Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Boyolali


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran/Program : Sejarah/ Peminatan
Materi Pokok : Sejarah Sebagai Ilmu
Pertemuan Ke : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 6 X 45 menit ( 270 Menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, Mengasosiasikan, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati proses kelahiran manusia Indonesia dengan rasa bersyukur
1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya
2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya jaman
praaksara, Hindhu Budha dan Islam
2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh
tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya
2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah
3.4. Menganalisis ilmu sejarah
Indikator :
3.4.1 Mendeskripsikan fiksi dan mitos dalam sejarah
3.4.2 Mendeskripsikan sejarah sebagai fakta dan peristiwa
3.4.3 Menganalisis sejarah sebagai ilmu
3.4.4 Mendeskripsikan sejarah sebagai kisah
3.4.5 Membandingkan sejarah sebagai ilmu dengan sejarah sebagai seni
3.4.6 Menganalisis deskripsikan kajian-kajian ilmu sejarah
3.4.7 Mendeskripsikan tujuan dan makna belajar masa lalu
4.4. Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos dan fiksi dalam
bentuk tulisan.
Indikator :
4.4.1 Membuat laporan tertulis hasil telaah tentang sejarah sebagai ilmu, mitos atau fiksi

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penayangan Video/film peserta didik mempunyai keberanian untuk
mendeskripsikan fiksi atau mitos dalam sejarah
2. Melalui tanya jawab peserta didik memiliki rasa percaya diri untuk menjelaskan sejarah
sebagai fakta atau peristiwa
3. Melalui diskusi peserta didik dapat kerjasama yang baik sehingga menyebutkan ciri-ciri
sejarah sebagai ilmu
4. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda tentang sejarah
sebagai kisah
5. Melalui diskusi dengan sikap yang sopan dalam mengemukakan pendapat peserta didik
dapat membandingkan sejarah sebagai ilmu dengan sejarah sebagai seni
6. Melalui memahami teks dengan sikap disiplin yang baik peserta didik dapat
mendeskripsikan kajian-kajian ilmu sejarah
7. Melalui mengeksplorasi internet dengan semangat bekerja keras peserta didik dapat
menjelaskan tujuan belajar masa lalu
8. Melalui kegiatan eksplorasi internet dengan teliti dan berkolaborasi peserta didik dapat
menganalisis kegunaan mempelajari masa lalu
9. Melalui kegiatan penugasan peserta didik dengan jujur dapat membuat laporan tertulis
tentang sejarah sebagai ilmu maupun sejarah sebagai mitos

D. Materi Pembelajaran
Sejarah sebagai fakta dan peristiwa
Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai seni

E. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Pendekatan : Saintifik Learning
Strategi : Discovery Learning dan Project Based Learning

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media : Video/Film Pembelajaran, Internet, PPT
2. Alat dan Bahan : Laptop, LCD proyektor, Wifi, white board, spidol
3. Sumber Pembelajaran :
a. Syukur, Abdul, Rudi Gunawan, dkk. (2013).Modul Sejarah Peminatan SMA kelas X.
Jakarta : Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Dirjen kebudayaan, Kemendikbud.
b. Notosusanto, Nugroho. (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta : UI-Press.
c. Habib Mustopo, dkk. (2013). Buku Sejarah Untuk Kelas X
d. www.sosiosejarah.com

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke : 1 (satu)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mengabsen 15 menit
kehadiran siswa,
Memberikan apersepsi berupa pertanyaan untuk
mengingat topik materi yang lalu yaitu ; Menyebutkan dan
menjelaskan konsep-konsep dasar sejarah ?
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan 1 yaitu ;
Melalui mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikanpeserta didik dapat
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
(1) Mendeskripsikan fiksi dan mitos dalam sejarah(2)
mendeskripsikan pengertian sejarah sebagai fakta dan
peristiwa (3). Menganalisisi sejarah sebagai ilmu, (4)
mendeskripsikan pengertian sejarah sebagai kisah, dan
( 5) Membandingkan sejarah sebagai ilmu dengan
sejarah sebagai Seni
Menyampaikan teknis pembelajaran pertemuan 1, yaitu
diskusi dengan kelompok dan atau teman lainya sekelas
dilakukan dengan tertib dan membuat catatan hasil
diskusi.

Inti MENGAMATI 100 menit


Membaca buku teks sejarah kelas X peminatan tentang ;
sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai fakta dan peristiwa,
serta sejarah sebagai kisah.
Menayangkan Video tentang fakta sejarah dan video
tentang fiksi yang dianggap sejarah

MENANYA
Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan
terhadap tayangan video
Membagi kelompok menjadi 8 kelompok untuk berdiskusi
Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang Sejarah
Sebagai Ilmu
Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang sejarah
sebagai fakta atau peristiwa
Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang sejarah
sebagai kisah
Kelompok 7 dan 8 berdiskusi tentang sejarah
sebagai seni

MENGUMPULKAN INFORMASI
Siswa berdiskusi melalui membaca buku teks, atau
sumber lainnya mengekplore internet, dengan bimbingan
dan pengamatan dari guru,

MENGASOSIASI
Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis
lainya, dan atau internet, Menganalisis dan menyimpulkan
informasi yang didapat, serta Mencatat dalam buku
catatan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan terkait
dengan materi :

MENGKOMUNIKASIKAN
Masing masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi
20 menit
Penutup Bersama-sama dengan peserta didik, guru meberikan
penekanan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan materi
yang dipelajari dalam pembelajaran pertemuan 1

Memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran lisan


untuk mengetahui daya serap terhadap materi Sejarah
sebagai Ilmu
Memberitahu siswa bahwa dalam pertemuan yang akan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
datang membahas tentang kajian ilmu sejarah, Tujuan dan
Makna belajar Masa lalu
Memberikan tugas menyusun laporan penulisan sejarah
sebagai peristiwa yang ada di lingkungan atau membuat
tulisan tentang cerita fiksi atau Mitos yang ada di
lingkungannya

Pertemuan ke: 2

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Pendahuluan Mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mengabsen 15 menit
kehadiran siswa,
Mengadakan tanya jawab untuk mengingatkan dan
memperkuat pemahaman materi materi pertemuan 1,
sejarah sebagai ilmu,fakta dan peristiwa dan sejarah
sebagai kisah maupun sebagai seni
Menyampaikan tujuan pertemuan 2 yaitu melalui
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikanpeserta didik dapat; (1)
mendeskripsikan kajian ilmu sejarah( 2) Tujuan dan
Makna belajar masa lalu
Menjelaskan teknis pembelajaran pertemuan 2, yaitu
memahami buku teks, mengeksplor informasi dari internet
serta diskusi bebas dengan teman sebangku dan atau
teman lainya sekelas dilakukan dengan tertib dan
penugasan individu dalam bentuk catatan hasil diskusi,
serta tes formatif.

Inti MENGAMATI 100


Membaca buku teks sejarah kelas X Bab I, materi tentang menit
kajian ilmu sejarah,Tujuan dan Makna belajar masa lalu

MENANYA
Bertanya dengan teman sebangku, atau teman sekelas lainya
dan kepada guru untuk mendapatkan pendalaman
pemahaman,

MENGUMPULKAN INFORMASI
Mengumpulkan informasi lanjutan dari guru, sumber
tertulis lainya, dan atau internet
MENGASOSIASI
Menganalisis, menyimpulkan informasi yang didapat,
sertaMencatat dalam buku catatan dalam bentuk
kesimpulan-kesimpulan terkait dengan materi

MENGKOMUNIKASIKAN

Peserta didik mempresentasikan hasil karya tulis tentang


Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
sejarah sebagai fakta atau peristiwa atau karya tulisan
tentang sejarah Fiksi atau mitos

Penutup 20 menit
Bersama-sama dengan peserta didik, guru meberikan
penekanan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan materi
yang dipelajari dalam pembelajaran

Memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran

H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes dan Non Tes
2. Bentuk : Uraian dan Pengamatan
3. Instrumen ( Tes Tertulis dan Lembar Pengamatan)

SOAL URAIAN :
1. Jelaskan mengapa fiksi dan mitos bukan termasuk dalam sejarah !
2. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang sejarah sebagai fakta dan peristiwa !
3. Sebutkan Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu!
4. Jelaskan apa yang dimaksud sejarah sebagai kisah !
5. Bandingkan sejarah sebagai ilmu dengan sejarah sebagai seni!
6. Jelaskan jenis-jenis sejarah berdasarkan cakupan wilayah dan berilah contohnya!
7. Jelaskan manfaat mempelajari masa lalu !

KUNCI JAWABAN
1. Fiksi atau mitos bukan termasuk sejarah Karena Fiksi dan Mitos tidak memiliki fakta-fakta
yang mendukung
2. Sejarah sebagai peristiwa adalah kejadian di masa lampau yang benar-benar terjadi, seperti
Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945
3. Sejarah sebagai ilmu karena sejarah memiliki syarat-syarat sebagai suatu ilmu yaitu :
Memiliki metode, tersusun secara sistematis,bersifat objektis, berdasarkan empiris, memiliki
objek kajian.
4. Sejarah sebagai kisah adalah sebagai narasi yang disusun dari memori atau tafsiran manusia
terhadap peristiwayang terjadi di masa lampau.

5. .
No Sejarah Sebagai Ilmu Sejarah Sebagai Seni
1 Generalisasi Imajinasi
2 Memiliki Obyek Intuisi
3 Memiliki Metode Emosi
4 Memiliki Teori Gaya Bahasa
5 Bersifat Empiris

6. Sejarah berdasarkan cakupan wilayahnya


a. Sejarah Dunia, Contoh PD I,PD II
b. Sejarah Nasional, Contoh Sejarah Nasional Indonesia
c. Sejarah Lokal, Contoh disesuaikan wilayah masing-masing
7. Menjadikan masa lalu sebagai inspirasi untuk menghadapi masa kini dan mencapai
kesuksesan dimasa yang akan datang.
Dengan mempelajari sejarah orang akan menjadi lebih bijaksana
Dengan belajar sejarah orang tidak akan masuk kedalam lobang yang sama untuk
keduakalinya.

Petunjuk penilaian Tes Uraian :


Pedoman penilaian

1. Setiap soal apabila dijawab benar sempurna diberi nilai 5


2. Setiap soal apabila dijawab mendekati benar diberi nilai 4
3. Setiap soal apabila dijawab setengahbenar diberi nilai 3
4. Setiap soal apabila dijawab tapi salah diberi nilai 2
5. Setiap soal apabila yang tidak dijawab diberi nilai 0

Masing-masing Nomer diberi skore : 5


RUMUS NILAI :

100 / 35 X SKOR = NILAI

INSTRUMEN TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR 3

1. Kompetensi Dasar : Menganalisis Ilmu Sejarah


2. Indikator Pencapaian kompetensi : Menyajikan dalam bentuk tulisan tentang peristiwa
sejarah atau mitos yang ada di lingkungan sekitar
3. Jenis tugas : Individu
4. Tanggal Pemberian tugas : .....
5. Waktu Pelaksanan : satu minggu
6. Batas Waktu Pengumpulan : pertemuan minggu depan
7. Deskripsi tugas :
1. Bentuk tugas : Membuat deskripsi tentang peristiwa sejarah sebagai peristiwa
maupun membuat tulisan tentang cerita Mitos yang ada di
lingkungan sekitar dalam bentuk tulisan berupa makalah
2. Tempat : di lingkungan tempat tinggal
3. Waktu : di luar jam pelajaran
4. Target : Memahami peristiwa yang disebut sebagai sejarah
5. Bentuk laporan : uraian
6. Rubrik Penilaian :

FORMAT PENILAIAN KARYA TULIS

NAMA PESERTA ASPEK YANG DINILAI TOTAL


NO. NILAI
DIDIK 1 2 3 4 5 6 SKOR
1

ASPEK YANG DINILAI :

1. Cakupan materi : memiliki kelengkapan, keluasan dan kedalaman materi


2. Keakuratan materi : memiliki keakuratan konsep dan ilustrasi
3. Relevansi : memiliki kesesuaian dengan topik/tema dan teori, nilai-nilai moral dan sosial budaya
4. Kelengkapan penyajian : sistematis terdiri dari bagian awal, inti dan bagian akhir
5. Penyajian informasi : memiliki kerunutan, koherensi, konsistensi, dan keseimbangan.
6. Kebahasaan : menggunakan bahasa Indonesia dan ejaan yang baik dan benar.
RUMUS NILAI :

100 / 24 X SKOR = NILAI

LAMPIRAN 1. PEDOMAN PENILAIAN SIKAP


Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
Keberanian

Sopan

Disiplin
Kerja sama

Kerjakeras

Jujur

Jumlahskor
Percayadiri

Menghargai

Teliti
Indikator Sikap

No

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1. = sangat kurang;
2. = kurang konsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten; dan
5. = selalu konsisten.

RUMUS NILAI :

100 / 45 X SKOR = NILAI

LAMPIRAN 2. PEDOMAN PENILAIAN KETRAMPILAN

NO NAMA SISWA Mena Menjawab Ketepatan Mengasosi Mengkomu Jumlah


nya pertanyaan jawaban asi nikasikan Skor

2
3

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1. = sangat kurang;
2. = kurang konsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten; dan
5. = selalu konsisten.

RUMUS NILAI :

100 / 25 X SKOR = NILAI

Lampiran 3 : Materi Pembelajaran


1. Sejarah sebagai ilmu
Cirinya adalah sebagai berikut :
a. Sejarah merupakan ilmu empiris. Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti
pengalaman. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia yang terekam baik dalam bentuk
artefak-artefak maupun dokumen-dokumen. Artefak-artefak dan dokumen-dokumen yang
merupakan data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta kemudian
diinterpretasi/ditafsirkan untuk dibuat dalam bentuk tulisan sejarah, misalnya Bung Karno dan Bung
Hatta membacakan Proklamasi sebagai data dan kita menafsirkannya menjadi fakta dimana
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
b. Sejarah memiliki objek.
Objek berasal dari bahasa Latin objectus yang berarti di hadapan, sasaran, tujuan. Sejarah biasanya
dimasukkan dalam ilmu tentang manusia (humaniora) karena selain objek yang diteliti adalah
manusia, khususnya perubahan atau perkembangan manusia pada masa lalu, metodologi yang
digunakan juga berbeda dengan ilmu lain, misalnya antropologi. Apabila antropologi membahas
manusia pada masa sekarang, maka sejarah berkisah tentang manusia pada masa lalu. Oleh karena
itu objek lain dari sejarah adalah waktu. Waktu di sini adalah waktu manusia. Dengan demikian, soal
asal mula selalu menjadi bahasan utama sejarah, misalnya masuknya Islam di Indonesia apakah
pada abad ke-8 atau ke-13 seharusnya tidak menjadi persoalan bagi sejarawan asalkan
penjelasannya dapat diterima.

c. Sejarah mempunyai generalisasi.


Generalisasi dari bahasa Latin generalis yang berarti umum. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain,
sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari pengamatan yang dilakukan. Menurut
Sartono Kartodirdjo (1992) generalisasi dalam sejarah sebenarnya merupakan suatu pertentangan
arti dalam istilah (contradictio in terminis). Generalisasi menunjuk pada suatu keteraturan, dalil atau
hukum yang berlaku untuk beberapa kasus, sedangkan sejarah didefinisikan sebagai ilmu yang
mengungkapkan peristiwa dalam keunikannya dimana hal-hal unik itu menunjuk kepada sesuatu
yang sekali terjadi dan tidak terulang lagi. Yang jelas mengenai tempat dan waktu, situasi dan
konteks tidak mungkin diulang, hanya sekali itu saja terjadi. Hal yang berulang dalam sejarah
lazimnya berhubungan dengan pola kelakuan manusia berdasarkan orientasi nilai, sistem sosial,
kebutuhan ekonomis, sifat psikologis. Contoh generalisasi dalam sejarah adalah Revolusi Industri
menciptakan suatu kebutuhan akan sumber-sumber bahan mentah, pasar-pasar baru, dan tempat-
tempat penanaman modal yang membawa persaingan di antara bangsa-bangsa untuk mendapatkan
koloni-koloni (Sjamsudin 2012: 34)
Sejarah dengan pendekatan ilmu sosial membuka kesempatan untuk mengungkapkan
generalisasi yang hanya dapat diekstrapolasikan dengan alat-alat analitis ilmu-ilmu sosial. Misalnya
dalam mengungkapkan suatu konflik ditemukan berbagai fase gerakan sosial, antara lain mobilisasi,
agitasi, akselerasi, polarisasi, dan akhirnya tercetuslah kekerasan. Demikian pula dengan jalannya
suatu revolusi mirip dengan revolusi lain dalam segi formalnya, tetapi dalam segi substansinya
setiap revolusi adalah unik (Kartodirdjo 1992:104).

d. Sejarah mempunyai metode.


Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992)
metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know). Metode sejarah ialah
bagaimana mengetahui sejarah. Seorang sejarawan yang ingin mengetahui, misalnya sejarah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia akan menempuh secara sistematis prosedur penelitian
dengan menggunakan teknik-teknik tertentu pengumpulan bahan-bahan sejarah, baik dari arsip-arsip
dan perpustakaan-perpustakaan, maupun wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup
sehubungan dengan peristiwa bersejarah itu, atau dari orang-orang terdekat dengan tokoh-tokoh itu
(misalnya anggota keluarga atau sahabat) sehingga ia dapat menjaring informasi selengkap mungkin
(Sjamsudin 2012: 12)
Selain ketrampilan teknis praktis dari metode ini, seorang sejarawan harus dilengkapi pula
dengan pengetahuan-pengetahuan metodologis, teoritis bahkan juga filsafat. Sejarawan harus
mengetahui bagaimana ia menggunakan ilmu metode itu pada tempat yang seharusnya. Ia harus
mengetahui prosedur-prosedur apa yang harus ditempuh dalam menjaring informasi; pertanyaan-
pertanyaan apa yang harus ditanyakan dan kemungkinan jawaban apa yang akan diperoleh;
mengapa dan bagaimana ia melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang diperolehnya
(Sjamsudin 2012: 12)

e. Sejarah memiliki teori.


Teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti renungan. Seperti ilmu lainnya, sejarah juga
memiliki teori pengetahuan yang sering disebut filsafat sejarah kritis. Teori dalam sejarah pada
umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu (Kuntowijoyo 2001:62). Menurut
Lubasz (1963) yang dikutip oleh Sjamsudin (2012) teori dalam sejarah, terutama dalam eksplanasi
sejarah, pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu keberadaan
kolektif, untuk merekonstruksi suatu perangkat kepercayaan menurut suatu analisis karakter
kolektif, untuk menguji kebenaran dan ketepatan (verifikasi), penjelasan (eksplanasi) suatu peristiwa
kolektif. Teori adalah sangat esensial dalam kajian tentang segala (fenomena) pada masa lalu
maupun masa sekarang yang tidak terbuka untuk diamati secara langsung. Fenomena kolektif itu
misalnya lembaga-lembaga, kelompok-kelompok, peristiwa-peristiwa kolektif (Sjamsudin 2012: 49)

Mengetahui Boyolali, Juli 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

___________________ ________________________

Anda mungkin juga menyukai