Anda di halaman 1dari 36

BIOMINERAL

Oleh:
Siti K. Chaerun
Unsur/elemen pada biomineral
10 unsur penyusun biomineral adalah: H, C, O,
Mg, Si, P, S, Ca, Mn dan Fe
Ca adalah unsur paling banyak ditemukan yang
terdistribusi secara luas dan merupakan bahan
utama penyusun kerangka (tulang dan kerang)
TULANG: Ca-phosphate {Ca3(PO4)2}
KERANG: Ca-carbonate (CaCO3)
Fenomena diatas (Ca???) terjadi mungkin
karena mineral anorganik selalu berasosiasi
dengan makromolekul organik (yaitu sebagai
MATRIKS ORGANIK).
Mineral Ca-Phosphate & Ca-Carbonate
Mempunyai energi lattice tinggi dan kelarutan rendah
sehingga strukturnya akan stabil secara termodinamika dalam
lingkungan biologi

Dalam bentuk hidrat (hydrated), Ca-oxalate {CaC2O4} dan


CaSO4 lebih soluble sehingga Ca dalam bentuk ini kurang
umum kita temukan.

Secara umum presipitasi garam Ca berfungsi sebagai alat


yang efektif dalam mengontrol konsentrasi ion Ca+2 dalam
fluida biologi yang sangat membantu dalam mempertahankan
kondisi steady-state (homeostatis) yang berhubungan
dengan kons. Ca intraselular (~10-7 M).

Setengah dari unsur/elemen penting untuk kehidupan berada


dalam bentuk deposit biomineral dan dari semua unsur ini, Ca
paling banyak kita temukan dalam biomineral (yaitu
merupakan komponen utama pada tulang, gigi dan kerang).
Ca-Carbonate (calcite & aragonite)
Ada 6 jenis biomineral dengan komposisi sama tapi
dengan struktur berbeda yaitu:
Calcite, aragonite, vaterite, ca-carbonate monohydrate,
ca-carbonate hexahydrate ca-carbonate amorfos.
Dari 6 jenis biomineral Ca ini, hanya calcite dan
aragonite:
Strukturnya paling stabil secara termodinamika
Di-deposit paling banyak sebagai biomineral.
Ion Mg+2 paling cocok dan sesuai dengan lattice
calcite, sehingga biomineral calcite juga
mengandung ion Mg+2 (sampai kons. 30 mol%).
BIOMINERAL Calcium Carbonate (CaCO3)
Fungsi biomineral Calcite & Aragonite
1. EXOSKELETON (untuk kerang-kerangan/ shell)
Outer layer (prismatic layer): calcite
Inner region (nacre): aragonite
Prismatic layer terbentuk pertama kali dan kemudian dilanjutkan
dengan pembentukan nacre bersamaan dengan pertumbuhan shell
yang semakin tebal (Gbr.1)

Pertukaran antara bentuk-bentuk (polymorphs) CaCO3 dikontrol oleh


outer epithelium dimana letaknya terpisah dari inner shell surface
oleh sebuah ruang yg terisi dg cairan (yang disebut the extrapallial
space and fluid) (Gbr.2).

Fenomena ini terjadi alasannya belum diketahui dan karena


selektivitas struktur polimorf secara biologi merupakan salah satu
kunci utama dalam proses biomineralisasi, maka calcite-aragonite
problem perlu solusi pemecahannya.
Nacreous layer (mother-of-pearl) adalah sebuah lapisan tipis aragonite
dg tebal 0.5um yang terletak diantara lapisan tipis matrik organik
protein-polisakarida (~30 nm). Matrik organik ini berperan penting
dalam membatasi ketebalan kristal dan dalam desain mekanik shell.
Matrik organik ini juga dapat mengurangi jumlah ruang kosong dalam
shell wall yang berfungsi menghambat multifikasi retakan/celah dengan
cara membuang energi melalui lapisan organik ini. Hal ini menyebabkan
nacre bersifat liat/keras (3000 kali kerasnya dibandingkan dengan
aragonite anorganik).

Beberapa struktur shell mempunyai ukuran yang sangat kecil. Demikian


juga kebanyakan organisme laut yang bersel tunggal memproduksi
struktur luar yang sangat bermineral (= disebut exo-skeleton) dengan
bentuk-bentuk yang sangat menarik (contoh: kelompok alga laut jenis
coccolithophores). Shell yang bermineral (disebut coccospheres) terdiri
dari calcite yang berbentuk piringan dan terpahat dengan indah yang
dihubungkan dengan kolom-kolom berbentuk trompet panjang (Gbr.3).
2. SENSOR GRAVITASI
Calcite dan aragonite juga digunakan sebagai
sensor gravitasi pada hewan laut dan hewan
daratan.
Alat sensor ini dikenal dengan nama statoliths,
statoconia, otoliths atau otoconia.
Dalam telinga manusia kristal nya terbuat dari
calcite dan berbentuk batang yang terletak pada
membran khusus dimana sel sensor berada (Gbr.
4).
3. LENSA
Kegunaan calcite yang lain adalah sebagai
lensa pada mata trilobites (anthropoda laut
yang telah punah yang dapat ditemukan
sebagai fosil) (Gbr.5). Matanya mengandung
rangkaian hexagonal kristal tunggal calcite.
Kristal-kristal tunggal calcite mampu
melakukan refraksi ganda dari sinar putih,
yang menyebabkan trilobite mempunyai
penglihatan ganda.
PRISMATIC LAYER NACREOUS LAYER

50 m
1 m

Gbr. 1. Struktur Shell


Gbr.2. Potongan radial shell yang menunjukkan posisi
lapisan organik eksternal (periostracum, P), prismatic
mineral layer (PR), nacreous mineral layer (N),
extrapallial space and fluid (EPS) dan sel outer
epithelium (OE).
3 m

Gbr. 3. Coccosphere (dengan bentuk


lengkap dan utuh)
3 m

Gbr. 4. Kristal calcite dalam telinga manusia


Gbr. 5. Trilobite
Ca-Carbonate (vaterite & amorfos)
Walaupun kebanyakan biomineral Ca-carbonate
mempunyai struktur calcite dan aragonite, ada juga
beberapa organisme yang men-deposit vaterite.
Ca-carbonate vaterite adalah salah satu bentuk kristal
non-hydrated yang paling tidak stabil secara
termodinamika dan dengan cepat berubah bentuk
menjadi calcite dan aragonite dalam fase cair.
Vaterite biasanya mempunyai bentuk struktur seperti
jarum kecil (spicule) yg banyak dimiliki oleh invertebrata
laut misalnya ascidians, dimana vaterite ini berfungsi
sebagai pendukung struktur atau sebagai alat penangkis
melawan predator. Vaterite ini juga telah ditemukan
pada telinga dalam ikan (Gbr. 6).
Gbr.6. Vaterite spicule (struktur seperti jarum kecil)
Ca-carbonate amorfos kebanyakan terbentuk pada
daun tumbuhan sebagai deposit yang berbentuk
kumparan (cystoliths), yang berfungsi sebagai
penyimpanan Ca (Gbr.7).
Ca-carbonate amorfos ini sangat tidak stabil dalam
sistem anorganik disebabkan transformasi fase
yang sangat cepat dalam fase cair, namun
demikian biomineral ini dapat menjadi stabil apabila
mengadsorpsi bio-makromolekul (misalnya:
polisakarida) pada permukaan padat.
10 m

Gbr. 7. Cystoliths tumbuhan


Calcium Phosphate
Tulang dan gigi terbuat dari Ca-phosphate (dalam bentuk mineral
hydroxyapatite = carbonated apatite) dan protein.
Struktur kimia bio-hydroxyapatite (HAP) sangat komplek karena
biomineral ini tidak murni berdasarkan komposisinya (non-
stoichiometric) dan sering kali kekurangan Ca dan bahkan
kelebihan CO32-. Ion CO32- ini menggantikan PO43- pada lattice site
biomineral ini.

Komposisi bio-hydroxyapatite (HAP) sbb:


(Ca, Sr, Mg, Na, H2O,[ ])10(PO4,HPO4,CO3P2O7)6(OH,F,Cl,H2O,O[ ])2
Dimana: [ ] = kerusakan lattice
Atau rumus sederhananya sbb: Ca10(PO4)6(OH)2
Fase Ca-phosphate amorfos ini juga (yaitu HAP) dapat
terbentuk pada tahap awal mineralisasi tulang dan tulang
rawan.
Fase Ca-phosphate amorfos yang lain yaitu octacalcium
phosphate (Ca8H2(PO4)6 juga terbentuk pada bermacam
tissue dimana selanjutnya biomineral ini dengan cepat
berubah menjadi HAP.
Biomineral Calcium Phosphate
Tulang
Jenis tulang dibedakan berdasarkan bentuk dan ukurannya
yang berhubungan dengan fungsinya sebagai proteksi dan
support mekanik (Gbr.8)
Tulang dikatakan sebagai mineral hidup karena tulang
tumbuh terus menerus, mengalami dissolusi dan remodelling
karena respon terhdp signal internal (selama hamil) dan
bidang gaya eksternal (e.g., gaya gravitasi).
Sifat mekanik tulang disebabkan oleh mineralisasi
hydroxyapatite dalam sebuah matrik yang tersusun dari
filamen collagen, glycoprotein dan jenis protein lainnya.
Kombinasi komponen organik dan anorganik menyebabkan
tulang lebih kuat dibandingkan bila tulang hanya terdiri dari
mineral hydroxypatite saja. Ini juga yang menyebabkan kita
bisa melompat.
Binatang yang bergerak cepat (e.g., kijang) perlu tulang dg
elastisitas tinggi dan kandungan mineral rendah (~50 wt%),
sebaliknya binatang laut besar (e.g., paus) perlu tulang kaku
dengan kandungan mineral hydroxyapatite lebih besar dari 80
wt% (Gbr.10).
Gbr.8. Jenis tulang. (A) tulang Gbr.9. Struktur internal tulang
panjang, (B) Tulang pendek, panjang dengan 3 macam
(C) Tulang datar/rata mikrostruktur (A, B, C).
paus
GPa = kN/mm

sapi

Kura-kura

buaya

kijang
GPa=gigapascal

Gbr.10. Peningkatan dalam nilai keelastisan/kekakuan


(Modulus Young) dengan peningkatan kandungan
mineral (massa%) untuk bermacam tulang cortex
Gigi
Gigi tersusun dari sistem komplek (spt tulang) yang didesain untuk
menahan tekanan mekanik, yang terdiri dari email dan dentine (Gbr.11).

Email gigi lebih keras daripada tulang karena tersusun dari 95 wt%
hydroxyapatite (tulang manusia mengandung 65 wt%) dan memperoleh
daya tahan struktur dengan cara menjalin kristal seperti pita panjang dalam
sebuah materi anorganik (Gbr.12).

Email mulai tumbuh dengan kandungan protein tinggi (i.e., amelogenin dan
enamelin) dan protein ini kemudian berkurang dan hilang pada saat
biomineral matang dengan kandungan mineral yang tinggi (Gbr.13).
Dentine mengandung collagen dan struktur dan komposisi dentine ini
hampir sama dengan tulang.

Fluoride bagus untuk kesehatan gigi, karena F-ion mudah masuk dalam
lattice hydroxyapatite yang menstabilisasi lattice dan menurunkan kelarutan
fase mineral.

Menariknya, gigi ikan (ikan hiu) mempunyai struktur yang sama dengan
email gigi manusia tapi mempunyai kandungan F alami dengan konsentrasi
tinggi (1000 kali lebih tinggi).
Gbr.11. Gigi manusia
E= email luar
D= dentine (tulang gigi bagian dalam)
P=Pulp (jaringan lembut yang terdapat saraf dan pembuluh darah)
Gbr. 12. Struktur internal email gigi
Gbr. 13. Kehilangan protein dan peningkatan
kandungan mineral selama pembentukan email gigi
Komposisi kimia Ca-Phosphate (hydroxyapatite)
dalam email gigi manusia dan hiu
Biomineral Oxalate dan Sulfate

Acantharia: genus fungi


Loxedes: protozoa
Xenophyophores: protozoa laut
Chara: alga
Gravity sensor based on mineral
grains (statoconia, S) and surrounding
receptor cells (R).

Acantharian skeleton with SrSO4 spines


Biomineral Silica

Sebagian besar biomineral adalah garam ion,


tetapi banyak organisma uniselular yang
memproduksi struktur dari silica amorfos.
Limpet: siput
Diatom shell

1 um

Radiolarian
micro-skeleton

10 um
Biomineral Oksida Besi (Fe)

Besi oksida digunakan sebagai katalis dan alat magnet


Chiton: moluska laut, ferritin: protein dg 30 wt% Fe
Magnetic bacteria
(contoh Magnetotactic bacteria mempunyai magnetite
Protein berkarat (besi oksida hydrated = ferrihydrite)
Gigi besi
Gigi limpet, skala 200 m Cross-section of chiton tooth
Showing three minerals:
Magnetite cutting edge (black),
Lepidocrocite (hatched) and
hydroxyapatite (white).
Biomineral Sulfida logam

Mineral sulfida besi dibentuk oleh sulfate-


reducing bacteria yang terbentuk dari
reaksi produk metabolit (misalnya H2S
dengan Fe (II)).
Selain itu, bisa juga terbentuk oleh
magnetotactic bacteria di lingkungan yang
kaya sulfida dengan membentuk mineral
greigite (Fe3S4).
Greigite (Fe3S4) crystals extracted from magnetotactic bacteria.
Scale bar 100 nm.

Anda mungkin juga menyukai