Anda di halaman 1dari 28

CUCI TANGAN

Pengertian

Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan
menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan
mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.

Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan.


2. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan
3. Menjaga kondisi tangan agar tetap steril
4. Memberikan perasaan yang segar dan bersih

Prosedur Cuci Tangan menurut WHO:

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih


4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai
handuk atau tisu.

Waktu yang Diperlukan untuk Mencuci Tangan:

1. Sebelum dan sesudah makan


2. Sebelum dan sesudah mengganti popok
3. Setelah buang air besar dan buang air kecil
4. Setelah menyentuh binatang
5. Sebelum bersentuhan dengan pasien
6. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
7. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
Prosedur cuci tangan:
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Berdiri di depan westafel jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh westafel
4. Seragam yang digunakan harus tetap kering
5. Tuangkan sabun 2 - 5 cc kedalam tangan, sabun tangan lengan hingga 5 cm di atas siku
6. Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau bengkok
7. Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
8. Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat di pegang tegak lurus
terhadap kuku
9. Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung tangan
10. Basahi sikat dan beri sabun kembali
11. Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan arah memutar, lanjutkan
1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan dalam posisi fleksi dengan jari - jari menghadap
ke atas selama prosedur
12. Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
13. Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku tangan kiri dan ulangi pada
tangan kanan
14. Matikan kran dengan siku
15. Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada apapun atau benda dekat dari
jangkauan anda
16. Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari ke siku
17. Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
18. Buang handuk pada tempat yang disediakan
19. Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya dengan kertas tisu.

Handscoon (Sarung Tangan Steril)


Pengertian:

Handscoon itu adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar terhindar dari droplet
pasien.

Tujuan:

1. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang


2. mencegah terjadinya penularan kuman
Alat & Bahan:

1. Handscoon / sarung tangan sterill atau tidak steril sesuai ukuran


2. Bengkok
3. Alat-alat untuk mencuci tangan

Prosedur Pelaksanaan:
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Perawat mencuci tangan
4. Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
5. Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus
6. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan
terlebih dahulu
7. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung
tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
8. Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung
tangan kedua
9. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
10. Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau
benda yang terbuka
11. Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke tangan setelah
pemakaian sarung tangan
12. Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari adduksi ke belakang
13. Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat - alat steril

Melepaskan Sarung tangan

1. Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan, hindari menyentuh
pergelangan tangan
2. Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang pada bengkok
3. Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung
tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang pada bengkok

Ada dua cara pegang sarung tangan yang belum di pake dengan sarung tangan yang sudah di pakai

Cara 1. Pakai tiga jari untuk menyentuh bagian dalam manset, tekan sedikit jari kelinking nya pake
jempol tangan.
cara 2. Pakai empat jari dengan syarat jempol nya di arah kan ke arah luar.
cara ini di lakukan agar tangan yang sudah memakai sarung tangan medis tidak menyentuh bagian
sarung tangan luar agar tetap sterill.

Pengertian Transmisi Droplet


Transmisi atau penularan langsung adalah mekanisme penularan langsung ke dalam tubuh. Beberapa rute
transmisi langsung termasuk kontak pribadi, seperti menyentuh, menggigit, mencium atau hubungan seksual.
Dalam kasus ini agen memasuki tubuh melalui kulit, mulut, luka atau ruam terbuka, atau organ seksual. Agen
infeksi dapat menyebar melalui semprotan droplet langsung ke konjungtiva (selaput lendir mata), atau
hidung atau mulut selama bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau berbicara. Hal ini disebut penyebaran
droplet.

Droplet adalah partikel air kecil (seperti hujan rintik-rintik) yang mungkin dihasilkan ketika seseorang batuk
atau bersin atau ketika air diubah menjadi kabut halus oleh aerator atau shower. Berukuran antara tetesan
dan droplet nuklei, partikel-partikel ini, meskipun mungkin masih mengandung mikroorganisme menular,
cenderung cepat hilang dari udara sehingga risiko penularan penyakit melaluinya terbatas pada orang-orang
di dekat sumber tetesan.

Tujuan Penggunaan Masker

Mencegah membran mukosa petugas terkena kontak dgn percikan darah dan cairan tubuh Pasien
mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas yang mengandung mikroorganisme saat bicara
, batuk ,bersi

Cairan Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegahterjadinya infeksi atau pencemaran jas
ad renik seperti bakteri dan virus, jugauntuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya.

Macam-macam desinfektan yang digunakan:

1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan,
diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan
mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit
dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat
diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan
sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak
digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan
(misalnya Dettol).

Pengertian Lysol
Lysol dan Creoline adalah cairan yang hampir sama kegunaannya, yaitu berguna untuk mengepel lantai
ataupun untuk membersihkan kamar mandi dari bau yang tidak sedap ataupun bibit penyakit yang
merugikan kesehatan. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisollebih
banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain.

Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasienwanita yang sedang nifas
atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yangharus istirahat di tempat tidur )misalnya, karena
hipertensi, pemberian in"us,section caesarea* harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah
perineumyang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.

Manfaat Menjaga Kebersihan Vulva

1. menjaga kebersihan perineum dan vulva.


2. mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun uterus.
3. untuk penyembuhan luka perineum jahitan pada perineum dan
4. mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus.
5. memberikan rasa nyaman pada pasien.

Prosedur

Peralatan:

1. Baskom mandi/botol cebok berisi air hangat dengan suhu air 41 -43 C.
2. Kom berisi kapas air hangat bersih.
3. Selimut mandi.
4. Cairan pembersih kemaluan khusus wanita (jika ada).
5. Waslap 2buah.
6. Pengalas.
7. Bedpen/pispot.
8. Bengkok.
9. Sarung tangan bersih dalam tempatnya.
10. Tisu kamar mandi
11. Tempat kain kotor bertutup
12. Scherm/sampiran (jika perlu).

Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien.
2. Bawa alat ke dekat klien.
3. Tutup pintu dan jendela atau tirai kamar klien.
4. Atur tempat tidur klien agar posisi kerja nyaman.
5. Cuci tangan.
6. Ganti selimut klien dengan selimut mandi, dengan satu ujung selimut di antara kedua tungkai klien, dua ujung
lainnya mengarah ke masing-masing sisi tempat tidur, dan satu ujung yang lain pada dada klien. Jika selimut terlalu
besar, selimut mandi digunakan seperti biasa.
7. Atur posisi klien rekumben dorsal dan lepaskan pakaian bawah klien.
8. Lilitkan ujung selimut ke sekeliling tungkai terjauh klien dengan menarik ujung selimut mandi dan melipatnya di
bawah panggul. Lakukan juga hal ini pada tungkai dekat perawat.
9. Pasang pengalas dan pispot di bawah bokong klien.
10. Cuci tangan lagi, jika perlu.
11. Siapkan botol cebok.
12. Gunakan sarung tangan pada tangan kiri.
13. Lipat ke atas ujung bawah selimut mandi di antara kaki klien ke arah abdomennya. Jika selimut tidak dililitkan,
buka bagian selimut pada samping klien, jangan bawah klien.
14. Buka labia mayora kanan dan kiri dengan tangan yang menggunakan sarung tangan.
15. Siram dengan air hangat dari arah vulva ke parineal.
16. Angkat pispot dari bawah bokong klien.
17. Dekatkan kom berisi kapas air hangat dan bengkok di antara kedua kaki klien.
18. Gunakan sarung tangan pada tangan dominan.
19. Ambil kapas dengan tangan dominan secukupnya untuk mengusap genital (min.10 buah).
20. Buka labia mayora seperti tadi.
21. Bersihkan daerah genital dengan mengusapkan kapas kea rah bawah (perineum), lakukan mulai dari bagian
terluar, kanan dan kiri, dan yang terakhir usap bagian tengah genital. Lakukan masing-masing dengan satu kapas
dan sekali usap. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengusap, dan lindungi kapas yang belum digunakan
dengan jari yang lain. Ulangi sekali lagi mulai dari labia mayora kembali.
22. Jika perlu, basuh dengan air hangat lagi kemudian keringkan dengan handuk atau tisu kamar mandi.
23. Sisihkan kom dan bengkok.
24. Lipat ujung tengah selimut mandi ke arah belakang di antara kaki pasien.
25. Bantu klien untuk miring.
26. Bersihkan daerah anal dengan mengusap dari arah vagina ke anus dengan satu gosokan, ulangi dengan waslap
bersih sampai bersih.
27. Keringkan dengan handuk kecil atau tisu kamar mandi.
28. Bantu klien untuk telentang.
29. Lepaskan sarung tangan.
30. Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya, gulung pengalas.
31. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur.
32. Rapikan dan atur posisi klien agar nyaman.
33. Tanyakan apakah pasien telah merasa nyaman dan bersih.
34. Bereskan alat-alat kemudian cuci tangan.

Mencuci Rambut Pasien


Pengertian

rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi
perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok sebagai akibat gizi kurang.
Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan mengunakan
sabun atau shampo kemudian di bilas dengan air bersih sampai bersih.

Tujuan

1. Memberikan perasaan senan da segar kepada klien/pasien


2. Merangsang peredara darah di bawah kulit kepala
3. Rambut tetap bersih rapi dan terpelihara
4. Membersihkan kutu dan ketombe

Indikasi
1. jika rambut klien kotor
2. Pada pasien yang akan menjalani operasi
3. Secara rutin lima kali sehari , jika keadaan pasien memungkinkan
4. Setelah di pasang kap kutu

Persiapan alat
1. Baki bersih berisi: a. Dua buah sisir
b. Dua buah handuk
c. Satu buah waslap
d. Sarung tangan bersih
e. Kapas dan tempatnya
f. Sabun atau sampo
g. Alas (handuk/perlak)
h. Talang air
i. Kom kecil (magkok) serta kain kasa dalam tempatnya 2-3 potong
j. Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
k. Sarung tangan bersih
l. Celemek
2. Gayung
3. Emberbersih air bersih
4. Kain pel
5. Ember kosong
6. Ceret/ termos berisi air hangat
Prosedur pelaksanaan

1. Bawa alat ke depan pasien


2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan di lakukan
3. Cuci tangan
4. Pakai celemek
5. Pakai sarung tangan
6. Atur posisi tidu pasien senyaman mungkin dengan kepala dekat kepala sisi tempat tidur
7. Pasang perlak dan handuk di bawah kepala pasien
8. Letakan ember yang di alasi kain pel di lantai, di bawah kepala pasien
9. Letakan ember yang di alasi kain pel di lantai di bawah kepala pasien
10. Pasang talang dan arahkan ke ember yang kosong
11. Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata pasien dengan waslap
12. Tutup dada dengan handuk sampai leher
13. Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan mengunakan gayung
14. Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah di beri sampo kemudin urut dengan ujung jari .
kasa kotor di buang ke bengkok
15. Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan dengan handuk kering
16. Angkat tutup telinga dengan mata
17. Angkat tlang, masukan ke dalam ember dan letakan anduk dalam baki
18. Kembalikan pasien pada posisi seula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta
meletakaannya di atas bantal
19. Sisir rambut kembali pasien dengan sisir bersih dan biarkan kering atau keringkan dengan alat
pengering rambut lalu sisir sampai rapi.
20. Rapikan pasien
21. Lepas sarung tangan dan masukan ke dalam bebgkok
22. Lepas celemek dan masukan ke dalam ember kosong
23. Bereskan dan bersihkan alat
24. Kembalikan alat ke tempat semula
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan

Memotong Kuku Pasien


Pengertian :
Menolong memotong kuku klien yang panjang karena tidak dapat melakukan sendiri.

Tujuan:
Menjaga kebersihan tangan dan kaki.
Mencegah timbulnya luka (infeksi).
Mencegah kaki berbau tidak sedap.
Menkaji / memonitor

Indikasi:
Pada klien yang tidak dapat melakukan sendiri.

Persiapan alat alat :


Baki berisi : Pengelas (perlak kecil dan alasnya)
Gunting kuku.
Handuk
Benkok berisi Lisol 3%
Waskom berisi air hangat (370 - 400 C)
Sabun
Sikat kuku
Sarung tangan bersih
Aceton (bila perlu)
Kapas
Prosedur :
1. Membawa alat ke dekat klien.
2. Memberi tahu klien mengenai tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan
5. Memasang pengalas di bawah tangan.
6. Tangan direndam dalam waskom air hangat selama satu menit untuk melunakkan kuku. Bila kuku
sangat kotor, disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu di bilas air hangat , di keringkan dengan handuk.
7. Tangan ditaruh ditaruh bengkok berisi Lisol 3% supaya kuku tidak berserakan. Memotong kuku
pada jari tangan sesuai dengan lengkungan kuku. Setelah selesai gunting kuku dimasukan dalam
bengkok berisi larutan lisol.
8. Setelah dipotong, kuku dikikir agar rata, rapi, dan halus.
9. Kemudian sarung tangan dilepas masikan bengkok alat alat dikembalikan ketempat semula.

Memotong kuku pada jari-jari kaki


1. Kaki direndam kaki hangat dalam waskom selama 2-3 menit ( karena kuku kaki lebih keras)
2. Kuku kaki di potong lurus, lalu di bersihkan dengan sikat.
3. Gunting kuku dimasukan dalam bengkok berisi lisol demikian juga sarung tangannya.
4. Bereskan alat alat dan kembaliakn ketempat semula.
5. Cuci tangan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENYIKAT GIGI

TUJUAN

1. Membersihan gigi dari kotoran sisa makanan dan menciptakan kesegaran bau mulut klien
2. Mencegah terjadinya infeksi mikroorganisme pada gigi dan mulut klien, seperti stomatitis, dan
karies gigi
3. Supaya mulut dan gigi tetap sehat, bersih, dan tidak berbau
4. Memberikan perasaan yang nyaman dan segar pada klien setelah menggosok gigi

INDIKASI

Pasien yang kemampuannya terbatas untuk menyikat gigi

PERALATAN DAN BAHAN

Sarana Non Medis


1) Pengalas (perlak kecil) 1 buah ukuran 50cm x 30cm
2) Handuk untuk alas 1 buah ukuran 50cm x 30cm
3) Sikat gigi untuk dewasa 1 buah
4) Pasta gigi 1 buah
5) Gelas kumur 2 buah berisi air masak 200 cc
6) Tissue gulung 1 buah
7) Alat penghisap (sedotan) 1 buah
8) Baki 1 buah
9) Ember kecil 1 buah
10) Alat peraga (model gigi) 1 buah
Sarana Medis
1) Bengkok 1 buah
2) Sarung tangan bersih 1 pasang
3) Tempat sampah medis 1 buah 5.

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan.


2. Menyapa klien
3. Menjelaskan prosedur pada klien
4. Mengatur posisi klien
5. Mencuci tangan
6. Memasang sarung tangan
7. Meletakkan handuk di bawah dagu klien
8. Meletakan ember kecil dibawah dagu klien agar air bekas kumur dapat tertampung.
9. Menjelaskan cara kumur kepada klien
10. Memperagakan cara berkumur klien
11. Menanyakan kepada klien apakah penjelasan tersebut sudah dapat dipahami atau belum
12. Memberikan air untuk kumur - kumur kepada klien
13. Mengambil sikat gigi dari tempatnya
14. Menjelaskan cara menyikat gigi
15. Memperagakan cara menyikat gigi
16. Menanyakan dengan sopan kepada klien apakah penjelasan tersebut sudah dapat dipahami
atau belum
17. Meminta klien untuk melakukan simulasi/peragaan menyikat gigi
18. Memberikan contoh ulang tentang menyikat gigi apabila peragaan yg dilakukan klien belum
benar
19. Membasahi sikat gigi dengan menggunakan air
20. Mengoleskan pasta pada sikat gigi
21. Memberikan sikat gigi kepada klien
22. Meminta klien untuk memulai menyikat gigi
23. Mengamati dan melakukan koreksi apabila ada kekeliruan dalm proses mnyikat gigi
24. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih
25. Memberikan air kumur pada klien
26. Meminta klien untuk melakukan kumur
27. Meminta klien mengeluarkan air kumur ke dalam ember kecil
28. Menampung air kumur pada ember kecil dan membuang air kumur ke sampah medis
29. Mengeringkan mulut dan bibir klien
30. Mengangkat handuk
31. Mengembalikan posisi klien pada posisi sebelum sikat gigi
32. Mengucapkan terima kasih
33. Membersihkan sikat gigi
34. Memasukan sikat gigi ketempat semula
35. Mengangkat gelas dan ember kecil dan diletakan diatas baki
36. Membereskan peralatan sikat gigi,bersihkan,dan kembalikan ketempatnya
37. Melepas sarung tangan lalu masukan kedalam bengkok kosong
38. Mencuci tangan
39. Mendokumentasikan tindakan

Menyiapkan Tempat Tidur


Jenis persiapan tempat tidur
1. Unoccupied bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
Closed bad (tempat tidur tertutup)
Open bed (tempat tidur terbuka)
Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
2. Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)

Prinsip perawatan tempat tidur


1. Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi
2. Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotot
3. Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tempat tidur


1. Hindari kontaminasi pada linen bersih
2. Ketika akan mengganti linen pada tempat tidur klien, bawa linen sesuai kebutuhan. Jangan
membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi kuman/mikroorganisme
dan infeksi nosokomial dari satu klien ke klien lainnya.
3. Pada saat memasang linen bersih, bentangkan linen diatas tempat tidur, jangan dikibaskan.
4. Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja, atau peralatan klien
lainnya.
5. Saat memasang linen/alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan
gunakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
6. Tempatkan linen/alat tenun yang kotor pada tempat yang tertutup (ember yang ada
tutupnya). Bawa dengan hati-hati, jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan
setelahnya.
7. Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan tindakan.

1. UNOCCUPIED BED

Tempat tidur tertutup (closed bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over
laken) diatasnya.

Tujuan
Agar siap pakai sewaktu-waktu
Agar tampak selalu rapi
Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
Persiapan alat
1. Tempat tidur, kasur, dan bantal
2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a. Alas kasur
b. Laken/sprei besar
c. Perlak
d. Stik laken / sprei melintang
e. Boven laken
f. Selimut dilapat terbalik (bagian dalam selimut dilipat diluar)
g. Sarung bantal
h. Over laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur
3. Pasang alas kasur dan kasur
4. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut:
a. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b. Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah kasur 30 cm; demikian
juga pada kaki, tarik setegang mungkin
c. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90, lalu masukkan seluruh tepi sprei kebawah
kasur dengan rapid an tegang
5. Letakkan perlak melintang pada kasur 50 cm dari bagian kepala
6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur
bersama dengan perlak
7. Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan
kebawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90 dan masukkan
kebawah kasur.tarik sisi atas sampai terbentang.
8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan
kebawah kasur 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90 dan masukkan kebawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan bagian yang
terbuka dibagian bawah
11. Pasang sprei penutup (over laken)
12. Cuci tangan

Tempat tidur terbuka (open bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over laken)

Tujuan
Dapat segera digunakan
Dilakukan
Jika ada klien baru
Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

Persiapan alat
Sama dengan pemasangan alat tenun pada tempat tidur tertutup, hanya tidak memakai over
laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan
Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah
tersediatempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.

Tempat tidur klien pasca operasi (Aether bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose (obat
bius)

Tujuan
Menghangatkan klien
Mencegah penyakit/komplikasi pascaoperasi

Persiapan alat
1. Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur terbuka.
2. Dua buah buli-buli panas/WWZ (warm water zack), dengan suhu air 40C-43C
3. Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian dalam
4. Thermometer air (jika ada)

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk pada
bagian kepala
3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur
4. Letakkan buli-buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli-buli ke
pinggir tempat tidur
5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah kembali dari kamar bedah
6. Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada salah satu
sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.
7. Cuci tangan

OCCUPIED BED
Mengganti Alat Tenun dengan Klien di Atasnya

Pengertian
Mangganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien
Tujuan
Memberian perasaan senang pada klien
Mencegah terjadinya dekubitus
Memberikan kebersihan dan kerapian

Dilakukan pada
Tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar/koma)

Prosedur
Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada tempat tidur, tetapi dilakukan
sebagian-sebagian dari tempat tidur tersebut

Persiapan alat
Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
Kuris/bangku
Tempat kain kotor yang tertutup
Dua ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
Lap kerja 3 buah

Persiapan klien
Klien diberi tahu jika memungkinkan (klien sadar)

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat klien
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4. Letakkan bantal dan selimut klien yang tidak perlu di kursi (jika keadaan klien
memungkinkan/tidak mengganggu klien)
5. Miringkan klien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan bantal/ guling supaya tidak jatuh)
6. Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per satu
sampai dengan di bawah punggung klien.
a. Gulng stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
b. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah
tempat tidur sejauh mungkin
c. Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
7. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu lap
dengan lap kering
8. Bentangkan sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di bawah
punggung klien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
9. Gulung perlak dan ratakan kembali
10. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di bawah
punggung klien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan ke bawah kasur
bersama dengan perlak
11. Setelah selelsai dan rapi pada satu bagian, miringkan klien kea rah berlawanan yang tadi
telah di bersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar klien tidak terjatuh)
12. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur
13. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
14. Bersihkan perlak seperti tadi kemudian gulung ke tengah
15. Lepaskan laken kotor dan masukkan ke tempat kain kotor
16. Bersihkan alat tempat tidur dan kasur seperti tadi
17. Buka gulunggan laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang mungkin
kemudian masukkan ke bawah kasur
18. Pasang perlak dan sprei seperti tadi
19. Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung yang
bersih
20. Susun bantal, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman
21. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
22. Bereskan alat dan kembalikan ketempatnya
23. Cuci tangan

Perawatan Jenazah

A. Pengertian
Perawatan jenasah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk
menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien. Perawatan jenazah adalah suatu
tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat
pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi
sewaktu hidup.
B. Indikasi
Perawatan jenasah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien
meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan
setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari perawatan jenasah yaitu :
Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenasah
Dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian
intjeksi formalin murni, agar tidak meningalkan luka dan membuat tubuh menjadi kaku.
Dalam injeksi formalin dapat dimasukan kemulut hidung dan pantat jenasah.
D. Tindakan Diluar kamar jenasah
Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenasah yaitu :
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
2. Memakai pelindung wajah dan jubah
3. Luruskan tubuh jenasah dan letakan dalam posisi terllentang dengan tangan disisi atau
terlipat didada.
4. Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula multu dan telinga.
5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah atau cairan
tubuh lainnya.
6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam wadah yang aman
sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.
8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
9. Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan olehkeluarga
10. Pasang label identitas pada laki-laki
11. Beritahu petugas kamar jenasah bahwa jenasah adalah penderita penyakit menular
12. Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.

E. . Tindakan dikamar jenasah


Adapun tidakan dikamar jenasah yaitu :
1. Lakukan prosedur baku kewas padaan unifersal yaitu cuci tangan sebelum mamakai sarung
tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung :
Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.
Jenasah dimadikan oleh petugas kamar jenasah yang telah memahami cara
membersihkan atau memandikan jenasah penderita penyakit menular
Bungkus jenasah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut.
Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan sesudah melepas sarung
tangan
Jenasah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
Jenasah tidak boleh dibalsem atau disuntik atau pengawetan kecauli oleh petugas khusus
yang telah mahir dalam hal tersebut.
Jenasah tidak boleh diotopsi, dalam hal tertentu, otosi dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakanoleh petugas rumah sakait yang
telah mahir dalam hal tersebut.

F. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses keperawatan


Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan yaitu :
1. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila tekenah darah atau cairan
tubuh lain.
2. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke tutupnya. Buang
semua alat atau bendah tajam dalam wadahyang tahan tusukan
3. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpuahan darah atau cairan tubuh lainnya
segera dibersihkan dengancairan klorin 0,5 %
4. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :
dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisai
5. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastic
6. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesua pengolah sampah medis.

Pengkajian fisik meliputi pengkajian menjelang, mendekati, dan saat kematian.


1. Menjelang kematian. Fase ini ditandai dengan:
a. Perubahan tanda-tanda vital: nadi melemah dan lambat, penurunan tekanan darah,
pernafasan ireguler dan tersengal-sengal melalui mulut.
b. Sirkulasi melemah: sensasi berkurang; kulit teraba dingan pada akral ujung hidung,
dan telinga; sianosis pada ekstremitas.
c. Tonus otot menghilang: relaksasi otot wajah; kesulitan bicara; gangguan menelan
dan perlahan-lahan refleks muntah menghilang penurunan aktivitas sistem
pencernaan; penurunan refleks motorik.
d. Kegagalan sensorik: pandangan kabur; kegagalan fungsi indra perasa dan
penciuman.
e. Tingkat kesadaran. Tingkat kesadaran klien biasanya bervariasi, dari sadar,
mengantuk, stupor, hingga koma.
2. Mendekati kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang bisa diamati pada klien
melipui:
a. Pupil berdilatasi
b. Refleks menghilang
c. Frekuensi nadi meningkat, kemudian menurun
d. Pernafasan Cheyne Stokes
e. Tidak bisa bergerak
f. Klien mengorok atau bunyi nafas terdengar kasar
g. Tekanan darah menurun
h. Kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang dapat diamati pada klien
antaralain:
Pernafasan, nadi, dan tekanan darah terhenti
Hilangnya respons terhadap stimulus eksternal
Pergerakn otot sudah tidak ada
Pada ensefalogram datar (garis kotak) berarti aktivitas listrik otak terhenti.
Psikologis
Respons psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah ansietas
(kematian). Respons tersebut antara lain:
1. Kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat.
2. Ketidak berdayaan terhadap isu yang berhubungan dengan kematian.
3. Perasaan takut kehilangan kemampuan fisik dan mental apabila meninggal.
4. Kepedihan yang diantisipasi yng berhubungan dengan kematian.
5. Kesedihan yang mendalam.
6. Perasaan takut dalam proses menjelang ajal.
7. Kekhawatiran tentang beban kerja pemberi asuhan akibat sakit termilnal dan
ketidak mampuan diri.
8. Kekhawatiran tentang pertemuan dengan Sang Pencipta atau perasaan ragu tentang
keberadaan Tuhan atau Sang Penguasa.
9. Kehilangan kontrol total terhadap aspek kematian seeorang atau dirinya.
10. Gambaran negatif tentang kematian atau pikiran tidak menyenangkan tentang
kejadian yang berhubungan dengan kematian atau proses menjelang ajal.
11. Ketakutan terhadap kematian yang ditunda.
12. Ketakutan terhadap kematian dini karena hal itu mencegah upaya pencapaian
tujuan hidup yang penting.

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, dan Implementasi


Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien yang mendekati kematian adalah
mempertahankan kenyamanan fisiologis dan psikologis serta mencapai kematian yang
damai dan bermartabat, termasuk mempertahankan kontrol personal dan menerima
kondisi kesehatan yang terus menurun.

Perawatan Setelah Kematian


Sebelum keluarga melihat tubuh klien, perawat menyiapkan tubuh klien dan ruangan
untuk meminimalkan stres dari pengalaman. Perawat menyingkirkan benda dan
peralatan dari pandangan. Linen yang kotor dan berserakan disingkarkan. Semprotkan
deodoran untuk menghilangkan bau yang tidak menyenangkan.
Perawat menyiapkan tubuh klien dengan membuatnya tampak sealamiah dan
senyaman mungkin. Tubuh klien diletakkan dalam posisi terlentang, lengan disamping,
telapak tangan menghadap ke bawah atau melipat tangan diatas dada. Perawat
meletakkan bantal dibawah kepala. Menutup kelopak mata dengan ditahan beberapa
detik. Jika tidak berhasil, bola kapas lembab akan menahan kelopak mata menutup.
Perawat mengatupkan rahang atau mulut kemudian ikat dan letakkan gulungan
handuk dibawah dagu akan menjaga mulit tetap terkatup.
Perawat membersihkan bagian tubuh yang basah dab membalut tubuh dengan gaun
yang bersih, menyisir atau menyikat rambut, dan menutupi tubuh sampai bahu dengan
linen bersih.
Peralatan kain kafan yamg mengandung bantalan penyewrap di letakkan di bawah
perinel dan rektal untuk menyerap rembesan feses dan urine akibat spingter yang rilex
Perawat melepaskan perhiasan dan memberikan kepada keluarga bersama benda
berharga lainnya. Setelah tubuh disiapkan, keluarga diundang kedalam ruangan.
Perawat atau anggota keluarga yang lain harus hadir untuk memberikan dukungan
kepada anggota lainnya. Setelah keluarga pergi, sesuai dengan kebijakan tertentu
rumah sakit perwat memasang tanda yang menyebutkan nama dan informasi lainpada
pergelangan tangan jenazah klien dan pergelangan kaki atau ibu jari kakinya. Gaun
dilepaskan, dan tubuh dibungkus rapat dengan kain katun, dalam kantung besar dari
plastik atau katun.
Tanda identifikasi lainnya dipasang pada kantung tersebut. Jika klien mempunyai
penyakit infeksi yang menular pelabelan khusus digunakan untuk mewaspadakan
mereka yang memindahkan atau menyimpan peralatan lainnya. Jenazah kemudian
dipindah kekamar mayat, atau pelayanan pemakaman mengambilnya dari kamar klien.
C. Evaluasi
Perawatan klien menjelang ajal mengharuskan perawat mengevaluasi tingkat
kenyamanan klien dengan penyakit dan kualitas hidupnya. Keberhasilan evaluasi
bergantung sebagian pada ikatan yang terbentuk dengan klien. Kecuali klien
mempercayai perawat, pengekspresian dari perasaan dan kekhawatiran yang
sebenarnya tidak mungkin terjadi. Tingkat kenyamanan klien dievaluasi dengan dasar
hasil seperti penurunan nyeri, kontrol gejala, pemeliharaan fungsi sistem tubuh,
penyelesaian tugas yang belum terselesaikan dan ketenangan emosional.

D. Terminal
Tahap terminal merupakan tahap akhir dari perawatan jenasah. Dimana pada tahap
ini jenasah dipulangkan kepada keluarganya. Dan akan dikuburkan sesuai agamanya.

KOMPRES
A. PENGERTIAN
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah
ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls
nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

Penggunaan Kompres Dingin :


a. Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika cedera baru terjadi (dalam
waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka dengan kompres dingin bisa
membantu meminimalkan pembengkakan di sekitar cedera karena suhu dingin mengurangi
aliran darah di daerah cidera sehingga memperlambat metabolisme sel dan yang paling penting
adalah dapat mengurangi rasa sakit.
b. Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka memar.
c. Membantu mengobati luka bakar dan jerawat.

Cara Menggunakan Kompres Dingin :


a. Gunakan kantong berisi es batu (cold pack) atau air es, bisa juga berupa handuk yang
dicelupkan ke dalam air dingin.
b. Kompres dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi
berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri.
c. Pemberian kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-10 menit dan 20-30
menit atau setiap 2 jam sekali tergantung pada tingkat nyeri dan bengkak .
d. Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup), penurunan
metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi
nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

B. TUJUAN
Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Mencegah peradangan meluas
3. Mengurangi kongesti
4. Mengurangi perdarahan setempat
5. Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat

C. PERSIAPAN ALAT
1. Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic:
a. Mangkok bertutup steril
b. Bak steril berisi pinset steril anatomi 2buah
c. Cairan anti septic berupa pk 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000, larutan betadin
d. Pembalut dan sampiran bila perlu
e. Perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu).

2. Kompres dingin basah dengan air biasa/air es:


a. Kom kecil berisi air biasa/air es
b. Perlak, pengalas dan sampiran (bila perlu)
c. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu.

3. Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap):


a. Kirbat es/eskap dengan sarungnya
b. Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat
mencair
c. Air dalam kom dan Lap kerja
d. Perlak pengalas selimut bila perlu.
D. CARA KERJA
1. kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic:
a. Dekatkan alat ke dekat klien
b. Pasang sampiran
c. Cuci tangan
d. Pasang perlak pada area yang akan di kompres
e. Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
f. Tuangkan cairan kedalam mangok steril
g. Masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut
h. Peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset
i. Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut
j. Rapikan posisi klien
k. Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan

2. kompres dingin basah dengan air biasa/air es:


a. Dekatkan alat-alat ke klien
b. Pasang sampiran bila perlu
c. Cuci tngan
d. Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
e. Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
f. Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
g. Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa
atau air es.
h. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
i. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
j. Cuci tangan
k. Dokumentasikan

3. kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap):


a. Bawa alat-alat ke dekat klien
b. Cuci tangan
c. Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam
d. Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut
e. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
f. Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
g. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya
h. Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
i. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres
j. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
k. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
l. Angkat eskap bila sudah selesai
m. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
n. Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini
o. Cuci tangan
p. Dokumentasikan

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic


a. Kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah
b. Pada luka bakar kotor kasa diganti tiap 1-2 jam
c. Perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan
d. Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat
2. Kompres dingin basah dengan air biasa/air es
a. Bila suhu tubuh 39c/lebih, kompres dilipat paha/ketiak
b. Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas
dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah
3. Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
a. Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat
b. Selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain
c. pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap
30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan
d. Bila tdak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic
e. Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti (bila perlu)

Memberikan Kompres Dingin


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Jangan gunakan es batu langsung pada luka, gunakan kompres es, atau tempatkan beberapa es
batu dalam kantong plastik, atau bungkus es dengan handuk dan tempelkan pada daerah
cedera.
b. Jika tejadi rasa kebal hentikan pengkompresan.
c. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih bisa dilakukan
pengkompresan, tapi kalau kulit pasien berwarna merah gelap metode ini tidak dapat
dilakukan.
d. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai alergi dingin.
e. Melakukan kompres dingin harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit
mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih
dari 30 menit

Mengganti perban luka

1. Pengertian
Mengganti balutan / perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan dalam perawatan luka untuk
mencegah infeksi silang dengan cara menjaga agar luka tetap dalam keadaan bersih.

2. Tujuan
- untuk membersihkan luka
- memberi rasa aman dan nyaman
- untuk membersihkan obat luka

3. Indikasi
- pada balutan yang sudah kotor
- pada penderita yang luka nya akan di periksa oleh dokter atau di beri obat kompres yang baru.

4. Persiapan Alat
Alat-alat yang steril:
- pinset anatomi 2 buah
- pinset chirugi 1 buah
- gunting runcing bila ingin mengangkat jahitan
- mangkok kecil 2 buah masing-masing berisi: sublimate submencurothroom / alcohol atau kompres yang baru ( menurut
kebutuhan )
- kapas beberapa gelintir
- kain kasa secukup nya s
- bengkok / kapas bersih di dalam bengkok
- potongan plastik ( bila luka di kompres )
- duk penutup

Alat-alat yang tidak steril:


- gunting perban
- plester
- pembalut

5. Prosedur Tindakan
- alat- alat diletakkan di meja dekat pasien
- perawat mencuci tangan
- pasien di beritahukan
- kalau luka dibalut, balutan digunting dengan gunting perban kalau memakai plester dengan tangan perawat di lepaskan dari
lekatan nya
- duk penutup di buka letakkan di dekat penderita ( duk diletakkan terbalik )
- bengkok di letakkan di atas duk tadi
- ambil satu pinset pembalut kain kasa , pembalut di buka di angkat dan di masukkan dalam bengkok
- ambil kapas bersih dengan pinset tadi,bersihkan bekas-bekas plester bila ada kemudian buang ke dalam bengkok dengan
pinset nya ( pinset nya tidak boleh dipakai lagi )
- ambil pinset yang lain, satu ditangan kiri dan satu lagi ditangan kanan ( pinset ditangan kiri hanya digunakan untuk mengambil
kain kasa,kapas dan lain-lain yang dipergunakan sedangkan pinset ditangan kanan langsung berhubungan dengan luka )
- tangan kiri mengambil kapas, celupkan kedalam sublimate, pindahkan ke tangan kanan ( ujung pinset tidak boleh bersentuhan
)kemudian bersihkan luka itu hanya dengan satu kali jalan saja untuk setiap gelintir kapas
- kalau luka perlu di kompres tangan kiri mengambil kasa celupkan kedalam kompres bila diperlukan , peras dengan tangan
kanan,kompres di letakkan di atas luka sampai secukup nya
- tangan kiri mengambil pot plastic , pindahkan tangan kanan letakkan di atas kompres tadi hingga kompres tertutup ( plastic
sedikit lebih besar dari pada kompres)
- tutup dengan kain kasa kering ( steril )
- kompres( luka ) di plester / perban menurut kenutuhan dengan rapi
- pinset kiri masukkan kedalam bengkok
- dengan pinset masukkan kotoran-kotoran ke dalam kantong plastik
- setelah selesai pasien ( penderita ) di rapikan dan alat-aat di bersihkan
- perawat mencuci tangan
bahaya penularan.

6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


- tekhnik aseptic harus di perhatikan
- jangan menyinggung perasaan pasien
- ila perlu pasang tabir
- ruangan dalam keadaan bersih
- memoerhatikan apakah ada pendarahan / otoran lain
- sebelum dan sesudah menolong pasien,perawat harus mencuci tangan mengingat
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANGKAR

Pengertian:
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh
melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau
tiga orang perawat.

Tujuan:
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik,
pindah ruangan, dll.)

Alat dan Bahan :


1. Brankar
2. Bantal bila perlu

Prosedur :
1. Ikuti protokol standar
2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
3. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat
kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat
ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
9. Lengkapi akhir protokol

Anda mungkin juga menyukai