1, April 2015
Okatiranti
Universitas BSI Bandung, Email: okatiranti@yahoo.com
Abstrak - Pemberian discharge planning pada pasien dewasa akan meningkatkan pengetahuan
pasien, efektifnya perawatan di rumah sehingga mengurangi kunjungan ulang ke rumah sakit, dan
mengurangi biaya perawatan (Slaganfall, 1992). Perawat memegang peranan sebagai pendidik
dalam pelaksanaan discharge planning. Metode penelitian deskriptif untuk melihat gambaran
pengetahuan dan sikap perawat dalam pelaksanaan discharge planning pada pasien Diabetes
Mellitus, dengan populasi perawat yang bekerja di ruang penyakit dalam, Teknik sampling dengan
total sampling . Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner atau angket. Kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan tabulasi dan perhitungan prosentase.Hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan dan sikap perawat pelaksanaan discharge planning di rumah sakit
pemerintah dan rumah sakit swasta di kota Bandung. Sebagian besar perawat mempunyai
pengetahuan yang kurang (51,35 %) dan hampir setengahnya (43,2%) mempunyai pengetahuan
cukup dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan yang baik (5,4%). Sedangkan untuk komponen
sikap secara keseluruhan lebih dari setengah (54 %) tidak mendukung dan hampir setengahnya
(46%) perawat mendukung pelaksanaan discharge planning.
Kata kunci : discharge planning, perawat, pengetahuan, sikap
ISSN: 233-7246 18
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
sangat terbatas pada saat pasien mau pulang, Setelah dilakukan pengolahan data
bukan dikemas dalam format pendidikan diatas, kemudian diinterpretasikan dengan
kesehatan yang memadai. menggunakan skala: (Arikunto, 2006)
100% : seluruhnya
II. KAJIAN LITERATUR 76%-99 % : hampir seluruhnya
51%-75% : sebagian besar
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang 50% : setengahnya
diperoleh melalui pancaindera manusia, 26%-49% : hampir setengahnya
sedangkan sikap merupakan predisposisi dari 1%-25% : sebagian kecil
perilaku, maka perilaku yang didasari oleh 0% : tidak satupun
kesadaran, pengetahuan dan sikap yang positif
akan bersifat langgeng dan sebaliknya apabila Uji reliabilitas pada varibel
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan menggunakan rumus K-R 20
pengetahuan sikap positif, maka perilaku tidak sehingga di dapat nilai reliabilitas dari 24
berlangsung lama (Notoatmojo,1997) pertanyaan valid, yaitu 0,3708. Dan uji
Pengetahuan dan sikap perawat merupakan hal rebilias pada variabel sikap menggunkan
yang mendasari perawat membentuk suatu rumus koefisien alpha crombach dari 19
tindakan dalam memberikan discharge pertanyaan yang valid didapatkan nilai
plannning pada pasien diabetes mellitus. reabiltas 0,591.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang
III. METODELOGI PENELITIAN Perawatan Rumah sakit pemerintah di
Bandung dan Rumah Sakit swasta Bandung.
Metode penelitian deskripstif untuk Kedua Rumah Sakit ini juga dipakai sebagai
melihat gambaran pengetahuan dan sikap lahan praktek mahasiswa keperawatan dan
perawat dalam pelaksanaan discharge kedokteran. Jadi rumah sakit ini mendukung
planning pada pasien Diabetes Mellitus. pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi ilmu keperawatan. Disamping itu jumlah
terjangkau yaitu seluruh perawat yang berada kasus DM cukup banyak sehingga
di ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah memungkinkan penelitian ini dilakukan di
sakit pemerintah dan Rumah Sakit swasta di sini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-
Bandung. November 2014
Teknik sampling yang digunakan Penelitian ini juga harus memenuhi
dalam penelitian ini adalah dengan total beberapa prinsip etik dan pemberian informed
sampling Perawat yang mempunyai yang consent pada pasien sebelum dilakukan
berpendidikan D3 dan S1 Keperawatan (Ners) penelitian.Peneliti meyakini bahwa responden
yang bekerja di ruang perawatan Penyakit dilindungi dengan memperhatikan aspek-
dalam baik di Rumah Sakit Pemerintah dan aspek : self determination, privacy,
Rumah sakit swasta. confidentially and protection from discomfort
Untuk mengumpulkan data dalam (Pollit & Beck, 2006).
penelitian metode kuantitatif dengan
kuisioner atau angket.Angket terdiri dari 22 IV. PEMBAHASAN
pertanyaan menggunakan model skala
Guttman, untuk pertanyaan sikap diukur Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
dengan skala linkert, untuk komponen sikap pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Kota
menggunakan skala linkert, untuk sikap Bandung, angket yang disebarkan kepada 37
dikategorikan favorable dan unfovorable responden perawat yang bekerja di Ruang
dengan menghitung terlebih dahulu skor T. perawatan penyakit dalam dan pernah
Skor T adalah salah satu standar yang melakukan perawatan pada pasien diabetes
biasanya digunakan dalam model skala Mellitus tipe II.
Linkert. Favorable jika T > rata-rata skor T,
dan unfavorable jika T rata-rata skor T. Karakteristik responden di Rumah Sakit
Setelah dilakukan pengolahan data Pemerintah dan rumah sakit swasta di Kota
diatas, kemudian diinterpretasikan dengan Bandung
menggunakan tabulasi dan perhitungan
prosentase.
ISSN: 233-7246 19
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
Tabel 1.
Karakteristik Responden di Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah
Rumah Sakit
Pemerintah (n=16) Swasta (n=21)
N % n %
Usia (tahun)
20 30 10 62,5 16 76,2
30 40 6 37,5 5 23,8
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 25,0 8 38,1
Perempuan 12 75,0 13 61,9
Lama Bekerja (tahun)
1-5 5 31,3 7 33,3
6-10 3 18,8 3 14,3
11 - 15 1 6,3 3 14,3
16-20 7 43,8 1 4,8
<1 7 33,3
Pendidikan
D3 Keperawatan 15 93,8 21 100,0
S1 Keperawatan 1 6,3
Pernah mengikuti workshop
Discharge Planning
Ya 1 4,8
Tidak 16 100,0 20 95,2
Pelatihan tentang DM
Ya 1 6,3 1 4,8
Tidak 15 93,8 20 95,2
ISSN: 233-7246 20
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 21
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 22
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
diketahui dan disadari sepenuhnya akan Lowenstein dan Hoff (1994) bahwa
menimbulkan respon yang lebih jauh lagi, terhambatnya pelaksanaan discharge
yaitu dalam bentuk tindakan. planning dikarenakan tidak cukupnya
Namun terlepas dari itu untuk orientasi dan pendidikan yang
terlaksananya suatu perbuatan nyata berkelanjutan, kebingungan peran,
diperlukan faktor pendukung atau suatu terbatasnya waktu pearwat, pola shif
kondisi yang memungkinan Notoadmodjo perawat dan rumitnya ruang perawatan.
(1993). Tindakan perawat sendiri Sejalan dengan tujuan program
dipengaruhi oleh faktor pendukung seperti pengendalian DM di Indonesia adalah
sarana, prasarana, biaya dan metoda juga terselenggaranya pengendalian faktor
faktor pendorong meliputi pernah risiko untuk menurunkan angka kesakitan,
mengikuti wokshop tentang discharge kecacatan dan kematian yang disebabkan
planning dan pelatihan penatalaksanaan DM. Pengendalian DM lebih
pasien Diabetes Melitus. diprioritaskan pada pencegahan dini
Faktor penentu atau determinan melalui upaya pencegahan faktor risiko
perilaku perawat dalam pelaksanaan DM yaitu upaya promotif dan preventif
discharge planning sendiri sulit dibatasi, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif
karena perilaku merupakan resultansi dari dan rehabilitative, sehingga perlu adanya
berbagai faktor, baik internal maupun perhatian pada program discharge
ektenal. Pada garis besarnya perilaku planning pada pasien Diabetes Mellitus.
manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu
fisik, psikis dan sosial. WHO menyatakan V. PENUTUP
bahwa seseorang berperilaku dipengaruhi
oleh pemikirian dan perasaan Pengetahuan dan sikap perawat secara
(pengetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap keseluruhan dalam pelaksanaan discharge
yang diikuti dengan tindakan), orang planning di rumah sakit pemerintah dan
penting sebagai referensi, sumber daya rumah sakit swasta di kota Bandung.
yang dimiliki, serta kebiasaan hidup Sebagian besar perawat mempunyai
(Notoatmodjo,1993). pengetahuan yang kurang (51,35 %) dan
Discharge planning bertujuan untuk hampir setengahnya (43,2%) mempunyai
mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk pengetahuan cukup dan sebagian kecil
mempertahankan atau mencapai fungsi mempunyai pengetahuan yang baik
maksimal setelah pulang (Capernito, (5,4%). Sedangkan untuk komponen sikap
1999). Juga bertujuan membantu klien dan secara keseluruhan lebih dari setengah (54
keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan %) tidak mendukung dan hampir
yang optimal, dan discharge planning setengahnya (46%) perawat mendukung
bertujuan untuk meningkatkan kontinuitas pelaksanaan discharge planning.
perawatan, meningkatkan kualitas
perawatan dan memaksimalkan manfaat DAFTAR PUSTAKA
sumber pelayanan kesehatan.
Discharge planning dapat Arikunto, S. (2005). Manajemen
mengurangi hari perawatan pasien, Penelitian. Edisi Revisi. Rineka
mencegah kekambuhan, meningkatkan Cipta: Jakarta.
perkembangan kondisi kesehatan pasien Carpenito, L.,J., (1999), Nursing Diagnosis
dan menurunkan beban perawatan and Collaborative Problems, Third
keluarga (Slaganfall, 1992).Penelitian yang Edition. Philadelphia : Lippincot.
dilakukan oleh Armitge dan Kavanagh Hellen W. (2007). Altered living: coping,
(1996) yang dikutip dari Hosbusch, Weiss hope and quality of life after stroke.
dan Lobay 2010 menyatakan barrier tidak British Journal of Nursing. Vol 16
efektifnya pelaksanaan discharge planning No.20
diantaranya cepatnya kepulangan pasien, Shepperd, S., Parkes J, McClaran J,
tidak cukupnya waktu pelayanan dan Phillips (2004). Discharge Planning
terbatasnya pengetahuan perawat. Hal from Hospital to home (Review). This
tersebut sejalan dengan penelitian is a reprint of a Cochrane review,
ISSN: 2338-7246 23
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 24