Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN CLINICAL ASSESMENT

Jenis tindakan : implementasi

Nama tindakan : Skin test obat injeksi Ceftreiaxone

Indikasi tindakan :

1. untuk mengidentifikasi substansi alergi (alergen)yang menjadi pemicu


timbulnya reaksi alergi
2. Dilakukan kepada pasien yang akan diberikan pengobatan dan dicurigai
memiliki alergi terhadap bahan dan obattertentu, misalnya pada
penderita rhinitis alergika, asthma, alergi makanan, dan
lainsebagainya

Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu gangguan perfusi jaringen perifer


berhubungan dengan gangguan transpor o2 ke jaringan. Intercensi yang dilakukan
yaitu dengan memonitor hasil lab dengan cara pengambilan spesimen darah vena
unutk mengetahui pemeriksaan darah dan elektrolit

Tujuan tindakan :

Tujuan umum pengambilan skin test, antara lain :

1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.


2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Prinsip tindakan :

1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,


indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara
pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang
riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada
pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila
diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.
2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali
24 jam dari saat penyuntikan obat.
3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada
penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab
penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani
pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian
inform consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab
menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan therapi.
5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,
dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu
mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam
spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.
6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc
dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.
Prosedur tindakan :

1. Persiapan
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat
b. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
c. Alat dan bahan
1) Obat-obatan yang sesuai program pengobatan dokter
2) Daftar obat pasien
3) Spuit 1 cc atau 0,5 cc disposible.
4) Jarum sesuai kebutuhan, gergaji ampul bila perlu.
5) Perlak dan alas
6) Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam
tempatnya
7) Handschoen
8) Nierbeken

2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan.
c. Cek daftar obat pasien untuk memberikan obat
d. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama
pada tempat tidur dengan nama pada daftar obat.
e. Meenginjeksi pasien sesuai dengan nama pada daftar obat
f. Jaga privasi pasien
g. Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya.
h. Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam.
i. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol
bila diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering.
j. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-150 dari
permukaan kulit
k. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis
yang diberikan 0,1 cc atau sesuai jenis obat.
l. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
m. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan
pada area penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter
kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit
setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor
melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik
tersebut.
n. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai
hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor kalor
melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.
o. Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk tentang penilaian pada daerah
penyuntikan dan anjurkan untuk tidak menggaruk, memasage atau memberi
apapun pada daerah penyutikan. Menyimpan obat obat sisa dan daftar obat
pasien ketempatnya
p. Mengobservasi keadaan umum pasien
q. melepaskan handschoen, mencuci tangan.
r. Membuat pendokumentasian mencakup:
- Tindakan dan respon pasien
Evaluasi tindakan

Setelah dilakukan tindakan dan selama dilakukan tindakan respon pasien meringis
kesakitan saat penyuntikan karena penyuntikan skin test dibawah kulit yang
menimbulkan rasa nyeri. Setelah dilakukan skin test perlu diperhatikan untuk
melingkari tempat penusukan dan menuliskan waktu dan obat yang diberikan
untuk memudahkan mengidentifikasi skin test. Hasil dasi skin test setelah 15
menit bahwa pada pasien tersebut tidak mengalami kemerahan, bintik merah,
maupun rasa gatal diarea penusukan yang artinya pasien tidak mempunyai aleri
terhadapat obat antibiotik Ceftriaxone dan obat tersebut dapat diberikan ke pasien
melalui IV.

Tindakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur

Daftar pustaka

Hidayat AA. Musrifatul U. Buku Ajar Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.


Jakarta:EGC.2004

Anda mungkin juga menyukai