Anda di halaman 1dari 44

Edisi III Tahun 2013

Juli - September

Seminar
Hari Anak Nasional
2013
KENALI THIAMIN
YANG MURAH,
KAYA MANFA AT
EDISI III TAHUN 2013

DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Warta

Gizi dan KIA Salam dari Redaksi


Pengarah :
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Salam Sehat,
Anak
Penanggungjawab :
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Hari Anak Nasional, merupakan sebuah momentum bagi kita
Kesehatan Ibu dan Anak semua untuk senantiasa mengingatkan dan terus melakukan
Dewan Redaksi : berbagai upaya demi kepentingan terbaik anak. Melalui Tema
1. Direktur Bina Kesehatan Ibu Indonesia yang ramah dan peduli anak dimulai dari pengasuhan
2. Direktur Bina Kesehatan Anak dalam keluarga mengingatkan kepada kita bahwa keberhasilan
3. Direktur Bina Gizi akan tumbuh kembang anak dimulai dari lingkungan kecil dalam
4. Direktur Bina Pelayanan Kesehatan sebuah keluarga.
Tradisional Alternatif dan Komplementer Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Warta Gizi dan KIA edisi
5. Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga ke-3, tahun 2013 banyak memberikan berbagai informasi
6. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan seputar kegiatan Hari Anak Nasional, tumbuh kembang anak
Hubungan Masyarakat baik yang hidup dalam keadaan normal ataupun anak yang
Editor :
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat memerlukan kebutuhan khusus. Selain itu kami pun
Redaktur Pelaksana : menyuguhkan berbagai informasi seperti halnya: Laporan Sesi
1. Rosidi Roslan, SIP, SKM, MPH (Direktorat ke-66, World Health Assembly (WHA) dari Jenewa Swiss yang
Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga) dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kesehatan; permasalahan
2. Hariyani, SKM, MHSM (Direktorat Bina dan solusi kesehatan di kawasan perkotaan; kesadaran dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, pemahaman tenaga kesehatan tekait kebijakan menyusui di
dan Komplementer) Indonesia; penurunan tekanan darah bagi penderita hypertensi
3. Iwan Halwani, SKM, M.Si (Direktorat Bina dengan teknik akupunktur, dan berbagai informasi menarik
Gizi) lainnya.
4. dr. Laila Mahmudah (Direktorat Bina Peningkatan kualitas Warta Gizi dan KIA, selalu menjadi prioritas
Kesehatan Anak) bagi kami. Untuk itu berbagai aspirasi dan masukan terkait
5. dr. Wisnu Trianggono (Direktorat Bina pemberitaan seputar Ditjen Bina Gizi dan KIA sangat kami
Kesehatan Ibu) nantikan sebagai bentuk diseminasi informasi, yang pada
6. Chaerunni, SKM, M.Kes (BKTM Makassar) akhirnya dapat meningkatkan kualitas program pembangunan
7. Vanny Fabianti, S.Kep.Ners (BKOM kesehatan di Indonesia.
Bandung) Demikian apa yang dapat kami sajikan pada edisi ketiga tahun
8. Nirwani, SKM (LKTM Palembang) 2013 ini, Semoga bermanfaat bagi kita semua dan selamat
9. dr. Mayang Sari, MARS (Bagian Program membaca!
dan Informasi)
10. Larasati Indrawagita, SKM (Bagian Salam,
Kepegawaian dan Umum) Redaksi Warta Gizi dan KIA
11. Lucky Isti Gupitasari, SH (Bagian Hukormas)
12. Joko Prawoto, BSc (Bagian Hukormas)
13. Nurkhalida, SKM (Bagian Hukormas)
14. Retno Lestari Widodowati (Bagian
REDAKSI :
Hukormas)
Bagian Hukormas Setditjen Bina Gizi dan KIA.
15. Iman Surahman, SKM (Bagian Hukormas) Jl. HR. Rasuna Said Kav. X5 lantai VIII Blok C
16. Elyta (Bagian Hukormas) Jakarta Selatan
Desain Grafis : Email : wartakesmas@yahoo.com
Wisnoe S H, ST, MT (Bagian Hukormas)
Fotografer :
Dwi Suswanto, Amd (Bagian Hukormas)

Redaksi menerima naskah berupa artikel kesehatan dengan mengutamakan tulisan tentang kegiatan/peristiwa yang
menarik dilingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA. Naskah hendaknya ditulis dalam bahasa artikel, maksimal 3
halaman A4, jenis huruf Arial 11 dan dilengkapi dengan foto yang terkait dengan syarat foto harus jelas, bila
mengambil dari sumber lain agar dicantumkan sumbernya. Redaksi berhak menyunting naskah yang akan dimuat
tanpa mengubah isi.
Berita Utama (5-12)

Sebagai Bagian Upaya Pemenuhan Hak Anak

Reportase (13-18)
POTENSI PENGOBATAN TRADISIONAL
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA

LAPORAN SESI ke-66


World Health
Assembly (WHA)
Jenewa, 20 28 Mei 2013

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 3


Resensi (19-38)
Pemahaman Nakes
Tentang
Kebijakan Menyusui

Kesehatan Di Kawasan
Perkotaan :
Masalah Dan Solusi

Pemeriksaan Perkembangan
Pubertas Dalam Penjaringan
Kesehatan Anak Usia
Sekolah

PERTEMUAN
PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN
PELAYANAN PERSALINAN
Info Sehat
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Kenali Thiamin
Yang Murah, Kaya
Manfaat

4 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Berita Utama

Peringatan
Hari Anak Nasional
Sebagai Bagian Peringatan Hari Anak Nasional partisipasi seluruh bangsa
(HAN) bermula dari sebuah Indonesia dalam menghormati,
Upaya gagasan maju yang berkeinginan menghargai, dan menjamin hak-

Pemenuhan melihat anak-anak, sebagai aset


kemajuan bangsa, bergembira,
hak anak tanpa membeda-
bedakan atau diskriminatif,

Hak Anak bermain dan ceria. Dalam rangka


pembinaan generasi penerus dan
memberikan yang terbaik untuk
anak, menjamin semaksimal
Oleh : dr. Laila Mahmudah untuk mewujudkan kesejahteraan mungkin kelangsungan hidup dan
anak, maka ditetapkanlah tanggal tumbuh kembangnya. Disamping
23 Juli sebagai Hari Anak Nasional itu, peringatan HAN juga bertujuan
berdasarkan Keputusan Presiden untuk meningkatkan kesadaran
Republik Indonesia Nomor 44 anak akan hak, kewajiban, dan
Tahun 1984 pada tanggal 19 Juli tanggung jawabnya kepada orang
1984. Peringatan HAN pada tua, masyarakat, serta kepada
hakekatnya merupakan bangsa dan negara.
momentum penting untuk Peringatan HAN merupakan
menggugah kepedulian dan kesempatan untuk terus mengajak

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 5


seluruh komponen bangsa
Indonesia, baik orang tua,
keluarga, masyarakat termasuk
dunia usaha, maupun pemerintah
dan negara, untuk melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, yaitu
melakukan upaya perlindungan
dan mewujudkan kesejahteraan
anak dengan memberikan jaminan
terhadap pemenuhan hak-haknya
dan perlakuan tanpa diskriminasi. a. non diskriminasi; hidup, dan perkembangan; dan
b. kepentingan yang terbaik bagi d. penghargaan terhadap
Prinsip-prinsip dasar Konvensi anak; pendapat anak.
Hak-Hak Anak : c. hak untuk hidup, kelangsungan (Foto : Joko P)

6 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


1. Hak untuk dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar
Hak Anak seksual;
c. Penelantaran;
d. Kekejaman,
sesuai dengan harkat dan
(Undang-Undang kekerasan, dan
martabat kemanusiaan, no. 23 Tahun penganiayaan;
serta mendapat
2002 tentang e. Ketidakadilan; dan
perlindungan dari f. Perlakuan salah
kekerasan dan Perlindungan lainnya.
diskriminasi. Anak) 11. Hak untuk diasuh oleh
2. Hak atas suatu nama menerima, mencari, dan orang tuanya sendiri,
sebagai identitas diri dan memberikan informasi kecuali jika ada alasan
status kewarganegaraan. sesuai dengan tingkat dan/atau aturan hukum
3. Hak untuk beribadah kecerdasan dan usianya yang sah menunjukkan
menurut agamanya, demi pengembangan bahwa pemisahan itu
berpikir, dan berekspresi dirinya sesuai dengan nilai- adalah demi kepentingan
sesuai dengan tingkat nilai kesusilaan dan terbaik bagi anak dan
kecerdasan dan usianya, kepatutan. merupakan pertimbangan
dalam bimbingan orang 8. Hak untuk beristirahat dan terakhir.
tua. memanfaatkan waktu 12. Hak untuk memperoleh
4. Hak untuk mengetahui luang, bergaul dengan perlindungan dari :
orang tuanya, dibesarkan, anak yang sebaya, a. Penyalahgunaan
dan diasuh oleh orang bermain, berekreasi, dan dalam kegiatan
tuanya sendiri. berkreasi sesuai dengan politik;
5. Hak memperoleh minat, bakat, dan tingkat b. Pelibatan dalam
pelayanan kesehatan dan kecerdasannya demi sengketa bersenjata;
jaminan sosial sesuai pengembangan diri. c. Pelibatan dalam
dengan kebutuhan fisik, 9. Hak memperoleh kerusuhan sosial;
mental, spiritual, dan rehabilitasi, bantuan sosial, d. Pelibatan dalam
sosial. dan pemeliharaan taraf peristiwa yang
6. Hak memperoleh kesejahteraan sosial bagi mengandung unsur
pendidikan dan pengajaran setiap anak penyandang kekerasan; dan
dalam rangka cacat. e. Pelibatan dalam
pengembangan pribadinya 10. Hak mendapat peperangan.
dan tingkat kecerdasannya perlindungan dari 13. Hak memperoleh
sesuai dengan minat dan perlakuan: perlindungan dari sasaran
bakatnya. a. Diskriminasi; penganiayaan, penyiksaan,
7. Hak menyatakan dan b. Eksploitasi,baik atau penjatuhan hukuman
didengar pendapatnya, ekonomi maupun yang tidak manusiawi.

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 7


Seminar
Hari Anak Nasional
2013
Peringatan HAN 2013 Melalui tema ini, kita diingatkan
dikoordinatori oleh Kementerian bahwa keluarga sebagai
Pemberdayaan Perempuan dan lingkungan terkecil tempat anak

Oleh : dr. Laila Mahmudah Perlindungan Anak. Pada tahun tumbuh dan berkembang
ini, tema besar yang dipilih adalah merupakan bagian yang sangat
penting dalam pengasuhan anak.
Indonesia Yang Dalam rangkaian peringatan HAN

Ramah Dan 2013, berbagai kegiatan


diselenggarakan oleh pemerintah,
Peduli Anak maupun dunia usaha dan

Dimulai Dari masyarakat. Pada tahun ini


Kementerian Kesehatan telah
Pengasuhan menyelenggarakan beberapa

Dalam kegiatan diantaranya rangkaian


seminar pada tanggal 18, 19, dan
Keluarga. 20 Juni 2013.

8 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


meningkatkan kelangsungan hidup
anak dan mengoptimalkan kualitas
anak sebagai generasi penerus
Indonesia. Di sisi lain, masa balita
juga merupakan periode kritis.
Segala bentuk penyakit,
kekurangan gizi, serta kekurangan
kasih sayang maupun kekurangan
stimulasi pada usia ini akan
membawa dampak negatif yang
menetap sampai masa dewasa
bahkan sampai usia lanjut.
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa balita
akan berdampak pada periode
anak dari sejak janin hingga balita. kehidupan selanjutnya.

Narasumber dalam seminar ini Pemerintah melalui SK Menkes


adalah dr. Soedjatmiko, SpA. Msi No 284/Menkes/SK/III/2004
dari Ikatan Dokter Anak Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu dan
dan Prof. DR. Dr. Raden Irawati Anak, menetapkan bahwa buku
Ismail, SpKj, M.Epid. dari KIA merupakan satu-satunya alat
Perhimpunan Dokter Spesialis pencatatan pelayanan kesehatan
Kesehatan Jiwa Indonesia, ibu dan anak sejak ibu hamil,
dengan moderator Ayu Diah melahirkan dan selama nifas
Pasha. hingga bayi yang dilahirkan

Dalam seminar ini disampaikan berusia 5 tahun, termasuk

Seminar yang diselenggarakan bahwa masa balita merupakan pelayanan KB, imunisasi, gizi dan

pada tanggal 18 Juni 2013 ini periode emas pertumbuhan fisik, tumbuh kembang anak. Buku KIA

bertujuan untuk meningkatkan intelektual, mental dan emosional dapat dimanfaatkan untuk

pengetahuan keluarga dan anak. Pemenuhan kebutuhan mencapai derajat kesehatan yang

masyarakat akan pemanfaatan akan Asah, Asih dan Asuh melalui optimal, tumbuh dan berkembang

Buku KIA dalam optimalisasi pemenuhan aspek fisik biologis hingga anak siap memasuki

tumbuh kembang anak serta (gizi, kebersihan, imunisasi, bangku sekolah. Selain itu, buku

meningkatkan peran aktif orang vitamin A dan pelayanan KIA juga berisi informasi penting

tua, pengasuh dan anggota kesehatan yang bermutu), kasih bagi keluarga, kader dan petugas

keluarga serta masyarakat dalam sayang dan stimulasi yang kesehatan yang disimpan di

pemantauan kesehatan ibu dan memadai pada usia balita akan tingkat rumah tangga.

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 9


Materi seminar disampaikan oleh
dr. Rachmat Santika, SpA, MARS,
Staf Ahli Bidang Pencapaian
Pembangunan Millenium,
Kemenko Kesra dan dr. Tjhin
Wiguna, SpKJ dari Departemen
Psikiatri Universitas Indonesia
dengan dimoderatori oleh dra.
Reni Kusumawardhani, M.Psi,
Pengurus Asosiasi Psikologi
Forensik dan Ikatan Psikologi
Klinis.
Masalah Kekerasan terhadap
Anak (KtA) merupakan masalah
sosial yang memiliki dampak
besar pada aspek kesehatan.
Pada hari berikutnya, tanggal 19 Kekerasan terhadap Anak
Juni 2013 diselenggarakan berpengaruh buruk terhadap
seminar Biarkan Anak Tumbuh proses tumbuh kembang anak
dan Berkembang Tanpa baik secara fisik maupun
Kekerasan (Let's Them Grow psikologis yang pada akhirnya
Without Violence). Topik ini dipilih menyebabkan penurunan kualitas
karena angka kejadian kekerasan sumber daya manusia.
terhadap anak meningkat dari Melalui seminar ini diharapkan
tahun ke tahun, padahal ini adanya peningkatan peran aktif
memiliki dampak besar pada orang tua, guru, pengasuh dan
aspek kesehatan dan berpengaruh anggota keluarga serta
buruk terhadap proses tumbuh masyarakat dalam pencegahan
kembang anak baik secara fisik dan penanganan terhadap kasus
maupun psikologis. kekerasan terhadap Anak.

10 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Aku
Keren,
Gaul, dan
Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari,
anak akan berinteraksi dengan
Sebagai penutup rangkaian melalui Pendidikan Keterampilan lingkungan dan orang lain
seminar, pada tanggal 20 Juni Hidup Sehat (PKHS) atau life skill termasuk bergaul dengan teman-
2013, diselenggarakan seminar education. Penerapannya juga teman di rumah dan sekolah.
life skill untuk siswa SD dengan dapat dilakukan melalui kegiatan Seringkali lingkungan yang
mengambil tema Aku Keren, program yang sudah berjalan, dihadapi tidak bersahabat dan
Gaul, dan Sehat. Kegiatan ini misalnya Usaha Kesehatan cenderung berpengaruh negatif
diawali dengan senam bersama Sekolah (UKS) melalui pelatihan terhadap perilaku anak. Untuk itu,
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dokter kecil dan kader kesehatan sejak dini anak perlu dibekali
dr Ali Ghufron Mukti M.Sc.,Ph.D. remaja/konselor sebaya. dengan kemampuan mengelola
Dalam sambutannya, Wakil Materi pengembangan aspek mental dan sosial secara
Menteri Kesehatan menyampaikan keterampilan psikosial pada siswa baik kemudian menunjukannya
bahwa sekolah dan orang tua SD disampaikan oleh Rustika dalam bentuk perilaku yang positif
mempunyai peran yang penting Thamrin, Psi, CBA, CPHR dengan ketika berinteraksi dengan
dalam mengembangkan diselingi diskusi interaktif dan lingkungan dan orang lain.
kemampuan/kompetensi permainan. Pada kesempatan ini Kemampuan tersebut sering
psikososial anak. Sekolah disampaikan bahwa menjadi sehat disebut dengan kompetensi
sebagai wahana pendidikan, adalah hak setiap anak. Sehat itu psikososial (life skill). Melalui
diharapkan tidak hanya sendiri tidak hanya sekadar bebas kompetensi psikososial, anak
mengembangkan pendidikan yang dari penyakit, tetapi adalah kondisi diharapkan mampu berpikir kritis,
berkaitan dengan nilai akademis sejahtera dari fisik, jiwa, dan sosial tahu cara menghadapi stress,
saja, tetapi juga dapat yang memungkinkan anak tumbuh mampu menata emosi/mengontrol
mengembangan kemampuan anak dan berkembang optimal sehingga diri, kreatif, mampu menyesuaikan
untuk menghadapi permasalahan mampu melakukan berbagai diri, saling berinteraksi secara
dan tantangan hidup setiap hari aktivitas. positif, mampu mengembangkan

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 11


Keterampilan tersebut akan
mencegah anak dari perbuatan
yang merugikan diri sendiri dan
lingkungan, misalnya anak akan
mampu memilih untuk membuang
sampah pada tempatnya yang
benar dari pada membuangnya di
sembarang tempat, mampu
memilih makanan yang sehat dan
bergizi seimbang, mampu
menolak ajakan teman untuk
berperilaku berisiko dan menolak
segala bentuk kekerasan.
Penyelenggaraan rangkaian
seminar dalam peringatan HAN
2013 tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan orang
tua, anak, tenaga kesehatan, dan
pendidik tentang hak anak, agar
sikap empati terhadap teman, dapat memelihara kesehatan mengembangkan potensi yang
serta mampu menghargai orang anaknya secara optimal dan dimiliki anak.
lain. mampu mengenal serta (Foto : Joko P)

12 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Reportase

POTENSI PENGOBATAN TRADISIONAL


DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA
Oleh : Hariyani, SKM, MHSM

aat ini, kesehatan tidak lagi perdagangan kerjasama di berkumpul di San Francisco
dianggap sebagai beban kawasan Asia Pasifik. Mereka bersama dengan lebih dari 100
ekonomi, tetapi mempunyai berkomitmen untuk meningkatkan pemimpin akademik dan industri
peran penting dalam pertumbuhan kapasitas ekonomi dan penguatan dan delegasi tingkat tinggi dari 19
ekonomi. Orang yang sehat dapat sistem kesehatan dalam negara untuk membahas dampak
melakukan produktivitas yang menghadapi beban penyakit ekonomi dari beban penyakit
lebih besar sehingga dapat menular maupun penyakit kronis.
mengurangi angka kemiskinan. degeneratif. Selanjutnya, The HLM -2
Investasi di bidang kesehatan Pembahasan dampak ekonomi diselenggarakan di Saint
akan memberikan hasil yang lebih terhadap masalah kesehatan telah Petersburg , Rusia pada tanggal
baik bila dibangun dengan sistem diawali pada pertemuan tingkat 27 Juni 2012. Pertemuan ini
yang kuat , efisien dan tinggi (High Level Meeting) diadakan oleh Wakil Menteri
berkelanjutan. pertama pada September 2011, Kesehatan Federasi Rusia yang
Para pemimpin ekonomi APEC yang dihadiri oleh para Menteri bergabung dengan Menteri
mengakui bahwa kesehatan Kesehatan dari Brunei , Hong Kesehatan Chili dan Cina Taipei
sebagai komponen penting dari Kong , Cina , Malaysia , Filipina , untuk membahas keuntungan
pembangunan ekonomi dan Amerika Serikat , dan Cina Taipei ekonomi dari investasi dalam

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 13


kesehatan sepanjang perjalanan Laksono Trisnantoro (University of pengobatan tradisional di wilayah
hidup. Gadjah Mada), Dr. Siswanto, MPH Asia Pasifik meningkat. Seperti
Tahun 2013, Indonesia merupakan (Balitbangkes), Prof. Hasbullah pemanfaatan pengobatan
tuan rumah sekaligus sebagai Tabrany (University of Indonesia) tradisional di Australia mencapai
Keketuaan APEC. Pemerintah serta Ibu Menkes Dr.Nafsiah Mboi 48%, China 90%, Hong Kong
Indonesia telah memilih sebagai Chair of Global Fund 60%, Jepang 49%, Korea 69%,
Kesehatan sebagai salah satu Executive Board. Pilipina 57,3%, Singapura 45%
prioritas utama pembahasan
setelah prioritas mencapai Salah satu rekomendasi yang dihasilkan pada HLM-3
pertumbuhan ekonomi yang adalah mengakui bahwa Pelayanan Kesehatan
berkelanjutan secara equity. Tradisional, Alternatif dan Komplementer berpotensi
Pertemuan HLM-3 yang untuk memperkuat pelayanan kesehatan dasar dan
dilaksanakan di Nusa Dua Bali sebagai komplementer dalam mengatasi penyakit
tanggal 24-25 September 2013 degeneratif,yaitu dengan:
yang dibuka oleh Ibu Menteri 1) Mengembangkan pengetahuan dan pelayanan
Kesehatan Nafsiah Mboi serta kesehatan tradisional yang aman dan efektif melalui
dihadiri oleh delegasi anggota penelitian dan pengembangan termasuk pendidikan
APEC, WHO dan World Bank. dan pelatihan terstruktur.
HLM-3 membahas peran 2) Mengintegrasikan pelayanan kesehatan yang aman
kesehatan di bidang ekonomi dan effektif ke dalam sistem pelayanan kesehatan
dengan titik berat pada jenis-jenis nasional
investasi di bidang kesehatan 3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
yang mempunyai impact yang dalam mempromosikan nilai-nilai ekonomis atas
tinggi, berkelanjutan serta pelayanan kesehatan Tradisional, Alternatif dan
signifikan. Topik pembahasan Komplementer yang aman dan efektif.
meliputi re-thinking health
systems, innovative approaches to Negara-negara anggota APEC dan Vietnam 50%. Sedangkan di
universal coverage and finance, berusaha keras untuk mengangkat Indonesia, pemanfaatan
meeting health system needs to issue produk herbal dan pengobatan tradisional telah
achieve sustainability, disease pengobatan tradisional sebagai mencapai 50% dalam kurun waktu
cost drivers, ethical business salah satu komponen yang harus 15 tahun terakhir. Berdasarkan
practices in the health sector, disetujui para peserta Pertemuan data tersebut, menjadi jelas bahwa
Getting to Zero on HIV and AIDS. Tingkat Kepala Negara APEC. pengobatan tradisional adalah isu
Beberapa pakar ekonomi dan Hal ini berdasarkan data penelitian yang potensial untuk dibahas
kesehatan Indonesia turut yang dihasilkan pada informal sekaitan dengan perannya dalam
memberikan masukan- meeting atas strategi perencanaan bidang promotif dan preventif
masukannya seperti Prof. Ascobat pengobatan tradisional, yang kesehatan dalam mendukung
Gani (Universitas Indonesia) Prof. menunjukkan bahwa pemanfaatan pembangunan ekonomi.

14 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


World Health
Organization Foto : emk-olten.ch

Sidang Sesi ke-66 World Health Kesehatan sebanyak 17 orang,


LAPORAN Assembly (WHA) berlangsung Kementerian Luar Negeri 1 orang

SESI ke-66 tanggal 20-28 Mei di Gedung


Palais des Nations (PBB),
dan PTRI Jenewa 3 orang. Ditjen
Bina Gizi dan KIA diwakili oleh dr.

World Jenewa, Swiss dengan tema


utama sidang tersebut adalah
Imran Pambudi, MPHM dari
Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Health How to Ensure the place of


Health in the next generation of
Beberapa agenda pokok pada
pembahasan di kedua Komite
Assembly global development goals.Sidang
tahunan WHO tersebut dipimpin
tersebut antara lain: 1) Non
communicable disease, 2)
(WHA) oleh Presiden WHA ke-66, Dr. Promoting Health Through The
Jenewa, 20 28 Mei Shigeru Omi (Japan), dan Life Course, Preparedness, 3)
2013 dihadiri oleh 194 negara-negara surveilance and response, 4)
anggota WHO. Delegasi RI Communicable Disease, 5)
dipimpin oleh Menteri Kesehatan Health System, 6) WHO Reform
RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH serta Programme and Budget
dengan anggota delegasi terdiri Matters.
Oleh : Dr. Imran Pambudi unsur-unsur dari Kementrian Menteri Kesehatan RI selaku

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 15


ketua Delri telah memanfaatkan
partisipasinya pada sidang
tersebut untuk melakukan
pertemuan bilateral dengan
Menteri Kesehatan Swedia,
Menteri Perdagangan
Internasional dan Kerjasama
Pembangunan Belanda, Menteri
Kesehatan Meksiko, Menteri

Foto : Dr. Imran Pambudi


Kesehatan Belgia, Menteri
Kesehatan Amerika Serikat,
Menteri Kesehatan India, Menteri
Kesehatan Finlandia. Menteri
Kesehatan RI juga telah menjadi
Dirjen P2PL sedang paparan dalam Pertemuan Maternal and Child Health: MDGs 4 & 5
host pada pertemuan Breakfast and Beyond 2015

Menteri Kesehatan Foreign Policy control of non communicable dan Universal Health Coverage
and Global Health (FPGH) pada diseases 2) Comprehensive melalui kesepakatan disusunnya
tanggal 21 Mei 2013 serta mental health action plan 2013- joint statement tersebut, Delri
menghadiri pertemuan dengan 2020 3) Action plan for the juga telah menyampaikan
Menteri Kesehatan negara- prevention of avoidable blindness intervensi pada hampir seluruh
negara Gerakan Non Blok (GNB) and visual impairment 2014-2019, mata agenda Sidang dimaksud.
pada tanggal 21 Mei 2013. Pada 4) disability, 5) Follow up action to Dalam pidatonya pada sesi pleno,
saat yang sama Delri juga recommendaton of the high-level pada tanggal 22 Mei 2012,
melakukan sejumlah pertemuan commissions convened to Menteri Kesehatan RI
dengan mitra terkait lainnya. advance women's and children's menyampaikan hal-hal sebagai
Secara umum, pada Sidang Sesi health, serta 6) eHealth and berikut: Mengakui pentingnya
ke-66 WHA Delri telah berhasil health internet domain names. menempatkan kesehatan dalam
memperjuangkan sejumlah Delri juga telah memimpin posisi strategis untuk mencapai
kepentingan Indonesia di bidang pembahasan dalam kerangka tujuan pembangunan nasional
Kesehatan. Beberapa capaian WHO-SEAR (South East Asia termasuk perhatian kepada
terpenting dalam partisipasi Delri Region) guna menghasilkan peoples's well being serta tidak
pada sidang tersebut antara lain sejumlah joint statement (SEAR hanya mengukur pencapaian
dengan disahkannya sejumlah one-voice statement), sehingga indicator kesehatan berdasarkan
resolusi yang sesuai dengan pada sidang ini telah disampaikan indikator-indikator yang ada;
kepentingan nasional antara lain sejumlah delapan joint statement Pada tahun 2014 Indonesia
di bidang: 1) Comprehensive dimana Indonesia menjadi focal mengambil langkah penting untuk
global monitoring framework and points pada isu Proposed meningkatkan cakupan asuransi
targets for the prevention and Programme Budget 2014-2015 kesehatan untuk mencapai

16 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Foto : http://www.womendeliver.org
universal health coverage pada tahun 2012-2013 sebesar health. Komite A telah
tahun 2019; Pada era modern US$ 384 juta menjadi sebesar memutuskan untuk
saat ini, terjadinya peningkatan US$ 340 juta (berkurang (- merekomendasi WHA ke 66
angka kesakitan dan kematian 11.46%). agar mengadopsi resolusi.
serta disability yang dikaitkan 2. Health in the post-2015 Sebagian besar negara
dengan penyakit tidak menular, development agenda, mendukung rencana resolusi
sementara penyakit menular dan dimana sebagian besar yang disponsori oleh Nigeria
kekurangan gizi menunjukkan negara anggota tetap dan Norwegia ini, dan tercatat
penurunan secara perlahan dan menyatakan bahwa isue ada 6 negara yang
berdampak pada banyak orang; tentang kesehatan ibu dan mengajukan amandemen
Mengajak semua sektor untuk anak masih perlu untuk ranres. Indonesia
bekerjasama menghilangkan diperhatikan, selain itu isue menyampaikan bahwa
gaps yang ada melalui tentang Universal Health misoprostol belum teregistrasi
peningkatan kemandirian Coverage juga sering sebagai obat paska
nasional dan sistem kesehatan diajukan. Tidak begitu banyak melahirkan demikian pula
global yang akan berkontribusi yang mengusung isue tantang dalam penatalaksanaan
dan bermanfaat pada sustainable development. perawatan tali pusat bayi baru
pembangunan global. Indonesia mengusung lahir tidak menggunakan
Disamping isu yang dibahas pada Human Well Being sebagai chlorhexidin sehingga
plenary session, terdapat overarching goal untuk post Indonesia belum dapat
beberapa hal lagi yang dibahas di MDG 2015. mengadopsi kedua komoditas
rapat komisi, antara lain : 3. Terkait Follow-up actions to dimaksud. Akhirnya
1. Alokasi Proposed recommendations of the disepakati isu dimaksud
Programme Budget (PB) for high-level commissions dapat diatasi dengan
2014-2015 untuk wilayah convened to advance menambahkan kalimat
SEAR berkurang dari alokasi women's and children's dibawah pengawasan tenaga

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 17


profesional dan sejauh International PATH dan USA. Aditama sebagai salah satu
diperlukan (under the Pertemuan ini bertujuan untuk Narasumber, menyampaikan
supervision of health menggalang dukungan untuk presentasi berjudul:
profesional as needed). resolusi tentang life saving Continuing unfinished
4. Pertemuan Scale up commodities in mother and business: reproductive,
nutrition, Dalam side event child (ER 132.R4 and maternal, child health beyond
ini dikemukakan bahwa A66/14). Dalam side event ini 2015. Insights from high-level
negara-negara berkembang dikemukakan bahwa kematian panel to develop post MDG
telah mengalami double ibu dan bayi perlu dicegah agenda. Pertemuan ini
burden diseases yang terkait melalui berbagai pendekatan bertujuan untuk menggalang
dengan nutritional status, mulai dari sisi supply yaitu dukungan terhadap isu
penyakit tidak menular bukan penyiapan tenaga kesehatan maternal and child health
lagi monopoli negara maju, dan sarana kesehatan dan pada saat post 2015 agenda,
justru orang dengan demand yang meliputi selain itu untuk melihat
pendidikan rendah menjadi peningkatan awareness beberapa best practice di
sangat rentan terhadap masyarakat tentang beberapa negara. Etiopia
penyakit tidak menular ini kesehatan ibu dan bayi. menampilkan perlunya
terutama yang disebabkan Dalam pertemuan ini juga penguatan dalam 7 area. USA
karena obesitas. Dengan diungkap bahwa peran menegaskan perlunya
berbagai usaha, beberapa swasta juga penting, sehingga revitalisasi program KB dan
negara yang menjadi perlu dicari topik yang memastikan intervensi yang
pembicara ini mampu menarik bagi mereka berbasis bukti dilakukan di
memenuhi target MDG dalam sehingga mereka ingin negara-negara termasuk di
hal nutrisi bahkan dari negara berkontribusi di dalamnya. dalamnya penggunaan 13 life
miskin sekalipun melalui : Pada saat diskusi, Indonesia saving comodities. Indonesia
Political will yang tinggi dari menyampaikan tentang dalam paparannya
pemangku kekuasaan, penggunaan misoprostol yang menjelaskan meskipun post
penguatan primary health masih kontroversial untuk 2015 health agenda belum
care, pengembangan social penanganan perdarahan post ditetapkan, intervensi yang
inclusion to economic growth, partum. diberikan harus mulai
serta pengembangan clinical 6. Pertemuan Maternal and bergeser ke kesehatan
guidelines tentang growth Child Health: MDGs 4 & 5 remaja untuk menyiapkan
monitoring. and Beyond 2015, Indonesia mereka dalam periode
5. Pertemuan dalam rangka : menjadi salah satu co-host kehamilan serta perlunya
Securing the future saving bersama dengan: perhatian kepada penyakit
the lives of women and Bangladesh, Tanzania, tidak menular yang berakibat
children, hosted by Norway, Etihopia, Indonesia, serta menjadi penyulit dalam
Nigeria, World Vision USA. Prof. Dr. Tjandra Yoga kehamilan dan persalinan.

18 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Resensi

Pemahaman
Nakes
Tentang
Kebijakan
Menyusui
Ilustrasi Gambar : aimi.asi.org
1 1
Oleh : Sari Intan Kailaku ,Irma Afriyanti Bakhtiary ,
Nia Umar1 dan Asteria Taruliasi Aritonang2

Menyusui adalah cara pemberian Indonesia yang masih tergolong kesehatan dari 10 Rumah
makanan pada bayi yang rendah yaitu hanya sebesar 27,5% Sakit. Hasil penelitian
direkomendasikan oleh semua (peringkat 49 dari 51 negara) menunjukkan bahwa kesadaran
badan kesehatan di dunia. berdasarkan World Breastfeeding tenaga kesehatan untuk
Indonesia merupakan salah satu Trends Initiatives 2012. Penelitian mendukung keberhasilan ibu
negara yang cukup maju dalam ini bertujuan untuk mendapatkan menyusui sudah tinggi. Namun,
menetapkan kebijakan nasional informasi kesadaran dan pemahaman tenaga kesehatan
untuk mendukung peningkatan pemahaman tenaga kesehatan tentang bagaimana mendukung
pemberian ASI, antara lain dengan tentang dukungan bagi ibu menyusui dan tentang
mengesahkan UU no. 36 tahun keberhasilan ibu menyusui dan kebijakan nasional masih rendah.
2009 tentang Kesehatan dan PP pemahaman terhadap kebijakan Metode sosialisasi yang dilakukan
no. 33 tahun 2012 tentang nasional. Selain itu juga penelitian saat ini tidak optimal untuk
Pemberian ASI Eksklusif. Namun, ini berusaha mengungkap metode meningkatkan pemahaman tenaga
implementasi kebijakan nasional sosialisasi kebijakan nasional kesehatan. Sebagian besar
tersebut belum optimal. Hal ini yang efektif bagi tenaga tenaga kesehatan menyatakan
dapat dilihat dari angka pemberian kesehatan. Penelitian ini dilakukan membutuhkan sosialisasi dalam
ASI eksklusif bagi bayi yang di 5 kota besar di Indonesia, bentuk seminar dan penyuluhan
berusia dibawah 6 bulan di melibatkan 235 orang tenaga yang interaktif.

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 19


maju dalam memastikan

PENDAHULUAN dukungan tenaga kesehatan


terhadap keberhasilan ibu
METODOLOGI
menyusui. Dua kebijakan terbaru
Menyusui adalah cara pemberian Penelitian ini dilakukan di 10
yang sangat diharapkan
makanan pada bayi yang ideal (sepuluh) Rumah Sakit di 5 (lima)
dampaknya bagi peningkatan
dan tanpa bandingan, kota, yaitu DKI Jakarta,
menghasilkan pertumbuhan dan angka cakupan pemberian ASI
Tangerang, Bandung, Semarang
perkembangan yang sehat pada adalah UU no. 36 tahun 2009
dan DI Jogjakarta pada Februari-
bayi dan juga merupakan bagian tentang Kesehatan dan PP no. 33
April 2013. Populasi penelitian
integral dalam proses reproduksi tahun 2012 tentang Pemberian
dengan implikasi yang penting adalah tenaga kesehatan yang
ASI Eksklusif. Namun,
untuk kesehatan ibu. WHO bertugas dan berinteraksi
implementasi kebijakan nasional
merekomendasikan agar ibu di langsung dengan pasien ibu sejak
tersebut belum optimal. Hal ini
seluruh dunia menyusui bayinya masa kehamilan, persalinan dan
dapat dilihat dari angka pemberian
secara eksklusif selama 6 bulan masa menyusui serta pasien bayi
ASI eksklusif bagi bayi yang
pertama untuk mendapatkan yaitu dokter spesialis obstetri
pertumbuhan, perkembangan dan berusia dibawah 6 bulan di
ginekologi, bidan, dokter spesialis
kesehatan yang optimal1. Indonesia yang masih tergolong
anak, perawat serta profesi tenaga
Tenaga kesehatan adalah pihak rendah. Berdasarkan data-data
kesehatan lainnya yang terkait
pertama yang melakukan kontak World Breastfeeding Trends
langsung dengan ibu sejak hamil dengan perawatan ibu dan bayi.
Initiative 2012 tentang kondisi
hingga setelah melahirkan. Penelitian ini didisain secara
menyusui di 51 negara
Selama masa menyusui, tenaga observasional dengan
berdasarkan pengukuran indikator
kesehatan merupakan sumber menggunakan statistik deskriptif.
yang telah ditetapkan, Indonesia
informasi yang paling diandalkan Berbagai data yang diperlukan
ranking ke 49 dari 51 negara
oleh orangtua. Keterlibatan tenaga
dalam observasi dikumpulkan
kesehatan dalam mempengaruhi dengan angka menyusui hanya
4 melalui kuesioner dan juga dari
pemberian ASI oleh ibu yang baru sebesar 27,5% .
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
melahirkan sangatlah penting Pemerintah di tahun 2012 melalui
untuk memberikan informasi yang terkait. Data kemudian divalidasi
Kementerian Kesehatan telah
tepat. Peranan penolong dengan focus group discussion
merancang program Rencana Aksi
persalinan sebagai penasihat (FGD). Kuesioner yang digunakan
Akselerasi Pemberian ASI
berpengaruh secara signifikan 5 adalah kuesioner yang sudah
Eksklusif 2012-2014 yang
terhadap pemberian ASI di hari- direvisi setelah di ujicoba di 2
2 bertujuan untuk mempercepat
hari pertama kelahiran bayi dan (dua) fasilitas kesehatan di
dukungan tenaga kesehatan pencapaian cakupan pemberian
Jakarta. Pemilihan fasilitas
memiliki pengaruh signifikan pada ASI eksklusif (0-6 bulan) dari
3 kesehatan dengan metode
durasi pemberian ASI . 61,5% pada tahun 2010 menjadi
convenience sampling. Cara
Indonesia dikenal sebagai salah 80% pada tahun 2014.
penarikan sampel (sampling)
satu negara yang memiliki
dilakukan dengan cara non
kebijakan nasional yang cukup

20 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


probability sampling dengan kesehatan. Hal ini dilakukan untuk
metode snowball sampling. validasi dan verifikasi data hasil HASIL
Pengumpulan data dilakukan temuan dari survey melalui DAN PEMBAHASAN
menggunakan kuesioner dengan kuesioner yang telah dilakukan
Kesadaran untuk Mendukung
pendampingan (wawancara) oleh terlebih dahulu serta mendapatkan
Menyusui
enumerator. Pelaksanaan FGD tambahan informasi kebijakan
Hasil penelitian menunjukkan
dilakukan di masing-masing kota, fasilitas kesehatan terkait
bahwa hampir semua responden
dengan responden yang terdiri dukungan bagi ibu menyusui dan
sudah memiliki kesadaran tentang
dari perwakilan tenaga kesehatan penerapan kebijakan nasional.
pentingnya mempromosikan,
yang sudah diwawancara serta
melindungi dan mensosialisasikan
perwakilan manajemen fasilitas
menyusui kepada masyarakat
Gambar 1. Tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan (99,1%, n=232). Namun, lebih dari
dalam menangani pasien dengan kesulitan menyusui. 30% (n=72) tenaga kesehatan
tersebut mengaku pernah
menerima hadiah atau sampel
gratis atau sponsor dari produsen
susu formula setelah 2010, yaitu
setelah disahkannya UU Nomor
36/2009. Tingginya kesadaran
responden tentang pentingnya
mempromosikan, melindungi dan
mensosialisasikan menyusui tidak
berkorelasi dengan kesadaran
tenaga kesehatan untuk
menghindari kontak atau berelasi
dalam berbagai bentuk dengan
produsen susu formula,
khususnya dalam hal menerima
hadiah, sampel gratis dan
sponsor. Perlu disadari, tenaga
kesehatan yang memperlihatkan
hubungan baik dengan produsen
susu formula, tanpa disengaja
memberi kesan mempromosikan
produk susu formula tersebut di
mata pasien. 94% (n=221) tenaga
kesehatan mengaku pernah

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 21


bertemu dengan pasien yang menyusui atau tenaga kesehatan dokter spesialis anak.
mengalami kesulitan menyusui. lain yang terlatih. Sosialisasi menyusui di DKI
Tindakan yang paling banyak Jakarta tidak lebih banyak
dilakukan tenaga kesehatan saat Pemahaman terhadap Kebijakan dibandingkan di daerah. Kota
menemukan pasien yang Nasional Semarang terlihat mendapatkan
mengalami kesulitan menyusui Dari seluruh responden, hanya lebih banyak sosialisasi
(Gambar 1) adalah memberikan 42,5% (n=100) yang mengaku dibandingkan kota lainnya. Hal ini
saran atau motivasi menyusui sudah ada sosialisasi UU Nomor kemungkinan disebabkan sudah
(73,2%, n=172). Hanya sebagian 36/2009 dan 48,9% (n=115) yang adanya Peraturan Gubernur Jawa
kecil yang merujuk ke klinik laktasi mengaku sudah ada sosialisasi Tengah Nomor 56 tahun 2011
(23,8%,n=56) dan merujuk ke PP Nomor 33/2012 di fasilitas tentang Kebijakan Program
konselor menyusui (24,7%, n=58). kesehatannya. Sosialisasi kedua Peningkatan Pemberian ASI.
Tenaga kesehatan yang tidak kebijakan nasional tampak masih Sosialisasi Pergub sejak 2011
memiliki pengetahuan dan kurang di semua kota dan semua dapat dianggap serupa oleh
keahlian yang cukup dalam profesi tenaga kesehatan yaitu tenaga kesehatan dengan
menangani permasalahan hanya berkisar antara 25,0 sosialisasi kebijakan nasional.
menyusui, seperti layaknya pada 61,5% (Tabel 1). Tenaga Kegiatan sosialisasi diasumsikan
permasalahan dalam layanan kesehatan yang paling banyak lebih masif pada daerah yang
kesehatan lainnya, sebaiknya menjawab sudah mendapatkan sudah memiliki kebijakan daerah
merujuk pasien kepada konselor sosialisasi adalah perawat dan sendiri.

Tabel 1. Persentase tenaga kesehatan yang telah mendapatkan sosialisasi kebijakan nasional
berdasarkan kota dan profesi tenaga kesehatan.
Telah mendapatkan sosialisasi (%)
Populasi
UU no. 36/2009 PP no. 33/2012
Bandung 38,1 38,1
Jakarta 47,9 47,9
Kota Jogjakarta 25,8 48,4
Semarang 59,0 61,5
Tangerang 50,0 50,0
Dokter spesialis anak 51,7 51,7
Dokter spesalis kandungan 41,4 37,9
Profesi tenaga
Bidan 34,8 46,7
kesehatan
Perawat 48,7 56,4
Lainnya 37,5 25,0

22 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Tabel 2. Pesan-pesan yang paling diingat responden tentang kebijakan nasional yang sudah
disosialisasikan.
No. Sudah mendapatkan No. Sudah mendapatkan sosialisasi
sosialisasi % PP Nomor 33/2012 %
UU Nomor 36/2009
1. Tidak ingat 31.19 1. Tidak tahu 32.79
2. Tidak tahu 31.19 2. Tidak ingat 23.77
3. ASI hak bayi 11.93 3. ASI Eksklusif 7.38
4. ASI Eksklusif 3.67 4. Mengenai IMD 7.38
5. Larangan tenaga kesehatan 5. ASI hak bayi 4.10
3.67
mempromosikan formula 6. Ibu wajib memberi ASI 3.28
6. 7. Sanksi bagi tenaga kesehatan
Mengenai IMD 2.75 yang memberikan formula pada 2.46
bayi

Pemahaman tenaga kesehatan jawaban yang sama sekali tidak kebijakan mendukung menyusui.
juga diukur melalui pesan-pesan sesuai dengan isi UU maupun PP.
yang paling diingat dari kebijakan Hal ini menunjukkan bahwa Metode Sosialisasi Kebijakan
nasional yang sudah sosialisasi yang dilakukan belum Nasional
disosialisasikan. Dari 100 orang efektif meningkatkan pemahaman Metode sosialisasi UU Nomor
responden yang menyatakan tenaga kesehatan mengenai 36/2009 dan PP Nomor 33/2012
sudah mendapatkan sosialisasi kebijakan nasional terkait yang paling banyak diterima oleh
mengenai UU Nomor 36/2009, menyusui. tenaga kesehatan adalah melalui
lebih dari 30% menjawab tidak Lebih lanjut, hanya 29.6% surat edaran yang diberikan
ingat dan jumlah yang sama responden yang menjawab manajemen RS antara lain
menjawab tidak tahu (Tabel 2). dengan tepat mengenai sanksi seminar, pelatihan, surat edaran,
Sementara itu dari 115 orang yang yang dapat diberikan pada tenaga pertemuan pembahasan (briefing),
menyatakan sudah mendapatkan kesehatan yang memberikan susu ceramah, informasi langsung (one
sosialisasi mengenai PP Nomor formula tanpa indikasi medis. Hal on one), pertemuan rutin (apel
33/2012, lebih dari 23% menjawab ini menunjukkan walaupun cukup pagi, bulanan), poster dan
tidak ingat, dan lebih dari 32% banyak tenaga kesehatan yang pamflet, dan rapat. Hasil penelitian
menjawab tidak tahu (Tabel 2). memiliki pengetahuan mengenai menunjukkan, metode sosialisasi
Hanya sedikit sekali tenaga menyusui, namun sebagian besar yang terbanyak dilakukan yaitu
kesehatan yang menjawab tidak memahami implikasi dari surat edaran oleh manajemen RS,
dengan tepat dan sebagian tanggung jawab mereka dalam dimana hal tersebut tampak tidak

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 23


efektif meningkatkan pemahaman Sebagian besar responden Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, USU Digital Library.
2004.
tenaga kesehatan terkait kebijakan menyatakan perlunya interaksi [3]. Horta Bl, Bahl R, Martines Jc, Victora
Cg. Evidence on The Longterm
nasional. dengan tenaga kesehatan ahli Effects of Breastfeeding: Systemic
Review and Etaanalysis. WHO
Bentuk sosialisasi yang lebih atau pakar dalam kegiatan Publication (A Study Commissioned
By WHO/CAH). 2007.
interaktif dan intensif seperti sosialisasi kebijakan nasional. [4]. World Breastfeeding Trend Initiatives
2012. The State of Breastfeeding in
seminar, penyuluhan dan DAFTAR PUSTAKA 51 Countries (Policy and
[1]. Kramer, M., et al. Promotion of Programmes). IBFAN and BPNI.
sejenisnya dianggap lebih efektif Breastfeeding Intervention Trial [5]. Kementerian Kesehatan Republik
(Probit): A Randomized Trial In The Indonesia. Rencana Aksi Akselerasi
Republic of Belarus. Journal of The Pemberian ASI Eksklusif 2012-2014.
oleh tenaga kesehatan untuk American Medical Association, 285 Tahun 2012.
(4): 413-420, 2001.
meningkatkan pemahaman [2]. Siregar, M. A. Faktor-Faktor yang (Sumber : Dr. Imran Pambudi)
1
Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Asosisasi Ibu Menyusui Indonesia
mengenai kebijakan nasional. Ibu Melahirkan, Bagian Gizi
2
World Vision Indonesia
Kesehatan Masyarakat. Fakultas

24 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Foto : blogspot.com
Kesehatan Dalam UU penataan ruang No.26
tahun 2007, kawasan perkotaan
adalah wilayah yang mempunyai
jiwa per hektar dan ; memiliki
fungsi sebagai pusat koleksi dan
distribusi pelayanan barang dan
kegiatan utama bukan pertanian jasa dalam bentuk sarana dan

Di Kawasan dengan susunan fungsi kawasan


sebagai tempat permukiman
prasarana pergantian moda
transportasi.
perkotaan, pemusatan dan Bicara mengenai kesehatan di

Perkotaan : distribusi pelayanan


pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi. Untuk
kawasan perkotaan merupakan
suatu hal yang rumit dan komplek,
karena begitu cepatnya terjadi
Masalah Dan Solusi kriteria umum kawasan perkotaan perubahan di wilayah sosial dan
tersebut harus; memiliki fungsi kesehatan. Sangat mungkin
kegiatan utama budidaya bukan bahwa kepadatan penduduk di
pertanian atau lebih dari 75% daerah perkotaan berkontribusi
mata pencaharian penduduknya di untuk beberapa masalah.
sektor perkotaan; memiliki jumlah Kecenderungan timbulnya
Oleh : Rosidi Roslan, MPH penduduk sekurang-kurangnya masalah akan terus berlangsung
10.000 jiwa; memiliki kepadatan seiring dengan pertumbuhan
penduduk sekurang-kurangnya 50 kawasan kota. Di sisi lainnya

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 25


dalam pembangunan dan
pengembangan kota, kurang
memperhatikan dampak
pembangunan terhadap
lingkungan dan manusia.
Memburuknya lingkungan fisik
diikuti oleh perilaku yang tidak
menguntungkan merupakan salah
satu penyebab timbulnya masalah
kesehatan masyarakat disamping
masalah-masalah lain.
Adanya permasalahan kesehatan
di kawasan perkotaan ini dapat jika sistem pelayanan kesehatan
dilihat beberapa data, misalnya yang dikembangkan kurang
saja yang tercatat di USA, pada dinamis atau relatif sama dengan
tahun 1993, angka gonorrhea di daerah pedesaan.
50 kota terbesar AS adalah 403,4 Sebuah studi longitudinal tentang

Foto : blogspot.com
per 100.000 orang, dibandingkan Kesehatan Remaja
dengan angka dunia yakni; 172,4 mengungkapkan bahwa remaja
per 100.000. Tingkat kejahatan perkotaan lebih berisiko terlibat
kekerasan di tahun yang sama dalam kekerasan dibandingkan
untuk 100 kota terbesar adalah dengan remaja pedesaan. pusat kota memiliki tingkat
1479,08 per 100.000, Namun, remaja pedesaan terendah hipertensi. Masalah lain
dibandingkan dengan angka dunia mengalami lebih stres emosional, di kawasan perkotaan terlihat lebih
yaitu 746,1 per 100 000. lebih beresiko mencoba bunuh kompleks dan heterogen.
Kota juga mengalami prevalensi diri, dan berisiko lebih besar Meskipun asma yang paling umum
tinggi pada HIV/AIDS dan penyakit terlibat dalam hubungan seksual di kawasan perkotaan, prevalensi
menular seksual lainnya, dini. Beberapa kondisi kronis juga dalam kota sangat bervariasi. Di
komplikasi alkohol dan menunjukkan pola yang seragam. kota New York, tarif rawat inap 21
penggunaan narkoba, kematian Intervensi modifikasi perilaku kali lebih tinggi pada kawasan
bayi, keracunan timbal, asma, kesehatan sangat penting baik miskin kota. Meskipun
kegagalan mengimunisasi anak- untuk pencegahan sekunder atau penyalahgunaan zat terlarang dan
anak ,TB, pneumonia, bunuh diri, tersier. Sedangkan asma yang penggunaan narkoba ilegal lebih
dan gizi buruk. Masalah-masalah paling umum di daerah perkotaan tinggi pada kawasan perkotaan,
ini sudah barang tentu akan (baik di dalam maupun di luar namun tingkat pesta minuman
menjadi tantangan dalam pusat kota), diabetes adalah hal keras dan konsumsi alkohol sedikit
meningkatkan pelayanan yang paling umum di luar pusat lebih tinggi di daerah pedesaan.
kesehatan di kawasan perkotaan kota, dan daerah perkotaan di luar Penggunaan tembakau juga lebih

26 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


adalah karena demam berdarah
dengue (30%), proporsi penyebab
kematian karena penyakit tidak
menular pada kelompok umur 45-
54 tahun lebih besar di perkotaan
(62%) dibandingkan di daerah
pedesaan (48%), sedangkan pada
umur 65 tahun ke atas di kawasan
perkotaan lebih tinggi (59,5%)
dibandingkan di kawasan
Foto : Joko P

pedesaan (57%). Proporsi


penyebab kematian tiga terbesar
pada kelompok umur 5 tahun ke
tinggi di daerah pedesaan dikatakan penghuni kawasan atas di kawasan perkotaan adalah
daripada di kawasan perkotaan. kumuh di perkotaan memiliki penyakit tidak menular yaitu;
Penggunaan heroin dan obat harapan hidup yang lebih pendek, stroke (19,4%), diabetes melitus
injeksi adalah yang paling umum serta tingkat kematian ibu dan (9,7%), hipertensi (7,5%) dan
di kota-kota besar, termasuk di bayi yang lebih tinggi. Tambahan urutan keempatnya oleh penyakit
kawasan pinggiran kota. pula disini terdapat berbagai menular yakni TB (7,3%).
Di Indonesia menurut seorang masalah kesehatan seperti Pemerintahan kota seharusnya
Guru Besar Universitas Trisakti penyakit diare/disentri, tidak stagnan dalam menghadapi
Prof Drs. Rustian Kamaludin, kekurangan gizi dan gangguan tantangan yang terus tumbuh dan
secara umum, masyarakat mental. Menurut hasil Riskesdas berkembang terhadap kesehatan
perkotaan memiliki akses yang tahun 2007 menunjukkan bahwa warganya. Sebuah penelitian
relatif lebih besar untuk angka penderita anemia pada terbaru menjelaskan bahwa akses
mendapatkan fasilitas kesehatan. perempuan dewasa 19,7% dan terhadap intervensi yang efektif
Namun tingkat kesehatan mereka laki-laki 13,1%, sedangkan berkaitan dengan kesehatan dapat
belum tentu lebih baik karena proporsi kematian karena memperbaiki dan meningkatkan
terdapatnya gizi yang buruk, penyebab obstetrik (5,4%) lebih kualitas kehidupan penduduk
tekanan lingkungan sanitasi yang tinggi dibandingkan di daerah perkotaan. Program kebijakan
buruk, dan perilaku hidup yang pedesaan. Prevalensi nasional yang berkaitan dengan pelayanan
tidak sehat. Dan bahkan seringkali penderita diabetes melitus pada kesehatan di daerah perkotaan
pelayanan dan tingkat kesehatan penduduk perkotaan berusia >15 perlu peninjauan kembali secara
di wilayah miskin perkotaan tidak tahun adalah 10,2%, sedangkan berkala, sehubungan dengan
lebih baik, dan terkadang lebih obesitas sebagai faktor risiko timbulnya dinamika sosial dan
buruk daripada daerah pedesaan. sebesar 10,3%. Di perkotaan kesehatan, misalnya saja adanya
Dibandingkan dengan populasi proporsi kematian yang terbesar perubahan komposisi dari
keseluruhan secara umum dapat pada anak umur 5-14 tahun komunitas perkotaan antara lain;

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 27


Kedua, masyarakat dan bervariasi masyarakat dengan
dan pemerintah sumber daya terbatas. Selain itu
harus menilai sudah seharusnya antar
dampak dari unit/kelembagaan pemerintah
kekurangan tenaga sinergis dalam mendukung
pelayanan pelaksanaan program yang dibuat,
kesehatan, sehingga diharapkan outcome
ketersediaan jaring program memberikan pengaruh
Foto : wordpress.com

pengaman, dan positif terhadap peningkatan


tekanan pasar kesehatan dan kesejahteraan
yang pengaruhnya masyarakat. Kondisi kronis yang
terhadap akses ke berurat berakar seperti asma,
penuaan penduduk, meningkatnya pelayanan kesehatan untuk diabetes, kanker, kematian bayi
area miskin kota, meningkatnya populasi yang rentan di kawasan dan morbiditas anak;
jumlah penduduk miskin, perkotaan, mereka juga harus penyalahgunaan narkoba,
gelandangan, dan tumbuh mempertimbangkan nilai potensial kejahatan kekerasan, dan perilaku
berkembangnya keragaman model yang muncul untuk berisiko kesehatan disertai
budaya, yang pada prinsipnya meningkatkan pelayanan dengan permasalahan sistem
mengubah pola pikir penduduk di kesehatan pada populasi rentan kesehatan kronis misalnya akses
area tersebut. tersebut. Ketiga, pemerintah di yang sulit dan kualitas pelayanan
Pada prinsipnya peningkatan semua tingkatan harus tidak konsisten. Keadaan ini
pelayanan kesehatan di kawasan menggunakan pengaruh mereka sangat bersinggungan dengan
perkotaan perlu ada rumusan melalui akreditasi, standar, dan lingkungan di dalam perkotaan,
kebijakan yang pasti dan aliran pendanaan lain untuk dengan arti kata membutuhkan
ditetapkan secara nasional. mendidik dan membimbing tenaga tenaga profesional untuk
Tiga hal yang perlu diprioritaskan profesional perkotaan kearah yang mengenali tidak hanya hal yang
dalam perumusan kebijakan merespon kebutuhan pelayanan berkaitan dengan kesehatan
tersebut. Pertama, pelayanan kesehatan masyarakat perkotaan. medis tertentu tetapi juga
kesehatan harus berorientasi pada Bagi pemerintah dalam rangka permasalahan dalam konteks
dinamika populasi, terutama meningkatkan kesehatan sosial yang kompleks di mana
memperhatikan pola keragaman penduduk daerah perkotaan, perlu individu bekerja dan hidup.
budaya, pertumbuhan jumlah komitmen dan kejelasan dari Sistem pelayanan kesehatan di
lansia, transisi populasi antar program-program yang dibuat, kawasan perkotaan perlu
tempat kerja, dan mereka yang artinya konsistensi implementasi dirancang suatu mekanisme dan
tidak mampu untuk mendapatkan program yang dibuat harus koordinasi yang serasi, terpadu
pelayanan kesehatan sehubungan menjadi prioritas, terutama dan sinkron. Perlu pendekatan
dengan kompleknya menjamin keberkelanjutan kesisteman yang terpadu dan
perkembangan sistem kesehatan. pemenuhan kebutuhan kompleks tejalin dari semua sektor dan

28 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


unsur yang ada di perkotaan. gerakan dan senantiasa lingkungannya masing-masing.
Kondisi masyarakat dan gaya menjadikan kondisi dari suatu kota Dalam melakukan perencanaan
hidup masyarakat di kawasan yang aman, nyaman, bersih, dan kota, sebaiknya perlu juga
perkotaan menuntut sistem sehat untuk dihuni masyarakatnya dibutuhkan pendekatan konsep
pelayanan kesehatan yang dapat dengan mengoptimalkan potensi perencanaan yang berkelanjutan,
memberikan informasi yang cepat sosial ekonomi masyarakat salah satunya adalah menjadikan
dan akurat, pelayanan kegawat melalui pemberdayaan forum- kawasan perkotaan yang secara
daruratan medik dan tanggap atas forum yang ada di masyarakat, ekologis adanya keseimbangan
respon penanganan keluhan difasilitasi oleh sektor terkait dan antara pembangunan dan
pelayanan. Sisi keuntungan di sinkron dengan perencanaan kota. perkembangan kota dengan
kawasan perkotaan karena Untuk dapat mewujudkannya, kelestarian lingkungan. Hal ini
didukung dengan potensi diperlukan usaha dari setiap menekankan pada kebutuhan
sumberdaya yang banyak dan individu anggota masyarakat dan terhadap rencana pengembangan
kuat misalnya; Pemerintah semua pihak terkait kota dan kota-kota baru yang
Daerah, Dinas/Instansi terkait, (stakeholders). Gerakan memperhatikan kondisi ekologis
Dinas Kesehatan Kab/Kota, Masyarakat Sehat bisa menjadi lokal dan meminimalkan dampak
RSUD, Puskesmas, Puskesmas ''payung'' bagi pembangunan merugikan dari pengembangan
Pembantu, Laboratorium kesehatan di Indonesia. Ini kota, selanjutnya juga memastikan
Kesehatan dll. Selain itu juga membutuhkan peran aktif dan pengembangan kota yang dengan
fasilitas pelayanan kesehatan partisipasi masyarakat. Namun, sendirinya menciptakan aset alami
yang tersedia baik yang dikelola peran aktif tersebut kadang sulit lokal.
swasta maupun pemerintah, yang muncul akibat budaya suatu
Referensi :
pada dasarnya tersedia setiap sistem yang menempatkan [1]. Andrulis DP The urban health penalty:
new dimensions and directions in inner-
saat, misalnya saja Rumah Sakit pimpinan sebagai pihak yang city health care. In: Inner City Health
Care. Philadelphia, Pa: American College
Swasta, Rumah Bersalin, Klinik 24 paling dominan (paternalistik) of Physicians; 1997.
[2]. Andrulis DP, Ginsberg C, Shaw-Taylor Y,
jam, Balai Kesehatan Masyarakat, yang dianut masyarakat. Hal ini Martin, V Urban Social Health.
Washington, DC: National PublicHealth
Balai Pengobatan, Klinik spesialis, juga mengakibatkan pelaksanaan and Hospital Institute; 1995.
[3]. Blum RW, Rinehart PM. Reducing the
Praktek Bersama dan perorangan berbagai program cenderung Risk: Connections That Make a
Difference in the Lives of Youth.
dr/drg dan Poliklinik di mengikuti jalur komando dari atas Minneapolis: Division of General
Pediatrics and Adolescent Health,
pabrik/kantor. ke bawah. Jadi untuk selanjutnya University of Minnesota; 1999.
[4]. Noble HB. Far more poor children are
Pendekatan lain untuk upaya yang harus dilakukan hospitalized for asthma, study shows.
New York Times. July 27, 1999:B 1.
peningkatan kesehatan di adalah mengubah masyarakat [5]. Substance Abuse and Mental Health
Services Administration (SAMHSA).
kawasan perkotaan adalah paternalistik menjadi lebih mandiri. Summary of Find ings From the 1998
National Household Survey on Drug
Gerakan Masyarakat Sehat Melalui program ini, masyarakat Abuse. Rockville, Md: SAMHSA; 1999.
[6]. California Health Cities. Available at:http://
(healthy public movement), yang diharapkan bisa tergerak untuk www.healthycities.com/hc_calif.htm.
Accessed Mei 2, 2013.
merupakan suatu gerakan yang menjaga dan merespon dengan
titik sentralnya masyarakat baik terhadap permasalahan
sebagai subjek dari membangun kesehatan secara mandiri di

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 29


Foto : liputan6.com
Anak usia sekolah dan remaja
dengan jumlahnya yang cukup
besar yaitu sekitar lebih dari 60
juta jiwa merupakan investasi
bangsa di masa depan karena di
tangan merekalah pembangunan
di semua aspek baik ekonomi,
sosial, budaya maupun lainnya
akan diteruskan. Hal ini tentunya
akan terwujud apabila anak usia
sekolah dan remaja terpelihara
kesehatannya, dan ini adalah
tanggung jawab kita bersama baik
pemerintah, masyarakat maupun
anak usia sekolah dan remaja itu
sendiri.
Pada kenyataannya, anak usia
Oleh : Rr. Weni Kusumaningrum, SKM sekolah dan remaja menghadapi

30 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


berbagai masalah kesehatan yang 4,5% di tahun 2012. Data Sekolah Dasar sebesar 95,23 %,
semakin kompleks. Pada anak persentase perilaku merokok dan Sekolah Menengah Pertama
usia sekolah setingkat SD/MI mengkonsumsi alkohol dan sebesar 74,52%, dan Sekolah
biasanya berkaitan dengan menggunakan obat-obatan Menengah Atas sebesar 55,73%),
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terlarang menunjukkan angka maka sangatlah strategis apabila
(PHBS) seperti menggosok gigi yang sangat tinggi pada remaja intervensi pembinaan kesehatan
dengan baik dan benar, mencuci laki-laki (80% pernah merokok dan anak usia sekolah dan remaja
tangan menggunakan sabun 40% pernah mengkomsumsi dilaksanakan di sekolah melalui
dengan masalah kesehatan alkohol). Berdasarkan Laporan Usaha Kesehatan Sekolah atau
seperti karies gigi, kecacingan, Penanggulangan Penyakit dan UKS. Tentunya kita sangat familiar
kelainan refraksi/ketajaman Penyehatan Lingkungan (P2PL) sekali dengan yang namanya UKS
penglihatan dan masalah gizi. dari tahun 1987 sampai dengan karena wadah pembinaan
Sedangkan pada anak usia
sekolah lanjutan yang sedang
memasuki usia remaja, masalah
kesehatan umumnya
berhubungan dengan pubertas
sampai perilaku berisiko. Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Maret 2013, kasus AIDS tertinggi kesehatan anak di sekolah ini Foto : Rr. Weni Kusumaningrum, SKM

2010 menunjukan terdapat 4,3 % terjadi pada kelompok umur 2029 sudah sangat lama dirintis sejak
anak perempuan usia 15 tahun tahun (30,7%) yang artinya tahun 1956 dan kemudian
belum haid. Berdasarkan data mereka mulai terinfeksi HIV pada diperkuat dengan terbitnya SKB 4
Survei Demografi dan Kesehatan usia remaja. Dengan melihat Menteri (Menteri Kesehatan,
Indonesia (SDKI) 2012, perilaku tingginya angka partisipasi murni Menteri Pendidikan dan
seks pra nikah pada remaja anak (berdasarkan Pusat Statistik Kebudayaan, Menteri Agama, dan
khususnya pada remaja laki-laki Pendidikan Balitbang Kemdiknas Menteri Dalam Negeri) tahun
meningkat, pada tahun 2007 RI, dimana Angka Partisipasi 1984, yang direvisi pada tahun
sebesar 3,5% meningkat menjadi Murni tahun 2009-2010 pada 2003.

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 31


UKS mempunyai tujuan yang
sangat mulia yaitu meningkatkan UKS dilaksanakan melalui 3 program pokok yang
derajat kesehatan dan membentuk disebut TRIAS UKS yaitu:
perilaku hidup bersih dan sehat 1. Pendidikan Kesehatan dimana kesehatan dapat
peserta didik. Dalam pembinaan diberikan melalui kegiatan intrakurikuler,
dan pengembangannya, UKS ekstrakurikuler (pelatihan dokter kecil/kader
tidak hanya menjangkau sasaran kesehatan remaja/konselor sebaya, Saka Bakti
peserta didik tetapi juga warga Husada, Palang Merah Remaja, dll), muatan
sekolah lainnya (guru/pamong lokal ataupun Masa Orientasi Sekolah (MOS).
belajar, staf sekolah/madrasah
dan pengelola pendidikan, orang
2. Pelayanan Kesehatan sekolah meliputi
tua, komite sekolah dan
penjaringan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan
masyarakat).
kesehatan berkala, pengobatan sederhana,
Seperti yang telah disebutkan di
pertolongan pertama serta rujukan bila
atas, penjaringan kesehatan
menemukan kasus yang tidak dapat
merupakan salah satu bentuk dari
ditanggulangi di sekolah.
pelayanan kesehatan, yang 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat antara
bertujuan untuk mendeteksi dini lain kebersihan lingkungan sekolah dan kantin
siswa yang mempunyai masalah sekolah, pemeliharaan bangunan yang sehat,
kesehatan agar segera pengendalian binatang serangga dan pengerat
mendapatkan penanganan sedini yang ada di lingkungan sekolah, pencegahan
mungkin. Penjaringan kesehatan pencemaran lingkungan tanah, dan lain-lain.
dilakukan terhadap peserta didik
kelas 1 SD, kelas 7 SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA juga dilakukan kapasitas/kewenangan masing-

kelas 10 SMA/SMK/MA, yang skrining melalui kuesioner masing. Sedangkan kuesioner diisi

meliputi pemeriksaan kebersihan mengenai keadaan kesehatan oleh peserta didik sendiri termasuk

perorangan (rambut, kulit dan umum, kesehatan mental remaja, kuesioner kesehatan reproduksi.

kuku), pemeriksaan status gizi intelegensia, dan reproduksi Skrining kesehatan reproduksi ini

melalui pengukuran antropometri, melalui self assessment serta bertujuan untuk mendeteksi dini

pemeriksaan ketajaman bahan edukasi/konseling. masalah kesehatan reproduksi

indera (penglihatan dan Pelaksanaan pemeriksaan remaja sehingga dapat dicegah

pendengaran), pemeriksaan kesehatan fisik dan penunjang kelainan-kelainan yang dapat

kesehatan gigi dan mulut, dilaksanakan oleh tenaga mengganggu proses reproduksi.

pemeriksaan laboratorium untuk kesehatan sesuai petunjuk teknis Kuesioner kesehatan reproduksi

anemia dan kecacingan, dan penjaringan kesehatan. Tenaga meliputi berbagai hal terkait

pengukuran kebugaran jasmani. kesehatan dapat dibantu oleh guru kesehatan reproduksi, antara lain

Selain itu, pada peserta didik di UKS dan Kader Kesehatan keluhan pada organ reproduksi

tingkat SMP/MTs dan Sekolah sesuai dengan dan perkembangan pubertas yang

32 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


dilihat melalui perkembangan Penjaringan kesehatan pada kebutuhan. Kelainan yang
organ seks primer peserta didik kelas 7 SMP/MTs mungkin terdeteksi antara lain
(menstruasi/mimpi basah), dan dan kelas 10 SMA/SMK/MA, pubertas prekoks, delay puberty,
organ seks sekunder. selain mendeteksi perkembangan mikropenis, ambiguous genetalia
organ seksual primer juga (kelamin ganda), gangguan

k it a p e r lu mendeteksi kematangan seks hormonal dan keganasan.

Kenapa etahui sekunder dengan skala Tanner. Dalam pelaksanaan pengisian

meng ngan Skala Tanner ini merupakan alat kuesioner skala Tanner tersebut,

perkembatas
skrining yang lazim digunakan tentunya perlu dilakukan

puber ja?
untuk menilai perkembangan pendampingan oleh tenaga
organ seks sekunder pada anak Kesehatan dan memperhatikan

a d a r e m a
p hampir di seluruh dunia, dengan
panduan berupa gambar daerah
prosedur yang benar dimana
sebelum pengisian kuesioner oleh
genitalia dan payudara untuk peserta didik, tenaga kesehatan
Ciri khas pertumbuhan dan memudahkan proses penilaian Puskesmas dan guru UKS
perkembangan pada masa remaja perkembangan organ seks memberi arahan dengan jelas
adalah terjadinya pubertas atau sekunder. Peserta didik tidak agar tidak menimbulkan salah
pertumbuhan yang pesat (ditandai melakukan pengukuran organ pengertian/persepsi. Dan yang
dengan pacu tumbuh) dan genitaliannya tetapi diminta sangat penting untuk diperhatikan
pertumbuhan organ seks primer melakukan perbandingan dengan adalah hasil pengisian kuesioner
dan sekunder. Permulaan gambar/sketsa yang ada. Tingkat bersifat rahasia dalam arti hanya
pubertas sangat bervariasi dalam kematangan seksual diketahui oleh peserta didik dan
umur saat mulai dan berakhirnya, diklasifikasikan berdasarkan tenaga kesehatan serta
juga dalam kecepatan dan pertumbuhan rambut pubis, testis dilaksanakan pada saat itu,
sifatnya. Perubahan bentuk tubuh serta penis pada remaja laki dan kemudian pengumpulan hasil
dan terjadinya perkembangan pada remaja perempuan pengisian kuesioner langsung
kematangan seksual tidak selalu berdasarkan rambut pubis dan diserahkan kepada tenaga
sejalan dengan perkembangan payudara. Tenaga kesehatan untuk kemudian
kematangan kejiwaan/psikososial kesehatan/dokter puskesmas dilakukan interpretasi.
remaja. Sehingga adanya akan melakukan interpretasi hasil Apabila prosedur pengisian
keterlambatan pubertas maupun pengisian kuesioner, dan apabila kuesioner kesehatan reproduksi
pubertas lebih dini dapat dari hasil interpretasi itu termasuk prosedur pengisian
mempengaruhi kehidupan ditemukan adanya kelainan, skala Tanner tersebut diabaikan,
psikososial remaja karena mereka mereka akan melakukan tentunya berbagai permasalahan
merasa malu/minder/kurang pemeriksaan lebih lanjut dan atau kontroversi sangat mungkin
percaya diri dengan keadaan kemudian merujuk ke Rumah terjadi, seperti yang dialami pada
tubuh mereka yang berbeda Sakit untuk mendapatkan salah satu wilayah di Indonesia.
dengan sebayanya. penanganan medis sesuai Akibat dari ketidakpahaman,

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 33


masyarakat mempunyai kesan imbalance berdasarkan Di sinilah peran pemerintah untuk
vulgar tehadap gambar-gambar pengukuran ukuran alat vitalnya menyediakan pelayanan
yang ditampilkan pada skala dan didukung dengan hasil kesehatan yang komprehensif
Tanner tersebut dan berpendapat pemeriksaan laboratorium termasuk penjaringan kesehatan
penggunaan skala Tanner tidak darahnya. Jika keadaan ini tidak sebagai upaya preventif. Hal ini
mempunyai manfaat yang jelas segera diobati maka masa depan sesuai dengan apa yang
bahkan justru akan berakibat anak saya akan mengalami diamanatkan oleh UUD RI No. 36
negatif terhadap psikologis anak infertilitas (gangguan kesuburan tahun 2009 tentang Kesehatan,
mereka. Padahal deteksi atau mandul). Kemudian, anak khususnya pasal 136-137 tentang
perkembangan pubertas dilakukan saya segera diobati selama kesehatan remaja.
justru untuk mencegah atau beberapa bulan dengan obat Pasal 136 menyatakan bahwa
mengatasi sedini mungkin hormon dan waktu yang paling Upaya pemeliharaan kesehatan
kelainan pubertas yang dapat tepat adalah di masa pubertas/akil remaja termasuk untuk reproduksi
mempengaruhi perkembangan balik. Menurut informasi dari remaja dilakukan agar terbebas
fisik dan psikis/mental dan sosial dokter, sangat beruntung saya dari berbagai gangguan kesehatan
remaja. membawa anak saya di waktu yang dapat menghambat
Sebagai contoh, seorang dokter di yang tepat karena bila terlambat kemampuan menjalani kehidupan
Kota Bogor mempunyai atau sudah melewati masa reproduksi secara sehat.
pengalaman berkaitan dengan pubertas masalah ini akan sangat Pasal 137 menyatakan bahwa,
kelainan perkembangan organ sulit diatasi. Setelah selesai Pemerintah berkewajiban
seksual sekunder yang terjadi berobat anak saya dilakukan menjamin agar remaja dapat
pada anak laki-lakinya. Berikut pemeriksaan laboratorium darah memperoleh edukasi, informasi,
cupilkan dari pengalaman sang ulang dan hasilnya hormonnya dan layanan mengenai kesehatan
dokter : sudah seimbang. remaja agar mampu hidup sehat
dan bertanggung jawab.
Pengalaman ini tanpa sengaja Jadi, sangat jelas bahwa deteksi Hal yang dapat menjadi pelajaran
terjadi waktu anak saya berusia 13 perkembangan pubertas dari kontroversi yang terjadi
tahun, sekarang anak saya sudah diperlukan dan beruntunglah bagi adalah sosialisasi di tingkat
berusia 20 tahun dan sudah sang dokter yang sangat paham masyarakat sangat dibutuhkan
dinyatakan sehat oleh dokter. tentang hal tersebut dan segera agar masyarakat memahami
Waktu itu tanpa sengaja saya membawa anaknya ke dokter tujuan dari pelaksanaan kegiatan
melihat alat vital anak saya, yang spesialis untuk diobati tetapi penjaringan tersebut. Dan yang
saya sadari ukurannya sangat bagaimana dengan orangtua yang tidak kalah penting adalah
kecil seperti anak berusia 6 tahun. tidak mempunyai pengetahuan pelaksanaan penjaringan
Singkat cerita saya membawa yang cukup untuk dapat kesehatan harus melalui tahapan
anak saya ke dokter spesialis mengenali ada atau tidaknya prosedur yang benar.
andrologi (hormon), anak saya di kelainan pada pertumbuhan dan
diagnosa menderita hormonal perkembangan anak remajanya.

34 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


PERTEMUAN
PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN
PELAYANAN PERSALINAN
DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
Semarang, 21-24 Agustus 2013

Oleh : dr. Wisnu Trianggono

B
erdasarkan hasil Riset yang meliputi kecukupan petugas, Strategi Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Kesehatan kegiatan, pelatihan, pedoman, dan Primer untuk mewujudkan
(Rifaskes) Tahun 2011 bimbingan teknis. Sementara itu, masyarakat Indonesia sehat yang
yang dilakukan Badan Litbangkes hanya 32,2% Puskesmas yang mandiri. Demikian ditekankan oleh
Kemenkes RI, didapatkan hanya memiliki kecukupan sumber daya Prof. Dr. dr. Akmal Taher,
58,7% Puskesmas di Indonesia untuk melaksanakan program SpU(K), Direktur Jenderal Bina
yang memiliki kecukupan sumber pelayanan KB. Upaya Kesehatan Selaku Plt.
daya dalam menyelenggarakan Hal ini mendorong Kementerian Direktur Jenderal Bina Gizi dan
program pelayanan kesehatan ibu, Kesehatan menyusun Peta KIA Kementerian Kesehatan saat

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 35


membuka dan menyampaikan strategis dan indikator kinerja tindak lanjut Rapat Kerja
arahan kepada para peserta pada terpilih, serta tim/unit pemantau Kesehatan Nasional
Pertemuan Penguatan Sistem pelaksanaan; 2) kemauan berubah (Rakerkesnas) Tahun 2013 ini
Manajemen Pelayanan dan komitmen bersama; 3) dihadiri perwakilan Dinas
Persalinan di Fasilitas dukungan lintas sektor dan Kesehatan Provinsi dari 9 provinsi
Pelayanan Kesehatan di stakeholders terkait; 4) payung berpenduduk terbanyak, yaitu
Semarang, Jawa Tengah, 21-24 hukum pelayanan kesehatan Sumatera Utara, Sumatera
Agustus 2013. primer; serta 5) adanya komitmen Selatan, Lampung, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan. Selain itu pertemuan juga
dihadiri perwakilan dari 64
kabupaten/kota terpilih pada 9
provinsi tersebut, meliputi unsur
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota.

Sebelum dilakukan diskusi


kelompok masing-masing daerah,
terlebih dahulu para peserta
mendapat beberapa penyajian
pendahuluan. Penasihat Program
Ditjen Bina Gizi dan KIA Dr. dr.
Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H,
MARS menjelaskan tentang
Upaya Percepatan Pencapaian
Target RPJMN 2014 dan MDGs
2015 Kementerian Kesehatan.
Kemudian dr. Kalsum Komaryani,
MPPM dari Pusat Pembiayaan
Arahan Dirjen BUK Selaku Plt Dirjen GIKIA
dan Jaminan Kesehatan
mensosialisasikan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang
Lebih lanjut, Prof. Akmal Taher dan keterlibatan lintas sektor dan akan dimulai per tanggal 1 Januari
menyampaikan bahwa untuk daerah melalui sosialisasi dan 2014. Dr. Julian, SpOG selaku
mewujudkan strategi tersebut, advokasi kebijakan pelayanan perwakilan dari POGI
diperlukan 5 kunci sukses, yaitu 1) kesehatan primer. membawakan penyajian tentang
pemahaman tentang manajemen Upaya Penurunan AKI-AKB
Pertemuan yang juga merupakan
perubahan, adanya sasaran Melalui Peningkatan Mutu

36 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Pelayanan Persalinan. keterpaduan lintas program dan Desa, menggerakkan peran serta

Hal yang juga menarik dari lintas sektor. masyarakat desa untuk peduli

pertemuan ini adalah adanya Kisah sukses berikutnya kepada ibu hamil dan balita,

sharing kisah sukses daerah disampaikan oleh Bpk. membantu Bidan Di Desa dalam

dalam program penurunan AKI di Sudjatmoko, Sekretaris Desa penemuan ibu hamil baru,

daerah masing-masing. Bupati Kramat Inggil, Kec. Duduk, Kab. membantu ikut mendeteksi ibu

Kulonprogo, Daerah Istimewa Gresik, Jawa Timur. Beliau adalah hamil risiko tinggi,

Yogyakarta, dr. Hasto Wardoyo, seorang kader P4K yang sukses mensosialisasikan Bank Darah

SpOG(K) menyampaikan kisah membentuk dan mengembangkan bekerja sama dengan PMI Cabang
Gresik (MoU dengan PMI), dan
melakukan advokasi kepada
stakeholders, PKK, dan mitra
terkait (CSR perusahaan). Bekerja
sama dengan perusahaan yang
ada di Kab Gresik, Forkom P4K
juga memfasilitasi para pekerja
perempuan yang sedang hamil
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu hamil oleh tenaga
kesehatan di sela-sela waktu
kerja.

Adanya Forkom P4K Kab Gresik


nyata memberikan andil dalam
penurunan kematian ibu dan bayi
Paparan Bupati Kulon Progo. Dr. Hasto di Kab Gresik dan salah satunya
Wardoyo, SpOG(K)
dibuktikan dengan diraihnya juara
Gerakan Sayang Ibu Tingkat

sukses program kesehatan ibu di Forum Komunikasi P4K Provinsi Jawa Timur. Selain itu

Kabupaten Kulonprogo, dengan Kabupaten Gresik sejak tahun bergabungnya beberapa

mengembangkan manual rujukan 2010. Saat ini beliau dipercaya perusahaan dalam memberikan

maternal-perinatal, manajemen menjadi Ketua Forkom P4K Kab CSR juga menjadi tolok ukur

data dan informasi KIA berbasis Gresik. Forkom P4K Kab Gresik keberhasilan Forkom P4K dalam

internet dan sms gateway, ini memiliki segudang kegiatan, di mengadvokasi lintas sektor dalam

pemantauan ibu hamil risiko tinggi antaranya mensosialisasikan P4K kepedulian terhadap kesehatan

melalui jejaring internet (MPS ke seluruh desa , membentuk ibu.

Online), serta penguatan Forkom P4K Kecamatan dan Dalam kesempatan selanjutnya,

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 37


Setelah mendapatkan arahan,
paparan pendahuluan, dan
pencerahan berbagai kisah sukses
daerah, peserta selanjutnya
melaksanakan Diskusi Kelompok
sesuai provinsi. Dalam diskusi
kelompok, masing-masing provinsi
dan kabupaten/kota membuat
action plan yang lebih tajam dalam
Paparan Ketua Forkom P4K Kab Gresik, Bapak upaya menurunkan kematian ibu
Sudjatmoko di daerah masing-masing. Action
plan meliputi analisis situasi
kesehatan ibu di wilayah masing-
Kepala Dinas Kesehatan Bappeda Kab Brebes, Direktur
masing, penentuan daerah fokus
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, RSUD di Kab Brebes, FKM
intervensi di masing-masing
dr. Sri Gunadi Parwoko, M.Kes, Universitas Diponegoro
provinsi dan kabupaten/kota,
juga berbagi kusah sukses Kab Semarang, dan dengan dukungan
analisis kecukupan sumber daya,
Brebes dalam pembentukan dan Unicef.
serta perencanaan kegiatan
pengembangan Maternal & Child Dalam organisasi MCH CC intervensi di masing-masing
Health Crisis Center (MCH CC). terdapat beberapa divisi, yaitu daerah.
Pusat Krisis KIA ini dibentuk Divisi Riset dan Pengembangan
dengan latar belakang tingginya Melalui kegiatan ini didapatkan
Iptek Bidang KIA, Divisi Provider
kematian ibu dan anak di Kab kesepakatan dan koordinasi dalam
Bidang KIA, Divisi Community
Brebes, yang menjadi salah satu meningkatkan kinerja, kualitas
Development Bidang KIA, serta
penyumbang terbanyak kematian manajemen serta tenaga
Divisi Advokasi dan Kemitraan
ibu dan anak untuk Provinsi Jawa kesehatan di fasilitas pelayanan
Bidang KIA. MCH CC mendorong
Tengah. Upaya penurunan AKI- kesehatan di provinsi dan
agar setiap desa memiliki
AKB di Kab Brebes sesungguhnya kabupaten/kota fokus intervensi
Peraturan Desa (Perdes)
sudah senantiasa dilakukan, dalam upaya menurunkan
Kesehatan Ibu dan Anak sebagai
namun dirasakan diperlukan kematian ibu. Dalam sambutan
bentuk pemberdayaan
upaya yang luar biasa dan tidak penutupan pertemuan, Direktur
masyarakat, termasuk penguatan
bisa menggunakan upaya-upaya Bina Kesehatan Ibu dr. Gita Maya
fungsi PKD. Selain itu MCH CC
bussiness as usual. Oleh karena Koemara Sakti, MHA
juga mendorong kolaborasi lintas
itu dibentuklah MCH CC ini menekankan agar action plan
program dan lintas sektor,
dengan Bupati Brebes sebagai yang telah disusun akan
termasuk dengan perguruan tinggi
Penasihat, sementara Pembina digunakan sebagai bahan
kesehatan baik dalam bidang
terdiri dari Kepala Dinas advokasi bagi lintas program dan
pendidikan, penelitian, maupun
Kesehatan Kab Brebes, Kepala lintas sektor terkait, baik di Pusat,
pelayanan kesehatan.
provinsi, maupun kabupaten/kota.

38 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Info Sehat

Mudah lelah, nafsu makan atau defisiensi Vitamin B1 atau


Oleh : Ine Indrati Sigit
berkurang, anorexia, sembelit atau biasa disebut thiamin yang
(WI BBPK Ciloto)
konstipasi, kaki sering mengalami sebenarnya mudah kita atasi.
kesemutan sering dialami kita Sayang sekali, sebagian besar
sebagai karyawan. Hal yang masyarakat hanya mengenal
cukup mengganggu, apalagi saat penyakit beri-beri sebagai akibat
kita sedang terperangkap kekurangan atau defisiensi
kesibukan. Tanpa kita sadari, thiamin. Sejak lama penyakit ini
penyebabnya adalah kekurangan diketahui sering dialami para

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 39


emos
iona
i t i f l

e n s
s
dep r e s i

Foto : merdeka.com
anggota masyarakat yang
mempergunakan beras sebagai
bahan makanan pokok, khususnya
beras yang digiling sempurna
sehingga lapisan aleuronnya
terbuang dalam dedak.
Padahal, defisiensi ini
menimbulkan gejala-gejala selain
yang telah disebutkan di atas
menurut para pakar, juga
berdampak pada kelainan pada
sistem saraf pusat dengan gejala
mudah tersinggung, mudah
menjadi marah, depresi sehingga
Foto : nursingcrib.com
terpancing mudah bertengkar.
Perasaan khawatir dan ketakutan
serta tidak mudah bekerjasama Manfaat menjadi energi. Tanpa jumlah
yang cukup, tubuh akan kesulitan

Thiamin
dalam kelompok juga seringkali dalam memecah karbohidrat.
dialami si penderita kekurangan Sebagian ahli dalam tulisannya
thiamin. Thiamin adalah bagian dari juga menyebutkan, secara tidak
koenzim yang berperan penting langsung tiamin berperan pada
dalam pengolahan karbohidrat perbaikan dan pertumbuhan

40 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


Foto : lianashealthwaycenter.com

badan. Selain hal tersebut di atas, yang makanannya kurang cukup jasmani, gangguan ritme dan
sebuah penelitian mengandung thiamin dalam waktu pembesaran jantung.
mengungkapkan, kekurangan singkat muncul gejala-gejala
thiamin menyebabkan waktu
pengosongan lambung dan usus
mudah tersinggung, tidak mampu
memusatkan pikiran dan kurang
Kebutuhan &
dua kali lebih lambat yang bersemangat (healthis kesehatan Sumber Thiamin
mengindikasikan ketidaklancaran blogspot.com). Thiamin berperan penting dalam
proses pencernaan makanan, Defisiensi berat menimbulkan metabolisme energi. Oleh karena
sehingga mengganggu penyakit beri-beri yang gejalanya itu kebutuhannya sebanding
penyerapan nutrisi dan sembelit. terutama tampak pada sistem dengan asupan energi. Dari
Pada tahap awal, gejala saraf dan kardiovaskular. berbagai penelitian diperkirakan,
kekurangan thiamin adalah Gangguan saraf dengan gejala bahwa kebutuhan thiamin
penurunan kerja syaraf rasa berat dan tungkai terasa tergantung dari angka kecukupan
dikarenakan pembakaran lemah, sedangkan gejala yang gizi yang dianjurkan, yaitu sekitar
karbohidrat yang terhambat. timbul pada sistem kardiovaskular 0,2 0,3 mg untuk setiap 1.000
Penelitian pada sekelompok orang berupa sesak nafas setelah kerja Kalori atau dapat disetarakan

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 41


menyebabkan kita rentan
kekurangan thiamin. Mulai dari
pengasahan beras dan
pencuciannya dengan air mengalir
atau pencucian berkali-kali yang
menyebabkan banyak kehilangan
lapisan aleuron-tempat
keberadaan thiamin, lalu
pemasakan dengan suhu tinggi
yang menyebabkan penguapan air
dalam jumlah banyak menambah
kehilangan kita akan vitamin ini.
Foto : berashitam.com

Setelah itu kita biasa meletakkan


nasi dalam magic jar yang sudah
pernah diteliti jelas menyebabkan
lebih dari dua puluh persen kita
dengan 0,3 mg/hari untuk bayi; 1,0 mudah diserap ke dalam jaringan kehilangan thiamin dibandingkan
mg mg/hari untuk orang dewasa mukosa. Dalam satu hari dengan nasi yang disimpan di
dan 1,2 mg/hari untuk ibu hamil. sebanyak 1 mg thiamin mengalami wadah nasi tanpa penghangat
Dalam upaya pencegahan, degradasi pada jaringan tubuh. suhunya.
konsumsi thiamin diberikan Namun, jika mengkonsumsi Pola makan kita sebagai karyawan
sebanyak 2 5 mg/hari suplemen, tidak pernah dilaporkan yang didera kesibukan
sedangkan pada pengobatan adanya efek samping, meskipun menyebabkan kita melupakan
biasa diberikan dengan dosis 3 mengkonsumsinya sebanyak 40 kecukupan akan sumber thiamin
(tiga) tiga kali minum 5 10 mg/hari (Taufik Ardiyanto, 2013). dalam menu makan kita sehari-
mg/hari. Jika asupan jauh melebihi, akan hari, seperti mengkonsumsi
Thiamin tersebar luas di dalam dikeluarkan melalui urin. kacang-kacangan dan sayur
berbagai jenis bahan makanan
meskipun kadarnya sangat Sebab Kekurangan mayur dalam jumlah memadai.
Gaya hidup kita yang erat dengan
bervariasi. Sumber utama thiamin
dari bahan makanan nabati adalah
padi-padian dan kacang-
Thiamin
Tak ada salahnya kita kaji
pemakaian handphone (HP)
ternyata makin menuntut kita
untuk lebih memperhatikan
kacangan. Dalam padi-padian, keseharian perilaku kita yang konsumsi vitamin untuk saraf,
thiamin terdapat terutama pada berkaitan dengan kemungkinan termasuk thiamin. Hal ini
lapisan aleuron. kita mengalami kekurangan disarankan oleh Dr. Eka Putra
Sifat thiamin sama halnya dengan thiamin. Pengolahan beras Setiawan, Sp. THT dari bagian
Vitamin C, yaitu larut dalam air, menjadi nasi sebagai makanan Otologi RS Sanglah. Dokter
sehingga di dalam usus halus pokok kita sehari-hari lulusan UGM yang belum lama

42 | WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013


meneliti tentang dampak mengandung vitamin untuk fungsi
penggunaan HP, menyatakan saraf, termasuk thiamin sangat Mengatasi Kekurangan
semakin lama menggunakan HP,
semakin lama saraf di telinga
terpapar bunyi bising yang
diperlukan, di samping
mengurangi pemakaian HP
berlebihan dengan cara banyak
Thiamin
Mengingat kaya manfaat, maka
menyebabkan kelelahan otot. mengistirahatkan telinga kita pada sebaiknya kita menilai pola makan
Makan makanan yang saat hari libur, saran Eka. dan gaya hidup kita, terutama jika
gejala awal sudah mulai

TIPS
dirasakan. Kembali kepada cara
mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang.

SEHAT

Foto : lovingthemes.com

WARTA GIZI dan KIA | EDISI 3 | JULI - SEPTEMBER 2013 | 43


REDAKSI :
Bagian Hukormas Setditjen Bina Gizi dan KIA.
Jl. HR. Rasuna Said Kav. X5 lantai VIII Blok C Jakarta Selatan
Email : wartakesmas@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai