya
menekan jaringan disekitarnya (ekpansif), tidak merusak tetapi membesar dan
umumnya tidak bermetastase. Tumor jinak yang awalnya tidak diobati secara
benar akan meradang dan bisa berubah menjadi kanker (tumor ganas).
Berdasarkan sifat biologisnya dibedakan menjadi:
a. Benigna (tumor jinak).
Pertumbuhan tumor jinak lambat dan biasanya berkapsul sehingga mudah
dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena berbatas tegas. Pembesaran
tumor akan menekan jaringan tetangganya dan dapat menyebabkan obstruksi
atau atrofi. Hal ini dapat berakibat fatal jika terjadi pada bagian tubuh yang
penting, misalnya otak yang menyebabkan terjadinya penyakit tumor otak.
b. Maligna (tumor ganas)
Tumor jinak juga dapat berubah menjadi ganas. Tumor ganas inilah yang
banyak disebut sebagai penyakit kanker, tumbuh dengan cepat dan
cenderung bervariasi ke jaringan sekitarnya sehingga batasnya tidak tegas
dan jarang berkapsul. Sebuah atau beberapa sel kanker dapat terlepas dari
jaringan kanker induknya, terbawa oleh darah atau getah bening, tersangkut
di jaringan lain, misalnya pada otak dan berkembang biak disana membentuk
tumor sekunder terjadilah metastase.
1.4.2 Non Neoplasma
Tumor yang terbentuk karena dalam tubuh tumbuh &
berkembangbiaknya sel-sel abnormal yang berbeda dari sel-sel tubuh
normal.Pemberian nama tumor sesuai dengan asal jaringan yang terkena,
misalnya tumor jinak:
- Fibroma berasal dari jaringan ikat fibrosa
- Khondroma berasal dari jaringan tulang rawan.
- Adenoma berasal daringan jaringan kelenjar.
4

Jenis tumor ganas, yaitu:


- Karsinoma, yaitu berasal dari ektoderm dan endoderm
- Sarkoma, yaitu berasal dari sarkoma.
- Blastoma, yaitu jaringan tumor ganas yang menyerupai jaringan embrio.
- Karsinosarkooma, yaitu tumor yang berasal dari 2 lapisan jaringan embrio
- Teratoma, yaitu tumor berasal dari 3 lapisan jeringan embrio.

1.5. Patofisiologi
Seluruh kanker berasal dari sel tunggal. Kemudian sel tersebut mulai bereplikasi,
bentuk pertama ini secara klinik dapat dideteksi sebagai massa ditempat pertama
sel tersebut tumbuh dan mungkin juga bermetastase ke organ lain. Namun
demikian pada beberapa situasi, replikasi sel bermetastase ke daerah lain lebih
awal dan gagal untuk tumbuh di daerah asal tumor. Ini menimbulkan kegagalan
dalam mendeteksi tumor primer, sementara daerah lainnya secara klinik dapat
dideteksi (Corwin 2009)
5

1.6. WOC
TUMOR UNKNOWN ORIGIN

Bahan fisik: Bahan kimia: Mikroorganisme:


(Radiasi ultraviolet, radiasi (Komponen asap rokok, hidrokarbon aromatik, (Virus hepatitis, HIV, virus
ionisasi) nitrosamin, aflatoksin, asbestos) papiloma, virus Ebstein Barr)

Sel DNA bermutasi

Sel DNA mengalami


replikasi yang salah

Proliferasi sel yang tidak


terkendali

TUMOR

Hematologi Struktur anatomis Metabolik Penatalaksanaan

Kemoterapi
Invasi tumor Nutrisi sel diambil oleh sel tumor
Radiasi
Supresi sumsum Sel tumor
tulang menyebar Imunoterapi
Destruksi struktur anatomis Metabolisme sel
Pembedahan
6

Supresi sumsum Sel tumor menyebar ke Destruksi struktur Metabolisme sel


tulang organ tubuh anatomis

Kakeksia MK : Ansietas MK : Kurang


Fungsi sistem organ pengetahuan
terganggu
Anemia Trombosito Leukopen
penia ia MK : Defisit Keletihan
HB & HT MK: Nyeri Akut / nutrisi
Kronis
Imunitas
Suplai oksigen dan
nutrisi ke perifer
MK : Resiko MK : Defisit MK : Intoleransi
menurun Infeksi perawatan diri: aktivitas
mandi; toileting;
berpakaian; hias;
MK : Perfusi jaringan makan
tidak efektif

MK : Resiko
perdarahan
7

1.7. Manifestasi klinis


Tanda dan gejala CUP berbeda tergantung dimana kanker tersebut tersebar di
dalam tubuh Morton, et al, 2011; Smeltzer, et al 2010)
- Kelelahan secara berlebihan
- Nafsu makan hilang
- Berat badan menurun
- Mengeluarkan keringat pada malam hari
- Demam
- Fatigue
- Gejala sistemik, berupa rasa sakit, perdarahan abnormal, pembengkakan
abdomen, massa di subkutan dan lympadenopathy.

1.8. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit tumor membutuhkan pendekatan multidisiplin (Quide
2016)
1. Operasi
Terapi operasi paling utama dilakukan pada penyakit tumor yang masih lokal
atau lokalregional. Tumor yang mengalami metastase, pembedahan yang
dilakukan bersifat paliatif (tidak lagi bersifat kuratif)
2. Radiasi
Terapi radiasi dengan menggunakan sinar-X atau sinar dengan energi tinggi
untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor.
Radiasi dapat digunakan tunggal atau dilakukan sebelum/sesudah terapi
pembedahan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Kemoterapi dapat diberikan secara per oral atau secara intra vena maupun
intramuscular. Pemberianya bisa secara tunggal atau diberikan setelah terapi
pembedahan.
8

1.9. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi (Quide 2016):
- Riwayat penyakit
Gambaran klinik dari CUP tergantung dari organ atau daerah yang terkena
oleh metastase lesi tumor, misal riwayat sakit didaerah epigastrium,
kemungkinan diperkirakan adanya karsinoma pakreas/ keganasan
gastrointestinal lainnya.
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan positif pada organ yang diperiksa dapat menjadi petunjuk
dimana letak tumor primer. Untuk mencari asal tumor primer dilakukan
pemeriksaan klinik secara lengkap, termasuk pemeriksaan payudara dan
daerah pelvis pada wanita serta pemeriksaan testis dan prostat pada pria,
pemeriksaaan telinga, hidung dan tenggorokan.
Pada wanita dengan lymphadenopathy inguinal dengan gambaran histologis
sel squamos, pemeriksaan PAP smear dan kolposkopik serviks perlu
dilakukan.
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Hitung jenis darah: RBC, WBC, platelets, HB
b. Elektrolit
c. Fungsi hepar dan ginjal
d. Evaluasi kalsium. Albumin dan phosphat
e. Tumor marker
Penggunaan tumor marker tidak dianjurkan pada semua penderita. Hanya
pada keadaan tertentu tumor marker daat berguna dalam penanganan
keganasan. Tes antigen kanker 125, digunakan hanya pada wanita dengan
gangguan peritoneal adenokarsinoma CUP. Antigen prostate-spesific
digunakan pada pria dengan adenokarsinoma (khususnya dengan
metastase ke tulang). Beta human chorionic gonadotropin dan alpha-
fetoprotein digunakan pada pria dengan keganasan undifferentiated
(khususnya dengan tumor midline)
9

f. Urinalysis
Pemeriksaan urine meliputi warna dan kandungannya seperti gula,
protein, darah dan bakteri.
- Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax, CT scan, endoscopy, mammogram
- Pemeriksaan histologis
Dengan mikroskop biasa, dapat ditentukan gambaran sub kelompok tumor
sebagai berikut:
a. Well-differentiated dan moderate differential adenocarcinoma (60%).
Tumor ini paling sering ditemukan pada spesimen biopsi
b. Karsinoma sel squamos (5%)
c. Poorly differential adenocarcinoma atau differential carcinoma (30%)
d. Poorly differentiated malignant neoplasm (5%)
Dengan pewarnaan immunohistokimia, mikroskop elektron, serta teknik
molekular dan sitogenik, terkadang gambaran histologis pasti dari
lymphoma, germ cell neoplasm, melanoma, atau Hodgkin disease dapat
di diagnosa.
- Pemeriksaan patologi
Pemeriksaan patologis dengan dilakukannya pemeriksaan biopsi jaringan
menggunakan mikroskop cahaya, imunohistokimia, penelitian
ultrastruktural, immunophenotyping, dan analisa biologi molekuler dan
karyotipe. Biopsi yang dilakukan harus benar sehingga dapat dipakai dalam
menentukan keganasan.
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa 60% dari tumor CUP adalah
jenis well atau moderate differentiated adenocarcinoma, 30% jenis poorly
differentiated carcinoma/adenocarcinoma dan 5% jenis poorly differentiated
malignant neoplasms.
10

1.10. Prognosis
Pada kebanyakan kasus, semua prognosisnya buruk. Rata-rata bertahan
hidupnya kurang dari 1 tahun. Namun demikian, beberapa kelompok penderita
dapat kembali sembuh dan dapat bertahan hidup lebih lama. Secara umum,
waktu bertahan hidup pada penderita dengan CUP sekitar 3 sampai 4 bulan;
namun demikian pada beberapa penelitian terbaru dilaporkan durasi waktu
bertahan hidup 5 sampai 12 bulan. Kebanyakan penderita (55% sampai 85%)
meninggal pada 1 tahun pertama; 5% - 10% bertahan sampai 5 tahun.
BAB II

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

2.1.1 Keluhan utama

Terdapat nyeri atau pembesaran yang terlokalisasi (Doenges,


Moorhouse, dan Murr, 2010).

2.1.2 Riwayat Penyakit Dahulu

Identifikasi adanya riwayat pernapasan kronis, merokok tembakau atau


ganja, hidup dengan seseorang yang merokok, terpapar debu, batubara,
pasir, silika, bahan kimia beracun, karsinogen, atau matahari dengan
berlebihan, adanya riwayat pengobatan terdahulu (Doenges, Moorhouse, dan
Murr, 2010).

2.1.3 Riwayat Penyakit Keluarga

Adanya riwayat keluarga terdahulu yang menderita kanker (Doenges,


Moorhouse, dan Murr, 2010).

2.1.4 Pola Kebutuhan Dasar

a. Pola pernafasan
12

Bila tumor bermetastase ke paru-paru klien mengeluh sesak nafas.

b. Pola makan minum

Kebiasaan diet tidak sehat, anoreksia, perubahan dalam sensasi rasa,


mual dan muntah, intoleransi makanan (Doenges, Moorhouse, dan Murr,
2010).

c. Pola eliminasi

Tidak ditemukan ada kelainan.

d. Pola aktivitas dan latihan

Kelelahan, kelemahan, keterbatasan partisipasi kegiatan sehari-hari,


ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasa, kekurangan
energy, ketidaktertarikan di lingkungan sekitar, konsentrasi menurun
(Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

e. Pola istirahat dan tidur

Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari. Terdapat faktor
yang memengaruhi tidur, seperti nyeri, kecemasan, keringat malam, atau
lebih sering buang air (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

f. Pola berpakaian
13

Kelemahan, kelelahan, keterbatasan serta ketidakmampuan dalam


memenuhi kebutuhan ADL membuat klien dibantu dalam berpakaian.

g. Pola rasa nyaman

Terdapat rasa nyeri dengan derajat yang bervariasi, nyeri terlokalisasi


pada area spesifik, perilaku protectif, posisi menghindari rasa nyeri,
gelisah, merintih, menangis, mudah tersinggung, lesu, focus menyempit,
mengurangi interaksi dengan orang lain (Doenges, Moorhouse, dan
Murr, 2010).

h. Pola kebersihan diri

Pemenuhan kebersihan diri klien dibantu karena ketidakmapuannya


dalam melakukan pemenuhan kebutuhan ADL.

i. Pola aman

Tidak ditemukan ada gangguan.

j. Pola kebersihan diri

Klien dibantu dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

k. Pola komunikasi

Tidak ditemukan ada gangguan.

l. Pola beribadah
14

Tidak ditemukan adanya gangguan.

m. Pola produktivitas

Tidak ditemukan adanya gangguan

n. Pola rekreasi

Tidak ditemukan adanya gangguan

o. Pola kebutuhan belajar

Adanya pengalaman riwayat keluarga dengan tumor, atau pertama


kalinya terkena tumor, pengalaman riwayat pengobatan sebelumnya
(Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

p. Pola integritas ego

Stress karena pekerjaan, perubahan peran, keuangan. Mengelola stress


dengan merokok, minum-minuman, keterlambatan mencari pengobatan,
krisis spiritual. Kekhawatiran terhadap pernampilan tubuh. Perasaan
tidak berdaya, putus asa, tidak berdaya, tidak berharga, rasa bersalah,
kehilangan kendali, denial, marah, menarik diri, dan depresi (Doenges,
Moorhouse, dan Murr, 2010).

2.1.5 Pemeriksaan fisik

a. B1 (Breathing)

Dispnea, abses terpapar dengan debu, batupara, pasir, atau silika


(Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
15

b. B2 (Blood)

Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada tekanan darah, nadi berfluktuasi


(Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

c. B3 (Brain)

Pusing, sinkop, koordinas kurang, keseimbangan tidak stabil, mati rasa


atau kesemutan pada ekstremitas, sensasi dingin, kesulitan melakukan
kemampuan motorik halus seperti mengancing kemeja (Doenges,
Moorhouse, dan Murr, 2010).

d. B4 (Bladder)

Perubahan pola eliminasi, adanya rasa sakit atau terbakar saat buang air
kecil, hematuria, sering buang air kecil, atau nokturia, disuria, frekuensi,
inkontinensia (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

e. B5 (Bowel)

Kesulitan menelan, sariawan, ulserasi pada mukosa bibir, perubahan


berat badan, perubahan pada usus, adanya darah dalam tinja, nyeri saat
buang air besar, sembelit, diare, perubahan bising usus, distensi
abdomen, diare (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).

f. B6 (Bone)

Edema, perubahan kelembaban kulit atau turgor, kulit kering, ruam kulit,
atau ulserasi, pengecilan masa otot (Doenges, Moorhouse, dan Murr,
2010).
16

2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus tumor menurut


Doenges, Moorhouse, dan Murr (2010) diantaranya:

a. Nyeri kronik b/d infiltrasi tumor

b. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis: stress, keengganan untuk makan;


kesulitan untuk menelan

c. Keletihan b/d penyakit kronis: tumor

d. Defisit pengetahuan tentang managemen tumor b/d kurang terpapar


informasi

e. Ansietas b/d krisis situasi dengan adanya tumor

f. Berduka b/d kehilangan: perkerjaan, fungsi tubuh

g. Harga diri rendah situasional b/d perubahan pada citra tubuh.

h. Risiko infeksi b/d penyakit kronis: tumor; malnutrisi; imunosupresi.

i. Risiko diare b/d inflamasi gastrointestinal; program pengobatan;


malabsorpsi.

j. Risiko konstipasi b/d ketidakcukupan diet


17
18

2.3 Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri kronik b/d infiltrasi tumor ditandai Pain level Pain management
dengan: Pain control
DS : 1.1 Kaji riwayat nyeri, lokasi nyeri, frekuensi,
Klien mengeluh nyeri Setelah dilakukan tindakan durasi, presipitasi, dan intensitas.
Klien merasa depresi karena nyeri keperawatan selama 3 x 24 jam 1.2 Berikan stimulasi kulit, seperti masase atau
DO : diharapkan nyeri dapat terkendali kompres hangat.
Klien mengeluh pola tidurnya berubah dengan kriteria hasil: 1.3 Dukung klien menggunakan teknik distrasi
Klien tampak meringis Klien melaporkan nyeri dapat dengan mendengarkan musik, menghirup
Klien tempak gelisah terkendali atau berkurang. aromaterapi, atau menonton video.
Klien tidak mampu menuntaskan aktivitas Klien dapat melakukan tennik 1.4 Tingkatkan kenyamanan pasien dengan
Fokus menyempit relaksasi dan distraksi meningkatkan suasana yang nyaman dan
Klien tidak meringis memposisikan pasien dengan benar.
Berfokus pada diri sendiri
Klien melaporkan dapat tidur 1.5 Ajarkan klien teknik nafas dalam.
dengan nyenyak 1.6 Kolaborasi pemberian analgesik pada dokter.
2. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis: stress, Nutritional status Nurtition therapy
keengganan untuk makan; kesulitan untuk
menelan ditandai dengan: Setelah dilakukan tindakan 2.1 Kaji intake nutrisi.
DS : keperawatan selama 3 x 24 jam 2.2 Ukur berat badan dan tinggi klien.
Klien mengeluh nafsu makan menurun. diharapkan kebutuhan nutrisi dapat 2.3 Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
DO terpenuhi dengan kriteria hasil: 2.4 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Berat badan klien menurun (10% dibawah 2.5 Lakukan oral hygiene sebelum makan.
rentang ideal). Berat badan meningkat 2.6 Kolaborasi kebutuhan nutrisi klien dengan ahli
Bising usus hiperaktif Porsi makan meningkat gizi.
Membran mukosa pucat Klien melaporkan peningkatan
nafsu makan.
19

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


3. Kelelahan b/d penyakit kronis ditandai Endurance Energy Management
dengan:
DS : Setelah dilakukan asuhan 3.1 Kaji tingkat kelelahan klien.
Klien mengeluh energi tidak pulih walau keperawatan selama 3 x 24 jam 3.2 Kaji respon aktivitas fisiologis, seperti tekanan
pun telah tidur. diharapkan kelelahan dapat berkurang darah, respirasi, dan nadi.
Klien mengeluh kurang tenaga. dengan kriteria hasil: 3.3 Anjurkan klien untuk beristirahat.
Klien mengeluh lelah. Klien melaporkan peningkatan 3.4 Dukung klien untuk melakukan hal yang klien
DO energi. mampu, seperti mandi, berjalan, duduk di kursi.
Klien tidak mampu mempertahankan Klien dapat melakukan aktivitas 3.5 Berikan bantuan sesuai dengan kemampuan
aktivitas rutin. rutin. klien.
Klien tampak letih Klien tampak segar. 3.6 Ajarkan keluarga untuk mendukung klien
meningkatkan nutrisi dan meningkatkan
kemampuannya.
3.7 Kolaborasi terapi okupasional dengan dokter
dan fisioterapi.
4. Defisit pengetahuan tentang managemen Knowledge: Disease Process Teaching: Disease Process
tumor b/d kurang terpapar informasi ditandai Knowledge: Treatment Regimen
dengan: 4.1 Kaji tingkat pengetahuan klien.
DS : Setelah dilakukan asuhan 4.2 Jelaskan patofisiologi penyakit.
keperawatan selama 3 x 24 jam 4.3 Gambarkan proses penyakit.
Klien menanyakan masalah kesehatan yang diharapkan pengetahuan dapat 4.4 Sediakan informasi tetang kondisi klien.
dihadapi meningkat dengan kriteria hasil: 4.5 Diskusikan perubahan gaya hidup yang
DO Klien mengungkapkan informasi mungkin diperlukan.
tentang penyakit dengan benar. 4.6 Hindari harapan kosong.
Klien menunjukkan perilaku yang tidak 4.7 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
Berperilaku sesuai anjuran.
sesuai anjuran. 4.8 Rujuk klien pada group di komunitas lokal.
Klien menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah.
20

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


5. Ansietas b/d krisis situasi dengan adanya Anxiety Self-Control Anxiety Reduction
tumor ditandai dengan:
DS : Setelah dilakukan asuhan 5.1 Kaji tingkat kecemasan klien.
Klien mengeluh bingung. keperawatan selama 3 x 24 jam 5.2 Sediakan informasi faktual menyangkut
Klien merasa khawatir dengan kondisi diharapkan ansietas dapat diagnosis, terapi dan prognosis.
yang dihadapi. dikendalikan dengan kriteria hasil: 5.3 Instruksikan klien penggunaan teknik relaksasi.
DO Klien melakukan mekanisme 5.4 Dorong klien untuk mengekspresikan
Klien tampak gelisah. koping efektif. kecemasan.
Klien tampak tegang. Klien dapat tidur dengan tenang. 5.5 Dampingi klien, bicara dengan tenang, dan
Klien sulit tidur. Klien melaporkan merasa tenang. berikan ketenangan serta rasa nyaman.
Klien tidak gelisah. 5.6 Jelaskan semua prosedur pengobatan.
5.7 Kolaborasi pemberian terapi farmakologi
dengan dokter.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M


DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR OF UNKNOWN ORIGIN (META
LIVER + META KGB)
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI KRONIS, DEFISIT
NUTRISI, DAN DEFISIT PERAWATAN DIRI: MANDI
DI RUANG KEMUNING 1 RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 20 MARET 2017

3.1 PENGKAJIAN

3.3.1 Identitas
a. IdentitasPasien
Nama : Tn. M
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Madura
Alamat : Menuap Kokop, Bangkalan, Jawa Tmur
Tanggal Masuk : 13 Maret 2017 jam 18:37 WIB
Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2017 jam 12.00 WIB
No. Register : 12.56.00.90
Diagnosa Medis : Tumor of Unknown Origin (Meta
Liver + KGB) + Anemia Hemolitik

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn M
Umur : 26 tahun
Hub. dengan pasien : Keluarga
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Manua Kokop, Bangkalan, Jawa Timur

3.3.2 Status Kesehatan


a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama saat MRS :
Klien MRS dengan keluhan nyeri perut. Nyeri dirasakan sejak
8 bulan yang lalu dan bertambah parah sejak 1 minggu yang
lalu. Terdapat benjolan di daerah inguinal sebesar biji kacang
hijau dan bergerombol (kurang lebih 10 buah) dan di leher
sebesar kacang tanah hanya terdapat 1 benjolan. Saat di rawat
22

di RS Soetomo benjolan di inguinal dan leher sudah tidak


ditemukan lagi. sejak 3 bulan yang lalu disertai penurunan
berat badan.
2) Keluhan utama saat ini :
Klien mengeluh nyeri perut (P), tampak wajah menyeringai
menahan nyeri (Q), Nyeri menyebar ke seluruh perut dan
pinggang (R), skala nyeri 7 (S), nyeri hilang timbul dengan
durasi 30 menit (T). Klien mengatakan perutnya terasa penuh
/ kembung.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.pernah dirawat / MRS
Sebelum dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, klien
mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit Bakti Timah
Pangkal PInang dengan keluhan nyeri perut dan benjolan di
inguinal dan leher.
Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
2) Kebiasaan (merokok/kopi/rokok/alcohol/dll):
Klien mengatakan pernah merokok sehari 1-2 bungkus sehari.
Klien lupa sejak kapan mulai merokok. Sekitar 10 bulan yang
lalu klien sudah berhenti. Klien juga mengatakan pernah minum
alkohol satu kali saat masih muda dengan tidak disengaja.
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki
riwayat penyakit yang sama.
4) Diagnosa Medis dan Terapi :
Dx. Tumor of Unknown Origin (Meta Liver + meta KGB).
Terapi:
Infus aminofusin : D5 = 1 : 1
Ranitidin injeksi 2x1 (intravena)
Antasid tablet 3x1 (oral)
Omeperazol tablet 2x20 gram (oral)
Copar (Codein paracetamol) tablet 3x1 (oral)

3.3.3 Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)


a. Pola pernapasan
Sebelum sakit :
23

Klien mengatakan tidak ada masalah pada pernafasannya.


Saat sakit :
Klien mengatakan tidak merasa sesak. Pola napas teratur dengan
frekuensi 20 x/menit. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
b. Pola makan-minum
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa makan dengan nasi, sayur, dan ikan sejumlah 1
porsi sedang dengan frekuensi 3 kali sehari pada pagi, siang, dan malam
hari. Klien juga mengatakan biasa minum air putih sejumlah 2000 cc.
Saatsakit :
Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien hanya menghabiskan 3 5
sendok makan, karena perut merasa kembung. Berat badan klien
menurun menjadi 44 kg.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa BAB sebanyak 1 - 2 kali sehari dengan
konsistensi feses lunak, berwarna kecoklatan. Klien juga mengatakan
biasa BAK sebanyak 4 - 5 kali sehari di rumah dengan warna kuning
jernih dan tanpa disertai nyeri saat berkemih.
Saat sakit :
Klien mengatakan BAB sebanyak 3 hari sekali dan BAK sebanyak 2 - 3
kali secara spontan tanpa disertai nyeri saat berkemih.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Saat sakit :
Klien mengatakan mudah lelah dan merasa tidak mampu melakukan
aktivitas, aktivitas sehari-hari klien dibantu sebagian oleh keluarga.
Pasien dapat melakukan mobilisasi miring kanan dan miring kiri, namun
hanya sebentar.
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa tidur sekitar jam 21.00 WIB dan bangun pada
pukul 04.00 WIB.
Saat sakit :
Klien mengatakan sulit untuk tidur karena rasa nyeri di perut.
f. Pola berpakaian
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sering berganti pakaian sebelum sakit.
Saatsakit :
24

Klien mengatakan berganti pakaian sekitar 1-2 kali sehari dengan


dibantu oleh keluarganya.
g. Pola rasa nyaman
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak ada keluhan mengenai rasa nyaman.
Saat sakit :
Klien mengeluh rasa nyaman terganggu saat nyeri pada bagian perut
timbul, perut klien terasa penuh dan kembung.

h. Pola aman
Sebelum sakit :
Klien mengatakan merasa aman tinggal di rumah dengan keluarganya.
Saat sakit :
Klien mengatakan merasa aman di rumah sakit karena keluarganya selalu
menemani.
i. Pola kebersihan diri
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari, menyikat gigi sebanyak 2
kali sehari, dan memotong kuku sekali dalam seminggu. Hal ini
dilakukan tanpa bantuan dari orang lain.
Saat sakit :
Klien diseka oleh keluarganya di tempat tidur dengan menggunakan
waslap sebanyak 1 kali sehari. Klien mengatakan tidak mampu ke kamar
mandi untuk mandi. Klien tidak dapat mengeringkan diri. Klien tidak
dapat membasuh diri.
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi
Saat sakit :
Klien berkomukasi dengan keluarga dan beberapa kali dengan perawat.
k. Pola beribadah
Sebelum sakit :
Klien beragama islam dan tidak mengalami gangguan beribadah
Saat sakit :
l. Pola produktivitas
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa berkebun dan bertani.
Saat sakit :
Klien hanya beristirahat di tempat tidur.

m. Pola rekreasi
Sebelum sakit :
25

Klien biasa menggunakan waktu senggangnya dengan menonton TV atau


berjalan-jalan.
Saat sakit :
Klien hanya tidur di tempat tidur dan berbicara dengan keluarganya.
n. Pola kebutuhan belajar
Sebelum sakit :
Klien mendapatkan informasi dari TV atau lingkungan sekitar.
Saat sakit :
Klien mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari petugas
kesehatan.
3.3.4 PengkajianFisik
a. KeadaanUmum
Tingkat kesadaran : Kompos mentis
GCS : Mata : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 96 x / menit TD : 100/60 mmHg
RR : 20 x / menit Suhu : 37C
c. Pengkajian Nyeri
Pain score dengan Wong Baker: 7
d. Keadaan Fisik
1) Kepala dan leher
Bentuk kepala klien oval, tidak ditemukan adanya penonjolan pada
tulang kepala klien, penyebaran rambut merata, struktur wajah
lengkap dan simetris, warna kulit sawo matang dan tampak pucat,
konjungtiva anemis, skelera ikterik, pupil isokor, tulang
zigomaticus tampak menonjol, bibir kering. Benjolan pada leher
sudah tidak ditemukan saat dilakukan pemeriksaan fisik.

2) Dada
Paru :
Bentuk dada elips, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada
retraksi dada, pada pemeriksaan vokal fremitus getaran paru kanan
dan kiri sama kuat, suara perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak
ada suara nafas tambahan.
Jantung :
Tidak ditemukan pulsasi, tidak ada pembesaran batas jantung, bunyi
jantung I dan bunyi jantung II tunggal, irama reguler, intensitas kuat,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
3) Ketiak :
Tidak ada penonjolan pada daerah axila dan klavikula.
26

4) Abdomen :
Abdomen tambak besar, teraba tegang, perkusi redup, terdapat
bising usus namun terdengar lemah.
5) Genetalia :
Tidak ada infeksi atau jamur di kulit sekitar kelamin.
6) Integumen:
Kulit kering, akral dingin, warna kulit sawo matang, turgor kulit
baik.
7) Ekstremitas
Atas :
Otot simetris kanan dan kiri, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5 |
5.
Bawah :
Otot simetris kanan dan kiri, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5 |
5.
8) Neurologis
Status mental dan emosi :
Klien dapat mengenal lingkungan, waktu dan orang. Emosi klien
stabil, namun terlihat kesakitan tampak nyeri timbul.

Pengkajian saraf kranial :


Pada nervus I klien dapat membedakan bau-bauan, pada nervus II
klien dapat menebak gambar dalam jarak 30 cm, pada nervus III
pupil klien mengecil saat dirangsang cahaya, pada nervus IV klien
dapat menggerakan bola mata ke bawah dan ke samping, pada nervus
V klien dapat merasakan sensasi halus dan tajam, pada nervus VI
klien dapat menggerakan bola mata ke samping, pada nervus VII klien
dapat meringis, pada nervus VIII klien dapat mendengar gesekan jari,
pada nervus IX uvula klien berada di tengah dan simetris, pada nervus
X klien dapat menelan, pada nervus XI klien dapat melawanan
tahanan pada pipi dan bahu, nervus XII klien dapat menjulurkan lidah
ke depan.
Pemeriksaan refleks :
Terdapat gerakan fleksi pada tangan kanan dan kiri klien saat
dilakukan pemeriksaan refleks bisep, terdapat gerakan ekstensi saat
dilakukan pemeriksaan refleks trisep pada tangan kanan dan kiri klien,
27

pada pemeriksaan babinski ditemukan adanya gerakan dorso ekstensi


pada ibu jari kaki kanan dan kiri klien.
e. PemeriksaanPenunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
Tanggal 14 Maret 2017
AFP : 6,8 ng/ml (Nilai rujukan = 15)
CEA : 1,14 ng/ml (Nilai rujukan = 15)
CA-125 : 464,3 u/mL (Nilai rujukan = 35)
CA 19-9 : 36,50 u/mL (Nilai rujukan = < 37)
PGA : 1,53 ng/dL (Nilai rujukan = 4)
Tanggal 20 Maret 2017
HB : 10,1 gr/dL (Nilai rujukan = = 13,3 16,6 | =11-14,7)
RBC : 4,08 10^6 /uL (Nilai rujukan = 3,69 5,46)
HEB : 31,2 % (Nilai rujukan = = 41,3 52,1 | =35,2-46,7)
MCV : 76,5 fL (Nilai rujukan = 86,7 -102,3)
MCH : 24,8 pg (Nilai rujukan = 27,1 32,4)
MCHC : 32,4 gr/dL (Nilai rujukan = 29,7-33,1)
WBC : 12,04 10^3 /uL (Nilai rujukan = 3,37-10)
Platelet : 365 10^3 /uL (Nilai rujukan = 150-450)
SGOT : 238 U/L (Nilai rujukan = 0-50 | =0-35)
SGPT : 49 U/L (Nilai rujukan = 0-50 | =0-35)
Albumin : 3,0 g/dl (Nilai rujukan = 3,4 5,0)
Direk bilirubin : 0,90 mg/dL (Nilai rujukan = 0,00 0,20)
Total Bilirubin : 1,32 mg/dL (Nilai rujukan = 0,2 1,00)
BUN :8 mg/dL (Nilai rujukan = 7 18)
Kreatinin serum : 0,64 mg/dL (Nilai rujukan = 0,6 1,3)
Asam urat : 1,9 mg/dL (Nilai rujukan = 2,6 7,2)
Kalium : 4,6 mmol/l(Nilai rujukan = 3,5 5,1)
Natrium : 117 mmol/l(Nilai rujukan = 136 145)
Klorida : 81 mmol/l (Nilai rujukan = 98 107)
CRP : 6,7 mg/dL (Nilai rujukan = 0,0 0,90)
2) Pemeriksaan radiologi
Tanggal 13 Maret 2017
Rontgen Thorax= COR = Pulmo tak nampak kelainan
Foto BOF = Spondylosis Lumbalis
3) Hasil konsultasi
- Hasil konsultasi HOM 21 Maret 2017: review konsul open biopsi
KGB colli sinistra ke Departemen PA dengan pertimbangan klinis
mengarah ke suatu limfoma dan pertimbangan untuk pemeriksaan
imunohistokimia.
- Hasil konsultasi Gastro 17 Maret 2017: Hepatitis B kronik, tumor
hepar (suspect HCC)
4) Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
- CT scan abdomen contras 17 Maret 2017
28

Heterogen enhancing mass dengan kalsifikasi, tepi boluted, di


cavum abdomen di sepanjang paraaorta dan parailiaca kanan-kiri,
mengencase aorta abdominalis, celiac trunk, a. Lienalis, arteri dan
vena renalis kanan-kiri, SMA, IMA, a. Iliac kanan-kiri, SMV,
v.porta, v.cava inferior dan multipel nodul dengan kalsifikasi di
mesentrium dapat gambaran limfoma maligna.
Multiple nodul di kedua lobus hepar dapat merupakan limfoma
-ascites
- Pemeriksaan patologi anatomi 20 Maret 2017
Nodul regio hepar, FNAB Ct Scan Guiding: Hapusan tidak
representatif.
NB: saran pemeriksaan CT scan guiding ulang.
- Thorak AP/PA (tanpa kontras) 09 Januari 2017
Tak tampak proses metastase. Cor dan pulmo tak tampak kelainan.
29

ANALISA DATA
No Etiologi
Data Masalah
. (sesuai dengan patofisiologi)
1. DS : Proliferasi sel tumor Nyeri Kronis
Klien mengatakan perutnya
terasa nyeri menjalar sampai Sel tumor menyebar melalui
ke pinggang selama 30 pembuluh darah
menit.
Klien mengatakan kesulitan Invasi ke sistem organ
tidur karena nyeri
diperutnya. infiltrasi tumor: meta liver +
DO : meta KGB
Klien tampak meringis
Skala nyeri 7

Tumor bermetastase ke Defisit Nutrisi


2. DS : sistem GI: Hepatomegali
Klien mengatakan tidak
nafsu makan karena perut Perut terasa penuh, kembung
terasa penuh.
DO : Keengganan untuk makan
BB = 44 kg (IMT = 17)
Bibir kering
Klien hanya makan 3 5
sendok makan.

3. DS : Infiltrasi tumor Defisit perawatan


Klien mengatakan tidak diri: mandi
kuat untuk mandi di kamar Metabolisme sel
mandi.
DO : Kelemahan
Klien tidak mampu ke
kemar mandi.
Klien tidak mampu
mengeringkan diri.
Klien tidak mampu
membasuh diri.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


30

No Tanggal/Jam Tanggal
Diagnosa Keperawatan TTD
. Ditemukan Teratasi
1. 20 Maret 2017 Nyeri kronis b/d infiltrasi Nyeri kronis
12.30 tumor: meta liver + meta KGB teratasi
ditandai dengan: sebagian
DS :
Klien mengatakan perutnya
terasa nyeri menjalar sampai
ke pinggang selama 30
menit.
Klien mengatakan kesulitan
tidur karena nyeri diperutnya.
DO :
Klien tampak meringis
Skala nyeri 7
HR: 96 x/menit
TD: 100/60 mmHg

2. 20 Maret 2017 Defisit nutrisi b/d keengganan Keengganan


12.30 untuk makan ditandai dengan: untuk makan
DS : belum teratasi
Klien mengatakan tidak
nafsu makan karena perut
terasa penuh.
DO :
BB = 44 kg (IMT = 17)
Bibir kering
Klien hanya makan 3 5
sendok makan.

3. 20 Maret 2017 Defisit perawatan diri: mandi Defisit


12.30 b/d kelemahan ditandai dengan: perawatan diri
DS : belum teratasi
Klien mengatakan tidak kuat
untuk mandi di kamar mandi.
DO :
Klien tidak mampu ke kemar
mandi.
Klien tidak mampu
mengeringkan diri.
Klien tidak mampu
membasuh diri.
31

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


Rencana Perawatan
Hari/Tgl No. Dx TTD
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
20 Maret 2017 1 NOC : NIC :
12.30 Pain level Paint management
Pain control
Comfort level 1.1 Lakukan pengkajian nyeri secara komporhensif
termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,
Setelah dilakukan tindakan kualitas dan faktor presipitasi.
keperawatan 3 x 24 diharapakan nyeri 1.2 Observasi reaksi nonverbal dari nyeri.
dapat dikendalikan dengan kriteria 1.3 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
hasil : nyeri seperti suhu ruangan, pencahayan dan
1. Klien dan keluarga dapat kebisingan.
melakukan napas dalam, kompres 1.4 Ajarkan managemen nyeri nonfarmakologi:
hangat, dan masase. nafas dalam.
2. Klien melaporkan nyeri terasa 1.5 Berikan kompres hangat.
berkurang dan dapat dikendalikan. 1.6 Lakukan masase punggung.
3. Skala nyeri 3 6 1.7 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik.
4. Durasi nyeri < 30 menit
5. Klien tidak meringis
6. Klien melaporkan pola tidur
membaik.
32

Hari/Tgl No. Dx Rencana Perawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
20 Maret 2017 2 NOC : NIC :
12.30 Nutritional status: food and fluid Nutrition management
intake Nutrition monitoring

Setelah dilakukan tindakan 2.1 Monitor adanya penurunan berat badan.


keperawatan 3 x 24 diharapakan nutrisi 2.2 Monitor intake nutrisi.
dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : 2.3 Anjurkan klien untuk konsumsi minuman manis.
1. Klien dapat makan - 1 porsi 2.4 Anjurkan klien untuk makan makanan yang
makan. mengandung tinggi serat untuk mencegah
2. Berat badan klien bertambah 1 2 konstipasi.
kg menjadi 45 46 kg. 2.5 Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
3. Klien melaporkan peningkatan 2.6 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
pemasukan nutrisi. 2.7 Lakukan oral hygiene sebelum makan.
4. Klien melaporkan terjadi 2.8 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
peningkatan energi. jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien.
5. Bibir lembab. 2.9 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
makanan melalui selang atau parenteral.
33

Rencana Perawatan
Hari/Tgl No. Dx TTD
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
20 Maret 2017 3 NOC : NIC :
12.30 Self care: bathing Self care assistance: bathing

Setelah dilakukan tindakan 3.1 Monitor kemampuan klien untuk mandi secara
keperawatan 3 x 24 diharapakan mandiri.
terdapat peningkatan perawatan diri: 3.2 Kaji kebersihan tubuh setiap hari.
mandiri dengan kriteria hasil : 3.3 Sediakan bantuan sampai klien mampu secara
1. Klien terbebas dari bau. utuh melakukan self-care.
2. Klien mampu membersihkan tubuh 3.4 Anjurkan keluarga untuk mendorong kemandirian
dengan bantuan minimal. klien dan hanya memberikan bantuan jika pasien
3. Klien mampu mengeringkan tubuh tidak mampu melakukan.
dengan bantuan minimal. 3.5 Ajarkan keluarga penggunaan metode alternatif
4. Mampu meningkatkan mobilitas untuk mandi.
untuk ke kamar mandi. 3.6 Letakkan sabun, handuk, dan peralatan mandi
5. Mengungkapkan secara verbal lainnya di samping tempat tidur atau di kemar
kepuasan tentang kebersihan tubuh. mandi.
3.7 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik
sebelum mandi.
34

3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No.
Hari/Tgl Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
20 Maret 1 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hilang timbul di bagian perut menjalar
2017 hingga ke pinggang dengan durasi 30 menit.
12.45 Nyeri terasa seperti penuh pada perut.
1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari 1.2 Klien tampak meringis. Skala nyeri 7.
nyeri.
12.50 1.5 Memberikan kompres hangat. 1.5 Klien tampak sedikit rileks. Skala nyeri 6.
2.1 Mengukur adanya penurunan berat 2.1 Berat badan 44 kg.
13.00 2 badan.
13.30 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 2.2 Klien hanya makan 3 sendok makan.
2.4 Menganjurkan klien untuk makan 2.4 Klien mengangguk bersedia dan keluarga mengerti.
13.35 makanan mengandung serat untuk
13.40 mencegahan konstipasi 2.5 Klien mengangguk bersedia dan keluarga mengerti.
2.5 Menganjurkan klien untuk makan 2.6 Keluarga mengerti tentang kebutuhan nutrisi klien.
sedikit tapi sering.
13.42 2.6 Memberikan informasi kepada 3.1 Klien bisa ke kamar mandi dengan kursi roda
keluarga tentang kebutuhan nutrisi. namun hanya sebentar.
13.45 3.1 Mengkaji kemampuan klien untuk 3.4 Keluarga mengerti dan bersedia.
mandi secara mandiri.
3 3.4 Menganjurkan keluarga untuk
13.55 mendorong kemandirian klien dan
hanya memberikan bantuan jika pasien
13.57 tidak mampu melakukan.
35

No.
Hari/Tgl TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
21 Maret 2017 2 2.2 Monitor intake nutrisi. 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok makan.
09.00 2.3 Anjurkan klien untuk konsumsi 2.3 Klien tidak suka minuman yang manis.
minuman manis.
09.20 3 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien merasa lemah untuk ke kamar mandi.
untuk mandi secara mandiri.
09.30 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh setiap 3.2 Tubuh klien bersih. Dan bebas dari bau.
hari.
09.35 3.8 Menganjurkan keluarga untuk 3.8 Keluarga mengerti dan menerima anjuran.
mendorong kemandirian klien
dan hanya memberikan bantuan
jika pasien tidak mampu
melakukan.
09.40 1 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hialng timbul di perut menjalar hingga ke
09.50 pinggang selama 30 menit.
1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Klien meringis. Skala nyeri 7.
10.00 dari nyeri.
1.6 Melakukan dan mengajari 1.6 Klien tampak rileks. Skala nyeri 6. Keluarga dapat
12.30 2 keluarga melakukan masase. melakukan masase.
2.7 Menawarkan melakukan oral 2.7 Klien tidak bersedia untuk dibantu melakukan oral
hygiene sebelum makan dan hygiene.
menganjurkan kepada keluarga
untuk mendukung klien
13.00 melakukan oral hygiene.
2.2 Memonitor intake nutrisi 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok dmakan.
36

No.
Hari/Tgl TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
22 Maret 2017 1 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hilang timbul di perut menjelar hingga ke
16.00 pinggang selama 30 menit.
16.05 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Skala nyeri 7. Klien meringis.
dari nyeri.
16.10 1.4 Mengajarkan klien nafas dalam. 1.4 Klien dapat melakukan nafas dalam.
16.20 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan kursi roda.
untuk mandi secara mandiri. Namun tidak bisa berlama-lama untuk mandi.
3.2 Klien bersih dan tidak bau.
16.25 3 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien. 3.3 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan.
3.3 Membantu klien mobilisasi ke 2.2 Klien makan 6 sendok makan dan cemilan.
kamar mandi. 1.1 Klien mengatakan nyeri berkurang.
18.00 2 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 1.2 Klien tidak meringis. Skala nyeri 2.
21.00 1 1.1 Mengkaji nyeri.
21.05 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.3 Klien dapat tidur dengan nyenyak.
dari nyeri.
23.00 1.3 Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri 1.7 Nyeri klien berkurang.
dengan meredupkan cahaya.
23.30 1.7 Memberikan kolaborasi
pemberian analgesik tramadol 3 3.1 Klien mandi dengan dibantu oleh keluarganya di tempat
ampul / pz 500 ml / 24 jam. tidur.
06.15 3 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.2 Klien bersih dan tidak bau.
untuk mandi secara mandiri.
06.20 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien.
37

Hari/Tgl No.
TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
23 Maret 2017 3 3.3 Membantu klien membersihkan 3.3 Klien bersih dan wangi.
06.30 diri di tempat tidur.
06.50 3.4 Mengajarkan keluarga 3.4 Klien mengerti dan dapat mempraktikkannya.
memandikan klien di tempat
tidur. 2.2 Klien hanya makan 5 sendok makan.
07.30 2 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 2.5 Klien bersedia.
07.35 2.5 Menganjurkan klien untuk
mempertahankan porsi makan
dengan makan sedikit tapi sering.
38

3.5 EVALUASI
No No.
Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
. Dx
1. 20 Maret 2017 1 S = Klien mengatakan, nyeri masih,
14.00 tapi nya sedikit berkurang saat di
kompres.
O = - Skala nyeri 6
- Klien tampak meringis
- Keluarga dapat melakukan
kompres panas
- Durasi nyeri 30 menit
A = Nyeri kronis teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
1.2 Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri.
1.3 Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri.
1.4 Ajarkan managemen nyeri
nonfarmakologi: nafas dalam.
1.6 Lakukan masase punggung.
1.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik.

2 S = Klien mengatakan masih tidak


nafsu makan.
O = - Berat badan 44 kg
- Klien hanya makan 3 sendok
makan
- Bibir kering.
A = Defisit nutrisi belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
2.1 Monitor adanya penurunan
berat badan.
2.2 Monitor intake nutrisi.
2.3 Anjurkan klien untuk
konsumsi minuman manis.
2.8 Lakukan oral hygiene
sebelum makan.
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
2.10 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian makanan
melalui selang atau parenteral.
39

No Hari/Tanggal/Jam No. Evaluasi TTD


. Dx
3 S = Klien mengatakan bisa ke kamar
mandi tapi hanya sebentar.
O = - Klien dapat ke kamar mandi
dengan kursi roda dan dibantu
oleh keluarganya.
A = Defisit perawatan diri: mandi
belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor kemampuan klien
untuk mandi secara mandiri.
3.2 Kaji kebersihan tubuh.
3.3 Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh melakukan
self-care.
3.5 Ajarkan keluarga penggunaan
metode alternatif untuk mandi.
3.6 Letakkan sabun, handuk, dan
peralatan mandi lainnya di
samping tempat tidur atau di
kemar mandi.
3.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sebelum
mandi.

2. 21 Maret 2017 1 S = Klien mengatakan, nyeri hanya


14.00 sedikit-sedikit.
O = - Skala nyeri 6
- Klien tampak meringis
- Keluarga dapat melakukan
masase
- Durasi nyeri 30 menit
A = Nyeri kronis teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
1.2 Observasi reaksi nonverbal
dari nyeri.
1.3 Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri.
1.4 Ajarkan managemen nyeri
nonfarmakologi: nafas dalam.
1.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik.
40

No Hari/Tanggal/Jam No. Evaluasi TTD


. Dx
2 S = Klien mengatakan masih tidak
nafsu makan.
O = - Berat badan 44 kg
- Klien hanya makan 3 sendok
makan
- Bibir kering.
A = Defisit nutrisi belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
2.1 Monitor adanya penurunan
berat badan.
2.2 Monitor intake nutrisi.
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
2.10 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian makanan
melalui selang atau parenteral.
3 S = Klien mengatakan terlalu lemah
untuk ke kamar mandi.
O = - Klien dapat ke kamar mandi
dengan kursi roda dan dibantu
oleh keluarganya.
- Klien bersih dan terbebas dari
bau.
- Klien belum bisa membersihkan
badan dengan bantuan minimal.
A = Defisit perawatan diri: mandi
belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor kemampuan klien
untuk mandi secara mandiri.
3.2 Kaji kebersihan tubuh.
3.3 Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh melakukan
self-care.
3.5 Ajarkan keluarga penggunaan
metode alternatif untuk mandi.
3.6 Letakkan sabun, handuk, dan
peralatan mandi lainnya di
samping tempat tidur.
3.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sebelum
mandi.
41

No Hari/Tanggal/Jam No. Evaluasi TTD


. Dx
3. 22 Maret 2017 1 S = Klien mengatakan, perutnya masih
21.00 nyeri.
O = - Skala nyeri 6
- Klien tampak meringis
- Keluarga dapat melakukan
nafas dalam.
- Durasi nyeri 30 menit
A = Nyeri kronis teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
1.2 Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri.
1.3 Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri.
1.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik.

2 S = Klien mengatakan masih tidak


nafsu makan, namun sudah mulai
makan sedikit-sedikit tapi sering.
O = - Berat badan 44 kg
- Klien hanya makan 3 sendok
makan dan cemilan.
- Bibir kering.
A = Defisit nutrisi belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
2.1 Monitor adanya penurunan
berat badan.
2.2 Monitor intake nutrisi.
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
2.10 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian makanan
melalui selang atau parenteral.
42

No Hari/Tanggal/Jam No. Evaluasi TTD


. Dx
3 S = Klien mengatakan bisa ke kamar
mandi menggunakan kursi roda.
O = - Klien dapat ke kamar mandi
dengan kursi roda dan dibantu
oleh keluarganya.
- Klien terbebas dari bau.
- Klien belum bisa membersihkan
badan dengan bantuan minimal.
- Klien belum bisa mengeringkan
badan dengan bantuan minimal.
A = Defisit perawatan diri: mandi
belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor kemampuan klien
untuk mandi secara mandiri.
3.2 Kaji kebersihan tubuh.
3.3 Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh melakukan
self-care.
3.5 Ajarkan keluarga penggunaan
metode alternatif untuk mandi.
3.6 Letakkan sabun, handuk, dan
peralatan mandi lainnya di
samping tempat tidur atau di
kemar mandi.
3.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sebelum
mandi.
4. 23 Maret 2017 1 S = Klien mengatakan, nyeri diperut
07.00 mulai berkurang.
O = - Skala nyeri 2.
- Klien tidak tampak meringis.
- Klien dan keluarga dapat.
melakukan managemen nyeri
nonfarmakologi.
- Durasi nyeri 10 menit
A = Nyeri kronis teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
1.2 Observasi reaksi nonverbal
dari nyeri.
1.7 Berikan kolaborasi analgesik
tramadol 3 ampul / Pz 500 ml /
24 jam.
43

No Hari/Tanggal/Jam No. Evaluasi TTD


. Dx
2 S = Klien mengatakan masih tidak
nafsu makan.
O = - Berat badan 44 kg
- Klien hanya makan 5 sendok
makan dan cemilan.
- Bibir kering.
A = Defisit nutrisi belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
2.1 Monitor adanya penurunan
berat badan.
2.2 Monitor intake nutrisi.
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
2.10 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian makanan
melalui selang atau parenteral.
3 S = Klien mengatakan bisa ke kamar
mandi dengan kursi roda tapi tidak
bisa lama-lama duduk.
O = - Klien dapat ke kamar mandi
dengan kursi roda dan dibantu
oleh keluarganya.
- Klien bersih dan tidak bau.
- Klien belum bisa membersihkan
badan dengan bantuan minimal.
- Klien belum bisa mengeringkan
badan dengan bantuan minimal.
A = Defisit perawatan diri: mandi
belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor kemampuan klien
untuk mandi secara mandiri.
3.2 Kaji kebersihan tubuh.
3.3 Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh melakukan
self-care.
3.6 Letakkan sabun, handuk, dan
peralatan mandi lainnya di
samping tempat tidur.
3.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik sebelum
mandi.
44

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.


Doenges, M., Moorhouse, M.F., Murr, A.C. 2010. Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Client Care Across the Life Span. 8th ed. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Bulechek, G.M., et at. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC) 6th ed. United
States of America: Elsevier.
Morton, et al. 2011, Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. EGC, Jakarta.
Moorhead, S., et at. 2011. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th ed. United States
of America: Elsevier.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Quade, G 2016. Carcinoma of Unknown Primary Treatment. Available in link:
http://www.meb.uni-bonn.de/cancer.gov/CDR0000062729.html, access on 23
March 2017.
Smeltzer, et al. 2010, Brunner & Suddarths Textbook of Medical-Surgical Nursing 12 th
ed vol 1. Lippincott Williams & Wilkins, USA

Anda mungkin juga menyukai