Anda di halaman 1dari 9

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Beji
Pemerintah
Kota Depok
Dinas Kesehatan

dr. Tiur Febrina Pohan


NIP. 1970020620052009
Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang
disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan
Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan sampai ke
Kementerian Kesehatan.

Tujuan a. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB sesuai


dengan aturan yang telah ditetapkan.
b. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Referensi PMK No.5 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di FAYANKES


Prosedur a. Persiapan Alat : Format LPLPO, TB 01, kartu stok, kartu stok induk, SBBK, daftar
asset, Formulir, TB 13, formulir asset.
b. Persiapan pasien
Prosedur :
1. Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota.
3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.

Unit Terkait Ruang BP, KIA, MTBS


STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENGGUNAAN LOGISTIK TB

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Beji
Pemerintah Kota
Depok
Dinas Kesehatan

dr. Tiur Febrina Pohan


NIP. 1970020620052009
Pengertian Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua jenjang untuk
mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan sampai ke
Kementerian Kesehatan.

Tujuan Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Referensi
Prosedur 1. Persiapan Alat :

1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang


2. Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa
3. Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang
Persiapan Pasien

Prosedur :

1. Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan


sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT
2. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang
dikeluarkan
Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing- masing
OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.
Unit Terkait UGD,ruang perawatan
PENEMUAN SUSPEK TB PARU

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Beji
Pemerintah
Kota Depok
Dinas Kesehatan

dr. Tiur Febrina Pohan


NIP. 1970020620052009
Pengertian Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan
serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe pasien.

Tujuan Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera


dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada
orang lain.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Referensi
Prosedur Persiapan Alat :

a. Ruang Pengelola.
b. Pengelola P2 TB.
c. Meja, kursi dan kipas angin.
d. ATK dan buku register.
Buku penderita TB.05 dan TB.06
Pot dahak

Persiapan Pasien : Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan
pasien

Prosedur :

a. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan melibatkan


semua layanan dengan maksud untuk mempercepat penemuan dan mengurangi
keterlambatan pengobatan.
b. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien
dengan HIV AIDS.
Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh,
keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA
positif.
Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak
lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan.
Kontak dengan pasien TB resistan obat.
c. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki
gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan.
1. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
Berapa lama batuk ?
Berdahak/tidak ?
Dahak bercampur darah/tidak ?
Sesak nafas /tidak ?
Nyeri dada / tidak ?
Kurang nafsu makan/tidak ?
Berat badan menurun / tidak ?
Riwayat kontak dengan penderita TBC ?
Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau lebih
dari 1 bulan ?
2. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
3. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan
cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
4. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan
dilakukan disamping Puskesmas.
5. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk
pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental,
dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar
penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika tidak ada dahak keluar,
pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus dimusnahkan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC
6. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan
dahak sesuai dengan TB.06
7. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah
penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan
kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua.
8. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium
9. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil
pemeriksaan ke TB 06.
10. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap
pengobatan TB.

14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila
hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotic selama dua minggu.

15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.

16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.

17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.

18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urut

pendaftaran.

19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.

20. Penderita masuk di ruang BP.

Unit Terkait UGD,ruang perawatan

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENGOBATAN TB PARU

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Pemerintah Kota Beji
Depok
Dinas Kesehatan
dr. Tiur Febrina Pohan
NIP. 1970020620052009
Pengertian Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana
pengobatan TB Nasional.

Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,


memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Referensi
Prosedur Persiapan Alat :

Register rawat jalan

1. Register TB 05

2. Register TB 06

3. FORM TB 01

4. Form TB 02

5. Form TB 03

6. Obat OAT

Persiapan pasien : Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan


pada pasien

Prosedur :

- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang BP.


- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan OAT
kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent mendukung
diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien

Berat Badan Tahap Insentif tiap Tahap Lanjutan 3 kali


hari selama 65 hari seminggu selama 16
RHZE minggu RH (150 /150)
(150/75/400/275)

30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT

38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT

55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT

>71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan BTA,
bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan

BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan pasien.

Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :

Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai B

Berat Badan Tahap intensif


(150/75/400/275)

30-37 kg 2 tablet 4 KDT

38-54 kg 3 tablet 4 KDT

55-70 kg 4 tablet 4 KDT

>71 kg 5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap
lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil negative
dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke
VI atau akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan
pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh. Dan bila pada akhir
pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent
positif pasien dikatakan pengobatan lengkap.

Unit Terkait UGD,ruang perawatan

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENYULUHAN PENYAKIT TB PARU

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Beji
Pemerintah Kota
Depok
Dinas Kesehatan

dr. Tiur Febrina Pohan


NIP. 1970020620052009
Pengertian Menyampaikan informasi berupa pesan atau pemikiran dari pihak pemberi
pesan/sumber informasi kepada pihak lain/penerima pesan dengan cara tertentu.

Tujuan a. Menambah wawasan/pengetahuan tentang penyakit TBC

b. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam


penanggulangan TBC.
Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Referensi
Prosedur . Menyusun Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada, meliputi :
1). Mentujuan tujuan penyuluhan

2). Menentukan sasaran penyuluhan ( Toma, Masyarakat umum, Kader Posyandu,


Penderita, Keluatga penderita atau PMO ).

3). Menentukan tempat penyuluhan ( di Unit Pelayanan Kesehatan atau di Luar Unit
Pelayanan Kesehatan ).

4). Menentukan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan situasi tempat,


sasaran dan pelaksanaan penyuluhan.

5). Menentukan metode penyuluhan (ceramah, tanya jawab atau diskusi) sesuai
dengan jenis penyuluhan, apakah penyuluhan langsung perorangan, kelompok atau
mayarakat/massa.

6). Alat bantu/media yang digunakan ( media cetak seperti poster, lembar balik
atau media elektronik seperti pemutaran film ).

7). Menentukan biaya yang digunakan

8). Materi penyuluhan sesuai dengan tujuan penyuluhan dan sasaran.

b. Pelaksanaan penyuluhan :

1). Penyuluhan TBC diaksanakan di dalam gedung UPK dengan cara :

a) Penyuluhan langsung perorangan sasarannya : penderita TBC, keluarga


penderita atau PMO.

b) Penyuluhan langsung kelompok sasarannya : kelompok penderita bersama


keluarganya dan PMO

c) Penyuluhan tidak langsungseperti menepelkan poster dan broser TB.

2). Penyuluhan TBC diaksanakan di luar gedung UPK dengan cara :

a) Penyuluhan perongan dirumah penderita.

b) Penyuluhan kelompok di posyandu.

c. Mengevaluasi penyuluhan :

1). Terpaicanya tujuan yang diharapkan

2). Adanya perubahan prilaku penderita

3). Bertambahnya wawasan/pengetahun tentang penyakit TBC.


Unit Terkait UGD,ruang perawatan

Anda mungkin juga menyukai