Anda di halaman 1dari 25

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. IMUNISASI BCG ( Bacillus Calmette Guerin)

1. Pengertian imunisasi BCG

Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan

tubuh kebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang

dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki

kesempatan untuk menyerang tubuh kita.Dengan imunisasi tubuh kita

akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular

dari kita (Widjaja, 2001).

BCG (Bacillus Calmete Guerin) adalah salah satu dari berbagai

jenis vaksin yang terdapat dalam program pemerintah. Vaksin BCG adalah

vaksin berbentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis

hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

merupakan salah satu dari lima imunisasi dasar yang di programkan oleh

pemerintah.Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) adalah vaksin yang

disuntikkan ke tubuh manusia untuk melindungi manusia (khususnya

anak) dari kemungkinan menderita infeksi TB (tuberkulosis) yang

berat.Misalnya TB selaput otak (meningitis TB), TB tulang, dan TB milier

(menyebar ke seluruh paru dan tubuh).Bayi dan balita adalah yang paling
rentan menderita TB berat. Maka itulah sebabnya imunisasi BCG

diberikan sedini mungkin(Widjaja, 2001).

2. Manfaat imunisasi BCG

Tujuan atau manfaat BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk

mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti:

meningitis TBC dan TBC milier. Ini dikarenakan bayi ataumasih rentan

terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC, akibat

adanya kontak dengan penderita TBC yang ada di sekitarnya, seperti:

orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain sebagainya (Widjaja, 2001).

3. Efek samping BCG

a) Reaksi Normal

Bacteri BCG ditumbuhkan bekerja dengan sangat lambat.

Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah terdapat

penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. setelah 2-3 minggu

kemudian pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi

luka, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau

bila akan ditutup digunakan kasa kering, luka tersebut akan sembuh

dan meninggalkan jaringan perut tengah 3-7mm (Yupi Supartini,

2004).
b) Reaksi Berat

Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses

yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembekakan dikelenjar limfe

pada leher/ketiak.Hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang

terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.

c) Reaksi yang lebih cepat

Jika anak yang sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses

pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti

anak tersebut sudah mendapatkan imunisasi BCG atau kemungkinan

anak tersebut telah terinsfeksi BCG.

4. Jumlah pemberian vaksin BCG

Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang ( booster ). Sebab, vaksin BCG berisi

kuman hidup sehingga antibody yang dihasilkan tinggi. Berbeda dengan

vaksin kuman mati, hingga memerlukan pengulangan. Jumlah pemberian

0,05 mL dengan injeksi intracutan (Yupi Supartini, 2004).

5. Kontraindikasi BCG

a. Tidak diberikan pada mereka yang sedang menderiat penyakit TBC

b. Adanya penyakit berat dan menahun seperti eksim, furunkulosis.


6. Usia Pemberian BCG

Dibawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan

untuk melakukan test Mantoux ( tuberculin )dahulu untuk mengetahui

apakah bayi sudah kemasukankuman Mycrobacterium tuberculosis atau

belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negative (Yupi Supartini,

2004).

7. Tanda Keberhasilan BCG

Idealnya suntikan BCG memang berbekas karena penyuntikannya

dilakukan di kulit ( istilahnya adalah intradermal atau intrakutan ). Setelah

beberapa minggu ( biasanya sekitar 6 minggu ), penyuntikan vaksin BCG

akan menimbulkan bisul di lokasi penyuntikan. Bisul tesebut akan pecah

dan mengeluarkan cairan seperti nanah. Meski begitu, ini bukan berarti

ada infeksi. Bekas suntikan ini akan on and off pecah dan mengeluarkan

cairan lalu akan menutup, kering dan menimbulkan bekas (jaringan parut).

Jaringan parut ini disebut juga keloid. Setelah anak besar, biasanya keloid

semakin menipis dan lama-kelamaan nyaris tidak berbekas (Yupi

Supartini, 2004).

B. IMUNISASI POLIO

1. Pengertian imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah suatu imunisasi yang memberikan

kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio adalah suatu

penyakit radang yang menyerang syaraf yang menyebabkan nyeri otot dan

kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa
menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk

menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Penularan penyakit polio ini

melalui tinja orang yang terinfeksi, percikan ludah penderita, ataupun

makanan dan minuman yang dicemari (Yupi Supartini, 2004).

2. Manfaat imunisasi Polio

Tujuan imunisasi Polio yaitu untuk mencegah anak terjangkit

penyakit polio, yaitu yang menyebabkan anak menderita kelumpuhan pada

kedua kakinya dan otot-otot wajah (Yupi Supartini, 2004).

3. Efek samping imunisasi polio

Pada umumnya pemberian vaksin polio tidak memberikan dampak.

Namun pada sebagian kecil anak yang menerima vaksin polio, dapat

mengalami pusing, diare ringan dan nyeri otot.

4. Jumlah pemberian vaksin polio

Pemberian imunisasi polio bisa dilakukan dengan cara

menyuntikannya atau dengan cara meneteskan vaksin polio ke dalam

mulut, mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Untuk saat ini cara yang

paling banyak digunakan adalah dengan cara tetes ke mulut yaitu dengan

dosis 2 tetes pemberian vaksin (Yupi Supartini, 2004).

5. Kontraindikasi

a. Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau tinggal serumah dengan

pasien yang memiliki kekebalanm tubuh yang rendah misalnya :

penyakit steroid, kanker dan kemoterapi.

b. Muntah atau diare berat pemberian faksin di tunda


c. Inveksi HIV atau kontak langsung dengan HIV serumah

d. Ada alergi terhadap neomisin, streptomisin, polimiksin-B

e. Demam > 38,5 C pemeberian vaksin di tunda

6. Usia pemberian

Polio I dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi BCG yaitu saat bayi

berusia kurang dari 2 bulan

C. Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian / tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang

berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi(Yupi Supartini, 2004).

2. Langkah-Langkah

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang

berurutan, yang dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Adapun langkah-langkah adalah :


a. Langkah I (Pengumpulan Data)

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan

klien secara keseluruhandan lengkap, yaitu data utama (misalnya,

riwayat persalinan), data subyektif yang diperoleh dari anamnesis

(misalnya, keluhan pasien), dan data obyektif dari pemeriksaan fisik

(misalnya, tekanan darah) diperoleh melalui serangkaian upaya

sitematik dan terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat

membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada

akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat(Yupi Supartini, 2004).

b. Langkah II (Interpretasi Data)

Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan melakukan analisis

untuk mendukung alur alogaritma diagnosis.Untuk membuat diagnosis

dan identifikasi masalah , diperlukan data yag lengkap dan akurat,

kemampuan untuk menginterpretasi/analisis data.

c. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan.

d. Langkah IV (Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan Segera)
Identifikasi masalah yang membutuhkan tindakan segera Menetapkan

kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga.

Kesehatan lain serta rujukan berdasrkan kondisi klien.

e. Langkah V (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh)

Merencanakan Asuhan menyeluruh. Menyusun rencana asuhan secara

menyeluruh dengan tepat dan rasional. Berdasarkan keputusan yang

dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. Merumuskan rencana

asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

f. Langkah VI (Tindakan/Implementasi)

Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman. Perencanaan ini

dapat dilakukan seluruhna oleh bidan atau sebagian oleh klien/anggota

tim kesehatan lain. Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan

dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,

keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien

adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan.

g. Langkah VII (Evaluasi)

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang

kembali manejemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang diberikan,

meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah

diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis(Yupi Supartini, 2004).


3. Penerapan Manajemen Kebidanan

a. Langkah pertama : Pengkajian

Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan

informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk

mengevaluasi keadaan pasien.

Data ini difokuskan pada :

1) Data Suyektif

a) Biodata

i. Nama : dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak

terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tindakan.

ii. Nama penanggunggjawab : dikaji untuk memberikan

informasi dalam pelaksanaan tindakan

iii. Umur : dikaji untuk menentukan usia bayi agar mendapat

imunisasi yang tepat

iv. Agama : untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien

sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan

kebidanan.

v. Suku/bangsa : untuk mengetahui sosial budaya dan adat

istiadat yang dianut pasien sehingga dapat mempermudah

dalam melaksanakan asuhan kebidanan.


vi. Pendidikan : pendidikan perlu dikaji untuk mengetahui

tingkat kemampuan klien. Karena pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

vii. Alamat : untuk mengetahui pasien tinggal dimana

b) Keluhan pasien

Ditujukan pada data yang terutama mengarah pada tanda dan

bahaya pada bayi imunisasi

c) Riwayat kesehatan pasien

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pernah menderita

atau sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi,

jantung, TBC, paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat

penyakit/ trauma tulang punggung.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga

mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit

hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan riwayat

keturunan kembar.

e) Riwayat obstetri

Riwayat persalinan yang lalu

Jika ia pernah melahirkan, apakah ian memiliki riwayat

kelahiran dengan operasi atau tidak.


f) Riwayat imunisasi

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui riwayat imunisasi

sebelumnya

g) Pola kehidupan sehari-hari

i. Pola nutrisi

Nutrisi pasien perlu dikaji karena malnutrisi merupakan

faktor resiko terjadinya penyulit pada bayi

ii. Pola elimininasi

Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik

frekuensi dan pola sehari-hari

iii. Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur

iv. Pola aktifitas

Ibu yang biasa kerja keras kemungkinan bisa menyebabkan

kelelahan pada saat persalinan

v. Pola personal hygiene masalah dan lingkungan

Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa

kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi

syarat kesehatan

h) Keadaan sosial ekonomi

Untuk mengkaji hubungan sosial ibu dengan keluarga dan

untuk mengkaji kemampuan pasien berkaitan dengan biaya

perawatan dan pengobatan yang diberikan.


i) Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu

sehubungan dengan adanya masalah dalam imunisasi.

2) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum,

kesadaran, tanda-tanda vital ( nadi,suhu, dan RR) yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada bayi.

Sehingga bidan dapat mengambil keputusan bila terjadi

masalah dalam masa nifas.

b) Status Present

i. Kepala

Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut

rontok atau tidak.

ii. Mata

Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera

ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata

cekung atau tidak.

iii. Hidung

Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.

iv. Mulut

Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau

tidak. Dan ada caries dentis atau tidak.


v. Telinga

Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi

telinga seperti OMA atau OMP

vi. Leher

Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak

vii. Ketiak

Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe

atau tidak

viii. Dada

Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi

dinding dada saat respirasi atau tidak.

ix. Punggung

Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak

x. Anus

Apakah ada atresia ani atau tidak

xi. Ekstremitas

Diperiksa apakah ada kelainan atau tidak.

b. Langkah kedua : Interpretasi data

Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa

diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.

1) Diagnosa

Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan

dengannama bayi, umur bayi, keadaan bayi.


2) Masalah

Tidak ada

c. Langkah ketiga : Diagnosa Potensial

Tidak ada

d. Langkah keempat : Tindakan segera

Tidak ada

e. Langkah kelima : Perencanaan /Intervensi

Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang

didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk

mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya.Perencanaan

berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan.

1) Berkaitan dengan diagnosa kebidanan

a) Pemberian informasi tentang efek samping imunisasi

b) Melakukan pemeriksaan antropometri, KU, nadi, suhu, RR.

c) Penatalaksanaan imunisasi

2) Berkaitan dengan masalah

Pemberian informasi mengenai imunisasi yang akan dihadapi dan

apa yang harus dilakukan setelah imunisasi.

f. Langka keenam : Pelaksanaan/ Implementasi

Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa kebidanan, masalah

pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut

hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat

diberikan dengan baik.


1) Memberikan informasi kepada ibu tentang efek samping imunisasi

2) Melakukan penatalaksanan imunisasi dengan baik sehingga

diharapkan dengan penatalaksanaan yang baik diagnose potensial

tidak muncul

3) untuk pelaksanaan tindakan pada masalah kecemasan terhadap

imunisasi yang akan dialami oleh bayi maka dilaksanakan dengan

memberikan informasi secara singkat tentang keadaan yang

dialami bayi dan tindakan yang akan dilakukan berkenaan dengan

masalah yang ada, selain itu juga perlu diberikan informasi

mengenai hal- hal yang perlu dilakukan rasa cemasnya dalam

menghadapi imunisasi.

g. Langkah ketujuh : Evaluasi

Penularan dari semua tindakan yang telah dilakukan, apakah

implementasi sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan

kebidana yang diberikan.

1) Berkaitan dengan diagnose kebidanan

Bayi dalam keadaan sehat

2) Berkaitan dengan masalah

a) Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi.

b) Ibu mengetahui efek samping imunisasi

c) Ibu mengetahui apa yang akan dilakukan jika terjadi efek

samping imunisasi
BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI NORMALPADA BY. R UMUR 1 BULAN

DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI BCG+POLIO 1 DI BPM NY.

SUNARTI SUTOYO, Amd. Keb JL. ARUMANIS BARAT 8

RT 01 RW II TAMBAK AJI NGALIYAN SEMARANG

Tempat Praktek : BPM Ny. Sunarti Sutoyo

Tanggal Pengkajian : 01 Desember 2015

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

Identitas Pasien

Nama bayi : By. R

Umur : 1 Bulan

Jenis kelamin : Laki laki

Nama Penanggungjawab

Nama Ibu :Ny C Nama Ayah :Tn. S

Umur :33 Tahun Umur :235 Tahun

Pendidikan : D3 Pendidikan : SMA

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan :Swasta


lamat : Tambak Aji Rt 12 Rw 12 Ngaliyan Semarang

Anamnesa dilakukan pada tanggal 01 Desember 2015 pukul 17.00 WIB

1. Alasan datang : Ibu menyatakan bahwa anaknya akan di imunisasi

BCG + polio 1

2. Keluhan : Ibu menyatakan bahwa tidak ada keluhan dan

bayinya dalam keadaan sehat

3. Riwayat Kesehatan Anak

a. Riwayat Kesehatan Sekarang : ibu menyatakan bahwa sekarang

bayinya dalam kondisi sehat

b. Riwayat Kesehatan Dahulu : ibu menyatakan bahwa dahulu

bayinya tidak pernah mengalamisakit

4. Riwayat kehamilan : ibu menyatakan selama hamil yang ke-1 belum

pernah keguguran, ANC 8x di Bidan, imunisasi TT 3x

5. Riwayat persalinan

a. Tanggal Persalinan : 23 Oktober 2015

b. Cara persalinan : Spontan

c. Penolong Persalinan: Bidan

d. Berat Badan Waktu Lahir : 3200 gram

6. Riwayat imunisasi

No. Imunisasi Tanggalpemberian

1. HB 0 23 Oktober 2015

2. BCG -
3. DPT -

4. POLIO -

5. CAMPAK -

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi : Makan : ASI

Minum : ASI

b. Eliminasi : BAK : 7-8 x/ hari

BAB : 1-2 x/ hari , konsistensi lembek

c. Istirahat : Tidur siang : 5 jam

Tidur malam : 10 jam

d. Aktifias : tidur, menangis, menyusu

e. Hygiene : dimandikan 2x sehari, setiap kali BAB dan BAK

di ganti popok

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran :Composmenthis

c. TTV : Suhu : 36C

RR : 32x/menit

Nadi : 120x/menit

d. BB : 3800 gram
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : mesochepal, tidak ada kelainan ( caput

succedaneum, cepal hematoma )

b. Mata : Simetris, sklera tidak icterus, conjungtiva tidak

Anemis

c. Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip

d. Mulut : Tidak oral trush, tidak ada labio palatoskisis

e. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen

f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar

Limfe

g. Dada : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi

dinding dada

h. Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar

Hepar

i. Ekstremitas

Atas : jari- jari lengkap, tidak ada kelainan, akral tidak dingin

Bawah :, jari-jari lengkap, tidak ada kelainan, akral tidak dingin

j. Genetalia : Tidak ada kelainan

Anus : tidak Atresia Ani

Vagina : labia mayora menutupi labia minora

3. Pemeriksaan penunjang :

-
II. INTERPRETASI DATA

By. R umur 1 bulan dengan kebutuhan Imunisasi BCG + Polio I

DS :

1. Ibu mengatakan bayinya bernama By. M dan berumur 1 bulan

DO :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmenthis

3. TTV : Suhu : 36C

RR : 32x/menit

Nadi : 120x/menit

4. BB : 3800 gram

III. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN / TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

V. PERENCANAAN / INTERVENSI

1. Beritahu ibu tentang kondisi bayinya

2. Beritahu ibu bahwa bayinya akan mendapat imunisasi BCG + polio 1

3. Beritahu ibu tentang manfaat imunisasi BCG dan polio

4. Berikan imunisasi sesuai dosis

5. Beritahu ibu tentang efek samping dari imunisasi tersebut dan cara

mengatasinya
6. Anjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya yaitu imunisasi

selanjutnya adalah imunisasi DPT Pentavalen 1 + polio 2 sesuai dengan

jadwal imunisasi yaitu pada tanggal 1 januari 2015

7. Dokumentasikan semua tindakan di buku KMS bayi

VI. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI

1. Memberitahu ibu tentang kondisi bayinya dalam keadaan sehat

2. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan mendapat imunisasi BCG +

Polio 1

3. Memberitahu ibu tentang manfaat imunisasi BCG + Polio

Manfaatnya yaitu mencegah bayi terinfeksi Mycobacterium

Tuberculosis penyebab penyakit TBC dan penyakit polio

4. Memberikan imunisasi BCG

a. Siapkan vaksin BCG dan pelarutnya

b. Spuit 0,5 cc dan jarum untuk BCG

c. Larutkan vaksin BCG kedalam larutan NaCl 0,9 %

d. Sedot vaksin kedalam spuit 0,5 cc dengan dosis 0,05 ml.

e. Mengatur posisi bayi

f. Mendesinfeksi daerah yang akan di suntik ( lengan kanan atas )

dengan kapas DTT

g. Menyuntikan vaksin

h. Teteskan 2 tetes polio per oral

5. Menjelaskan efek samping imunisai BCG+polio 1 yaitu untuk

imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil merah terdapat


penyuntikan. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakan menjadi

abses kecil yang kemudian menjadi luka, jangan berikan obat apapun

pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup digunakan kasa

kering, luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan perut.

6. Menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya yaitu imunisasi

selanjutnya adalah imunisasi Pentavalen 1 + polio 2 sesuai dengan

jadwal imunisasi yaitu pada tanggal 1 januari 2015

7. Mendokumentasikan tindakan dalam KMS bayi.

VII. EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya dalam keadaan sehat

2. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan mendapatkan imunisasi

BCG + polo 1

3. Ibu telah mengetahui manfaat dari imunisasi BCG dan polio

4. Bayi telah diberikan imunisasi BCG + polio 1

5. Ibu telah mengetahui efek samping imunisasi BCG + polio 1

6. Ibu bersedia untuk mengimunisasikan bayinya yaitu imunisasi

selanjutnya adalah imunisasi Pentavalen 1 + polio 2 sesuai dengan

jadwal imunisasi yaitu pada tanggal 1 januari 2015

7. Semua tindakan telah didokumentasikan di KMS bayi.


BAB III

PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi NormalPada By. R Umur

1 Bulan Dengan Kebutuhan Imunisasi BCG + Polio 1 di BPM Ny. Sunarti

Sutoyo, Amd.Keb tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Semua

tindakan sudah sesuai dengan teori. Menurut (Yupi Supartini, 2004), anak

mengalami demam > 38,5C pemberian vaksin ditunda. Pada By. R dengan suhu

36 C maka pemberian vaksin dilakukan, karena anak tidak mengalami panas,

sesui dengan teori (Yupi Supartini, 2004). Bidan dalam memberikan informasi

kepada orang tua bayi mengenai manfaat dan efek samping pun sudah cukup

jelas. Sesuai dengan teori (Widijaja, 2001), manfaat dari BCG yaitu, mencegah

penyakit TBC yang berat. Dan efek samping dari BCG yaitu, akan terjadi

pembengkakan kecil berwarna merah (Yupi Supartini, 2004). Saat pemerikasaan

didapat keadaan umum bayi dalam keadaan sehat, kesadaran composmenthis,

Suhu : 36C, RR: 32x/menit, Nadi : 120x/menit, BB : 3800 gram. Hasil tindakan

telah di dokumentasikan dalam KMS bayi.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunisasi bayi di lakukan dengan IC dibagian 2/3 lengan luar bagian

kanan , bidan menjelakan pada ibu jadwal imunisasi selanjutnya dan

memberitahu ibu bekas luka jangan di tekan, jika anak panas beri obat

yang sudah di beri oleh bidan.

B. Saran

1. Tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan di lapangan praktek untuk terus

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan pada anggota keluarga.

2. Institusi Pendidikan

Agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran, kerampilan yang sangat

baik karena suatu pendidikan, suatu pembelajaran sumber dari ilmu.

3. Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan skill dan ilmu pengetahuan yang baik,

khususnya berhubungan dengan dunia kesehatan, serta dapat

meningkatkan suatu tindakan sesuai dengan teori.


DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :

EGC.

Widjaja, 2001, Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita, Jakarta : Kawan

Pustaka

Anda mungkin juga menyukai