Power
Power
ISTOCK
ISTOCK
Yet life happens. Terkadang, kita memiliki teman yang sangat menguji kewarasan dan
kesabaran. Hal menyebalkan terjadi sekali-dua kali memang tidak masalah dan
mungkin bisa diselesaikan dengan cara sederhana. Akan tetapi, ada beberapa tanda
yang harus kita waspadai dan dijadikan sebagai pertimbangan apakah teman tersebut
pantas dipertahankan atau sudah saatnya mengambil tindakan lain.
Dalam segala hal, mulai dari menjadi konsultan atas segala keputusan hidup (kecil dan
besar) sampai penopang finansial. Memang, perempuan cenderung bergantung pada
teman secara emosional dan dalam level yang wajar, sah-sah saja. Namun, jika
ketergantungan ini terjadi secara konstan dan menghabiskan hampir seluruh waktu
yang kita miliki, bisa berbahaya.
Tidak hanya satu kali dalam tiga bulan, tapi hampir setiap kalian bertemu. Bukan hanya
tentang hal besar, tapi perkara kecil. Contoh nyata adalah masalah waktu. Jika kalian
saling bertengkar karena temanmu kurang berusaha menyediakan waktu sementara
kamu jungkir balik mengatur jadwal untuk bertemu, bisa jadi dia tidak menghargai
persahabatan kalian dalam level yang sama.
Perlu diingat: pertemanan adalah sebuah hubungan sukarela. Tidak ada yang
memaksa kita untuk menjadi teman seseorang. Oleh karena itu, jika kamu membuat-
buat alasan supaya tidak jadi pergi dengannya, atau pura-pura lupa menghubungi atau
bahkan mengacuhkan teleponnya berkali-kali, ini mungkin saat yang tepat untuk
mengevaluasi pertemanan kalian.
Pada saat kamu mengonfrontasi temanmu karena tingkah lakunya yang tidak
menyenangkan, dia malah membalas, Ah, lo yang terlalu sensitif! Seorang teman
yang baik seharusnya memiliki pemikiran terbuka dan tidak segan mengakui kesalahan
atau konflik yang terjadi. Jadi, jika dari responnya kita bisa membaca bahwa dia sama
sekali tidak mengerti duduk permasalahannya, bisa jadi ini bukanlah hubungan yang
harus dipupuk.
Sebuah persahabatan idealnya memberikan efek positif atas kondisi fisik dan mental,
tapi yang buruk malah berdampak sebaliknya. Menurut para psikolog, jika kamu
menderita sakit kepala atau sakit perut sebelum dan setelah bertemu, sepertinya
pertemanan itu tidak sehat.
Dia mengkhianatimu.
Perempuan merawat hubungan pertemana dengan sangat serius karena tidak hanya
cerita yang dibagikan, tapi juga hidup. Apabila ada seorang teman mengkhianati
pertalian itu, jangan menyepelekan hal tersebut. Kepercayaan bukan sesuatu yang
remehdan pengkhianatan dalam bentuk apapun merupakan tanda kuat untuk
mengevaluasi persahabatan. Sebuah pengkhianatan bisa jadi mengakhiri hubungan
kalian, tapi paling tidak ini hanya akan terjadi satu kali saja.
MONDAY, 30 JANUARY 2017
ISTOCK
Memberikan judul tamat pada sebuah pertemanan nggak pernah mudah dan
yang lebih susah adalah mengambil tindakan untuk mengakhirinya. Akan tetapi, seiring
bertambah umur, kita akan belajar bahwa kita nggak punya waktu untuk orang-orang
yang membuat kita menjadi kering secara emosi, nggak jujur dan tidak bahagia.
Mengapa juga kita menghabiskan satu malam dengan seorang teman yang tidak
menyenangkan, lebih baik tinggal di rumah dan menonton The Crown?
Jika sekarang kamu dalam situasi ingin mengakhiri sebuah persahabatan dan mau
meminimilasi drama, berikut caranya.
Perhatikan polanya.
Tentunya tidak benar juga memutuskan sebuah hubungan dalam semalam; pastikan
untuk memperhatikan pola tingkah laku yang membuktikan bahwa dia memang nggak
layak berada di lingkungan pergaulanmu. Apakah dia hanya selalu membicarakan
tentang dirinya saat kalian bertemu? Apakah dia selalu berusaha membicarakan
kejelekanmu di depan teman-teman atau pacarmu? Ingat baik-baik kejadian ini dan jika
terjadi berulang-ulang, ambil tindakan nyata.
Coba bicarakan.
Sebuah pertemanan harusnya didasarkan pada komunikasi, jadi ketika kamu nggak
suka dengan salah satu tingkah lakunya yang berubah menjadi sebuah kebiasaan jelek,
utarakan kekesalanmu. Bicarakan dalam kondisi yang kondusif dan bukan untuk
mengkonfrontasi (saat kalian berdua dalam keadaan tenang). Katakan, Lo udah sering
banget membatalkan janji kita tanpa alasan yang jelas dan selalu menit-menit terakhir,
tapi lo nggak pernah minta maaf. Menurut gue itu nggak bener. Jika dia memang
teman baik, dia akan minta maaf, tapi kalau kamu merasa dia sama sekali nggak
menghargaimu, lebih baik akhiri pertemanan sebelum berubah menjadi hubungan
makan hati.
Ajukan sederet pertanyaan kepada dirimu sendiri.
Apakah kamu benar-benar ingin memiliki seseorang yang membuat hidup lebih berat?
Logikanya, setiap orang akan menjawab tidak, tapi tetap saja ini bukan perkara mudah
untuk diterima begitu saja. Sebelum benar-benar diputuskan, tanyakan dirimu ini:
Bisakah dia dipercaya? Apakah dia membantumu menjadi orang yang lebih baik?
Apakah dia peduli dan menghormatimu?
Lanjutkan hidupmu.
Kadang-kadang nggak perlu memberitahukan seseorang bahwa kita memutuskan
hubungan dengan mereka. Jalan terbaik adalah menjauhkan diri dari mereka. Ambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk benar-benar memblok dia dari hidup, akun
media sosial, dan daftar kontak di teleponmu. Bila perlu, ganti namanya di handphone-
mu menjadi Jangan Diangkat: Ngeri sehingga kamu tidak perlu merespon ketika
menerima pesan atau panggilannya selama kurun waktu tertentu.