Anda di halaman 1dari 10

SIMULASI MODEL DINAMIK PENGANGKUTAN

CRUDE PALM OIL (CPO) DI PT. XYZ UNTUK MEMINIMALKAN


BIAYA TRANSPORTASI PENGADAAN BAHAN

Nur Atikah*), Wahyudi Sutopo*)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret


Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126

Abstrak
Adanya krisis ekonomi di Eropa membuat harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) menurun. Disisi
lain, biaya operasi dari proses produksi CPO ini meningkat 9,8% karena biaya transportasi yang tinggi.
Dipandang dari sistem kajian manajemen sistem rantai pasok, kerugian atas menurunnya harga
ditambah dengan tingginya biaya transportasi akan semakin merugikan PT. XYZ. Dalam upaya
menekan kerugian yang terjadi, meminimasikan biaya transportasi pengadaan bahan dapat menjadi
salah satu alternatif solusinya. Kebijakan pada level strategis yang dapat dijadikan usulan, salah satunya
dengan mengajukan alternatif moda transportasi dengan memperhatikan faktor kedinamisan dan
ketidakpastian. Faktor-faktor tersebut dapat diimplementasikan dengan penerapan simulasi model
dinamik. Hasil dari model dinamik yang diusulkan, penurunan biaya transportasi dicapai dengan
pemilihan dan penentuan jumlah dari setiap alternatif moda transportasi yang diusulkan pada setiap
level pada elemen sistem yang telah didefinisikan.
Kata kunci : model dinamik; biaya transportasi; pengadaan crude palm oil

Abstrct
The economic crisis in Europe makes the price of commodities such as Crude palm Oil (CPO) declined.
On the other hand, the operating cost of the CPO production increased 9.8% due to high transportation
costs. From the point of view of supply chain management systems assessment, loss on declining prices
coupled with the high transportation costs will be more detrimental to PT. XYZ. In an effort to reduce
the loss, transportation cost of procurement cycle can be an alternative solution. The strategic level
policy that can be proposed, is proposing an alternative mode of transportation were attentive to
dynamics and uncertainty factors. The factors can be implemented by the application of dynamic
simulation models. Results of the proposed dynamic model, reduced transportation costs achieved by
the selection and determination of the amount of each proposed alternative transportation modes at
each level of the system elements has been defined.
Keywords : dynamic models; transportation cost; procurement of crude palm oil

Pendahuluan
Rantai pasok adalah suatu rangkaian sistem secara menyeluruh yang pada akhirnya akan
terintegrasi yang terdiri dari pemasok, pabrikan, meminimalkan biaya pada masing-masing entitas
transporter, gudang, pengecer dan konsumen. Setiap yang menjadi anggota rantai pasok dalam jangka
elemen rantai pasok baik secara langsung maupun panjang.
tidak langsung bekontribusi terhadap pemenuhan PT. XYZ merupakan perusahaan agribisnis
kebutuhan konsumen. Pemenuhan kebutuhan terintegrasi yang selalu berkembang di pasar nasional
konsumen oleh setiap perusahaan dalam rantai pasok maupun internasional. Perusahaan agribisnis ini
meliputi fungsi fungsi pengembangan produk, mempunyai dua sektor yang menjadi fokus dari
pemasaran, produksi, distribusi, keuangan dan bisnisnya, yaitu sektor perkebunan dan sektor
pelayanan konsumen (Copra and Meindl, 2007). pengolahan hasil kebun. Produk pada sektor
Dengan memandang masalah dari sudut pandang pengolahan hasil kebun yang dihasilkan salah satunya
rantai pasok, minimisasi biaya tidak lagi diukur adalah minyak goreng sawit, sedangkan produk dari
berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen sektor perkebunan yang dihasilkan perusahaan salah
rantai pasok, tetapi dilakukan satunya adalah crude palm oil (CPO) yang dihasilkan
dari tandan buah segar (TBS) pohon kelapa sawit.
Sebagian besar aset atas pengelolaan sektor
*) perkebunan perusahaan dikelola oleh anak
Penulis Korespondensi.
E-mail: nur.atikah34@gmail.com, sutopo@uns.ac.id perusahaan PT. XYZ yaitu PT. ABC. PT. ABC
menjual secara internal CPO kepada sektor
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 125
pengolahan hasil perkebunan PT. XYZ. Namun pada pada daerah sumatera dan untuk di pulau jawa 13,8
tahun 2012 penjualan CPO internal menurun sebesar ton dan 20,7 ton, sedangkan untuk transportasi laut
15% karena sektor pengolahan hasil perkebunan yang dapat digunakan dalam pendistribusian CPO
melakukan pembelian CPO eksternal yang lebih dalam negeri adalah kapal tanker dan tongkang.
murah biaya transportasinya (PT. XYZ, 2012). Dalam mengusulkan kebijakan strategis maupun
Menurut PT. ABC (2012) adanya krisis operasional dari sistem penggunaan moda
ekonomi di Eropa membuat harga komoditas CPO transportasi yang efisien, faktor kedinamisan dan
menurun. Namun beban biaya operasi dari divisi ketidakpastian harus dipertimbangkan. Hal tersebut
penghasil CPO ini meningkat 9,8%. Peningkatan dikarenakan investasi terhadap pengadaan moda
tersebut disebabkan terutama karena biaya transportasi bernilai cukup besar dan harus
transportasi yang tinggi. Menurut Ballou (2014), mempertimbangkan ketersediaan pasokan ataupun
transportasi mengambil porsi sepertiga sampai dua adanya permintaan yang berfluktuasi agar
pertiga dari biaya logistik, sementara itu menurut transportasi yang tersedia efisien. Ketersediaan moda
Chopra dan Meindl (2007), logistik memegang transportasi yang optimum akan dapat menekan
peranan sekitar 21 % dari seluruh biaya dalam kerugian akibat penimbunan CPO yang terlalu
perusahaan manufaktur. Sejalan dengan itu, menurut banyak ataupun keterlambatan pelayanan pengiriman
KPPU (2009) harga minyak goreng masih tergolong yang akan menghilangkan adanya kesempatan
cukup mahal di pasar dalam negeri. Kendala yang penjualan. Oleh karena adanya kebutuhan tersebut
dihadapi perusahaan dilansir karena mahalnya biaya dibutuhkan pendekatan yang harus diputuskan secara
transportasi pengadaan CPO oleh pihak pabrik berkelanjutan dengan penerapan model dinamik.
minyak goreng. Perancangan model yang dibuat bermaksud untuk
Dipandang dari sistem kajian manajemen sistem memahami dan menggambarkan sistem nyata, yang
rantai pasok, kerugian atas menurunnya harga darinya dapat di evaluasi kinerja sistem transportasi
ditambah dengan tingginya biaya transportasi akan perusahaan dan dapat diusulkan pengembangan
merugikan PT. XYZ. Hal-hal tersebut cukup skenario dari model yang ada (Yulfan, 2011).
membuktikan bahwa PT. XYZ mempunyai tingkat Oleh karenanya, untuk meminimasi biaya
kepentingan yang tinggi untuk menurunkan biaya transpotasi dari rantai pasok PT. XYZ
transportasi pengadaan bahan CPO ke pabrik minyak dikembangkannya pendekatan dengan model
goreng dalam upaya meminimasi biaya operasi dinamik, khusunya pada proses penentuan dan
PT.XYZ secara keseluruhan. pengalokasian moda transportasi CPO pada sistem
Kebijakan pada level strategis yang dapat pengadaan bahan pabrik minyak goreng.
diambil untuk meminimasi biaya transportasi salah
satunya dengan mengajukan alternatif moda berbeda STUDI LITERATUR
[6]. Dalam proses pengadaan bahan di PT.XYZ, CPO Sistem dinamik adalah model simulasi berbasis
yang berasal dari pabrik PT. ABC dikirim dengan komputer yang dikembangkan di Massachusetts
dua tipe moda transportasi yang berbeda menuju Institute of Technology pada tahun 1950-an sebagai
pabrik minyak goreng PT. XYZ yang berada di pulau alat untuk menganalisis suatu masalah yang
Jawa. Dua tipe moda tersebut adalah transportasi kompleks. Sistem dinamik sangat erat kaitannya
darat dengan truk tangki CPO dan transportasi laut dengan cara berpikir berbasis pada sistem (systems
dengan kapal tongkang yang dilengkapi dengan thinking) (Software, 2003). Cara berpikir tersebut
kapal tunda (PT. XYZ, 2012). memandang setiap masalah sebagai sebuah sistem,
Alternatif jenis moda yang dapat diusulkan yaitu keseluruhan interaksi antar unsur-unsur dari
dalam penghantaran CPO antara lain dengan truk sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang
tangki, saluran pipa, kereta api pada jalur darat, dan bekerja mencapai suatu tujuan tertentu (Tasrif, 2005).
jenis dan kapasitas muatan kapal yang berbeda untuk Suatu sistem dinamik juga memperhatikan
transportasi laut. Namun penerapan moda transportasi perubahaan atas suatu posisi atau status yang dapat
melalui pipa dilihat belum dapat terealisasi karena berubah seiring berjalannya waktu dengan
jauhnya jarak tempuh antara pabrik dengan menggunakan suatu simulasi dengan model sistem
pelabuhan. Selain itu transportasi CPO menggunakan dinamik seorang peneliti dapat mengamati perubahan
moda kereta api juga belum dapat terealisasi suatu pola kebiasaan atas suatu sistem. Berikut ini
dikarenakan infrastruktur yang kurang memadai pada adalah unsur-unsur yang menyusun suatu sistem
jalur yang ingin ditempuh. Maka alternatif moda dinamik (Yulfan, 2011) :
transportasi yang dapat diberikan hanya dengan Feedback loops: elemen struktural utama dari
menambah variasi kapasitas ataupun jenis dari suatu sistem. Ada dua jenis feedback yakni positif
penggunaan moda yang telah digunakan. dan negatif.
Dalam membangun alternatif moda transportasi Variabel level dan rate: variabel ini merupkan
usulan, jenis moda yang digunakan mengacu pada elemen fundamental dari loop. Level adalah
penelitian Aryawan,dkk (2010). Dari penelitian kondisi dari akumulasi suatu sistem pada waktu
tersebut diusulkan moda transportasi darat dengan tertentu, sedangkan rate/flow adalah aliran
kapasitas truk tangki sebesar 8,6 ton dan 13,8 ton
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 126
(masukan dan keluaran) yang mengatur 'kuantitas' kemudian dari pabrik TBS ke pabrik CPO (sub2) dan
dalam level. selanjutnya dari pabrik CPO ke pabrik minyak
Variabel constant: dalam powersim menurut goreng (sub3) (gambar 1). Pengelompokan elemen
Davidson (2000) constant merupakan suatu rantai nilai dari sisi pemasok dikelompokan
variabel bernilai tetap yang dapat mempengaruhi berdasarkan kabupaten dan wilayahnya.
suatu rate. Biaya transportasi yang dihitung hanya pada tahap
pengiriman CPO dari pabrik CPO ke pabrik minyak
METODOLOGI PENELITIAN goreng. Biaya tersebut antara lain biaya pengiriman
Metodologi sistem dinamik yang diterapkan dari tangki penampungan di masing-masing
dalam mengembangkan sistem diawali dengan kabupaten ke tangki di pelabuhan I, biaya transportasi
identifikasi sistem nyata, formulasi model dan laut dari pelabuhan I ke pelabuhan II, serta biaya
simulasi sistem nyata dan usulan, analisis kebijakan transportasi darat dari pelabuhan II ke pabrik minyak
sistem nyata dengan sistem usulan. goreng. Dalam menentukan minimum biaya
Simulasi sistem yang dikembangkan transportasi, variabel keputusan yang digunakan
didasarkan pada kebijakan pemilihan dan adalah pemilihan jenis moda dan pengalokasian
pengalokasian penggunaan moda transportasi untuk jumlah armada dari setiap jenis moda transportasi
mengangkut CPO menggunakan software Powersim terpilih yang dapat menghasilkan biaya minimum
Studio Academic 2005. Dari simulasi sistem yang yang mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
dibangun kemudian dilakukan perhitungan biaya Faktor-faktor tersebut antara lain minimum sisa CPO
transportasi yang minimum dari penggunaan moda yang ada ditangki pelabuhan maupun tangki kapal
yang optimal. serta minimum lost sale atas demand yang terjadi.
Data masukan dalam simulasi terdiri dari luas
Identifikasi Sistem Nyata lahan perkebunan, kapasitas produksi CPO, jarak
Sistem nyata dari PT. XYZ memiliki rantai tempuh, biaya per-km dan kapasitas moda. Berikut
pasok yang kompleks dan mempunyai banyak entitas tabel 1 merupakan luas lahan dan kapasitas produksi
yang menyusunnya. Untuk mengurangi bias karena supplier CPO (PT. ABC, 2012), tabel 2 serta tabel 3
kompleksnya sistem nyata, penelitian ini berfokus merupakan deskripsi moda transportasi nyata (PT.
hanya pada sistem distribusi dari proses pengadaan XYZ, 2012) dan usulan. Biaya per-km yang
bahan CPO dari PT. ABC sebagai bahan dasar digunakan sebagai dasar perhitungan biaya
minyak goreng dari pabrik PT. XYZ. transportasi merupakan hasil dari pengolahan data,
Identifikasi sistem nyata diawali dengan dengan biaya untuk moda transportasi laut dan darat
mendefinisikan supplier, kapasitas supplier dan mengacu pada penelitian Aryawan, dkk. (2010)
tahapan pendistribusian hingga bahan sampai ke Tabel 4 adalah jarak tempuh moda transportasi yang
pabrik. Proses pengadaan bahan pada model yang dihitung dengan menghitung jarak maksimal antar
dibangun berawal dari produsen TBS yaitu wilayah dengan menggunakan bantuan software
perkebunan kelapa sawit ke pabrik TBS (sub1), googlemaps.

Gambar 1 Pemetaan elemen sistem rantai pasok pada proses pengaadaan bahan CPO
Tabel 1 Luas lahan dan kapasitas produksi supplier CPO [3]
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 127
Kapasitas produksi CPO
Kabupaten Kode Lahan Kode Pabrik
Total Lahan (Ha) (ton/bln)
PKS1 9548,6 CPO1 12000
PKS2 9548,6 CPO2 12000
1
PKS3 1599,4 CPO3 2000
PKS4 3174,9 CPO4 4000
2 PKS5 41774,9 CPO5 8000
3 PKS6 8951,8 CPO6 4000

Tabel 2 Moda tansportasi pada sistem nyata

Kode Jenis Kapasitas (ton) Biaya per KM


Moda Darat (Pabrik CPO - Pelabuhan I)
mod1 Truk Tangki 13,8 Rp 5.692
Moda Laut (Peabuhan I - Pelabuhan II)
L2 Kapal Tongkang + Kapal Tunda 5000 Rp 810.616
Moda Darat (Pelabuhan II - Pabrik Minyak goreng)
T1 Truk Tangki 20,7 Rp 4.865

Tabel 3 Alternatif moda tansportasi usulan

Kode Jenis Kapasitas (ton) Biaya per KM


Moda Darat (Pabrik CPO - Pelabuhan I)
mod1 Truk Tangki 13,8 Rp 5.692
mod2 Truk Tangki 8,6 Rp 4.882
Moda Laut (Peabuhan I - Pelabuhan II)
L1 Kapal Tanker 8000 Rp 976.985
L2 Kapal Tongkang + Kapal Tunda 5000 Rp 810.616
Moda Darat (Pelabuhan II - Pabrik Minyak goreng)
T1 Truk Tangki 20,7 Rp 4.865
T2 Truk Tangki 13,8 Rp 5.692

Tabel 4 Jarak tempuh moda

Pabrik Minyak Frekuensi Maks.


Dari \ ke Pelabuhan I Pelabuhan II
Goreng Distribusi/ bln /armada
Kabupaten 1 262 - - 25
Kabupaten 2 153 - - 50
Kabupaten 3 220 - - 25
Pelabuhan I - 900 - 1
Pelabuhan II - - 5 7

Formulasi dan model sistem dinamik dua tahap pertama tahap penyusunan sistem nyata
Model suatu sistem dinamik transportasi mampu dan tahap yang kedua pembangunan model usulan.
mensimulasikan perilaku sistem trasnportasi CPO Model dinamik sistem nyata maupun usulan
dan dapat meramalkan suatu kebutuhan untuk waktu digambarkan didalam tiga subsistem besar seperti
yang akan datang (Widodo dkk, 2010). Kebutuhan dalam pemetaan elemen sistem yang terbagi atas tiga
yang dimaksud dalam sistem yang telah dibangun level.
adalah kebutuhan armada transportasi yang optimal Subsistem pertama mendefinisikan proses
perbulannya. Model sistem dinamik dibuat dengan perhitungan biaya transportasi dari masing-masing
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 128
kabupaten hingga ke pelabuhan Boom Baru. Sistem II. Input dari sub sistem ini adalah total kapasitas
ini terdiri dari perhitungan hasil TBS dari lahan yang dikirim dari tiga kabupaten dari subsistem
perkebunan, yang dilanjutkan dengan perhitungan pertama. Berikut adalah penggambaran subsistem
hasil produksi CPO/bln dengan mempertimbangkan kedua yaitu pada tabel 6 formulasi model, gambar 4
kapasitas produksi. Proses selanjutnya dilakukan dan 5 sistem dinamik nyata dan usulan dari biaya
proses pengiriman dari pabrik ke tangki pusat transportasi laut.
dimasing-masing kabupaten, dan dilanjutkan proses Subsistem ketiga mendefinisikan perhitungan
pengiriman CPO ke pelabuhan dengan biaya trasnportasi darat dari pelabuhan II ke pabrik
memperhatikan moda yang digunakan. Keluaran dari minyak goreng PT. XYZ. Input dari sistem ini adalah
subsistem ini adalah biaya transportasi truk dari kapasitas yang dikirim dari Pelabuhan I. Berikut
tangki penampungan ke pelabuhan I. Berikut adalah adalah penggambaran subsistem ketiga yaitu pada
contoh penggambaran subsistem pertama tabel 7 formulasi model dan gambar 6 dan 7 sistem
dikabupaten 3 dengan tabel 5 formulasi model, dinamik nyata dan usulan dari biaya moda
gambar 2 dan 3 sistem dinamik nyata dan usulan. transportasi darat.
Subsistem kedua mendefinisikan perhitungan
biaya transportasi laut dari pelabuhan I ke pelabuhan

Tabel 5 Formulasi model awal di kabupaten 3

No Nama Rate Satuan Unit Formulasi


Produktivitas Tbs 4<<ton/Ha>> +
1 (ton/Ha)/th
per Ha SINWAVE(3,7<<ton/Ha>>;3<<bln>>)
Prod 6 TBS ton per 'LAHAN KE PKS 6'*'produktivitas TBS
2 ton/bln
bln per ha'/12 <<bln>>
Dikirim ke tangki
3 ton/bln 'PKS 6 RATE TON CPO per bln'
KAB3
IF('prod 6 TBS ton per bln'*0,73 <'kapasitas
Pks 6 rate ton CPO
4 ton/bln CPO6 per bln';'prod 6 TBS ton per
per bln
bln'*0,73;'kapasitas CPO6 per bln')
IF(('prod 6 TBS ton per
bln'*0,73>='kapasitas CPO6 per
5 Sisa Tbs 6 ton/bln bln');(('prod 6 TBS ton per bln'*0,73)-
'PKS 6 RATE TON CPO per
bln');0<<ton/bln>>)
IF(('Kapasitas Mod1'*'Total Mod1 di
Kapasitas yg dikirim KAB 3')<'Dikirim ke tangki
6 ton/bln
dr KAB3 KAB3';('Kapasitas Mod1'*'Total Mod1 di
KAB 3');'Dikirim ke tangki KAB3')
('Biaya per km mod1'*'jarak KAB3 ke
7 Biaya truk di KAB3 Rp/bln
Pelabuhan I'*'Total Mod1 di KAB 3')

jarak KAB3 ke Pelabuhan I

Total Mod1 di KAB 3

kapasitas CPO6 per bln sisa TBS 6


Biaya per km mod1
Sisa CPO ditangki KAB3 Biaya truk di KAB3
Supplai CPO6

Dikirim ke tangki Kapasitas yg dikirim


PKS 6 RATE TON KAB3 dr KAB3
CPO per bln Kapasitas Mod1
produktivitas TBS
per ha
prod 6 TBS ton per bln

LAHAN KE PKS 6

Gambar 1. Simulasi dari sub1 hingga sub3-tahap 1 pada sistem nyata dikabupaten 3
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 129
Total Mod1 di KAB3 Biaya per km mod2

kapasitas CPO6 per bln


sisa TBS 6 Total Mod2 di KAB3
Biaya per km mod1
Biaya truk di KAB3
Supplai CPO6 Sisa ditangki KAB3

PKS 6 RATE TON Dikirim ke tangki Kapasitas yg dikirim


CPO per bln KAB3 dr KAB3

jarak KAB3 ke PelabuhanI


produktivitas TBS
prod 6 TBS ton per bln Kapasitas Mod1 Kapasitas mod2
per ha

LAHAN KE PKS 6

Gambar 2. Simulasi dari sub1 hingga sub3-tahap 1 pada sistem usulan dikabupaten 3

Tabel 6 Formulasi model awal transportasi laut (tahap 2)

No Nama Rate Satuan Unit Formulasi


RANDOM(3000<<ton/bln>>;12000<<ton/bl
1 Demand ton/bln
n>>;0,1)
'Kapasitas yg dikirim dr KAB3'+'Kapasitas
CPO tersedia di
2 ton/bln yg dikirim dr KAB2'+'kapasitas yg dikirim dr
Pelabuhan I
KAB1'

IF(DEMAND-'CPO tersedia di Pelabuhan


3 Lost Sale ton/bln
I'<=0<<ton/bln>>;0<<ton/bln>>;DEMAN
D-'CPO tersedia di Pelabuhan I')
IF(DEMAND<='CPO tersedia di
Kapasitas yg dikirim
4 ton/bln Pelabuhan I';DEMAND;'CPO tersedia di
dari Pelabuhan I
Pelabuhan I')
IF('kapasitas yg dikirim dari Pelabuhan I'-
('Kapasitas L2'*'Total L2 di pelabuhan
Minimasi transport
5 ton/bln I')<=0<<ton/bln>>;0<<ton/bln>>;'kapasitas
kapal
yg dikirim dari Pelabuhan I'-('Kapasitas
L2'*'Total L2 di pelabuhan I'))

('Jarak Pelabuhan I ke pelabuhan II'*'Total


6 Biaya Kapal Rp/bln
L2 di pelabuhan I'*'Biaya per km L2')

Kapasitas L2
Total L2 di pelabuhan I
lost sale Biaya per km L2

DEMAND

Sisa di tangki pelabuhan minimasi transport kapal


Kapasitas yg dikirim
dr KAB3

Total Biaya kapal


Kapasitas yg dikirim kapasitas yg dikirim Biaya kapal
dr KAB2 CPO tersedia di dari Pelabuhan I
Pelabuhan I
Jarak Pelabuhan I ke
pelabuhan II

kapasitas yg dikirim
dr KAB1

Gambar 3. Simulasi transportasi tahap 2 dari sistem nyata


J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 130
Kapasitas L2

Tot lost sale Kapasitas L1


DEMAND
Total L2 di Total L1 di
PelabuhanI PelabuhanI

lost sale
minimasi transport Pel I

Sisa di tangki pelabuhan Biaya kapal

Kapasitas yg dikirim Total Biaya kapal


dr KAB3

kapasitas yg dikirim
CPO tersedia di dari PelabuhanI Jarak PelabuhanI ke
Kapasitas yg dikirim PelabuhanI PelabuhanII
Biaya per km L1
dr KAB2
kapasitas yg dikirim Biaya per km L2
dr KAB1

Gambar 4. Simulasi transportasi tahap 2 dari sistem usulan

Tabel 7 Formulasi model transportasi tahap 3

No Nama Rate Satuan Unit Formulasi


CPO tersedia di 'kapasitas yg dikirim dari Pelabuhan I'-
1 ton/bln
Pelabuhan II 'minimasi transport kapal'

kapasitas yg dikirim
2 ton/bln 'CPO tersedia di Pelabuhan II'
dr pelabuhan II

IF('Kapasitas yg dikirim dr Pelabuhan I'-


Minimasi transport ('Kapasitas T1'*'Total T1 di Pelabuhan
3 ton/bln
di Pelabuhan II II')<=0<<ton/bln>>;0<<ton/bln>>;'Kapasi
tas yg dikirim dr Pelabuhan I'-('Kapasitas
T1'*'Total T1 di Pelabuhan II'))
Biaya truk ke ('Biaya per km T1'*'Jarak Pelabuhan II ke
4 Rp/bln
pabrik Pabrik'*'Total T1 di Pelabuhan II')

Total T1 di
Pelabuhan II
kapasitas yg dikirim minimasi transport
dari Pelabuhan I Jarak Pelabuhan II ke
di Pelabuhan II Pabrik

Total Biaya Truk ke pabrik


Sisa di tangki kapal

Kapasitas T1
CPO tersedia di Kapasitas yg dikirim Biaya TRUK ke
Pelabuhan II dr Pelabuhan I PABRIK

Biaya per km T1
minimasi transport
kapal

Gambar 5. Simulasi transportasi tahap 3 dari sistem nyata

J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 131


Total T1 di Pel II

Kapasitas T2

kapasitas yg dikirim Total T2 di Pel II


Kapasitas T1
dari PelabuhanI
minimasi transport
di Pel II
Biaya TRUK ke
PABRIK

Sisa di tangki kapal Total Biaya TRUK


Kapasitas yg dikirim Biaya per km T1
CPO tersedia di dr PelabuhanII
Jarak Pel II ke
PelabuhanII
Pabrik
minimasi transport
Pel I Biaya per km T2

Gambar 6. Simulasi transportasi tahap 3 dari sistem usulan

Hasil Dan Pembahasan


Model dinamik dibuat dengan dua tahap Daftar Pustaka
pertama tahap penyusunan sistem nyata dan tahap Copra, S. dan Meindl, P. 2007. Supply Chain
yang kedua pembangunan model usulan. Dari model Management, 3rd edition. Pearson Education,
dinamik yang telah dibangun dengan menggunakan Upper Saddle River. New Jersey.
fitur solver pada software Powersim Studio 2005 PT. XYZ . 2012. Annual Report 2012 Of PT. XYZ.
dapat didapatkan hasil optimal dari tujuan Jakarta
meminimumkan biaya transportasi dan PT. ABC . 2012. Annual Report 2012 Of PT. ABC.
meminimumkan kehilangan kesempatan atas Jakarta
penjualan (lost sale) yang terjadi. Hasil yang Ballou, R.H. 2004. Business Logistics / Supply Chain
didapatkan selama setahun hasil solver tersebut Managemen, 5th edition. Prentice Hall.
adalah jumlah optimal dari penggunaan alternatif Komisi pengawas persaingan Usaha. 2009.
moda yang dibandingkan dengan penggunaan moda Positioning Paper Minyak Goreng. Jakarta
transportasi pada sistem nyata di PT.XYZ. Berikut Scott, C., Lundgren,H. dan Thompson. P. 2011.
tabel 8 s.d. 11 merupakan tabel perbandingan hasil Guide to Supply Chai Management. Springer
dari sistem nyata dan sistem usulan dan gambar 9 heidelberg Dordrecht, London.
merupakan sistem model dinamik usulan yang telah Aryawan,W. dan Setijoprajudo. 2010. Model
dibuat. Pengangkutan Crude Palm Oil Untuk
Hasil perbandingan sistem nyata dan sistem Domestik. Institut Teknologi Sepuluh
usulan menunjukan bahwa dengan menerapkan Nopember. Surabaya.
model sistem usulan, biaya transportasi dapat Yulfan, E. 2011. Perancangan Model Sistem Analisis
diminimumkan sebesar 3 % dari total biaya Kinerja Keuangan Perusahaan (Pendekatan
transportasi pada sistem nyata. Selain itu kehilangan Sistem Dinamik). Jurnal Teknik Industri,
kesempatan dalam penjualan akibat kurangnya Universitas Trisakti. 2011
ketersediaan moda transportasi dapat menurun Software AS, Powersim.2003.Powersim Studio 2003
hingga rata-rata 10 % disetiap bulanya, dengan tabel Users Guide. Norway
12 merupakan tabel perbandingan akumulasi lost Tasrif, M. 2005. Analisis Kebijakan Menggunakan
sale dari sistem nyata dan sistem usulan disetiap Model System Dynamics. Institut Teknologi
bulannya dalam kurun waktu satu tahun. Bandung. Bandung
Davidson, P.L. (2000). Powersim's User Guide and
Kesimpulan Reference. Information Science System
Model dinamik yang telah dibangun merupakan Dynamics. University of Bergen. Norway
upaya untuk meminimalkan biaya transportasi yang Widodo, Kuncoro H., Abdullah, A. dan Pramudya, K.
akan dapat menurunkan biaya produksi PT. XYZ 2010. Sistem Supply Chain Crude-Palm-Oil
yang dilihat dari sudut pandang manajemen rantai Indonesia Dengan Mempertimbangkan Aspek
pasok perusahaan secara keseluruhan. Dengan cara Economic Revenue, Social Welfare dan
menentukan moda dan penggunaan jumlah armada Enviroment. Jurnal Teknik Industri,
yang efektif dari setiap tahap transportasinya, biaya Universitas Trisakti. Jakarta.
transportasi terbukti dapat diminimasikan.

J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 132


Tabel 8 Transportasi Moda truk dari pabrik CPO ke Pelabuhan I

Sistem Nyata Sistem Usulan


Pabrik CPO ke
MOD 1 MOD 1 MOD 2
Pelabuhan I Minimum Biaya (/bln) Minimum Biaya (/bln)
(truk/bln) (truk/bln) (truk/bln)
Kabupaten 1 114 Rp 170.008.656 25 25 Rp 74.565.200
Kabupaten 2 165 Rp 143.694.540 80 90 Rp 296.097.840
Kabupaten 3 150 Rp 187.836.000 28 25 Rp 66.368.720
Total 429 Rp 501.539.196 133 140 Rp 437.031.760

Tabel 9 Transportasi moda kapal dari Pelabuhan I ke Pelabuhan II

Sistem Nyata Sistem Usulan


Tingkat Tingkat
L2 pemunuhan pemunuhan
Pelabuhan I ke Minimum Biaya (/th) L 1 (kapal/bln) L 2 (kapal/bln) Minimum Biaya (/th)
(kapal/bln) kebutuhan kebutuhan
pelabuhan II
transportasi transportasi

1,29 Rp1.459.108.800 100% - 1,136 Rp1.459.108.800 100%

Tabel 10 Transportasi moda truk dari Pelabuhan II ke pabrik minyak goreng

Sistem Nyata Sistem Usulan


Tingkat Tingkat
Pelabuhan II ke pemunuhan pemunuhan
pabrik minyak T1 (truk/bln) Minimum Biaya (/th) T1 (truk/bln) T2 (truk/bln) Minimum Biaya (/th)
kebutuhan kebutuhan
goreng transportasi transportasi

39 Rp683.046 100% 20 20 Rp760.104 100%

Tabel 11 Total biaya transportasi

Sistem Nyata Sistem Usulan


Lost Sale Lost Sale
Total biaya Minimum Biaya (/th) Minimum Biaya (/th)
(ton/th ) (ton/th )
transportasi
61.817,00 Rp 1.961.331.042 56.851,82 Rp 1.896.900.664

Tabel 12 Perbandingan akumulasi lost sale

Akumulasi lost sale Presentasi


Waktu Penurunan lost
Sistem nyata Sistem Usulan
sale
Jan 0 0 0%
Feb 326,32 311,31 5%
Mar 6.711,36 5.775,23 14%
Apr 17.374,87 15.540,16 11%
Mei 23.930,41 20.354,72 15%
Jun 28.761,40 25.179,05 12%
Jul 32.845,02 30.108,14 8%
Agust 38.092,88 34.687,59 9%
Sep 49.409,49 44.415,60 10%
Okt 52.043,88 47.830,42 8%
Nop 55.136,68 52.212,50 5%
Des 61.817,00 56.851,82 8%
Rata-rata 10%

J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 133


Biaya per km mod1
Total Mod1 di KAB2

kapasitas CPO1 per bln Biaya per km mod2


kapasitas CPO3 per bln sisa TBS 3
sisa TBS 1 Total Mod2 di KAB2
kapasitas CPO5 per bln
sisa TBS 5

Supplai CPO3
PKS 3 RATE TON 3Dikirim ke tangki Jarak KAB2 ke PelabuhanI
Supplai CPO1 Supplai CPO5
CPO per bln KAB1 produktivitas TBS Sisa ditangki KAB2 Biaya truk di KAB2
PKS 1 RATE TON 1Dikirim ke tangki PKS 5 RATE TON Dikirim ke tangki Kapasitas yg dikirim
per ha dr KAB2
CPO per bln KAB1 CPO per bln KAB2
produktivitas TBS
sisa TBS 4 per ha
produktivitas TBS per
prod 3 TBS ton per bln kapasitas2 mod2
ha kapasitas2 mod1
prod 5 TBS ton per bln
LAHAN KE PKS 3
sisa TBS 5 TOTAL LAHAN DI
prod 1 TBS ton per bln LAHAN KE PKS 5
KABUPATEN 1
TOTAL LAHAN DI LAHAN KE PKS 1 Biaya per km mod2
KABUPATEN 1
Total Mod1 di KAB3 Biaya truk di KAB3
sisa TBS 4
Sisa TBS yang tidak diolah kapasitas CPO4 per bln kapasitas CPO6 per bln
kapasitas CPO2 per bln Total Mod2 di KAB3
sisa TBS 6

Supplai CPO6 Sisa ditangki KAB3


Supplai CPO4
PKS 2 RATE TON Supplai CPO2 2Dikirim ke tangki
KAB1 PKS 4 RATE TON 4Dikirim ke tangki jarak KAB3 ke PelabuhanI
CPO per bln produktivitas TBS CPO per bln KAB1
per ha
Biaya per km mod1
Dikirim ke tangki Kapasitas yg dikirim
PKS 6 RATE TON KAB3
produktivitas TBS CPO per bln dr KAB3
prod 4 TBS ton per bln per ha
TOTAL LAHAN DI
produktivitas TBS
KABUPATEN 1
per ha sisa TBS 3
Kapasitas mod2
prod 6 TBS ton per bln Kapasitas Mod1
LAHAN KE PKS 4 LAHAN KE PKS 6
prod 2 TBS ton per bln
TOTAL LAHAN DI sisa TBS 6
KABUPATEN 1 LAHAN KE PKS 2 Kapasitas Mod1
sisa TBS 1
Biaya per km mod1
Total mod 2 di KAB1

1Dikirim ke tangki Biaya per km mod2


Total Mod 1 di KAB1 Total Biaya truk ke PelabuhanI
KAB1
Kapasitas mod2
Biaya truk di KAB1

2Dikirim ke tangki
KAB1 Biaya truk di KAB2 Biaya truk ke
sisa di tangki KAB1
kapasitas yg dikirim PelabuhanI
dr KAB1 Biaya truk di KAB1
Ton CPO di Tangki KAB1
Jarak KAB1 ke PelabuhanI
Biaya truk di KAB3
3Dikirim ke tangki KAB1

4Dikirim ke tangki KAB1

Kapasitas L2

Total T1 di Pel II
Total L1 di Kapasitas T2
PelabuhanI
Kapasitas L1 TOTAL BTRANSPORT
kapasitas yg dikirim Total T2 di Pel II
lost sale Total L2 di dari PelabuhanI Kapasitas T1
PelabuhanI Biaya truk ke PelabuhanI
minimasi transport Biaya TRUK ke
Tot lost sale
di Pel II PABRIK
BIAYA TRANSPORT
Sisa di tangki pelabuhan minimasi transport Pel I
DEMAND Biaya kapal Biaya kapal
Kapasitas yg dikirim
dr KAB3 Total Biaya TRUK
Sisa di tangki kapal
Biaya per km T1
Total Biaya kapal CPO tersedia di Kapasitas yg dikirim
PelabuhanII dr PelabuhanII
Kapasitas yg dikirim CPO tersedia di minimasi transport Biaya TRUK ke PABRIK
kapasitas yg dikirim
dr KAB2 PelabuhanI Biaya per km L1 Jarak PelabuhanI ke Pel I Jarak Pel II ke
dari PelabuhanI PelabuhanII
kapasitas yg dikirim Pabrik
dr KAB1 Biaya per km L2 Biaya per km T2

Gambar 7. Sistem model dinamik usulan

J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 134

Anda mungkin juga menyukai