Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan salah satu program unggulan

Presiden Jokowi dalam kampanye politiknya untuk mencalonkan diri menjadi

Presiden Republik Indonesia yang di luncurkan untuk mempercepat pemberian

jaminan kesehatan pada masyarakat. Dengan kartu ini dimaksudkan untuk

menyempurnakan program Jaminan Kesehatan Sosial (JKN) yang digulirkan

pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika JKN hanya dapat

digunakan untuk pengobatan, maka KIS memiliki kelebihan karena dapat

digunakan untuk pencegahan dan pengobatan. Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah

diberikan secara sibolis kepada ratusan masyarakat penerima di Kota

Subulussalam.

Dengan banyaknya masyarakat miskin di Subulussalam sangat

mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, mereka tidak mampu

mendapatkan akses pelayanan yang didapatkan sehingga membuat kalangan

masyarakat terutama golongan menengah kebawah tidak bisa menerima

pengobatan secara maksimal. Tingginya tingkat kemiskinan di Desa Badar

Kecamatan Runding Kota Subulussalam,mendorong pemerintah mengeluarkan

kebijakan untuk program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Undang-undang yang mendorong diterbitkannya Kartu Indonesia Sehat

(KIS), yaitu Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) dan Undang-undang No.24 tahun 2011 tentang Badan

1
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kartu Indonesia Sehat (KIS)

merupakan perluasan dari masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam

penerima Bantuan Iuran (PBI). Menurut Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal

34 ayat (1) yang menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak telantar

dipelihara Negara. Dalam hal ini, BPJS Kesehatan adalah badan yang

menyelenggarakan, sedangkan Kartu Indosesia Sehat (KIS) adalah programnya

sehingga Kartu Indonesia Sehat (KIS) dasar hukumnya adalah undang-undang

BPJS Kesehatan dan undang-undang DSJN. Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan

menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu yang belum tercatat

dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk mendapatkan manfaat pelayanan

kesehatan.

Cara penggunaanya sendiri dapat menggunakan fungsi Kartu Indonesia

Sehat (KIS) ini disetiap fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut.

Kartu ini sendiri merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan

yaitu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.Sama-sama

sebagai program fasilitas kesehatan dari negara, ternyata Kartu Indonesia Sehat

(KIS) dan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memang

memiliki perbedaan.Perbedaan utamanya nampak dengan jelas pada sasaran atau

orang yang menerimanya.Jika Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)

merupakan sebuah program yang anggotanya harus mendaftar dan membayar

iuran, maka Kartu Indonesia Sehat (KIS) anggotanya diambil dari masyarakat

yang tidak mampu dan pemberian kartunya ditetapkan oleh pemerintah serta

pembayaran iuarannya ditanggung oleh pemerintah.

2
Tujuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang menjadi program Presiden

Jokowi ada dua hal yaitu :

1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan membangun system yang dimulai


dengan perbaikan data penduduk, terutama menyangkut masyarakat
miskin.
2. Melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), akan ada kebijakan politik
anggaran untuk kesehatan.
Sehubungan dengan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis

merasa tertarik untuk mengangkat judul skripsi yaitu Pengaruh Program Kartu

Indonesia Sehat (KIS) Terhadap Kesehatan Masyarakat di Desa Badar

Kecamatan Runding Kota Subulussalam.

1.2. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Banyak masyarakat yang memiliki kesehatan rendah sehingga

pemerintah membuat program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Penyebab pemerintah membuat program Kartu Indonesia Sehat (KIS)

1.3. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan batasan-

batasan pembahan masalah yaitu

1. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai pengaruh program

Kartu Indonesia Sehat (KIS) terhadap kesehatan masyarakat.

2. Penelitian dilakukan di kantor Camat Runding Kota Subulusslam.

3. Tahun dilakukan penelitian ini adalah 2017.

3
1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai

berikut Bagaimana pengaruh program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Terhadap

Kesehatan untuk masyarakat di Kota Subulussalam?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk meneliti pengaruh program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Menganalisis tentang apakah masyarakat tahu apa itu Kartu Indonesia

Sehat (KIS).

3. Memperoleh informasi dan data karakteristik demografik responden

penelitian, yang meliputi jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan status

material.

4. Mendapatkan derajat gelar Sarjana ( starata -1)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Memberikan masukan bagi masyarkat untuk menanamkan sadar dalam

meningkatkan kesehatannya.

2. Dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan

pengetahuan praktis bagi yang berkaitan dengan masyarakat.

3. mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi program

Kartu Indonesia Sehat (KIS).

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah kartu yang memberikan jaminan pada

pemegangnya untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang

dilaksanakan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pemerintah

mengeluarkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) terhadap masyarakat dan

dapat digunakan di klinik, puskesmas atau rumah sakit. Setiap masyarakat yang

kurang mampu atau belum mendapatkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) berhak

untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan mendapatkan Kartu Indonesia Sehat

(KIS) agar dapat menggunakannya di puskesmas terdekat dan rumah sakit.

Dalam penyelenggaraan program Jaminan Sosial harus melibatkan

pemerintah daerah, hal ini juga untuk dapat mempengaruhi ketentuan UU.No. 32

tahun 2004. Keterlibatan pemerintah daerah diperlukan untuk menjamin

penyelenggaraan program jaminan sosial bagi penduduk di daerah terkait agar

sesuai dengan ketentuan UU No. 40 tahun 2004, tetapi juga unruk memenuhi UU

No. 32 tahun 2004. Hal ini akan diatur dala peraturan pemerintah yang akan

diterbitkan untuk penyelenggaraan program jamminan sosial.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional.Dengan rahmat Tuhan yang Masa Esa Presiden

Republik Indonesia menimbang :

5
Bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya

masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Bahwa untuk

memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara mengembangkan Sistem

Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk

Undang-undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

2.1.2 Fungsi Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Untuk meringankan beban masyarakat miskin terhadap kesehatan. KIS

akan diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan

untuk meringankan beban masyarakat miskin terhadap kesehatan. Kartu ini

sendiri dapat memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini

juga memberikan jaminan bahwa pelayanan oleh fasilitas kesehatan tidak

membedakan peserta berdasarkan status sosial.

Perbedaan lain dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dan

Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah :

1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan jaminan kesehatan yang

diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mampu, sedangkan BPJS yaitu

sebuah badan atau lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola

jaminan kesehatan tersebut.

2. Kartu Indonesia Sehat (KIS) hanya diperuntukan bagi seseorang yang

dimana kondisi ekonominya sangat lemah, sedangkan BPJS merupakan

jaminan kesehatan yang diwajibkan bagi setiap warga Negara Indonesia

6
baik yang mampu atau pun tidak mampu, iuarannya ditanggung oleh

pemerintah.

3. Pemakaian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat dilakukan dmana saja, baik

di klinik, pskesmas atau dirumah sakit mana pun yang ada di Indonesia.

Sedangkan BPJS hanya berlaku di klinik atau puskesmas yang telah

didaftarkan saja.

4. Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat digunakan tidak hanya untuk

pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk melakukan

pencegahan sedangkan BPJS hanya dapat digunakan jika kondisi

kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus dirawat.

5. Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disubdisi oleh pemerintah, masyarakat

cukup mendaftar tanpa mengeluarkan biaya. Sebagai kartu jaminan

kesehatan, ketika mendaftar kartu JKN yang dikelola BPJS terdapat biaya

yang harus dibayarkan setiap bulannya.

2.1.3 Syarat untuk mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Seiring berjalannya waktu sampai saatnya Kartu Indonesia Sehat (KIS)

sekarang di kelola oleh BPJS. Jadi untuk mendaftarkan Kartu Indonesia Sehat

(KIS) bisa melalui kantor BPJS dengan syarat-syarat tertentu. Setelah ini para

pengguna Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak hanya dari golongan yang tidak

mampu, tetapi semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan kartu ini. Adapun

syarat-syarat untuk mendapatkan kartu KIS yaitu :

1. Hanya memerlukan data Kartu Keluarga (KK) data KTP beserta pas photo

masing-masing individu yang terdaftar dalam satu Kartu Keluarga (KK).

2. Foto copy rekening Bank, atau nomor rekening Bank BRI/Mandiri/BNI.

7
2.2 Pengertian Kesehatan Masyarakat

Kesehatan merupakan keadaan atau kondisi tubuh tang tidak lemah, fit,

bugar, dan tidak ada gejala bentuk aktivitas .Kesehatan masyarakat juga terdapat

kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah

penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk

(masyarakat).Ketiga tujuan tersebut sudah saling berkaitan dan mepunyai

pengertian yang luas.Kesehatan masyarakat adalah untuk mencegah penyakit,

memperpanjang masa hidup, memelihara jasmani dan rohani dengan jalan saha

masyarakat yang terorganisi ntuk penyehatan lingkungan, pemberantasan

penyakit menular, pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip kesehatan

perorangan.

Undang-undang No.23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera

dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 Kesehatan sebagai ketahanan

jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah

SWT yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara

serta mengembangkannya.

Menurut Dian Mohammad Anwar (20/11/2016) dari Foskos Kesweis


(Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian
kesehatan dalam islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam
kata afiat. Konsep sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati
tak jarang hanya disebut dengan salah satunya , karena masing-masing kata
tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut.
Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya

anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptanya. Kesehatan bersifat

8
menyeluruh dan menganndung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing

aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut :

1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh

sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak

tammpak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami

gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni pikiran,

emosional, dan jalan pikiran.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas

dari hanya berurusan sanitasi,teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu

kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983

Kesehatan sebagai ketahanan jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial yang dimiliki

manusia sebagai karunia Allah SWT yang wajib disyukuri dengan mengamalkan

tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.

Prinsip-prinsip kesehatan masyarakat agar dapat terlaksana dengan baik

ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu :

1. Usaha kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan pencegahan

(preventif) dari pada pengobatan (kuratif).

2. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-cara

yang ringan biaya dan berhasil.

3. Melaksanakan kegiatannya lebih menitikberatkan kepada masyarakat.

4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang

diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir.

9
5. Lebih mengutamakan masalah kesehatan masyarakat.

Tujuan kesehatan masyarakat secara umum adalah untuk terciptanya

keadaan lingkungan yang sehat, terberantasnya penyakit menular, meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perseorangan,

tersedianya berbagai usaha kesehatan yang dibutuhkan masyarakat yang

terorganisir dan terlibatnya badan-badan kemasyarakatan dalam usaha kesehatan.

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarkat

Kesehatan merupakan sejahteranya seseorang dari segi badan atau fisik,

mental dan sosial sehingga ia dapat hidup sehat dengan sejahtera baik di

lingkungan sosial maupun secara ekonomis. Blum (1974) mengatakan bahwa

ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat seperti fisik, sosial,

budaya, ekonomi. Agar lebih jelas penulis akan memaparkan pengertian dari 4

faktor tersebut yaitu :

1. Fisik

Menurut Sugiyanto (1996:221) kemampuan fisik adalah kemampuan

memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan

fisik sangat mendukung mengembangkan aktifitas fsikomotor. Gerakan yang

terampil dapatdilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai.

Sedangkan menurut Mochhamad Sajoto (1995:89) kondisi fisik adalah

satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu

saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa dalam usaha

peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus berkembang.

2. Sosial

10
Menurut Elly (2011:61) berpendapat bahwa ada dua hal yang berkaitan

dengan tindakan manusia dalam realitas sosial yaitu :

(1) Tindakan tersebut merupakan respon atas tindakan orang lain.

(2) Tindakan manusia yang menimbulkan respon dari pihak lain.

Sedangkan menurut Soekanto (2006:65) kontak sosial dan komunikasi

merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Namun seseorang dapat melakukan

komunikasi yang melibatkan aksi atau reaksi dengan berbicara tanpa menyentuh

fisik.

3. Budaya

Menurut Ki Hajar Dewantara yang memaparkan bahwa budaya adalah

hasil perjuangan masyarakat terhadap alam dan zaman membuktikan

kemakmuran dan kejayaan hidup masyarakat dalam menyikapi atau menghadapi

kesulitan dan rintangan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di

hidupnya.

Sedangkan menurut E.B Taylor dalam Soekanto (1996:55) memberikan

defenisi mengenai kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-

kemampuan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

4. Ekonomi

Pengertian ekonomi yaitu semua yang menyangkut hal-hal yang

berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga. Tentu yang maksudnya

adalah bukan hanya sekedar rumah tangga pada satu keluarga saja yang terdiri

dari suami, isteri dan anak-anak, akan tetapi juga menyangkut rumah tangga yang

lebih luas. (Ekonomi klasik Adam Smit 1776:4)

11
Menurut Suherman Rosydi ekonomi adalah suatu cabang ilmu

pengetahuan yang berupaya dalam memberikan pengertian dan pengetahuan

mengenai segala gejala yang ada dimasyarakat yang timbul karena adanya

perbuatan manusia dalam segala usahanya untuk segera memenuhi kebutuahan

atau dapat mencapai kemakmuran.

2.2.2 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang

berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, pendidikan,

kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup. Tujuan pembangunan

kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang

optimal berada di tangan seluruh masyarakat.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi

dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum,

antara lain :

Melakukan korelasi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada

keshatatan dan kesejahteraan hidup manusia. Melakukan usaha pencegahan

dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan

dan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. Melakukan kerja sama

dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah

serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah

penyakit menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha

perbaikan atau pengeendalian terhadap linkungan hidup manusia, yang

12
diantaranya berupa menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi

persyaratan kesehatan. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar

dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Pencemaran udara akibat sisa

pembakaran hutan dan gas beracun yang berbhaya bagi kesehatan dan makhluk

hidup lainnya.

2.3 Kerangka Pemikian

Dalam penelitian ilmiah, kerangka pemikiran sangat dibutuhkan dalam

penelitian, sebab kerangka pemikiran dapat dijadikan landasan berpikir secara

logis dan efektif. Oleh karena itu kerangka pemikiran mutlak diperlukan dalam

suatu penelitian.

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (Sugiyono,2014:112)

mengemukakan bahwa kerngka berpikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan denngan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelskan

secara teoritis peraturan antara variabel yang akan diteliti.

Kerlinger berpendapat, yang dikutip Rahmad yang dikutip Rahmad (2013:

8) kerangka pemikiran adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan

proposisi yang mengemukakan pandangan sistematika tentang gejala yang

menggambarkan realisasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan

gejala tersebut.

Sedangkan menurut Plano (2010 : 266) bahwa : Kerangka pemikiran

dalam ilmu empiris (termasuk ilmu politik pemerintahan), teori mengacu pada

kaitan yang logis pada prangkat profesi yang memastikan adanya hubungan

13
diantara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalakan kedua-

duanya. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Dimulai dari kantor Camat Runding kota Subulussalam yang melakukan

suatu kegiatan pembuatan KIS ( Kartu Indonesia Sehat ), yang menjadi pengguna

atau pemakai kartu tersebut adalah Masyarakat. Tujuan dari pembuatan KIS (

Kartu Indonesia Sehat ) adalah agar terjaminnya kesehatan Masyarakat. Akibat

terjaminnya kesehatan masyarakat maka akan menimbulkan Generasi semakin

cerdas, Taraf hidup akan meningkat dan menurunnya angka kematian.

KANTOR CAMAT
RUNDING

PEMBUATAN TERJAMIN KESEHATAN


KIS MASYARAKAT

GENERASI
MASYARAKAT SEMAKIN CERDAS
TARAF HIDUP
MENINGKAT
ANGKA
KEMATIAN
MENURUN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif, penelitian

ini menunjukkan pengaruh program Kartu Indonesia Sehat (KIS) terhadap

kesehatan masyarakat. Data kuantitatif dalam peneltian ini mengenai gambaran

umum tentang pengaruh program Kartu Indonesia Sehat (KIS) terhadap

kesehatan masyarakat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Badar Kecamatan Runding Kota

Subulussalam. waktu penelitian adalah waktu atau tahapan yang dilakukan dalam

menyelesaikan penelitian. Adapun jadwal yang telah direncanakan peneliti untuk

menyelitikan penelitian ini adalah bulan Februari 2017 sampai dengan Maret

2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Prof. Dr. Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Arikunto (2006:130) menyatakan populasi adalah

keseluruhan subyek-subyek penelitian. Apabila penelitian ini ingin meneliti

semua subyek yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

15
penelitian populasi. Penelitian ini hanya dapat dilakukan bagi terhingga dan

subyeknya tidak terlalu banyak. Sesuai dengan judul penelitian, maka sasaran

dari keseluruhan obyek yang akan dikaji adalah Masyarakat yang menggunakan

Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kantor Camat Runding Kota Subulussalam yang

terdiri dari 170 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut prof Dr. Sugiono Sampel adalah sebagian dari populasi itu.

Sedangkan menurut Arikunto (1998:117) Menyatakan bahwa Sampel penelitian

dapat diambil 20-25% atau 30-35 atau lebih. Tetapi jika populasinya kurang dari

100 sebaiknya diambil semua. Karena populasi berjumlah 120 orang maka

peneliti mengambil sampel 20% dari populasi. Sehingga sampel berjumlah 24

orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dibutuhkan adalah yang

berupa pembuatan program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Untuk mengetahui

seberapa besar Pengaruh Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini terhadap

kesehatan masyarakat, maka teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan

menggunakan purvose sampling.

Menurut Nasution (2005:32) bahwa purvose sampling adalah Suatu

penarikan sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih

betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.

Dalam melakukan pengumpulan data maupun keterangan yang diperlukan

dalam penulis ini, peneliti menggunakan :

16
1. Penulisan Kepustakaan (Library Research)

Yaitu mempelajari ataupun mengumpulkan data, keterangan dari buku-buku dan

bahan-bahan lainnya untuk memperkuat atau sebagai dasar argumentasi

pendukung terhadap pemikiran-pemikiran yang diajukan peneliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan turun kelapangan untuk mengadakan

pengumpulan data yang berhubungan dengan penulisan proposal ini.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data dengan cara :

1. Teknik observasi partisipasi yaitu peneliti ikut terlibat didalam melakukan

pekerjaan bagian Umum Kantor Camat Daerah Kota Subulussalam

terhadap objek yang diteliti.

2. Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik-teknik

pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.

3.5. Variabel dan Defenisi Oprasional

Dalam penelitian ini penelti mengemukakan 2 (dua) variable yang sangat

menentukan dan saling berhubungan. Kedua variable tersebut adalah :

1. Variable bebas (Indenfendent Variabel) atau diasebut juga dengan

variable yang diselidiki pengaruhnya.

17
2. Variable terkait (Defendant Variabel) atau disebut juga variable yang

ramalan, yakni variable yang diramalkan akan timbul sebagai akibat

pengaruh variabel bebas.

Sedangkan yang menjadi variabel (X) bebasnya ini adalah Pengaruh

Program KIS dengan indikatornya adalah :

1. Apakah mereka yang telah mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS), dapat

segera memperoleh jaminan kesehatan?

2. Apakah prosedur pelayanan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sama dengan

program jaminan kesehatan sebelumnya?

3. Apa perbedaan antara Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS keshatan?

4. Apakah masyarakat miskin sangat terbantu dengan munculnya program

KIS di Subulussalam?

5. Apakah dengan adanya KIS tingkat kesehatan masyarakat bisa lebih

terjamin?

Rincian dari oprasional kedua variabel dapat pula diterangkan dalam

bentuk defenisi oprasional sebagai berikut :

Yang menjadi variabel (Y) terikat dalam penelitian ini adalah kesehatan

dengan indikatornya adalah sebagai berikut :

1. Apakah anak anda sudah bebas dari polio?

2. Apakah anda pernah berkunjung ke Rumah Sakit dan memeriksakan

kesehatan dengan menggunakan KIS?

3. Dengan mencuci tangan sebelum melakukan tindakan adalah cara

mencegah penyakit?

18
4. Membuang sampah pada tempatnya adalah salah satu cara berperilaku

sehat?

5. Apakah dalam sebulan keluarga Anda penrah memeriksakan kesehatan ke

Rumah Sakit terdekat dan lainnya?

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif ini, Analisis data merupakan kegiatan setelah

dari seluruh responden atau sumber data lain yang terkumpul. Kegiatan dalam

analis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

Data yang terkumpul diolah untuk mengetahui angka yang berkaitan dengan

variabel X Program Kartu Indonesia Sehat) dan variabel Y ( Kesehatan

masyarakat). Teknik analisis data yang digunakan adalah :

1. Teknik Korelasi Product Moment

Product moment correlation atau product of the moment correlation

adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali

digunakan. Dikatakan product moment correlation karena koefisien korelasinya

doproleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang

dikorelasikan ( product of the moment ). Teknik product moment correlation

bertujuan untuk mengetahui kuat atau tidaknya pengaruh antara satu variabel

dengan variabel lainnya atau untuk mengetahui kuat atau tidaknya pengaruh

antara variabel X yaitu Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan variabel

Y Kesehatan Masyarakat.

19
Rumus teknik korelasi product moment menurut Sudjono (2010:204) :

Rumus.


=
( 2 )( 2 )

keterangan :

: koefisien korelasi antara variabel x dan y.

X : Nilai yang diperoleh dari variabel x

Y : Nilai yang diperoleh dari variabel y

Tabel 3.1

Pedoman interpretasi nilai korelasi variabel penelitian

Besarnya (r) Product Interpretasi

moment ( )

0,00 - 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 0,40 Korelasi rendah

0,40 0,70 Kuat dan tinggi

0,90 1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi

Sumber : Sugiyono (2013 : 257)

2. Uji signifikan korelasi product moment

Rumus uji signifikan korelasi product moment sugiyono (2012 : 257),

digunakan untuk menguji signifikan pengaruh antara kedua variabel. Dengan

20
demikian perlu dilakukan pengujian terhadap variabel X ( pengaruh Program

Kartu Indonesia Sehat) dengan variabel Y ( Kesehatan Masyarakat ) signifikan

atau tidak. Maka perlu dilakukan uji signifikan dengan rumus :


2
t = 1 2

Keterangan :

t = Tes signifikan

r = Koefisien korelasi product moment

n = Jumlah sampel

3. Uji koefisien determinasi

Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X ( Program Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dengan variabel Y ( Kesehatan Masyarakat ) dapat

dilakukan dengan menghitung koefisien determinasinya. Maka mencari koefisien

determinasinya dilakukan dengan rumus :

D = ( 2 ) x 100%

Keterangan:

D = Koefisien determinan

r = Korelasi antara Variabel x dengan variabel y

21
Daftar Pustaka

Buku

Plano, Jack.c, Kamus Analisa Politik, Rajawali Pers, Jakarta,2010.

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya,


Bandung,2013.

Sulastomo.2008.Sistem Jaminana Sosial Nasional ed.1.PT Raja Grafindo


Persada,Jakarta Kharisma Putra Utama Opset

Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta PT.Rineka Cipta,PT. Asdi


Mahasatya,Jakarta.

Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D


,Bandung.CV.Alfabeta.Bandung

Sugiyono, 2013 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung. Alfabeta

Sugiyono, 2012 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung. Alfabeta

Umar Fahmi Achadi.2004.Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi PT.Raja


Grafindo Persada Jakarta, Kharisma Putra Utama Offset.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang No.23 tahun 1992 Tentang kesehatan

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang BPJS Kesehatan

Internet :

http://kesehatan.kompasiana.com/medis.konsep sehat perspeektif islam. Diunduh


kamis,24 November 2016

Kemenkes.go.id. Diunduh Selasa 1 November 2016

22
Jhondmiduk8.blogspot.co.id.politik. Diunduh Selasa 1 November 2016

Indra Akuntono. Bisnis Keuangan. Kompas.com. Diunduh 1 November 2016

Jazaul Aufa/lgw. Health.Liputan6.com. Diunduh 13 November 2016

23
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................


1.3 Pembatasan Masalah ...........................................................................
1.4 Perumusan Masalah ............................................................................
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................

1.6 Manfaat Penelitian ..............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................

2.1 UraianTeoritis .....................................................................................

2.1.1 Pengertian Kartu Indonesia Sehat (KIS) .................................

2.1.2 Fungsi Kartu Indonesia Sehat (KIS) ........................................

2.1.3 Syarat Untuk Mendapatkan KIS ...............................................

2.2 Pengertian Kesehatan Masyarakat ....................................................

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan ....................................

2.2.2 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek ...................................

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................

24
3.3 Populasi dan Sampel ..........................................................................

3.3.1 Populasi .....................................................................................

3.3.2 Sampel.......................................................................................

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

3.5 Variabel dan Defenisi Oprasional ......................................................

3.6 Teknik Analisis ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

25
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

26

Anda mungkin juga menyukai