Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi Tuberkulosis

Dalam keadaan normal (yaitu kalau infeksi HIV/ AIDS tidak merajalela), makin maju kemakmuran suatu
Negara, makin sedikitlah rakyatnya yang terkena TB. Hal ini disebabkan oleh pola hidup yang memenuhi
syarat kesehatan (gizi tinggi dan perumahan yang sehat) dan kemampuan ekonomis untuk mendapatkan
pemeriksaan medis medis serta pengobatan hingga sembuh bila masih juga terserang TB.

Sebaliknya bila AIDS telah mewabah, kemakmuran tidaklah relevan lagi. Dengan menurunnya system
imunitas penderita AIDS, semua penyakit infeksi mudah sekali menyerang, termasuk TB. Hal ini tampak
sekali di Negara Negara yang sudah maju (USA, Belanda, Denmark, dsb). TB yang tadi nya diperkirakan
bakal habis, ternyata dengan munculnya wabah AIDS, justru morbiditas dan mortalitasnya makin
meningkat.

Di Indonesia saat ini diperkirakan terdapat 450.000 penderita TB menular setiap tahunnya (atau suatu
prevalensi sebesar 300/ 100.000) dengan angka insidens 225.000 kasus per tahunnya; sebagian besar
penderita termasuk dalam kelompok usia produktif, yaitu antara 20 49 tahun.

Keadaan di Negara Negara yang sedang berkembang lainnya tidak berbeda banyak, bahkan di Negara
Negara Afrika yang tertimpa wabah AIDS , keadaannya jauh lebih buruk. Semua inilah yang mendorong
WHO untuk menyatakan Kegawatan TB Secara Global

Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru

Anamnesis:

Keluhan umum: malaise, anorexia, mengurus, cepat lelah.

Keluhan karena infeksi kronik: panas badan yang tak tinggi (subfebril) dan keringat malam (agar lebih
tepat lebih baik di sebut berkeringat pada waktu subuh, pada jam jam 02:30 05:00, yaitu saat orang
sehat tak akan berkeringat).

Keluhan karena ada proses patologik paru: batuk dengan atau tanpa dahak, batu darah, sesak, dan nyeri
dada. Keluhan ini dapat berdiri sendiri ataupun didapatkan bersama sama. Makin banyak keluhan
keluhan ini didapatkan, makin besar kemungkinan TB.

Departemen Kesehatan dalam pemberantasan TB di Indonesia menentukan anamnesis resmi lima


keluhan utama, yaitu batuk batuk lama (lebih dari 2 minggu), batuk darah, sesak, panas badan, dan
nyeri dada.

Batuk batuk pada TB dapat kering pada permulaan penyakit, karena sekrit masih sedikit, tetapi
biasanya tak lama kemudian sudah menjadi produktif.

Pada batuk darah, darah yang di batukan keluarkan sangat bervariasi, dapat berupa coretan merah
(bloodstreep/bloodstreak) pada sputum atau dapat pula profus bergelas gelas sehingga dapat
berakibat fatal karena shock ataupun karena aspirasi dan asfiksi.
Sesak pada penderita TB disebabkan oleh kurangnya jaringan paru yang berfungsi dengan baik (bisa
karena destruksi, bisa juga karena atelektasis). Dengan lain perkataan, sesak ini disebabkan oleh
gangguan restriksi, sementara lumen bronkiolus tetap terbuka normal.

Pemeriksaan Fisik:

Pada auskultasi, hanya akan di temukan ronki basah halus sebagai satu satunya kelainan pemeriksaan
jasmani. Bila proses infiltrarif ini makin meluas dan menebal, juga akan didapatkan fremitus yang
menguat, dengan redup pada perkusi, suara nafas bronkeal, serta bronkoponi yang menguat.

Bila sudah terjadi kavitas, akan di temukan gejala gejala kavitas, berupa timpani pada perkusi yang
disertai suara nafas amforis. Sebaliknya, bila terjadi atelektasis, misalnya pada destroyed lung, suara
napas setempat akan melemah sampai hilang sama sekali.

Tes Tuberkulin:

Bertujuan untuk memeriksa kemampuan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV), yang dianggap
dapat mencerminkan potensi sistem imunitas seluler seseorang, khususnya terhadap basil TB.

Pada seseorang yang belum terinfaksi basil TB, tentunya sistem imunitas selulernya belum terangsang
untuk melawan basil TB. Dengan demikian tes tuberculin akan negative. Sebaliknya bila seseorang
pernah terinfeksi basil TB, dalam keadaan normal sistem ini sudah akan terangsang secara efektif 3 8
minggu setelah terinfeksi infeksi primer dan tes tuberkulin akan positif (yaitu bila didapatkan diameter
indurasi 10 14 mm pada hari ketiga atau keempat dengan dosis PPD 5 TU intrakutan).

Jika seseorang sedang menderita TB aktif, tes tuberkulinnya dapat kelewat positif (artinya diameter
indurasi yang ditimbulkan dapat melebiihi 14 mm). tetapi jika proses TB nya hiperaktif, misalnya pada TB
miliaris, seolah olah seluruh kemampuan potensi imunitas seluler sudah terkuras habis dan tes akan
menjadi negative.

Pemeriksaan Serologik

Yang dinilai adalah sistem imunitas humoral (SIH), khususnya kemampuan untuk memproduksi suatu
antibodi dari kelas IgG terhadap ssebuah antigen dalam basil TB. Tentunya bila seorang belum pernah
terinfeksi basil TB, SIH-nya belum diaktifkan. Dengan demikian, tes ini akan negative. Sebaliknya bila
sudah pernah terinfeksi, SIH-nya sudah akan membentuk IgG tertentu sehingga hasil tes akan menjadi
positive.

Tes Sputum BTA:

Teknik pemeriksaan sputum sekarang sekarang ini bermacam macam, tetapi pada dasarnya hanya
berkisar pada pemeriksaan mikroskopis, pembenihan, dan tes resisten. Selain sputum, specimen lain
yang harus diperiksa ialah sekrit bronkus yang di keluarkan dengan bronkoskop, bahan aspirasi cairan
pleura, dan getah lambung (sebelum makan pagi).
Walaupun secara teoritis, BTA (+) masih mungkin bukan Mycobacterium TB, melainkan dapat juga
Mycobaccterium atipik, karena kemungkinan ini sangat kecil, dalam prakteknya dapat diabaikan,
sehingga BTA (+) dapat dianggap sebagai Mycobacterium TB (+).

Pemeriksaan Radiologis; Foto Rontgen Paru

Dalam rangka diagnosis diferensial, foto paru dapat memegang peranan yang sangat penting, karena
berdasarkan letak, bentuk, luas dan konsistensi kelainan, dapat diduga adanya lesi TB. Juga hanya foto
paru yang dapat menggambarkan secara objektif kelainan anatomik paru dan luasnya kelainan.
Pemeriksaan ini juga meninggalkan dokumen otentik, yang akan sangat menentukan untuk evaluasi
penyembuhan.

Pada umumnya kelainan kelainan yang dapat dijumpai pada foto paru seorang penderita TB akan
bervariasi mulai dari suatu bintik kapur, garis fibrotic, bercak infiltrate, penarikan trakea atau
mediastinum ke sisi yang sakit, kavitas, sampai ke gambaran suatu atelektasis.

Anda mungkin juga menyukai