Skizofrenia Paranoid
Oleh :
Muhammad Yoga Ryananda Isjoni
030.11.199
Status Psikiatri
Nama : M. Yoga Ryananda I. NIM : 030.11.199 (FK TRISAKTI)
Dokter Pembimbing : Tanda Tangan:
dr. Prianto Djatmiko , Sp. KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IP
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, (28 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia
Alamat : Mangga Dua
Dokter yang merawat : dr. Prianto Sp.KJ
Masuk RS tanggal : 2 Mei 2017
Ruang perawatan : Bangsal Perkutut
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga (kakaknya)
Alloanamnesis :
2
Tanggal 19 Mei 2017, pukul 16.00 WIB dilakukan alloanamnesis dengan kakak
pasien (tinggal bersama dan mengurus pasien)
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh kakaknya dengan keluhan mengamuk sejak 2 hari
SMRS.
3
pasien.Keluarga pasien mengaku memasung pasien kalau emosi pasien sdang labil
karena takut pasien mengamuk dan melukai dirinya dan orang lain.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak mengalami sakit yang serius sebelumnya. Pasien tidak mempunyai
riwayat kejang, kecelakaan atau trauma pada kepala yang menyebabkan adanya
pingsan atau penurunan kesadaran.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat menggunakan
alkohol,minum kopi atapun merokok namun keluarga tidak tahu pasti apakah pasien
mengkonsumsi NAPZA, obat-obatan.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
A. Grafik Perjalanan Penyakit
2016 2017
2015
2014
2014
Gejala :
4
2015
5
Pasien mulai menutup diri dan pendiam dan lebih sering mengurung diri dikamar
tetapi keluarga pasien tidak mengetahui dengan jelas apa yang membuat pasien
seperti ini.
4. Riwayat Pendidikan
Menurut keluarga pasien, prestasi pasien biasa saja saat di bangku sekolah tidak
menonjol. Pada kelas 1 SMP nya. Pasien juga diketahui memiliki beberapa teman
dekat
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam tetapi dia jarang beribadah dan sholat.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum pernah menikah.
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak pernah terlibat oleh
tindak pidana.
6
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama kakaknya.
Menurut kakaknya dulu pasien merupakan anak yang pendiam dan tidak bisa dimarahi
,karena dulu ketika sang ayah pernah memarahinya beberapa hari setelah itu dia
mengurung diri di kamar. Pada keluarga pasien, tidak di dapatkan adanya riwayat
gangguan jiwa.
7
perlambatan gerakan, kejang. Beberapa pertanyaan tidak dijawab oleh
pasien.
c. Sesudah wawancara : pasien menjabat tangan saat bersalaman untuk
mengakhiri percakapan.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Tidak kooperatif
5. Pembicaraan :
Cara berbicara :spontan, volume cukup, artikulasi jelas, intonasi cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipotim
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) halusinasi auditorik, (+) halusinasi visual
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMP
2. Pengetahuan umum : Tidak dapat dinilai (pasien tidak menjawab)
3. Kecerdasan : rata-rata (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Tidak dapat dinilai (pasien tidak menjawab)
5. Perhatian : perhatian cukup (pasien sesekali teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari)
b. Tempat: baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RS)
c. Orang : baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter muda)
8
7. Daya ingat:
a. Jangka panjang :baik (pasien mengingat nama kakaknya).
b. Jangka pendek :baik (pasien mengingat menu makan pagi dan
kegiatan yang ia lakukan di RS)
c. Segera :baik (Saat diakhir wawancara, pasien masih dapat
mengingat nama dokter muda)
8. Pikiran abstrak : Tidak dapat dinilai (pasien tidak menjawab)
9. Visuospasial : Tidak dapat dinilai (pasien tidak melakukan instruksi)
10. Kemampuan menolong diri: baik (pasien bisa makan, mandi, buang air kecil dan
berpakaian sendiri)
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Assoasi longgar
c. Hendaya bahasa : (-)
2. Isi pikir
a. Waham : (+) waham kejar. Pasien diikuti oleh sosok
bayangan
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat wawancara, pasien tampak tenang.
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :Tidak dapat dinilai (pasien tidak menjawab)
2. Uji daya nilai :Tidak dapat dinilai (pasien tidak menjawab)
3. Daya nilai realitas :terganggu
h. TILIKAN
Derajat IV pasien merasa dirinya sakit, tetapi tidak tau penyebab dia sakit.
9
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan.
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : cukup, berat badan 70 kg
o Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 120/80
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 20 x/menit
Kulit : kuning langsat, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
10
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+2)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik,vulnus laseratum di lengan atas
dextra.
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor
(-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada hasil pemeriksaan penunjang
Pasien datang diantar oleh kakaknya ke IGD RSJ Soeharto Heerdjan karena mengamuk
sejak 2 hari SMRS. Sejak 2 hari yang lalu pasien tiba-tiba mengamuk tanpa alasan yang jelas
dan membanting barang-barang yang berada dirumah dan hampir melukai penghuni
rumah,pasien juga sebelumnya pernah marah-marah serta memukul dan menggangu warga
disekitar rumahnya. Menurut keterangan keluarga pasien sering terlihat berbicara sendiri dan
mondar-mandir keluar rumah tanpa tujuan yang jelas terutama sejak meninggalnya ibu
11
pasien 3 tahun yang lalu, pasca meninggalnya ibu pasien kondisi pasien berubah drastis
menjadi lebih pendiam dan bicara kacau serta menarik diri dari pergaulan sosial dan juga
keluarga. Keluarga pasien juga mengaku bahwa pasien pernah bercerita pernah melihat sosok
bayangan yang diyakini oleh pasien merupakan ibu dari pasien yang telah meninggal.
Semenjak kejadian tersebut pasien menjadi sulit tidur dan selalu tampak gaduh gelisah.
Sekarang pasien dirawat di bangsal Perkutut sejak lebih kurang 1 minggu yang lalu pasien
tampak lebih tenang dan bersih namun belum dapat menjawab semua pertanyaan yang
ditanyakan saat wawancara. Pasien mengetahui sekarang ini pasien dirawat di Rumah Sakit
dan mengetahui apabila pasien pernah mengamuk dan marah-marah dirumah. Pasien juga
terlihat beberapa kali tampak sedang berbicara dan senyum sendiri tanpa alasan yang
jelas,perhatian pasien telihat gampang terdistraksi saat wawancara
12
Halusinasi visual : melihat bayangan hitam yang orang lain
tidak lihat.
Waham paranoid : pasien mengatakan jika dia selalu diikuti
bayangan.
- diagnosis kerja adalah Skizofrenia tipe paranoid karena:
Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi visual
Terdapat waham paranoid
Terdapat gejala yang berulang dan lebih dari 1 bulan
Terdapat perubahan dalam perilaku seperti larut dalam diri sendiri dan penarikan
diri secara social.
Aksis III : Kondisi medis umum (tidak ada gejala fisik, dan tidak dilakukannya
pemeriksaan penunjang).
Aksis V : GAF current : 30-21 (disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai)
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan primary support group
IX. PROGNOSIS
XII. TERAPI
- Rawat inap
o Indikasi: pasien mengamuk tanpa sebab, sampai dirinya sendiri.
- Medikamentosa:
o Oral:
Risperidone 2 x 2 mg PO
Alasan pemeberian Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik
generasi 2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat
digunakan untuk mengobati baik gejala positif maupun negative karena
14
aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2 yang tidak terlalu kuat sehingga
efek samping terutama efek samping ekstrapiramidal rendah, dan juga
aktivitasnya terhadap reseptor serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga
dapat digunakan untuk mengobati gejala negatif.
Trihexyphenidyl (THP) 2x2 mg PO
(jika perlu, jika terdapat estrapiramidal sindrom).
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan
dan datang kontrol ke poli.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Psikoterapi
15