Seminar Kelompok 4 Rsud Dr. Sutomo
Seminar Kelompok 4 Rsud Dr. Sutomo
M
DENGAN DIAGNOSA MEDIA TUMOR UNKNOWN ORIGIN
DI RUANG KEMUNING I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh:
Kelompok 4 B18
1. Ardillah Dwi Safitri NIM.131623143027
2. Hardiansyah NIM.131623143028
3. Bangun M.A NIM.131623143029
4. Budi Cahyono NIM.131623143030
5. Cicik Eka Irawati NIM.131623143031
6. Robby Septa W NIM.131623143032
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Tumor dalam arti umum adalah jaringan sel liar berupa benjolan atau
pembengkakan abnormal dibagian tubuh. Sedangkan dalam arti khusus, tumor
adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma (Quide 2016)
Tumor yang tidak diketahui asalnya selalu berubah dari satu penelitian ke
penelitian lain dan bila semua hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan
dimana lesi primer dan hasil biopsi tidak konsisten dengan tumor primer pada
letak dilakukannya biopsi. Kebanyakan dari tumor ini adalah adenokarsinoma
(undifferentiated tumor), karsinoma sel squamos, melanoma, sarcoma dan tumor
neuroendokrin.
Sekitar 15-25% penderita letak asal primernyaa tidak dapat diidentifikasi walau
setelah dilakukan pemeriksaan postmorterm
Karsinoma yang tidak diketahui asalnya (Carcinoma of unknown primary-CUP)
adalah ditemukannya sel keganasan (kanker) disuatu tempat dalam tubuh, tapi
tempat pertama kali tumor ini berkembang (lokasi tumor primer) tidak dapat
ditemukan. Keadaan ini terjadi pada sekitar 2-4% dari penderita kanker.
Hal penting untu menemukan dimana awal kanker itu berawal adalah dengan
melihat bentuk selnya dengan bantuan mikroskop (histologi).
enam kehidupan, sekitar usis 59 tahun dan insidensinya terus meningkat sesuai
dengan meningkatnya usia (Quide 2016).
1.3. Etiologi
Pada penderita dengan kanker primernya tidak diketahui, letak primernya
diperkirakan kecil atau setidaknya mengalami kemunduran secara spontan.
Penelitian melalui autopsi sebelum adanya pemeriksaan CT scan atau MRI
mendapatkan pada 85% penderita yang tidak dapat diidentifikasikan tumornya
memiliki tumor primer yang berukuran kecil, biasanya di pankreas, paru-paru,
dan di gastrointestinal, dengan penggunaan CT scan dan MRI di dapatkan pada
50-70% penderita (Quide 2016)
Penyebab terjadinya tumor meliputi 3 hal yaitu: (Corwin 2009; Brunner &
Suddarth 2013)
1. Ketika berhentinya produksi sel-sel normal di dalam tubuh oleh jaringan
tubuh tertentu.
2. Ketika sel normal mengalami gangguan kerusakan sehingga sel tersebut
tidak mampu lagi bekerja secara optimal dan normal sesuai fungsinya.
3. Ketika gen p53 berhenti mensuplai dan mengirimkan pesan agar sel-sel
tertentu mati pada waktunya.
Penyebab lain, yaitu:
- Ketidakseimbangna pola hidup, pola makan, dan kuarngnya perhatian dalam
menjaga kesehatan tubuh, faktor lingkungan, efek samping dari zat kimia
yang berasal dari sumber makanan, minuman, kosmetika dan sumber
lainnya.
- Merokok
- Minuman alkohol
- Obesitas
- Usia
- Faktor genitik
- Polusi udara
- Ultraviolet
3
1.4. Klasifikasi
Secara klinis penyakit tumor dibedakan atas:
1.4.1 Neoplasma
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas, tidak menyusup dan hanya
menekan jaringan disekitarnya (ekpansif), tidak merusak tetapi membesar dan
umumnya tidak bermetastase. Tumor jinak yang awalnya tidak diobati secara
benar akan meradang dan bisa berubah menjadi kanker (tumor ganas).
Berdasarkan sifat biologisnya dibedakan menjadi:
a. Benigna (tumor jinak).
Pertumbuhan tumor jinak lambat dan biasanya berkapsul sehingga mudah
dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena berbatas tegas. Pembesaran
tumor akan menekan jaringan tetangganya dan dapat menyebabkan obstruksi
atau atrofi. Hal ini dapat berakibat fatal jika terjadi pada bagian tubuh yang
penting, misalnya otak yang menyebabkan terjadinya penyakit tumor otak.
b. Maligna (tumor ganas)
Tumor jinak juga dapat berubah menjadi ganas. Tumor ganas inilah yang
banyak disebut sebagai penyakit kanker, tumbuh dengan cepat dan
cenderung bervariasi ke jaringan sekitarnya sehingga batasnya tidak tegas
dan jarang berkapsul. Sebuah atau beberapa sel kanker dapat terlepas dari
jaringan kanker induknya, terbawa oleh darah atau getah bening, tersangkut
di jaringan lain, misalnya pada otak dan berkembang biak disana membentuk
tumor sekunder terjadilah metastase.
1.4.2 Non Neoplasma
Tumor yang terbentuk karena dalam tubuh tumbuh &
berkembangbiaknya sel-sel abnormal yang berbeda dari sel-sel tubuh
normal.Pemberian nama tumor sesuai dengan asal jaringan yang terkena,
misalnya tumor jinak:
- Fibroma berasal dari jaringan ikat fibrosa
- Khondroma berasal dari jaringan tulang rawan.
- Adenoma berasal daringan jaringan kelenjar.
4
1.5. Patofisiologi
Seluruh kanker berasal dari sel tunggal. Kemudian sel tersebut mulai bereplikasi,
bentuk pertama ini secara klinik dapat dideteksi sebagai massa ditempat pertama
sel tersebut tumbuh dan mungkin juga bermetastase ke organ lain. Namun
demikian pada beberapa situasi, replikasi sel bermetastase ke daerah lain lebih
awal dan gagal untuk tumbuh di daerah asal tumor. Ini menimbulkan kegagalan
dalam mendeteksi tumor primer, sementara daerah lainnya secara klinik dapat
dideteksi (Corwin 2009)
5
1.6. WOC
TUMOR UNKNOWN ORIGIN
TUMOR
Kemoterapi
Invasi tumor Nutrisi sel diambil oleh sel tumor
Radiasi
Supresi sumsum Sel tumor
tulang menyebar Imunoterapi
Destruksi struktur anatomis Metabolisme sel
Pembedahan
6
MK : Resiko
perdarahan
7
1.8. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit tumor membutuhkan pendekatan multidisiplin (Quide
2016)
1. Operasi
Terapi operasi paling utama dilakukan pada penyakit tumor yang masih lokal
atau lokalregional. Tumor yang mengalami metastase, pembedahan yang
dilakukan bersifat paliatif (tidak lagi bersifat kuratif)
2. Radiasi
Terapi radiasi dengan menggunakan sinar-X atau sinar dengan energi tinggi
untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor.
Radiasi dapat digunakan tunggal atau dilakukan sebelum/sesudah terapi
pembedahan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Kemoterapi dapat diberikan secara per oral atau secara intra vena maupun
intramuscular. Pemberianya bisa secara tunggal atau diberikan setelah terapi
pembedahan.
8
1.9. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi (Quide 2016):
- Riwayat penyakit
Gambaran klinik dari CUP tergantung dari organ atau daerah yang terkena
oleh metastase lesi tumor, misal riwayat sakit didaerah epigastrium,
kemungkinan diperkirakan adanya karsinoma pakreas/ keganasan
gastrointestinal lainnya.
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan positif pada organ yang diperiksa dapat menjadi petunjuk
dimana letak tumor primer. Untuk mencari asal tumor primer dilakukan
pemeriksaan klinik secara lengkap, termasuk pemeriksaan payudara dan
daerah pelvis pada wanita serta pemeriksaan testis dan prostat pada pria,
pemeriksaaan telinga, hidung dan tenggorokan.
Pada wanita dengan lymphadenopathy inguinal dengan gambaran histologis
sel squamos, pemeriksaan PAP smear dan kolposkopik serviks perlu
dilakukan.
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Hitung jenis darah: RBC, WBC, platelets, HB
b. Elektrolit
c. Fungsi hepar dan ginjal
d. Evaluasi kalsium. Albumin dan phosphat
e. Tumor marker
Penggunaan tumor marker tidak dianjurkan pada semua penderita. Hanya
pada keadaan tertentu tumor marker daat berguna dalam penanganan
keganasan. Tes antigen kanker 125, digunakan hanya pada wanita dengan
gangguan peritoneal adenokarsinoma CUP. Antigen prostate-spesific
digunakan pada pria dengan adenokarsinoma (khususnya dengan
metastase ke tulang). Beta human chorionic gonadotropin dan alpha-
fetoprotein digunakan pada pria dengan keganasan undifferentiated
(khususnya dengan tumor midline)
9
f. Urinalysis
Pemeriksaan urine meliputi warna dan kandungannya seperti gula,
protein, darah dan bakteri.
- Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax, CT scan, endoscopy, mammogram
- Pemeriksaan histologis
Dengan mikroskop biasa, dapat ditentukan gambaran sub kelompok tumor
sebagai berikut:
a. Well-differentiated dan moderate differential adenocarcinoma (60%).
Tumor ini paling sering ditemukan pada spesimen biopsi
b. Karsinoma sel squamos (5%)
c. Poorly differential adenocarcinoma atau differential carcinoma (30%)
d. Poorly differentiated malignant neoplasm (5%)
Dengan pewarnaan immunohistokimia, mikroskop elektron, serta teknik
molekular dan sitogenik, terkadang gambaran histologis pasti dari
lymphoma, germ cell neoplasm, melanoma, atau Hodgkin disease dapat
di diagnosa.
- Pemeriksaan patologi
Pemeriksaan patologis dengan dilakukannya pemeriksaan biopsi jaringan
menggunakan mikroskop cahaya, imunohistokimia, penelitian
ultrastruktural, immunophenotyping, dan analisa biologi molekuler dan
karyotipe. Biopsi yang dilakukan harus benar sehingga dapat dipakai dalam
menentukan keganasan.
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa 60% dari tumor CUP adalah
jenis well atau moderate differentiated adenocarcinoma, 30% jenis poorly
differentiated carcinoma/adenocarcinoma dan 5% jenis poorly differentiated
malignant neoplasms.
10
1.10. Prognosis
Pada kebanyakan kasus, semua prognosisnya buruk. Rata-rata bertahan
hidupnya kurang dari 1 tahun. Namun demikian, beberapa kelompok penderita
dapat kembali sembuh dan dapat bertahan hidup lebih lama. Secara umum,
waktu bertahan hidup pada penderita dengan CUP sekitar 3 sampai 4 bulan;
namun demikian pada beberapa penelitian terbaru dilaporkan durasi waktu
bertahan hidup 5 sampai 12 bulan. Kebanyakan penderita (55% sampai 85%)
meninggal pada 1 tahun pertama; 5% - 10% bertahan sampai 5 tahun.
BAB II
2.1 Pengkajian
a. Pola pernafasan
12
c. Pola eliminasi
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari. Terdapat faktor
yang memengaruhi tidur, seperti nyeri, kecemasan, keringat malam, atau
lebih sering buang air (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
f. Pola berpakaian
13
i. Pola aman
k. Pola komunikasi
l. Pola beribadah
14
m. Pola produktivitas
n. Pola rekreasi
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
Perubahan pola eliminasi, adanya rasa sakit atau terbakar saat buang air
kecil, hematuria, sering buang air kecil, atau nokturia, disuria, frekuensi,
inkontinensia (Doenges, Moorhouse, dan Murr, 2010).
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
Edema, perubahan kelembaban kulit atau turgor, kulit kering, ruam kulit,
atau ulserasi, pengecilan masa otot (Doenges, Moorhouse, dan Murr,
2010).
16
2.3 Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri kronik b/d infiltrasi tumor ditandai Pain level Pain management
dengan: Pain control
DS : 1.1 Kaji riwayat nyeri, lokasi nyeri, frekuensi,
Klien mengeluh nyeri Setelah dilakukan tindakan durasi, presipitasi, dan intensitas.
Klien merasa depresi karena nyeri keperawatan selama 3 x 24 jam 1.2 Berikan stimulasi kulit, seperti masase atau
DO : diharapkan nyeri dapat terkendali kompres hangat.
Klien mengeluh pola tidurnya berubah dengan kriteria hasil: 1.3 Dukung klien menggunakan teknik distrasi
Klien tampak meringis Klien melaporkan nyeri dapat dengan mendengarkan musik, menghirup
Klien tempak gelisah terkendali atau berkurang. aromaterapi, atau menonton video.
Klien tidak mampu menuntaskan aktivitas Klien dapat melakukan tennik 1.4 Tingkatkan kenyamanan pasien dengan
Fokus menyempit relaksasi dan distraksi meningkatkan suasana yang nyaman dan
Klien tidak meringis memposisikan pasien dengan benar.
Berfokus pada diri sendiri
Klien melaporkan dapat tidur 1.5 Ajarkan klien teknik nafas dalam.
dengan nyenyak 1.6 Kolaborasi pemberian analgesik pada dokter.
2. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis: stress, Nutritional status Nurtition therapy
keengganan untuk makan; kesulitan untuk
menelan ditandai dengan: Setelah dilakukan tindakan 2.1 Kaji intake nutrisi.
DS : keperawatan selama 3 x 24 jam 2.2 Ukur berat badan dan tinggi klien.
Klien mengeluh nafsu makan menurun. diharapkan kebutuhan nutrisi dapat 2.3 Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
DO terpenuhi dengan kriteria hasil: 2.4 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Berat badan klien menurun (10% dibawah 2.5 Lakukan oral hygiene sebelum makan.
rentang ideal). Berat badan meningkat 2.6 Kolaborasi kebutuhan nutrisi klien dengan ahli
Bising usus hiperaktif Porsi makan meningkat gizi.
Membran mukosa pucat Klien melaporkan peningkatan
nafsu makan.
19
3.1 PENGKAJIAN
3.3.1 Identitas
a. IdentitasPasien
Nama : Tn. M
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Madura
Alamat : Menuap Kokop, Bangkalan, Jawa Tmur
Tanggal Masuk : 13 Maret 2017 jam 18:37 WIB
Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2017 jam 12.00 WIB
No. Register : 12.56.00.90
Diagnosa Medis : Tumor of Unknown Origin (Meta
Liver + KGB) + Anemia Hemolitik
h. Pola aman
Sebelum sakit :
Klien mengatakan merasa aman tinggal di rumah dengan keluarganya.
Saat sakit :
Klien mengatakan merasa aman di rumah sakit karena keluarganya selalu
menemani.
i. Pola kebersihan diri
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari, menyikat gigi sebanyak 2
kali sehari, dan memotong kuku sekali dalam seminggu. Hal ini
dilakukan tanpa bantuan dari orang lain.
Saat sakit :
Klien diseka oleh keluarganya di tempat tidur dengan menggunakan
waslap sebanyak 1 kali sehari. Klien mengatakan tidak mampu ke kamar
mandi untuk mandi. Klien tidak dapat mengeringkan diri. Klien tidak
dapat membasuh diri.
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi
Saat sakit :
Klien berkomukasi dengan keluarga dan beberapa kali dengan perawat.
k. Pola beribadah
Sebelum sakit :
Klien beragama islam dan tidak mengalami gangguan beribadah
Saat sakit :
l. Pola produktivitas
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasa berkebun dan bertani.
Saat sakit :
Klien hanya beristirahat di tempat tidur.
m. Pola rekreasi
Sebelum sakit :
25
2) Dada
Paru :
Bentuk dada elips, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada
retraksi dada, pada pemeriksaan vokal fremitus getaran paru kanan
dan kiri sama kuat, suara perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak
ada suara nafas tambahan.
Jantung :
Tidak ditemukan pulsasi, tidak ada pembesaran batas jantung, bunyi
jantung I dan bunyi jantung II tunggal, irama reguler, intensitas kuat,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
3) Ketiak :
Tidak ada penonjolan pada daerah axila dan klavikula.
26
4) Abdomen :
Abdomen tambak besar, teraba tegang, perkusi redup, terdapat
bising usus namun terdengar lemah.
5) Genetalia :
Tidak ada infeksi atau jamur di kulit sekitar kelamin.
6) Integumen:
Kulit kering, akral dingin, warna kulit sawo matang, turgor kulit
baik.
7) Ekstremitas
Atas :
Otot simetris kanan dan kiri, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5 |
5.
Bawah :
Otot simetris kanan dan kiri, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5 |
5.
8) Neurologis
Status mental dan emosi :
Klien dapat mengenal lingkungan, waktu dan orang. Emosi klien
stabil, namun terlihat kesakitan tampak nyeri timbul.
ANALISA DATA
No Etiologi
Data Masalah
. (sesuai dengan patofisiologi)
1. DS : Proliferasi sel tumor Nyeri Kronis
Klien mengatakan perutnya
terasa nyeri menjalar sampai Sel tumor menyebar melalui
ke pinggang selama 30 pembuluh darah
menit.
Klien mengatakan kesulitan Invasi ke sistem organ
tidur karena nyeri
diperutnya. infiltrasi tumor: meta liver +
DO : meta KGB
Klien tampak meringis
Skala nyeri 7
No Tanggal/Jam Tanggal
Diagnosa Keperawatan TTD
. Ditemukan Teratasi
1. 20 Maret 2017 Nyeri kronis b/d infiltrasi Nyeri kronis
12.30 tumor: meta liver + meta KGB teratasi
ditandai dengan: sebagian
DS :
Klien mengatakan perutnya
terasa nyeri menjalar sampai
ke pinggang selama 30
menit.
Klien mengatakan kesulitan
tidur karena nyeri diperutnya.
DO :
Klien tampak meringis
Skala nyeri 7
HR: 96 x/menit
TD: 100/60 mmHg
Rencana Perawatan
Hari/Tgl No. Dx TTD
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
20 Maret 2017 3 NOC : NIC :
12.30 Self care: bathing Self care assistance: bathing
Setelah dilakukan tindakan 3.1 Monitor kemampuan klien untuk mandi secara
keperawatan 3 x 24 diharapakan mandiri.
terdapat peningkatan perawatan diri: 3.2 Kaji kebersihan tubuh setiap hari.
mandiri dengan kriteria hasil : 3.3 Sediakan bantuan sampai klien mampu secara
1. Klien terbebas dari bau. utuh melakukan self-care.
2. Klien mampu membersihkan tubuh 3.4 Anjurkan keluarga untuk mendorong kemandirian
dengan bantuan minimal. klien dan hanya memberikan bantuan jika pasien
3. Klien mampu mengeringkan tubuh tidak mampu melakukan.
dengan bantuan minimal. 3.5 Ajarkan keluarga penggunaan metode alternatif
4. Mampu meningkatkan mobilitas untuk mandi.
untuk ke kamar mandi. 3.6 Letakkan sabun, handuk, dan peralatan mandi
5. Mengungkapkan secara verbal lainnya di samping tempat tidur atau di kemar
kepuasan tentang kebersihan tubuh. mandi.
3.7 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik
sebelum mandi.
34
No.
Hari/Tgl TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
21 Maret 2017 2 2.2 Monitor intake nutrisi. 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok makan.
09.00 2.3 Anjurkan klien untuk konsumsi 2.3 Klien tidak suka minuman yang manis.
minuman manis.
09.20 3 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien merasa lemah untuk ke kamar mandi.
untuk mandi secara mandiri.
09.30 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh setiap 3.2 Tubuh klien bersih. Dan bebas dari bau.
hari.
09.35 3.8 Menganjurkan keluarga untuk 3.8 Keluarga mengerti dan menerima anjuran.
mendorong kemandirian klien
dan hanya memberikan bantuan
jika pasien tidak mampu
melakukan.
09.40 1 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hialng timbul di perut menjalar hingga ke
09.50 pinggang selama 30 menit.
1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Klien meringis. Skala nyeri 7.
10.00 dari nyeri.
1.6 Melakukan dan mengajari 1.6 Klien tampak rileks. Skala nyeri 6. Keluarga dapat
12.30 2 keluarga melakukan masase. melakukan masase.
2.7 Menawarkan melakukan oral 2.7 Klien tidak bersedia untuk dibantu melakukan oral
hygiene sebelum makan dan hygiene.
menganjurkan kepada keluarga
untuk mendukung klien
13.00 melakukan oral hygiene.
2.2 Memonitor intake nutrisi 2.2 Klien hanya menghabiskan 3 sendok dmakan.
36
No.
Hari/Tgl TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
22 Maret 2017 1 1.1 Mengkaji nyeri. 1.1 Nyeri hilang timbul di perut menjelar hingga ke
16.00 pinggang selama 30 menit.
16.05 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.2 Skala nyeri 7. Klien meringis.
dari nyeri.
16.10 1.4 Mengajarkan klien nafas dalam. 1.4 Klien dapat melakukan nafas dalam.
16.20 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.1 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan kursi roda.
untuk mandi secara mandiri. Namun tidak bisa berlama-lama untuk mandi.
3.2 Klien bersih dan tidak bau.
16.25 3 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien. 3.3 Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan.
3.3 Membantu klien mobilisasi ke 2.2 Klien makan 6 sendok makan dan cemilan.
kamar mandi. 1.1 Klien mengatakan nyeri berkurang.
18.00 2 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 1.2 Klien tidak meringis. Skala nyeri 2.
21.00 1 1.1 Mengkaji nyeri.
21.05 1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal 1.3 Klien dapat tidur dengan nyenyak.
dari nyeri.
23.00 1.3 Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri 1.7 Nyeri klien berkurang.
dengan meredupkan cahaya.
23.30 1.7 Memberikan kolaborasi
pemberian analgesik tramadol 3 3.1 Klien mandi dengan dibantu oleh keluarganya di tempat
ampul / pz 500 ml / 24 jam. tidur.
06.15 3 3.1 Mengkaji kemampuan klien 3.2 Klien bersih dan tidak bau.
untuk mandi secara mandiri.
06.20 3.2 Mengkaji kebersihan tubuh klien.
37
Hari/Tgl No.
TindakanKeperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
23 Maret 2017 3 3.3 Membantu klien membersihkan 3.3 Klien bersih dan wangi.
06.30 diri di tempat tidur.
06.50 3.4 Mengajarkan keluarga 3.4 Klien mengerti dan dapat mempraktikkannya.
memandikan klien di tempat
tidur. 2.2 Klien hanya makan 5 sendok makan.
07.30 2 2.2 Mengkaji intake nutrisi. 2.5 Klien bersedia.
07.35 2.5 Menganjurkan klien untuk
mempertahankan porsi makan
dengan makan sedikit tapi sering.
38
3.5 EVALUASI
No No.
Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
. Dx
1. 20 Maret 2017 1 S = Klien mengatakan, nyeri masih,
14.00 tapi nya sedikit berkurang saat di
kompres.
O = - Skala nyeri 6
- Klien tampak meringis
- Keluarga dapat melakukan
kompres panas
- Durasi nyeri 30 menit
A = Nyeri kronis teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
1.1 Lakukan pengkajian nyeri.
1.2 Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri.
1.3 Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri.
1.4 Ajarkan managemen nyeri
nonfarmakologi: nafas dalam.
1.6 Lakukan masase punggung.
1.7 Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgesik.
DAFTAR PUSTAKA