METODE PENELITIAN
Judul :
OLEH :
WA ODE HILDAYANI
(A1B3 14 119)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
2003.
social dan humaniora serta kegiatan suntuk tujuan pendidikan.dasar manusia yang di
pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Oleh karena itu,
pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus
2
berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis, sikap, dan
dimasyarakat.
SDN 16 Baruga diketahui bahwa ketika guru mengajarkan pelajaran IPS banyak
siswa yang berbicara sendiri dengan temannya dan kurang memperhatikan guru
ketika menjelaskan materi IPS, banyak juga siswa yang keluar masuk kelas saat
kepada guru kelas dan tiga siswa kelas IV SDN 16 Baruga, bahwa pembelajaran
IPS yang dilakukan guru kurang menarik dan membuat siswa merasa
menjelaskan materi dan menulis di papan tulis, dan siswa hanya mendengarkan
dan mencatat materi saja, sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru
(Teacher Centered).
tanggal 11 Mei 2017, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa masih
sangat aktif 2 siswa (8%), 6 siswa yang aktif (23%), 6 siswa cukup aktif (23%), 12
siswa kurang aktif (46%), dan tidak ada siswa yang sangat kurang aktif dari 26
siswa.
3
Data nilai ulangan harian diperoleh bahwa hasil belajar IPS kelas IV di
SDN 16 Baruga masih tergolong kurang baik dengan skor hasil belajar secara
klasikal 53,84%. Siswa dengan kategori sangat baik 2 siswa (7,69%), 4 siswa
dari 26 siswa. Merujuk pada permasalahan tersebut, dapat dipilih suatu solusi
pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan untuk lebih menarik siswa dalam
dimulai dengan orientasi guru yang mengarahkan siswa tentang situasi masalah
yang akhirnya presentasi dan analisis hasil pekerjaan dan artifact siswa.Jika
masalah yang diberikan ruang lingkupnya sempit, maka 5 fase dalam diselesikan
dalam satu periode di kelas, namun jika ruang lingkup masalah luas dan kompleks,
4
berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungnnya tidak perlu
dipelajari oleh siswa, d) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja
karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa. Selain
observasi serta wawancara yang telah di lakukan pada guru kelas IV di SDN 16
Baruga, untuk itu Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) berbantuan media
video dipilih untuk di jadikan sebagai bahan penelitian di SDN 16 Baruga yang
Media Video Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Baruga,Kendari
5
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang
media Video dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV pada mata
media Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata
C . TUJUAN PENELITIAN
6
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS.
belajar yang baik pada siswa, keadaan ini dapat meningkatkan kepercayaan
Dasar, khususnya pada mata pelaran IPS dan Guru Sekolah pada umumnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A KAJIAN TEORI.
1. Pembelajaran IPS di SD
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah mulai
dari sekolah dasar sampai sekolah menengah dengan menyajikan materi yang
dengan isu-isu sosial. Menurut Sapriya (2008: 160), pada jenjang sekolah dasar,
pada aspek kehidupan nyata (factual/real) peserta didik sesuai dengan karateristik
pendidikan IPS di sekolah dasar dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar,
masyarakat;
8
c. Nilai-nilai inti atau nilai utama (core values), seperti menghormati hak-hak
perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man
yakni:
budaya bangsa;dan
antarbangsa di dunia;dan
berikut:
9
2 . Materi Permasalahan Sosial di Sekolah Dasar
Masalah adalah sebuah kendala atau persoalan yang harus dipecahkan atau
kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Masalah ada dua macam yaitu masalah
PR, dimarahi orang tua, dijauhi teman-teman, dan sakit adalah contoh masalah
pribadi. Orang lain tidak akan dirugikan oleh masalah pribadi serta bisa
3. Model Pembelajaran
10
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajran tutorial. Model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada stategi, metode, atau
prosedur.Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) rasional teoretik
logis yang disusun oleh para pencipta dan pengembangnya; 2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan sebagai pedoman
untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami dan menguasai suatu
tergantung dari karateristik mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan
kepada siswa sehingga tidak ada model bembelajaran tertentu yang diyakini
dankondisi.
11
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
diatas mengandung arti PBL atau PBM diarahkan oleh suatu masalah sehari-hari.
a. Learning isstudent-centered
12
seorang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori kontruktivisme
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan
mencuri sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam suatu usaha
kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
13
c. Langkah-langkah pembelajaran Berbasis Masalah(PBL)
masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
14
d. KelebihanModelPembelajaranBerbasisMasalah(PBL)
situasinyata.
aktivitasbelajar.
a. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
pemecahan masalah.
b. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
15
Untuk mengatasi kelemahan tersebut yaitu dengan cara guru harus selektif dalam
memilih mata pelajaran apa saja yang cocok serta dapat menggunakan Model
sebaiknya membagi tugas dengan membentuk kelompok yang terdiri dari siswa
4 . MediaVideo
1. Pengertian MediaVideo
Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran.
Menurut Daryanto (2012:86) video merupakan suatu medium yang sangat efektif
disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur,
disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Sehingga dengan
berbantu media video ini, akan membuat cerita yang ditayangkan menjadi menarik
dan runtut ditambah dengan gambar yang menarik. Selain itu penambahan sound
16
(suara) dapat membangkitkan imajinasi siswa.
Dalam penerapannya, media video ini tidak hanya dilihat oleh satu atau
beberapa orang yang cukup ditayangkan dengan laptop atau komputer. Melainkan
di tayangkan pada kelas besar dengan siswa berkisar 25-30 orang media video ini
atau dinding.
pengalaman baru kepada siswa. Kelebihan lain media video menurut Rusman dkk
3. Kelemahan MediaVideo
pula dari penggunaan media ini. Kelemahan media video menurut Rusman dkk
17
(2013: 221) antara lain:
a. Jangkauannyaterbatas
c. Gambarnya relatifkecil
membuat video yang semenarik sehingga siswa tertarik serta agar komunikasi
tidak terjadi satu arah, di sela-sela video guru juga harus memberikan
5 . Aktivitas Belajar
mengajar tidak akan berlangsung dengan baik karena pada dasarnya orang yang
belajar harus aktif. Jadi aktivitas disini juga berperan penting dalam proses
pembelajaran
tersebut harus selalu terkait. Seorang siswa akan berfikir selama ia berbuat, tanpa
18
berbuat maka siswa tidak akan berfikir. Oleh karena itu agar siswa aktif berfikir
belajar dialami oleh siswa sebagai sesuatu proses, yaitu proses belajar sesuatu
aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perilakuan siswa
terhadap bahan belajar. Tanpa adanya aktivitas proses belajar mengajar tidak
(dalam Sardiman A.M, 2014:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam
musik danpidato.
dan menyalin
5. drawingactivities,misalnyamenggambar,mebuatgrafik,petadandiagram
19
7. mental activities,misalnya menanggapi,mengingat,memecahkan soal,
berkaitandenganmodelpembelajaranBerbasisMasalah(PBL)
b. oral activities:diskusi;
bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam
dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang
menuntut jawaban dari para guru.Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat
20
6. Hasil Belajar
Menurut Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2011: 22) hasil belajar terbagi
menjadi tiga ranah yaitu: 1) ranah kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi; 2) ranah afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
Taksonomi Bloom telah digunakan lebih dari setengah abad sebagai dasar dalam
sekolah. Pada tahun 2001, taksonomi Bloom mendapat koreksi dari Anderson dan
21
1. Mengingat (C1) merupakan kegiatan mengenal, membuat daftar,
menggambarkandanmenyebutkan.
menerangkan.
menemukan.
Bila dicermati tingkatan berpikir Bloom pada versi perbaikan, maka terjadi
perubahan urutan dua kategori proses kognitif (urutan sintesis atau mengkreasi
22
Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam
1. Faktor intern adalah faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa yang
kematangan, dankesiapan.
c. Faktorkelelahan,sepertikelelahanjasmanidankelelahanrohani.
intelegensi, minat, bakat pada diri siswa sangat penting sekali untuk
2. Faktor ekstern, adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagaiberikut.
a. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
orang tua.
23
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaangedungsekolah,metodemengajar,dantugasdirumah.
Faktor dari luar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Faktor luar meliputi faktor lingkungan, faktor lingkungan
dijadikan sebagai alat untuk membantu siswa dalam penyesuaian diri sehingga
B .PENELITIAN RELEVAN
(PBL) sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, berikut ini adalah hasil penelitian
daripenelitilaintentangpenerapanmodelPembelajaranBerbasisMasalah(PBL).
Dan Hassil Belajar Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Masalah Sosial Pada
24
peningkatan hasil belajar secara klasikal sebelum pelaksanaan siklus sebesar 61,76
meningkat menjadi 77,17 pada siklus 1. Rata-rata hasil belajar tersebut semkin
Learning(PBL) adalah penelitian yang dilakukan oleh Nuha (2014) yang berjudul
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Pkn Pokok Bahasan
Problem Base Learning (PBL) pada analisis aktivitas siswa pada prasiklus sebesar
81,00%. Analisis hasil belajar prasiklus yakni 45,45% pada siklus I meningkat
juga dilakukan oleh Trianasari (2013) yang berjudul Peningkatan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Model Problem Base Learning
Dengan Menggunakan Media Video Mata Pelajaran PKN Pokok Bahasan Globali
aktivitas dan hasil belajar siswa dapat diketahui dari perbandingan besarnya
presentase ketuntasan secara klasikal antara tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Pada prasiklus, jumlah siswa yang dikatakan aktif sebesar 31,98%, pada siklus I
25
sebesar 62,5%, dan pada siklus II meningkat sebesar 85,42%. Sedangkan hasil
belajar pada pra siklus jumlah siswa dikatan tuntas sebesar 37,5%, pada siklus I
pada pra siklus sebesar 44,83% menjadi 75,86% pada siklus I dan meningkat lagi
aktivitas dan hasil belajar siswa. Demikian juga denga hasil penelitian yang
belajar setelah diterapkannya media video dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
26
C. KERANGKA BERPIKIR
Pada kondisi awal, guru masih belum memberi kesempatan siswa untuk
mencari konsep tentang masalah sosial. Guru hanya menjelaskan didepan kelas
dengan tanpa contoh nyata dari suatu permasalahan sehingga siswa cenderung
Masalah (PBL) berbantuan media video pada pembelajaran IPS pokok bahasan
menemukan jalan keluar dari masalah itu sendiri sehingga pembelajaran menjadi
lebih nyaman dalam mengikuti pembelajaran karena dapat dilakukan di luar kelas.
Selain itu, kejenuhan siswa untuk mengikuti pembelajaran didalam kelas dapat
27
media video.
media video pada penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pada proses
(PBL) berbantuan media video dimana siswa menemukan masalah dan solusi dari
peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS
pokok bahasan permasalahan sosial. Hal ini disebabkan pada model pembelajaran
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) berbantu media video pada pokok
28
belajar siswa kelas IV SDN 16 Baruga.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini berdasarkan uraian di atas yaitu ;.
berbantuan media video pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Permasalahan
berbantuan media video pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Permasalahan
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
pelaksanaan penelitian.
B . SUBYEK PENELITIAN
30
C . DEFINISI OPRASIONAL
adalah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar dari masalah sosial
mediavideo agar model pembelajaran yang hterapkan lebih mudah dipahami oleh
penelitian ini diterapkan pada pembelajaran IPS materi masalah sosial di kelas IV
sampah, kali bersih, bangunan liar, tindak kejahatan, dan pencemaran lingkungan.
31
2. Aktivitas belajarSiswa
aspek yang dinilai adalah kegiatan memperhatikan media video yang disampaikan
oleh guru yang berkaitan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
3. Hasil BelajarSiswa
menggunakan tes tulis terdiri dari tes objektif berjumlah 15 soal, tes subjektif
32
pengertian tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berawal
masalah dalam bentuk siklus. Setelah itu dilakukan refleksi tentang tindakan yang
telah dilaksanakan.
E. PROSEDUR PENELITIAN
1 .ObservasiAwal
b. wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui tingkatan aktivitas dan hasil
33
Berdasarkan data yang diperoleh dalam observasi awal yang dilakukan
terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran serta hasil belajar sebelum tindakan
media video maka dapat dijadikan indikasi untuk mengatasi permasalahan dengan
video.
Siklus I
Adapun langkah- langkah yang akan dilakukan pada siklus ini sebagaiberikut:
a.) Perencanaan
Permasalahansosial.
34
4. Mempersiapkan laptop, viewer, dansoundsystem
5. Menatalingkungankelasmulaidaripenataanposisibangku,pemberianlatar
guru mata pelajaran IPS pokok bahasan Permasalahan sosial melalui model
b.) Tindakan
1. Pendahuluan
siswa
5-6siswa)
2. Kegiatan inti
selama pembelajaran, setelah itu guru meminta siswa mengamati apa saja
35
b. Eksplorasi:
tersebut.
diperoleh
sikansolusiyangdiperolehdanmenentukanbeberapasolusi.
3. Penutup
c. ) Observasi
nantinya dapat diketahui kekurangan maupun kendala yang muncul pada saat
pelaksanaan tindakan.
36
d. ) Refleksi
refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan maupun kendala dalam kegiatan
selanjutnya (siklus-n).
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
1. Metode Observasi
observasi dilakukan untuk mengetahui cara guru mengajar dan aktivitas siswa
siswa untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran IPS
37
berbantuan media video, dan tindakan ini dilakukan oleh Siti Khotimah dan yang
2 .Metode Wawancara
berlangsung. Metode ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian yang diuraikan
sebagai berikut:
a. Sebelum penelitian
mengetahui tanggapan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa kelas IV
SDN 16 Baruga.
b. Sesudah penelitian
38
3 .Tes
4. Metode Dokumen
data yang diperlukan dalam penelitian PTK ini.Data penelitian yang akan diambil
melaluidokumenadalahnamasiswa,dannilaiulanganharianIPS,sertafotoaktivitas
39
1 . Analisis Aktivitas BelajarSiswa
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang telah
diperoleh selamapenelitian.
Pa = 100 %
Keterangan:
P = Presentase aktivitasbelajarsiswa
40
Presentase aktivitas siswa (klasikal) = 100
2. 71 90 Aktif
3. 41 70 Cukup Aktif
4. 21 40 Kurang Aktif
5. 0 20 Sangat Kurang Aktif
(Masyhud, 2014:298)
Pada penelitian ini diharapkan aktivitas belajar siswa masuk dalam kategori aktif
Berbasis Masalah (PBL) berbantuan media video, hasil belajar siswa diharapkan
masuk dalam kategori sangat baik dan persentase hasil belajar siswa secara
klasikal minimal masuk kategori baik. Hasil belajar siswa dapat dikatakan
41
meningkat apabila memenuhi skor 70 dari skor maksimal 100 yang dihitung
menggunakan rumus:
p= 100%
Keterangan:
p = skor pencapaian hasil belajar n = jumlah skor hasil belajar yang diperoleh m =
Mencari persentase peningkatan hasil belajar siswa, hasil belajar suatu kelas
dikatakan meningkat apabila terdapat minimal 70% siswa yang telah mencapai
n
Pt = x 100%
Keterangan:
42
Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Skor Belajar
2. 70-79 Baik
(Masyhud,2014:295)
siswa aktif dan presentase hasil belajar siswa secara klasikal masuk kategori
sangat baik.
43
DAFTAR PUSTAKA
BumiAksara.
Kusaeri. 2014. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam
Nuha, amin rois safiin. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
44
Romadhoni,2015.Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Raneka Cipta.
Posdaka.
Triana, sari. 2015. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
45
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.
46
10
47