Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10, No.

3, 2011, 112-119

EKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK DARI LIMBAH KULIT


KACANG TANAH (Arachis hypogea L) SEBAGAI
ANTIOKSIDAN ALAMI

Yosophine Sulistyani, Steven Andrianto, Nani Indraswati, Aning Ayucitra*


Kelompok Keahlian Rekayasa Proses, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Katolik Widya Mandala
Jalan Kalijudan 37, Surabaya 60114
E-mail: aayucitra@yahoo.com

Abstrak

Kulit kacang mengandung senyawa fenolik yang bersifat antioksidan. Kandungan polifenol
dalam kulit kacang sekitar 3,34-7,13%, oleh sebab itu kulit kacang tanah dapat diolah lebih
lanjut sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan dapat menghambat proses kerusakan
bahan pangan yang disebabkan oleh proses oksidasi dan mampu menangkal radikal bebas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu ekstraksi
terhadap perolehan, kadar senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan dalam proses ekstraksi
senyawa fenolik dari kulit kacang tanah. Suhu dan waktu ekstraksi yang optimum ditentukan
dari perolehan senyawa fenolik yang terbesar. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan
dari ekstrak dibandingkan terhadap aktivitas antioksidan sintetis TBHQ (tertiary
butylhydroquinone). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi suhu dan
semakin lama waktu ekstraksi maka dihasilkan perolehan ekstrak, kadar senyawa fenolik,
dan perolehan fenolik yang semakin tinggi. Perolehan akan meningkat sampai batas tertentu
kemudian mengalami penurunan. Ekstrak kulit kacang dengan perolehan fenolik terbesar
(0,6534 g GAE/100 g kulit kacang) diperoleh pada proses ekstraksi dengan kondisi suhu
ekstraksi 70 oC dan waktu ekstraksi 105 menit. Aktivitas antioksidan dari ekstrak tersebut
hampir menyamai aktivitas antioksidan sintetis TBHQ yaitu sebesar 97,98%.

Kata kunci: kulit kacang tanah, antioksidan, senyawa fenolik

Abstract

Peanut shell contains phenolic compounds which may be used as natural antioxidants. The
content of polyphenols in peanut shells is around 3.34-7.13%. Antioxidants may inhibit the
process of food damage caused by oxidation since they can counteract the free radicals. The
purpose of this research was to study the effect of extraction temperature and extraction
time on the yield, total phenolic content (TPC), and antioxidant activity of extracts.
Antioxidant activity of extracts were compared to those of synthetic antioxidant TBHQ
(tertiary butylhydroquinone). The results showed that the higher the temperature and the
longer time of extraction results in the higher yield of extract, phenolic content, and also
yield of phenolic. The yield increased to a certain level and then decreased. The highest yield
of phenolic (0.6534 g GAE/100 g peanut shell) was obtained at extraction temperature of 70
oC for 105 minutes. The antioxidant activity of extract also comparable to those of synthetic

antioxidant TBHQ which was 97.98%.

Keywords: peanut shell, antioxidants, phenolic compounds

*korespondensi

112
Ekstraksi Senyawa Fenolik dari Limbah Kulit Kacang Tanah (Y. Sulistyani, dkk.)

1. Pendahuluan mendorong semakin banyak dilakukan


Saat ini, usaha pertanian memegang eksplorasi bahan alam sebagai sumber
peranan penting untuk menghasilkan antioksidan (Halliwell dan Gutteridge, 2000;
berbagai sumber makanan seperti kacang Kikuzaki dkk., 2002).
tanah (Arachis hypogea L). Di Indonesia Pada penelitian ini, senyawa fenolik
terdapat banyak industri kacang tanah baik yang terdapat di dalam kulit kacang tanah dan
yang berskala besar, menengah maupun kecil, berpotensi sebagai sumber antioksidan alami,
yang menghasilkan berbagai produk olahan diekstrak menggunakan pelarut etanol.
berkualitas. Limbah yang umumnya Pelarut etanol ini digunakan untuk ekstraksi
dihasilkan dari industri kacang berupa kulit karena tergolong murah, mudah diperoleh,
kacang. Produk kacang yang dihasilkan di dan relatif lebih aman untuk kesehatan
Indonesia relatif besar. Penggunaan kacang dibandingkan dengan pelarut organik lain
tanah pada industri makanan berbahan dasar (Dengi dan Mulyandasari, 2009). Pengaruh
kacang tanah mampu mencakup hingga 1,25 suhu dan waktu ekstraksi terhadap total
ton biji kacang tanah per hari, sehingga dari fenolik yang terekstrak dari kulit kulit kacang
jumlah tersebut dihasilkan limbah kulit tanah dipelajari. Selain itu, dipelajari juga
kacang tanah dalam jumlah yang besar pula. aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit kacang
Pemanfaatan kulit kacang tanah masih tanah dan dibandingkan dengan antioksidan
terbatas sebagai makanan ternak, padahal sintetis TBHQ.
kulit kacang tanah mengandung senyawa
fenolik yang bersifat antioksidan (Wee dkk., 2. Metodologi
2007). Kulit kacang mengandung polifenol 2.1 Bahan dan Alat
sekitar 3,34-7,13% (Kikuzaki dkk., 2002). Bahan yang digunakan meliputi limbah
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya lebih lanjut kulit kacang tanah yang diperoleh dari daerah
untuk menjadikan kulit kacang sebagai bahan Kudus-Jawa Tengah, etanol 96% teknis,
yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis reagen Folin-Ciocalteu (Merck M-9001), DPPH
lebih tinggi, salah satunya adalah dengan (2,2-diphenyl-1-pikrylhydrazyl, Sigma Aldrich
mengambil kandungan senyawa fenolik yang Chemistry), metanol p.a., TBHQ, dan bahan
terdapat di dalamnya untuk dimanfaatkan kimia lain yang diperoleh dari penyedia bahan
sebagai antioksidan alami. kimia di Surabaya dan dipergunakan langsung
Dalam rangka menghambat proses tanpa pemrosesan lebih lanjut. Alat yang
kerusakan bahan pangan yang disebabkan digunakan dalam penelitian ini meliputi
oleh proses oksidasi, terutama yang rangkaian alat ekstraksi (Gambar 1), Moisture
mengandung protein dan lemak, banyak Analyzer (MC Ohauss MB35 Halogen-
industri pangan menggunakan antioksidan Switzerland), oven vakum (Vacuum Lab-Line,
sintetis seperti BHA (Butylated USA), dan spektrofotometer (Shimadzu UV-
Hydroxyanisol), BHT (Butylated VIS 1201).
Hydroxytoluene) dan TBHQ (Tertiary Butyl
Hidroquinone). Antioksidan sintetis ini sering 2.2 Prosedur Penelitian
digunakan untuk bahan makanan semi basah Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga
seperti tahu, daging, mie, ikan serta minyak tahap, yaitu: 1) persiapan serbuk kulit kacang
atau lemak sebagai bahan anti tengik dan tanah, 2) proses ekstraksi kulit kacang tanah,
tahan lama. Namun dewasa ini pemakaian dan 3) analisis hasil ekstrak kulit kacang
antioksidan sintetis mulai mendapat respon tanah yang meliputi penentuan perolehan, uji
negatif karena berpotensi menyebabkan Total Phenolic Content (TPC) dengan metode
kanker dalam tubuh (Iqbal dkk., 2005; Sultana Folin-Ciocalteu Micro Test Method, dan uji
dkk., 2007). Antioksidan alami pada aktivitas antioksidan dengan metode serapan
tumbuhan umumnya berupa senyawa fenolik radikal DPPH. Proses ekstraksi kulit kacang
atau polifenol yang dapat berupa golongan tanah dilakukan dengan menggunakan pelarut
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, etanol karena pelarut etanol bersifat polar
tokoferol, dan asam-asam organik sehingga mampu mengekstrak komponen
polifungsional. Senyawa antioksidan alami antioksidan (senyawa fenolik) yang terdapat
polifenolik ini adalah multifungsional dan dalam kulit kacang tanah yang umumnya
dapat beraksi sebagai pereduksi, penangkap bersifat polar (Sultana dkk., 2007). Selain itu,
radikal bebas, pengkelat logam, dan peredam etanol bersifat lebih aman untuk kesehatan
terbentuknya singlet oksigen (1O2). Hal ini dibandingkan metanol (Pokorny dkk., 2001).

113
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10, No. 3, 2011

Keterangan :

A. Motor Pengaduk
B. Statif
C. Klem
D. Bulb Condenser
E. Air pendingin keluar
F. Air pendingin masuk
G. Minyak
H. Termometer
I. Labu leher tiga
J. Pengaduk merkuri
K. Jaket pemanas

Gambar 1. Rangkaian alat ekstraksi

Proses ekstraksi berlangsung pada suhu 30, 50 dan 70 oC, serta waktu ekstraksi hingga
50, dan 70 C dengan variasi waktu 15, 30, 45, 135 menit dengan interval waktu 15 menit,
60, 75, 90, 105, 120, dan 135 menit sehingga sampai diperoleh suhu dan waktu optimum
dapat dipelajari pengaruhnya terhadap total yang memberikan perolehan senyawa fenolik
fenolik yang terekstrak dari kulit kacang dari ekstrak kulit kacang yang terbesar.
tanah. Ekstrak dengan TPC terbesar pada masingmasing-
Pada tahap pertama, yang merupakan masing variasi suhu ekstraksi di dianalisis
tahap persiapan
iapan bahan baku, kulit kacang aktivitas antioksidannya dengan metode
tanah dikeringkan dengan menggunakan DPPH yang dinyatakan dalam scavenging
oven, kemudian dihancurkan dengan grinder activity atau aktivitas pengkhelatan
pengkhelatan.
hingga menjadi serbuk berukuran 20-80 20 Perhitungan perolehan ekstrak kulit
mesh. Analisis kadar air serbuk kulit kacang kacang tanah ditentukan dengan persamaan
dilakukan dengan alat moisture analyzer, berikut:
sedangkan kadar abunya dianalisis
analisis mengikuti
= 100% (1)
prosedur Official
Official Methods and Recommended
Practices of the Americal Oil and Chemical dengan:
Society (AOACS, 2000).. Hasil analisis
analis bahan m = massa ekstrak setelah diuapkan sampai
baku serbuk kulit kacang adalah sebagai berat konstan, g
berikut: kadar abu sebesar 3,81% dan kadar M = massa serbuk kulit kacang yang
air sebesar 13,45%. digunakan pada proses ekstraksi, g
Tahap kedua dan ketiga meliputi
proses ekstraksi serbuk kulit kacang dan 2.3 Penentuan Total Phenolic Content
analisis hasil ekstrak kulit kacang tanah. Dalam penelitian ini, analisis Total
Serbuk kulit kacang tanah sebanyak 10 g Phenolic Content (TPC) dilakukan dengan
diekstraksi dengan 100 mL pelarut etanol menggunakan metode FolinFolin-Ciocalteu Micro
96% dengan kecepatan pengadukan 250 rpm. Test Method dengan reagen FolinFolin-Ciocalteu
Ekstraksi dilakukan n pada suhu 30 oC serta yang absorbansinya diukur pada panjang
waktu ekstraksi 15 menit. Campuran gelombang 765 nm (Mongkolsilp dkk., 2004;
didinginkan sampai mencapai suhu kamar Pourmorad dkk., 2006; Waterhouse, 1999) 1999).
kemudian disaring dengan kertas Whatman Reagen Folin-Ciocalteu terbuat dari campuran
no. 42. Filtrat dipekatkan dalam oven vakum asam fosfowolframat (H3PW12O40) dan asam
pada suhu 60 oC sehingga diperoleh ekstrak fosfomolibdat (H3PMo12O40). Reagen Folin-
kulit kacang tanah. Ekstrak lalulal ditimbang Ciocalteu akan mereduksi
reduksi phospho-molibdic
untuk menentukan perolehan ekstrak dan tungstate dan membentuk senyawa kompleks
juga dianalisis Total Phenolic Content (TPC). yang mengubah warna kuning menjadi biru
Langkah tersebut diulang untuk variasi suhu (Mongkolsilp dkk., 2004).. Kadar TPC pada

114
Ekstraksi Senyawa Fenolik dari Limbah Kulit Kacang Tanah (Y. Sulistyani, dkk.)

ekstrak kulit kacang tanah dinyatakan sebagai 2.4 Uji Aktivitas Antioksidan
ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Aktivitas antioksidan merupakan
Equivalent (GAE), dimana GAE merupakan kemampuan antioksidan untuk menghambat
acuan umum untuk mengukur jumlah aktivitas radikal bebas (Andayani dkk., 2008).
senyawa fenolik yang terdapat dalam suatu Pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak
bahan (Mongkolsilp dkk., 2004). Asam galat kulit kacang tanah menggunakan metode
banyak digunakan sebagai standar karena serapan radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-1-
stabil dan dapat diperoleh dalam bentuk yang pikrylhydrazyl). Metode ini merupakan
murni, serta harganya yang relatif murah metode yang sederhana, mudah, dan
dibandingkan dengan jenis senyawa standar menggunakan sampel dalam jumlah yang
yang lain (Sultana dkk., 2007). sedikit dengan waktu yang singkat (Yen dan
Kurva baku sebagai standar untuk Chen, 1995). Pengukuran aktivitas
menentukan Total Phenolic Content (TPC) antioksidan sampel dilakukan pada panjang
ekstrak dinyatakan dalam ekuivalen asam gelombang maksimum DPPH yaitu 520,55 nm
galat (GAE). Pertama-tama, dibuat larutan dengan konsentrasi DPPH 50 M. Adanya
baku asam galat dengan konsentrasi 0,06, aktivitas antioksidan dari sampel
0,05, 0,04, 0,03, 0,02, 0,01 mg/mL. Masing- menyebabkan perubahan warna pada larutan
masing konsentrasi diambil 1 mL dan DPPH dalam metanol yang mula-mula
ditambahkan 5 mL reagen Folin-Ciocalteau berwarna ungu pekat menjadi kuning pucat
dengan perbandingan 1:10 (v/v) dan 4 mL (Molyneux, 2004) dengan reaksi seperti
Natrium karbonat 7,5% untuk masing-masing terlihat pada Gambar 2.
konsentrasi. Larutan dibiarkan selama 30 Reaksi tersebut merupakan mekanisme
menit pada suhu ruang lalu serapan diukur terjadinya proses penghambatan radikal
pada panjang gelombang 765 nm bebas (DPPH) oleh senyawa antioksidan (A-
menggunakan spektrofotometer Shimadzu H). DPPH yang bersifat tidak stabil akan
UV-Vis 1700. berikatan dengan atom H yang berasal dari
Analisis sampel ekstrak dilakukan antioksidan, baik itu antioksidan sintetis
dengan cara mengambil sampel ekstrak (TBHQ) maupun antioksidan alami (ekstrak
sebanyak 2 mg dan dilarutkan ke dalam 1 mL kulit kacang tanah), sehingga DPPH akan
metanol dan dianalisis dengan perlakuan yang berubah bentuk menjadi ikatan DPPH dengan
sama seperti larutan baku asam galat. TPC atom H (DPPH-H) yang bersifat stabil.
ekstrak dihitung dengan persamaan berikut: Antioksidan yang tidak berikatan bersifat
lebih stabil walaupun telah kehilangan atom
= . (2)
H, dibandingkan dengan radikal bebas DPPH
dengan: (Molyneux, 2004). Aktivitas antioksidan
TPC = Total Phenolics Content, mg GAE/g dinyatakan dalam scavenging activity atau
ekstrak aktivitas pengkhelatan (%), yaitu kemampuan
c = konsentrasi asam galat, mg/L antioksidan untuk menghambat aktifitas
radikal bebas. Nilai aktivitas pengkhelatan
V = volume larutan ekstrak 10 mL
diperoleh dari perbedaan serapan antara
m = massa ekstrak, g serapan DPPH dengan serapan sampel yang
diukur dengan spektrofotometer UV-VIS
(Andayani dkk., 2008).
H
N-N(C6H5)2 N-N(C6H5)2

O2N NO2 O2N NO2


+ AH + A

NO2 NO2
1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil 1,1-Difenil-2-picrilhidrazin
Keterangan gambar: AH = antioksidan; A* = turunan radikal antioksidan
Gambar 2. Mekanisme reaksi metode DPPH (Molyneux, 2004)

115
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10, No. 3, 2011

Ekstrak kulit kacang tanah ditimbang perolehan fenolik adalah banyaknya senyawa
sebanyak 1 mg dan dilarutkan dalam 1 mL yang terekstrak dinyatakan sebagai g GAE/
metanol. Larutan tersebut sebanyak 0,4 mL 100 g kulit kacang.
dipipet dan ditambahkan 7,6 mL larutan
DPPH 50 M. Campuran dihomogenkan dan 3.1 Pengaruh Waktu Ekstraksi
dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap. Gambar 3, 4, dan 5 menunjukkan
Serapan diukur pada panjang gelombang perolehan dari senyawa fenolik yang dapat
520,55 nm dengan spektrofotometer diekstrak dari kulit kacang tanah semakin
Shimadzu UV-Vis 1700. banyak dengan bertambahnya waktu.
Aktivitas antioksidan sampel Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin
ditentukan menggunakan persamaan 3. banyak terjadi perpindahan massa dari kulit
kacang tanah ke pelarut etanol. Perolehan
Scavenging activity ekstrak, TPC, dan perolehan fenolik
Abs. kontrol Abs. sampel meningkat perlahan pada awal proses
= x 100%
Abs. kontrol ekstraksi sampai dengan waktu 45 menit.
(3) Dalam selang waktu berikutnya terlihat
dengan: peningkatan perolehan yang lebih besar. Hal
Abs. kontrol = serapan radikal DPPH 50 M ini disebabkan karena pada awal proses
pada panjang gelombang 520,55 nm. ekstraksi, yaitu saat pertama kali kulit kacang
Abs. sampel = serapan sampel dalam radikal tanah dikontakkan dengan pelarut etanol,
DPPH 50 M pada panjang gelombang 520,55 kulit kacang tanah hanya mengekstrak
nm. senyawa fenolik yang terletak di bagian
permukaan solid saja (Bernasconi, 1995).
3. Hasil dan Pembahasan Dalam selang waktu berikutnya pelarut juga
Hasil penelitian tentang pengaruh suhu mengekstrak lebih banyak senyawa fenolik
dan waktu ekstraksi terhadap perolehan yang terdapat di bagian dalam solid sehingga
ekstrak dan TPC dapat dilihat pada Gambar 3 perolehan dan TPC yang dihasilkan meningkat
dan Gambar 4. Pengaruh suhu dan waktu dan dapat mencapai perolehan maksimum.
ekstraksi terhadap perolehan fenolik Setelah waktu ekstraksi berjalan
ditampilkan pada Gambar 5. Perolehan selama 105 menit, perolehan ekstrak, TPC,
ekstrak ditentukan dengan persamaan (1). dan perolehan fenolik memperlihatkan
TPC (Total Phenolic Content) merupakan fenomena yang berbeda pada suhu 30 C, 50
kadar senyawa fenolik dalam suatu bahan C, dan 70 C. Pada suhu ekstraksi 30 C,
yang dinyatakan dalam g ekuivalen asam galat perolehan ekstrak cenderung konstan setelah
(GAE) per 100 g ekstrak, sedangkan fenolik 105 menit. Hal ini dikarenakan pada saat itu

Gambar 3. Perolehan ekstrak kulit kacang tanah yang diperoleh pada berbagai waktu dan
suhu ekstraksi

116
Ekstraksi Senyawa Fenolik dari Limbah Kulit Kacang Tanah (Y. Sulistyani, dkk.)

Gambar 4. TPC (dalam g GAE/100 g ekstrak) dalam ekstrak kulit kacang tanah pada
berbagai suhu dan waktu ekstraksi

Gambar 5. Perolehan fenolik (dalam g GAE/100 g kulit kacang) yang diperoleh pada
berbagai suhu dan waktu ekstraksi

sudah mencapai keadaan equilibrium sehingga 3.2 Pengaruh Suhu Ekstraksi


senyawa fenolik yang terdapat di permukaan Gambar 3, 4, dan 5 menunjukkan
dan di bagian dalam solid sudah tidak dapat bahwa pada semua waktu ekstraksi dalam
terekstrak lagi (Bernasconi, 1995). Pada suhu kisaran 30 oC hingga 70 oC, perolehan ekstrak,
yang lebih tinggi, yaitu 50 C dan 70 C, TPC, dan perolehan senyawa fenolik semakin
setelah 2 jam terjadi penurunan perolehan meningkat seiring dengan kenaikan suhu
ekstrak, TPC dan perolehan senyawa fenolik. ekstraksi. Pada suhu yang semakin tinggi
Hal ini dikarenakan pada waktu ekstraksi kelarutan senyawa fenolik dalam pelarut, dan
yang lama dan pada suhu yang semakin tinggi, koefisien difusi solut dalam pelarut semakin
senyawa fenolik yang terekstrak dari kulit meningkat, sedangkan viskositas pelarut akan
kacang dapat terdegradasi oleh cahaya dan berkurang sehingga dapat memudahkan
oksigen (Hismath dkk., 2011) peristiwa perpindahan massa (Santos-Buelga

117
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10, No. 3, 2011

dan Williamson, 2003). Selain itu, pengkhelatan meningkat seiring dengan


peningkatan suhu juga menyebabkan jaringan makin besarnya TPC ekstrak.
dinding sel partikel solid lebih lunak sehingga
solut lebih mudah terekstrak. 100 97,98 98,38
90

Aktivitas Pengkhelatan (%)


80 79,76
3.3 Kondisi Optimum dengan Perolehan 70 69,64

Fenolik Terbesar 60
50
Dalam penelitian ini, kondisi ekstraksi 40
yang menghasilkan perolehan ekstrak 30
terbesar (4,17%), TPC terbesar (15,669 g 20

GAE/100 g ekstrak) dan perolehan senyawa 10


0
fenolik terbesar (0,6534 g GAE/100 g kulit ekstrak 30C ekstrak 50C ekstrak 70C TBHQ
kacang tanah) diperoleh pada kondisi suhu Jenis Antioksidan

ekstraksi 70 C dan waktu ekstraksi 105 Gambar 6. Aktivitas antioksidan ekstrak


menit. Sebagai pembanding, ekstraksi kulit kulit kacang tanah dan TBHQ
kacang tanah dengan metode soxhletasi
menghasilkan 0,7142 g GAE/100 g kulit Tabel 1. Perbandingan TPC dan Aktivitas
kacang tanah. Hal ini menunjukkan bahwa Pengkhelatan Antioksidan Alami Ekstrak
ekstraksi pada kondisi perolehan senyawa Kulit Kacang dengan Antioksidan Sintetis
fenolik terbesar sudah mampu mengekstrak TBHQ
91,48% senyawa fenolik dalam bahan baku TPC Aktivitas
kulit kacang bila diasumsikan ekstraksi Antioksidan (g GAE/100 g Pengkhelatan
dengan soxhlet dapat mengekstrak seluruh ekstrak) (%)
senyawa fenolik dalam kulit kacang tanah. Ekstrak 30C
7,7654 69,64
105 menit
3.4 Aktivitas Antioksidan pada Perolehan Ekstrak 50C
9,8566 79,76
105 menit
Senyawa Fenolik terbesar pada Berbagai
Ekstrak 70C
Variasi Suhu 15,669 97,98
105 menit
Aktivitas antioksidan dari sampel TBHQ 19,7582 98,38
ekstrak kulit kacang tanah dinyatakan dalam
persentase aktivitas pengkhelatan (scavenging 4. Kesimpulan
activity) terhadap radikal DPPH yang dihitung Dari penelitian ekstraksi senyawa
dengan persamaan (3). Perbandingan fenolik dari kulit kacang tanah pada kisaran
aktivitas antioksidan antara antioksidan alami suhu ekstraksi 30 C, 50 C, dan 70 C serta
(ekstrak kulit kacang tanah) dan antioksidan waktu ekstraksi 15-135 menit diperoleh
sintetis (TBHQ) ditunjukkan pada Gambar 6. kesimpulan bahwa semakin tinggi suhu dan
Ekstrak kulit kacang tanah yang diuji semakin lama waktu ekstraksi maka
aktivitasnya adalah ekstrak dengan perolehan perolehan ekstrak, kadar senyawa fenolik, dan
fenolik terbesar yang diperoleh pada waktu perolehan fenolik yang dihasilkan semakin
105 menit pada masing-masing suhu ekstraksi tinggi sampai pada waktu tertentu, kemudian
(30, 50, dan 70 C). mengalami penurunan. Suhu ekstraksi 70 C
Pada Gambar 6 terlihat bahwa TBHQ dan waktu ekstraksi 105 menit merupakan
memiliki aktivitas pengkhelatan paling besar, suhu dan waktu ekstraksi optimum yang
yaitu sebesar 98,38%. Semakin besar aktivitas menghasilkan perolehan senyawa fenolik
pengkhelatan, semakin besar pula terbesar yaitu 0,6534 g GAE/100 g kulit
kemampuan menangkap radikal bebas. kacang.
Senyawa fenolik merupakan senyawa
antioksidan yang berfungsi untuk mengurangi Daftar Pustaka
radikal bebas (Uma dkk., 2010). Dari gambar Andayani, R.; Maimunah; Lisawati, Y.,
tersebut juga diketahui bahwa aktivitas Penentuan aktivitas antioksidan, kadar fenolat
pengkhelatan ekstrak kulit kacang tanah total, dan likopen pada buah tomat (Solanum
masih lebih kecil dibandingkan dengan lycopersicum L), Sains dan Teknologi Farmasi,
aktivitas pengkhelatan antioksidan sintetis 2008, 13(1), 31-37.
TBHQ. Hal ini dapat disebabkan karena TPC
ekstrak lebih kecil daripada TPC pada TBHQ AOACS, Official Methods and Recommended
seperti terlihat pada Tabel 1. aktivitas Practices of the American Oil Chemical

118
Ekstraksi Senyawa Fenolik dari Limbah Kulit Kacang Tanah (Y. Sulistyani, dkk.)

Society. Method 976.05 (moisture content Pokorny, J.; Yanishlieva, N.; Gordon, M.,
analysis) dan 923.03 (ash content analysis), Antioxidants in Food: Practical Applications;
2000, Champaign, IL, USA: AOCS Press. CRC Press: Boca Raton, 2001.

Bernasconi, G., Teknologi Kimia (Bagian 2); PT Pourmorad, F.; Hossenimehr, S. J.;
Pradnya Paramita: Jakarta, 1995. Shahabimajd, N., Antoxidant activity, phenol
and flavonoid contents of some selected
Dengi, Y. K.; Mulyandasari, V., Pemanfaatan iranian medicinal plants, African Journal of
Limbah Tongkol Jagung sebagai Antioksidan Biotechnology, 2006, 5(11), 1142-1145.
Alami untuk Minyak Goreng Kelapa Sawit,
Skripsi S1, Universitas Katolik Widya Santos-Buelga, C.; Williamson, G., Methods in
Mandala, 2009. Polyphenol Analysis; Royal Society of
Chemistry: Great Britain, 2003.
Halliwell, B.; Gutteridge, J. M. C., Free Radical
in Biology and Medicine; Oxford University Sultana, B.; Anwar, F.; Przybylski, R.,
Press: New York, 2000. Antioxidant potential of corncob extracts for
stabilization of corn oil subjected to
Hismath, I.; Wan Aida, W. M.; Ho, C. W., microwave heating, Food Chemistry, 2007,
Optimization of extraction conditions for 104(3), 997-1005.
phenolic compounds from neem (Azadirachta
indica) leaves, International Food Research Uma, D. B.; Ho, C. W.; Wan Aida, W. M.,
Journal, 2011, 18(3), 931-939. Optimization of extraction parameters of total
phenolic compounds from henna (Lawsonia
Iqbal, S.; Bhanger, M. I.; Anwar, F., Antioxidant inermis) leaves, Sains Malaysiana, 2010,
properties and components of some 39(1), 119-128.
comercially available varieties of rice bran in
Pakistan, Food Chemistry, 2005, 93(2), 265- Waterhouse, A., Folin - Ciocalteu Micro Method
272. For Total Phenol In Wine, Department of
Viticulture & Enology University Of California,
Kikuzaki, H.; Hisamoto, M.; Hirose, K.; Davis, 1999.
Akiyama, Kayo.; Taniguchi, H., Antioxidant
properties of ferulic acid and its related Wee, J. H.; Moon, J. H.; Eun, J. B.; Chung, J. H.;
compounds, Journal of Agricultural and Food Kim, Y. G.; Park, K. H., Isolation and
Chemistry, 2002, 50(7), 2161-2168. identification of antioxidants from peanut
shells and the relationship between structure
Molyneux, P., The use of the stable free radical and antioxidants activity, Food Science and
diphenyl picrylhydrazyl (DPPH) for Biotechnology, 2007, 16(1), 116-122.
estimating antioxidant activity, Journal of
Science and Technology, 2004, 26(2), 211-219. Yen, G. C.; Chen, H. Y., Antioxidant activity of
various tea extracts in relation to their
Mongkolsilp, S.; Pongbupakit, I.; Sae-Lee, N.; antimutagenicity, Journal of Agriculture and
Sitthithaworn, W., Radical scavenging activity Food Chemistry, 1995, 43(1), 27-32.
and total phenolic content of medical plants
used in primary health care, Journal of
Pharmacy and Science, 2004, 9(1), 32-35.

119

Anda mungkin juga menyukai