Simulasi Model Dinamik Pengangkutan Crude Palm Oil (Cpo) Di Pt. Xyz Untuk Meminimalkan Biaya Transportasi Pengadaan Bahan PDF
Simulasi Model Dinamik Pengangkutan Crude Palm Oil (Cpo) Di Pt. Xyz Untuk Meminimalkan Biaya Transportasi Pengadaan Bahan PDF
Abstrak
Adanya krisis ekonomi di Eropa membuat harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) menurun. Disisi
lain, biaya operasi dari proses produksi CPO ini meningkat 9,8% karena biaya transportasi yang tinggi.
Dipandang dari sistem kajian manajemen sistem rantai pasok, kerugian atas menurunnya harga
ditambah dengan tingginya biaya transportasi akan semakin merugikan PT. XYZ. Dalam upaya
menekan kerugian yang terjadi, meminimasikan biaya transportasi pengadaan bahan dapat menjadi
salah satu alternatif solusinya. Kebijakan pada level strategis yang dapat dijadikan usulan, salah satunya
dengan mengajukan alternatif moda transportasi dengan memperhatikan faktor kedinamisan dan
ketidakpastian. Faktor-faktor tersebut dapat diimplementasikan dengan penerapan simulasi model
dinamik. Hasil dari model dinamik yang diusulkan, penurunan biaya transportasi dicapai dengan
pemilihan dan penentuan jumlah dari setiap alternatif moda transportasi yang diusulkan pada setiap
level pada elemen sistem yang telah didefinisikan.
Kata kunci : model dinamik; biaya transportasi; pengadaan crude palm oil
Abstrct
The economic crisis in Europe makes the price of commodities such as Crude palm Oil (CPO) declined.
On the other hand, the operating cost of the CPO production increased 9.8% due to high transportation
costs. From the point of view of supply chain management systems assessment, loss on declining prices
coupled with the high transportation costs will be more detrimental to PT. XYZ. In an effort to reduce
the loss, transportation cost of procurement cycle can be an alternative solution. The strategic level
policy that can be proposed, is proposing an alternative mode of transportation were attentive to
dynamics and uncertainty factors. The factors can be implemented by the application of dynamic
simulation models. Results of the proposed dynamic model, reduced transportation costs achieved by
the selection and determination of the amount of each proposed alternative transportation modes at
each level of the system elements has been defined.
Keywords : dynamic models; transportation cost; procurement of crude palm oil
Pendahuluan
Rantai pasok adalah suatu rangkaian sistem secara menyeluruh yang pada akhirnya akan
terintegrasi yang terdiri dari pemasok, pabrikan, meminimalkan biaya pada masing-masing entitas
transporter, gudang, pengecer dan konsumen. Setiap yang menjadi anggota rantai pasok dalam jangka
elemen rantai pasok baik secara langsung maupun panjang.
tidak langsung bekontribusi terhadap pemenuhan PT. XYZ merupakan perusahaan agribisnis
kebutuhan konsumen. Pemenuhan kebutuhan terintegrasi yang selalu berkembang di pasar nasional
konsumen oleh setiap perusahaan dalam rantai pasok maupun internasional. Perusahaan agribisnis ini
meliputi fungsi fungsi pengembangan produk, mempunyai dua sektor yang menjadi fokus dari
pemasaran, produksi, distribusi, keuangan dan bisnisnya, yaitu sektor perkebunan dan sektor
pelayanan konsumen (Copra and Meindl, 2007). pengolahan hasil kebun. Produk pada sektor
Dengan memandang masalah dari sudut pandang pengolahan hasil kebun yang dihasilkan salah satunya
rantai pasok, minimisasi biaya tidak lagi diukur adalah minyak goreng sawit, sedangkan produk dari
berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen sektor perkebunan yang dihasilkan perusahaan salah
rantai pasok, tetapi dilakukan satunya adalah crude palm oil (CPO) yang dihasilkan
dari tandan buah segar (TBS) pohon kelapa sawit.
Sebagian besar aset atas pengelolaan sektor
*) perkebunan perusahaan dikelola oleh anak
Penulis Korespondensi.
E-mail: nur.atikah34@gmail.com, sutopo@uns.ac.id perusahaan PT. XYZ yaitu PT. ABC. PT. ABC
menjual secara internal CPO kepada sektor
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 125
pengolahan hasil perkebunan PT. XYZ. Namun pada pada daerah sumatera dan untuk di pulau jawa 13,8
tahun 2012 penjualan CPO internal menurun sebesar ton dan 20,7 ton, sedangkan untuk transportasi laut
15% karena sektor pengolahan hasil perkebunan yang dapat digunakan dalam pendistribusian CPO
melakukan pembelian CPO eksternal yang lebih dalam negeri adalah kapal tanker dan tongkang.
murah biaya transportasinya (PT. XYZ, 2012). Dalam mengusulkan kebijakan strategis maupun
Menurut PT. ABC (2012) adanya krisis operasional dari sistem penggunaan moda
ekonomi di Eropa membuat harga komoditas CPO transportasi yang efisien, faktor kedinamisan dan
menurun. Namun beban biaya operasi dari divisi ketidakpastian harus dipertimbangkan. Hal tersebut
penghasil CPO ini meningkat 9,8%. Peningkatan dikarenakan investasi terhadap pengadaan moda
tersebut disebabkan terutama karena biaya transportasi bernilai cukup besar dan harus
transportasi yang tinggi. Menurut Ballou (2014), mempertimbangkan ketersediaan pasokan ataupun
transportasi mengambil porsi sepertiga sampai dua adanya permintaan yang berfluktuasi agar
pertiga dari biaya logistik, sementara itu menurut transportasi yang tersedia efisien. Ketersediaan moda
Chopra dan Meindl (2007), logistik memegang transportasi yang optimum akan dapat menekan
peranan sekitar 21 % dari seluruh biaya dalam kerugian akibat penimbunan CPO yang terlalu
perusahaan manufaktur. Sejalan dengan itu, menurut banyak ataupun keterlambatan pelayanan pengiriman
KPPU (2009) harga minyak goreng masih tergolong yang akan menghilangkan adanya kesempatan
cukup mahal di pasar dalam negeri. Kendala yang penjualan. Oleh karena adanya kebutuhan tersebut
dihadapi perusahaan dilansir karena mahalnya biaya dibutuhkan pendekatan yang harus diputuskan secara
transportasi pengadaan CPO oleh pihak pabrik berkelanjutan dengan penerapan model dinamik.
minyak goreng. Perancangan model yang dibuat bermaksud untuk
Dipandang dari sistem kajian manajemen sistem memahami dan menggambarkan sistem nyata, yang
rantai pasok, kerugian atas menurunnya harga darinya dapat di evaluasi kinerja sistem transportasi
ditambah dengan tingginya biaya transportasi akan perusahaan dan dapat diusulkan pengembangan
merugikan PT. XYZ. Hal-hal tersebut cukup skenario dari model yang ada (Yulfan, 2011).
membuktikan bahwa PT. XYZ mempunyai tingkat Oleh karenanya, untuk meminimasi biaya
kepentingan yang tinggi untuk menurunkan biaya transpotasi dari rantai pasok PT. XYZ
transportasi pengadaan bahan CPO ke pabrik minyak dikembangkannya pendekatan dengan model
goreng dalam upaya meminimasi biaya operasi dinamik, khusunya pada proses penentuan dan
PT.XYZ secara keseluruhan. pengalokasian moda transportasi CPO pada sistem
Kebijakan pada level strategis yang dapat pengadaan bahan pabrik minyak goreng.
diambil untuk meminimasi biaya transportasi salah
satunya dengan mengajukan alternatif moda berbeda STUDI LITERATUR
[6]. Dalam proses pengadaan bahan di PT.XYZ, CPO Sistem dinamik adalah model simulasi berbasis
yang berasal dari pabrik PT. ABC dikirim dengan komputer yang dikembangkan di Massachusetts
dua tipe moda transportasi yang berbeda menuju Institute of Technology pada tahun 1950-an sebagai
pabrik minyak goreng PT. XYZ yang berada di pulau alat untuk menganalisis suatu masalah yang
Jawa. Dua tipe moda tersebut adalah transportasi kompleks. Sistem dinamik sangat erat kaitannya
darat dengan truk tangki CPO dan transportasi laut dengan cara berpikir berbasis pada sistem (systems
dengan kapal tongkang yang dilengkapi dengan thinking) (Software, 2003). Cara berpikir tersebut
kapal tunda (PT. XYZ, 2012). memandang setiap masalah sebagai sebuah sistem,
Alternatif jenis moda yang dapat diusulkan yaitu keseluruhan interaksi antar unsur-unsur dari
dalam penghantaran CPO antara lain dengan truk sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang
tangki, saluran pipa, kereta api pada jalur darat, dan bekerja mencapai suatu tujuan tertentu (Tasrif, 2005).
jenis dan kapasitas muatan kapal yang berbeda untuk Suatu sistem dinamik juga memperhatikan
transportasi laut. Namun penerapan moda transportasi perubahaan atas suatu posisi atau status yang dapat
melalui pipa dilihat belum dapat terealisasi karena berubah seiring berjalannya waktu dengan
jauhnya jarak tempuh antara pabrik dengan menggunakan suatu simulasi dengan model sistem
pelabuhan. Selain itu transportasi CPO menggunakan dinamik seorang peneliti dapat mengamati perubahan
moda kereta api juga belum dapat terealisasi suatu pola kebiasaan atas suatu sistem. Berikut ini
dikarenakan infrastruktur yang kurang memadai pada adalah unsur-unsur yang menyusun suatu sistem
jalur yang ingin ditempuh. Maka alternatif moda dinamik (Yulfan, 2011) :
transportasi yang dapat diberikan hanya dengan Feedback loops: elemen struktural utama dari
menambah variasi kapasitas ataupun jenis dari suatu sistem. Ada dua jenis feedback yakni positif
penggunaan moda yang telah digunakan. dan negatif.
Dalam membangun alternatif moda transportasi Variabel level dan rate: variabel ini merupkan
usulan, jenis moda yang digunakan mengacu pada elemen fundamental dari loop. Level adalah
penelitian Aryawan,dkk (2010). Dari penelitian kondisi dari akumulasi suatu sistem pada waktu
tersebut diusulkan moda transportasi darat dengan tertentu, sedangkan rate/flow adalah aliran
kapasitas truk tangki sebesar 8,6 ton dan 13,8 ton
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 126
(masukan dan keluaran) yang mengatur 'kuantitas' kemudian dari pabrik TBS ke pabrik CPO (sub2) dan
dalam level. selanjutnya dari pabrik CPO ke pabrik minyak
Variabel constant: dalam powersim menurut goreng (sub3) (gambar 1). Pengelompokan elemen
Davidson (2000) constant merupakan suatu rantai nilai dari sisi pemasok dikelompokan
variabel bernilai tetap yang dapat mempengaruhi berdasarkan kabupaten dan wilayahnya.
suatu rate. Biaya transportasi yang dihitung hanya pada tahap
pengiriman CPO dari pabrik CPO ke pabrik minyak
METODOLOGI PENELITIAN goreng. Biaya tersebut antara lain biaya pengiriman
Metodologi sistem dinamik yang diterapkan dari tangki penampungan di masing-masing
dalam mengembangkan sistem diawali dengan kabupaten ke tangki di pelabuhan I, biaya transportasi
identifikasi sistem nyata, formulasi model dan laut dari pelabuhan I ke pelabuhan II, serta biaya
simulasi sistem nyata dan usulan, analisis kebijakan transportasi darat dari pelabuhan II ke pabrik minyak
sistem nyata dengan sistem usulan. goreng. Dalam menentukan minimum biaya
Simulasi sistem yang dikembangkan transportasi, variabel keputusan yang digunakan
didasarkan pada kebijakan pemilihan dan adalah pemilihan jenis moda dan pengalokasian
pengalokasian penggunaan moda transportasi untuk jumlah armada dari setiap jenis moda transportasi
mengangkut CPO menggunakan software Powersim terpilih yang dapat menghasilkan biaya minimum
Studio Academic 2005. Dari simulasi sistem yang yang mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
dibangun kemudian dilakukan perhitungan biaya Faktor-faktor tersebut antara lain minimum sisa CPO
transportasi yang minimum dari penggunaan moda yang ada ditangki pelabuhan maupun tangki kapal
yang optimal. serta minimum lost sale atas demand yang terjadi.
Data masukan dalam simulasi terdiri dari luas
Identifikasi Sistem Nyata lahan perkebunan, kapasitas produksi CPO, jarak
Sistem nyata dari PT. XYZ memiliki rantai tempuh, biaya per-km dan kapasitas moda. Berikut
pasok yang kompleks dan mempunyai banyak entitas tabel 1 merupakan luas lahan dan kapasitas produksi
yang menyusunnya. Untuk mengurangi bias karena supplier CPO (PT. ABC, 2012), tabel 2 serta tabel 3
kompleksnya sistem nyata, penelitian ini berfokus merupakan deskripsi moda transportasi nyata (PT.
hanya pada sistem distribusi dari proses pengadaan XYZ, 2012) dan usulan. Biaya per-km yang
bahan CPO dari PT. ABC sebagai bahan dasar digunakan sebagai dasar perhitungan biaya
minyak goreng dari pabrik PT. XYZ. transportasi merupakan hasil dari pengolahan data,
Identifikasi sistem nyata diawali dengan dengan biaya untuk moda transportasi laut dan darat
mendefinisikan supplier, kapasitas supplier dan mengacu pada penelitian Aryawan, dkk. (2010)
tahapan pendistribusian hingga bahan sampai ke Tabel 4 adalah jarak tempuh moda transportasi yang
pabrik. Proses pengadaan bahan pada model yang dihitung dengan menghitung jarak maksimal antar
dibangun berawal dari produsen TBS yaitu wilayah dengan menggunakan bantuan software
perkebunan kelapa sawit ke pabrik TBS (sub1), googlemaps.
Gambar 1 Pemetaan elemen sistem rantai pasok pada proses pengaadaan bahan CPO
Tabel 1 Luas lahan dan kapasitas produksi supplier CPO [3]
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 127
Kapasitas produksi CPO
Kabupaten Kode Lahan Kode Pabrik
Total Lahan (Ha) (ton/bln)
PKS1 9548,6 CPO1 12000
PKS2 9548,6 CPO2 12000
1
PKS3 1599,4 CPO3 2000
PKS4 3174,9 CPO4 4000
2 PKS5 41774,9 CPO5 8000
3 PKS6 8951,8 CPO6 4000
Formulasi dan model sistem dinamik dua tahap pertama tahap penyusunan sistem nyata
Model suatu sistem dinamik transportasi mampu dan tahap yang kedua pembangunan model usulan.
mensimulasikan perilaku sistem trasnportasi CPO Model dinamik sistem nyata maupun usulan
dan dapat meramalkan suatu kebutuhan untuk waktu digambarkan didalam tiga subsistem besar seperti
yang akan datang (Widodo dkk, 2010). Kebutuhan dalam pemetaan elemen sistem yang terbagi atas tiga
yang dimaksud dalam sistem yang telah dibangun level.
adalah kebutuhan armada transportasi yang optimal Subsistem pertama mendefinisikan proses
perbulannya. Model sistem dinamik dibuat dengan perhitungan biaya transportasi dari masing-masing
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 128
kabupaten hingga ke pelabuhan Boom Baru. Sistem II. Input dari sub sistem ini adalah total kapasitas
ini terdiri dari perhitungan hasil TBS dari lahan yang dikirim dari tiga kabupaten dari subsistem
perkebunan, yang dilanjutkan dengan perhitungan pertama. Berikut adalah penggambaran subsistem
hasil produksi CPO/bln dengan mempertimbangkan kedua yaitu pada tabel 6 formulasi model, gambar 4
kapasitas produksi. Proses selanjutnya dilakukan dan 5 sistem dinamik nyata dan usulan dari biaya
proses pengiriman dari pabrik ke tangki pusat transportasi laut.
dimasing-masing kabupaten, dan dilanjutkan proses Subsistem ketiga mendefinisikan perhitungan
pengiriman CPO ke pelabuhan dengan biaya trasnportasi darat dari pelabuhan II ke pabrik
memperhatikan moda yang digunakan. Keluaran dari minyak goreng PT. XYZ. Input dari sistem ini adalah
subsistem ini adalah biaya transportasi truk dari kapasitas yang dikirim dari Pelabuhan I. Berikut
tangki penampungan ke pelabuhan I. Berikut adalah adalah penggambaran subsistem ketiga yaitu pada
contoh penggambaran subsistem pertama tabel 7 formulasi model dan gambar 6 dan 7 sistem
dikabupaten 3 dengan tabel 5 formulasi model, dinamik nyata dan usulan dari biaya moda
gambar 2 dan 3 sistem dinamik nyata dan usulan. transportasi darat.
Subsistem kedua mendefinisikan perhitungan
biaya transportasi laut dari pelabuhan I ke pelabuhan
LAHAN KE PKS 6
Gambar 1. Simulasi dari sub1 hingga sub3-tahap 1 pada sistem nyata dikabupaten 3
J@TI Undip, Vol IX, No 2, Mei 2014 129
Total Mod1 di KAB3 Biaya per km mod2
LAHAN KE PKS 6
Gambar 2. Simulasi dari sub1 hingga sub3-tahap 1 pada sistem usulan dikabupaten 3
Kapasitas L2
Total L2 di pelabuhan I
lost sale Biaya per km L2
DEMAND
kapasitas yg dikirim
dr KAB1
lost sale
minimasi transport Pel I
kapasitas yg dikirim
CPO tersedia di dari PelabuhanI Jarak PelabuhanI ke
Kapasitas yg dikirim PelabuhanI PelabuhanII
Biaya per km L1
dr KAB2
kapasitas yg dikirim Biaya per km L2
dr KAB1
kapasitas yg dikirim
2 ton/bln 'CPO tersedia di Pelabuhan II'
dr pelabuhan II
Total T1 di
Pelabuhan II
kapasitas yg dikirim minimasi transport
dari Pelabuhan I Jarak Pelabuhan II ke
di Pelabuhan II Pabrik
Kapasitas T1
CPO tersedia di Kapasitas yg dikirim Biaya TRUK ke
Pelabuhan II dr Pelabuhan I PABRIK
Biaya per km T1
minimasi transport
kapal
Kapasitas T2
Supplai CPO3
PKS 3 RATE TON 3Dikirim ke tangki Jarak KAB2 ke PelabuhanI
Supplai CPO1 Supplai CPO5
CPO per bln KAB1 produktivitas TBS Sisa ditangki KAB2 Biaya truk di KAB2
PKS 1 RATE TON 1Dikirim ke tangki PKS 5 RATE TON Dikirim ke tangki Kapasitas yg dikirim
per ha dr KAB2
CPO per bln KAB1 CPO per bln KAB2
produktivitas TBS
sisa TBS 4 per ha
produktivitas TBS per
prod 3 TBS ton per bln kapasitas2 mod2
ha kapasitas2 mod1
prod 5 TBS ton per bln
LAHAN KE PKS 3
sisa TBS 5 TOTAL LAHAN DI
prod 1 TBS ton per bln LAHAN KE PKS 5
KABUPATEN 1
TOTAL LAHAN DI LAHAN KE PKS 1 Biaya per km mod2
KABUPATEN 1
Total Mod1 di KAB3 Biaya truk di KAB3
sisa TBS 4
Sisa TBS yang tidak diolah kapasitas CPO4 per bln kapasitas CPO6 per bln
kapasitas CPO2 per bln Total Mod2 di KAB3
sisa TBS 6
2Dikirim ke tangki
KAB1 Biaya truk di KAB2 Biaya truk ke
sisa di tangki KAB1
kapasitas yg dikirim PelabuhanI
dr KAB1 Biaya truk di KAB1
Ton CPO di Tangki KAB1
Jarak KAB1 ke PelabuhanI
Biaya truk di KAB3
3Dikirim ke tangki KAB1
Kapasitas L2
Total T1 di Pel II
Total L1 di Kapasitas T2
PelabuhanI
Kapasitas L1 TOTAL BTRANSPORT
kapasitas yg dikirim Total T2 di Pel II
lost sale Total L2 di dari PelabuhanI Kapasitas T1
PelabuhanI Biaya truk ke PelabuhanI
minimasi transport Biaya TRUK ke
Tot lost sale
di Pel II PABRIK
BIAYA TRANSPORT
Sisa di tangki pelabuhan minimasi transport Pel I
DEMAND Biaya kapal Biaya kapal
Kapasitas yg dikirim
dr KAB3 Total Biaya TRUK
Sisa di tangki kapal
Biaya per km T1
Total Biaya kapal CPO tersedia di Kapasitas yg dikirim
PelabuhanII dr PelabuhanII
Kapasitas yg dikirim CPO tersedia di minimasi transport Biaya TRUK ke PABRIK
kapasitas yg dikirim
dr KAB2 PelabuhanI Biaya per km L1 Jarak PelabuhanI ke Pel I Jarak Pel II ke
dari PelabuhanI PelabuhanII
kapasitas yg dikirim Pabrik
dr KAB1 Biaya per km L2 Biaya per km T2