I. PENDAHULUAN
Sebab infeksi
Pendapat bahwa keadaan hiperglikemi mengakibatkan bakteri mudah
tumbuh ternyata tidak benar. Agaknya faktor hipoksemi memegang peranan
tumbuhnya kuman. Oksigenasi jaringan yang buruk akibat iskemi
mengurangi kesanggupan respon imun jaringan sehingga bakteri mudah
berkembang. Tanpa adanya faktor iskemi dan neuropati, infeksi kaki pada
penderita diabetes tidak banyak berbeda dengan infeksi pada non diabetes.
Sebab neuropati
Diabetik neuropati disifati oleh gangguan sensoris, dalam arti hilangnya
persepsi superfisial. Di samping itu perasaan vibrasi berkurang sampai
hilang. Selain itu ditemukan juga kelemahan otot-otot intrinsik kaki
sehingga terjadi dislokasi dorsal dari ibu jari. Akibat deformitas ini berat
badan akan tertumpu pada ibu jari sehingga lama kelamaan akan terbentuk
kalus. Kalus yang pecah merupakan tempat berkembang biaknya bakteri
yang biasanya stafilokok yang lama kelamaan terbentuk ulkus yang indolen.
Infeksi dapat tembus ke bagian tulang dan terjadilah osteomielitis. Proses
yang sama dapat mengenai sendi-sendi tarsal dan memberikan deformitas
yang khas dan dikenal sebagai charcot arthropathy. Obstruksi vaskuler pada
diabetes hampir selalu pada umur lanjut, umumnya di atas 50 tahun dan
lebih sering pada laki-laki. Lebih berhubungan dengan faktor umur dari pada
lamanya menderita diabetes. Adanya neuropati lebih memudahkan
terjadinya gangren. Kaki iskemik biasanya tampak kering, atrofi, tidak
berambut disertai kelainan pada kuku. Arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis
posterior biasanya sulit diraba, bahkan kadang-kadang tidak teraba.
Sebanyak 3% dari penderita-penderita diabetes disertai keluhan claudicatio
intermittent yang khas.
Pemeriksaan osilometri sangat membantu menemukan gangguan sirkulasi
darah di kaki. Iskemi pada kaki memberikan dua gambaran klinik yang
berbeda, yaitu nyeri istirahat (rest pain) dan gangren. Pada nyeri istirahat
kaki teraba dingin dan tampak merah muda.
Perasaan nyeri seperti terbakar pada seluruh kaki dan biasanya memburuk di
malam hari. Gangren hampir selalu dimulai pada ibu jari kaki. Biasanya
tanpa nyeri, warna keungu-unguan kemudian menjadi hitam dan kering. Bila
disertai infeksi, gangren menjadi basah dan berbau khas.
PENCEGAHAN
Pencegahan Primer
Pencegahan Terjadinya Kaki Diabetes
Penyuluhan mengenai terjadinya kaki diabetes sangat penting sebagai
usaha pencegahan. Penyuluhan ini harus selalu dilakukan pada setiap
kesempatan pertemuan dengan penyandang DM, dan harus selalu diingatkan
kembali tanpa bosan.
Pencegahan Sekunder
Pengelolaan Holistik Ulkus/Gangren Diabetik
Dalam pengelolaan kaki diabetes, kerja sama multi-disipliner sangat
diperlukan. Berbagai hal yang harus ditangani dengan baik agar diperoleh
hasil pengelolaan yang maksimal dapat digolongkan sebagai berikut, dan
semuanya harus dikelola bersama:
Mechanical control-Pressure control
Wound control
Microbiological control-Infection control
Vascular control
Metabolic control
Educational control
Kontrol Metabolik
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar
glukosa darah diusahakan agar selalu senormal mungkin, untuk
memperbaiki berbagai faktor terakit hiperglikemia yang dapat menghambat
penyembuhan luka. Umumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi
kadar glukosa darah. Status nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki, seperti
kadar albumin serum, kadar Hb dan derajat oksidasi jaringan. Demikian juga
fungsi ginjalnya. Semua faktor tersebut akan dapat menghambat
kesembuhan luka sekiranya tidak diperhatikan dan diperbaiki.
Kontol Vaskular
Keadaan vaskular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan
luka. Berbagai langkah diagnostik dan terapi dapat dikerjakan sesuai
keadaan pasien dan juga sesuai kondisi pasien. Umumnya kelainan
pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai cara sederhana
seperti: warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis
posterior serta ditambah pengukuran tekanan darah.
Setelah dilakukan diagnosis keadaan vaskularnya, dapat dilakukan
pengelolaan untuk kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vaskular,
yaitu berupa:
Modifikasi Faktor Resiko
o Stop merokok
o Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis
Hiperglikemia
Hipertensi
Dislipidemia
Wound Control
Debridemen berarti menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk
mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan nekrotik. Bukan hanya
mengeluarkan jaringan tetapi juga membuka jalur-jalur nanah agar drainase
menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dapat dikompres dengan larutan
Betadine (pengenceran 4 kali) atau larutan Neomisin 1%. Kedua larutan ini
baik sekali pada luka bernanah. Pada luka yang sangat bernanah sebaiknya
dilakukan dua kali sehari. Sebaiknya jangan merendam kaki gangren, oleh
karena air hangat dapat menambah kebutuhan metabolisme jaringan
sehingga memperburuk iskemi.(2) debridement yang baik dan adekuat akan
sangat membantu mengurangi jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan
tubuh, dengan demikian akan membantu mengurangi produksi pus/cairan
dari ulkus/gangren.
Perawatan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan hal yang
harus dikerjakan dengan baik dan teliti. Evaluasi luka harus dikerjakan
secermat mungkin. Selama proses inflamasi masih ada, proses penyembuhan
luka tidak akan beranjak pada proses selanjutnya yaitu proses granulasi dan
kemudian epitelisasi.
Microbiological Control
Berbagai terapi topikal dapat diberikan untuk mengurangi mikroba pada
luka, seperti cairan salin sebagai pembersih luka, atau iodine encer, senyawa
silver sebagai bagian dari dressing, dll.
Education Control
Edukasi sangat penting untuk semua tahap pengelolaan kaki diabetes.
Dengan penyuluhan yang baik, penyandang DM dan ulkus/gangren diabetik
dan keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan mendukung berbagai
tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.
Istirahat
Istirahat di tempat tidur mutlak pada setiap kelainan kaki diabetes. Dengan
berjalan akan memberi tekanan pada daerah ulkus, dan memungkinkan
rusaknya jaringan fibroblas yang menghalangi penyembuhan. Selain itu
setiap tekanan pada luka memberikan iskemi pada daerah sakit dan
sekitarnya sehingga penyembuhan menjadi sulit.
Insulin
Setiap infeksi mengganggu kestabilan diabetes, sebaliknya hiperglikemi
dapat memperburuk infeksi. Oleh karena itu, pada dasarnya kelainan kaki
khususnya dengan infeksi membutuhkan kontrol glukosa darah yang ketat.
Penderita dengan gangguan infeksi sebaiknya dialihkan ke insulin apabila
sebelumnya mendapat obat oral. Hampir selalu infeksi mengakibatkan
kebutuhan insulin meningkat bahkan tidak jarang suntikan dua kali sehari
harus dirobah ke tiga kali sehari. Sebaliknya perlu diperhatikan bahwa luka
yang menyembuh menurunkan kebutuhan insulin sehingga dosis suntikan
harus dikurangi.
Amputasi
Perkataan amputasi selalu menakutkan bagi setiap penderita diabetes, oleh
karena selalu dikaitkan dengan pikiran tidakbisa berjalan lagi. Dengan
sendirinya hal ini tidak selalu benar, amputasi jari kaki saja dengan
sendirinya tidak mengganggu kegiatan jalan. Tindakan amputasi pada
diabetes dapat pada jari kaki, transmetatarsal, di bawah lutut dan di atas
lutut. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melakukan amputasi, antara
lain amputasi harus dilakukan pada daerah dimana sirkulasi masih baik agar
luka sembuh. Jangan melakukan amputasi pada daerah infeksi oleh karena
kesembuhan biasanya gagal.
PERAWATAN KAKI
Pada sebagian besar penderita dengan gangren biasanya baru mencari
pertolongan dokter setelah keadaan kaki sudah terlalu jelek. Berpedoman
pada pencegahan jauh lebih baik dari pada pengobatan, sudah selayaknya
perawatan kaki harus mendapat perhatian utama. Cara yang terbaik untuk
pencegahan ialah mengajar penderita mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan terjadinya kelainan kaki, di samping pemeriksaan kaki oleh dokter.
Dengan kedua cara tersebut kemungkinan masuk rumah sakit/amputasi akan
jauh berkurang.
III PENUTUP
Dari ketiga penyebab kelainan kaki diabetes, faktor iskemi dan infeksi
yang paling sering ditemukan khususnya pada umur lanjut. Tidak jarang
penderita datang pada dokter dalam keadaan kaki yang sudah sangat buruk
sehingga amputasi merupakan pilihan terakhir. Oleh karena itu perawatan
kaki merupakan cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya gangren.
Perawatan kaki meliputi pengamatan tiap hari oleh penderita, pemeriksaan
oleh dokter pada tiap kunjungan dan menghindari penggunaan sepatu
sempit.